PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KONSTRUKTIVISMEUNTUK MATERI SISTEM KOORDINAT PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
KELAS VIII SMPN 31 PADANG
E JURNAL
ANNANDIA RAHAYU MISKHA NIM. 10050124
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKASEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA
BARATPADANG2015
PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KONSTRUKTIVISME
UNTUK MATERI SISTEM KOORDINAT PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
KELAS VIII SMPN 31 PADANG
AnnandiaRahayuMiskha*), AlfiYunita**), MerinaPratiwi**)
*)MahasiswaProgram StudiPendidikanMatematika STKIP PGRI Sumatera Barat
**)DosenProgram StudiPendidikanMatematika STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRAK
This research is motivated by the difficulty of students in constructing concepts, learning resources capable of facilitating students to learn independently are still lacking, and the student is difficult to understand the material on the coordinate system. To overcome these problems, a module-based constructivism is developed to the material coordinate system. This research aims to develop a module-based constructivism valid and practical in SMPN 31 Padang. Type of this research is develop. This study uses 4-D model of which consists of four phases: define, design, develop, and disseminate. In this studyis only untilphases Develop. Phase develop conducted for validation and practicalities of the module. Modules validated by mathematicians and linguists, once revised based on suggestions and input from experts obtained a valid module. The validity of test results based modules constructivism by constructivism validators show based modules at very valid criteria, namely 87.5 aspects of the material, presenting aspects of 88.34, and readability the language aspects of 91.67, and the graphical aspects 88.89. The test results practicalities by teachers and students shows that constructivism based modules categorized as very practical, namely 90.63 and 89.58 in terms of ease of use aspect of the module, the time required, easy to interpret and have the same equivalence. Module can be concluded based on the material constructivism coordinat system class VIII SMPN 31, Padang is very valid and practical.
Keywords: Modules, Constructivism, Coordinate Systems PENDAHULUAN
Bahan ajar merupakan sumber belajar yang memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran, karena bahan ajar berfungsi sebagai pedoman bagi guru dan siswa untuk mengarahkan semua aktifitasnya dalam proses pembelajaran serta sebagai alat evaluasi pencapaian hasil pembelajaran sehingga substansi kompetensi seharusnya diajarkan tercapai. Menurut Hamdani (2011: 219) salah satu bahan ajar yang dapat digunakan adalah modul. Modul dapat menjadi sarana pembelajaran dalam bentuk tertulis yang memuat materi pembelajaran, motode, tujuan pembelajaran berdasarkan kompetensi yang diharapkan. Salah satu kompetensi yang diharapkan siswa mampu memahami setiap materi yang diajarkan khususnya pada pembelajaran matematika.
Melalui proses pembelajaran matematika siswa dibekali dengan kemampuan berpikir logis, kritis, analitis, kreatif dan kemampuan bekerjasama. Salah satu materi yang dapat dipelajari oleh siswa agar memiliki kemampuan tersebut yaitu sistem koordinat.
Sistem koordinat merupakan salah satu materi yang diajarkan pada mata pelajaran matematika
di kelas VIII SMP. Materi sistem koordinat sangat berguna apabila dipahami oleh siswa karena sistem koordinat adalah dasarnya siswa mempelajari koordinat kartesius sebab pada materi selanjutnya akan mempelajari tentang persamaan garis lurus dan fungsi.
Berdasarkan buku teks yang digunakan siswa kelas VII bahwa materi sistem koordinat belum runtun, belum memenuhi kebutuhan pencapaian KD serta belum sepenuhnya memfasilitasi pengetahuan yang dimiliki siswa, karena siswa tidak diberi kesempatan untuk mengkonstruksi idenya sendiri dalam menyelesaiakan masalah. Padahal keterlibatan siswa dalam menyelesaiakan masalah suatu konsep dapat meningkatkan pemahaman mereka mengenai konsep tersebut dan menjelaskan keterkaitan antar konsep.
Untuk mencapai tujuan pada mata pelajaran matematika tersebut, maka pada modul diperlukan suatu pendekatan. Salah satu pendekatannya yaitu pendekatan konstruktivisme. Menurut Suhana (2009: 62), pendekatan konstruktivisme dalam belajar merupakan salah satu pendekatan yang lebih berfokus kepada peserta didik sebagai pusat dalam proses pembelajaran. Pendekatan
konstruktivisme disajikan supaya lebih meransang dan member peluang kepada peserta didik untuk belajar berpikir inovatif dan mengembangkan potensinya secara optimal.
Pembelajaran konstruktivisme berpusat pada siswa, guru hanya membimbing dan mengembangkan pengetahuan yang dimiliki siswa.
Menyikapi hal tersebut, perlu dikembangkan modul berbasis konstruktivisme yang dapat mengkonstruksi pemahaman konsep siswa dan memancing aktivitas belajar siswa sehingga menimbulkan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul berbasis konstruktivisme pada materi sistemkoordinat yang valid dan praktis di SMPN 31 Padang.
METODE PENELITIAN
Model pengembangan dalam penelitian ini adalah model 4-D yang dikemukakan oleh Thiagarajan dkk dalam Trianto (2010: 93) yang terdiri atas 4 tahap yaitu 1) define, 2) design, 3) develop, 4) dessiminate. Tetapi, pada penelitian ini dilakukan hanya 3 fase, yaitu: 1) define, 2) design dan 3) develop.
Tahap define dilakukan proses analisis silabus dan buku teks, mereviuw literature, dan
melakukan wawancara dengan siswa dan guru.
Tahap design dilakukan proses pembuatan rancangan dan sistematika modul, pembuatan desain modul. Tahap develop dilakukan memvalidasi modul dan uji coba untuk melihat kepraktisan modul.
Subjek uji coba dalam penelitian ini adalah dua orang guru matematika dan tiga orang siswa SMPN 31 Padang. Jenis data yang digunakan dalam pengembangan modul adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Kemudian ditarik kesimpulan dengan teknik deskriptif.
Instrumen pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar validasi, pedoman wawancara, dan angket.
HASIL PENGEMBANGAN
Modul yang dinyatakan sudah valid oleh ahli bidang studi dan ahli bahasa diimplementasikan untuk memperoleh data praktikalitas. Analisis data dari lembar validitas modul berbasis konstruktivisme divalidasi oleh tiga orang validator yang terdiri dari dua orang guru dan satu orang dosen didasarkan pada empat komponen, yaitu kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, dan kegrafikan. Hasil dari analisis uji validasi oleh validator disajikan pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Hasil Validasi Modul
No Aspek yang Dinilai Validator ∑ Rerata Kategori
1 2 3
1 Aspek materi 27 29 28 84 87,50 Sangat valid
2 Aspekpenyajian 18 19 16 53 88,34 Sangat valid
3 Aspekbahasa 16 15 13 44 91,67 Sangat valid
4 Kegrafikaan 12 11 9 32 88,89 Sangat valid
Rerata 89,10 Sangat valid
Hasil validasi modul di atas dikategorikan sangat valid dengan rerata 89,10. Hasil validasi para ahli tersebut menunjukkan bahan ajar modul yang dikembangkan sudah memiliki validitas dari segi penyajian materi, kelayakan isi, bahasa, dan kegrafikaan. Artinya materi yang disajikan dalam modul sudah sesuai dengan materi yang harus dipelajari siswa untuk memperoleh capaian pembelajaran matematika, materi yang disajikan pada modul dapat mengarahkan siswa dalam mencapai kompetensi yang ingin dicapai, bahasa yang
digunakan dalam modul sudah sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia, dan tampilan modul sudah menarik.
Modul berbasis konstruktivisme yang telah dinyatakan valid oleh validator, selanjutnya dilakukan uji praktikalitas. Uji praktikalitas dilakukan oleh dua orang guru mata pelajaran matematika dan enam orang siswa kelas VIII SMPN 31 Padang. Hasil praktikalitas modul yang dilakukan oleh guru dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Praktikalitas Modul oleh Guru
No Aspek Penilaian Guru 1 Guru 2 ∑ Nilai Praktis (%) Kategori
1 Kemudahan penggunaan 13 15 28 87,5 Sangat praktis
2 Waktu yang diperlukan 7 7 14 87,5 SangatPraktis
3 Mudah diinterpretasikan 7 7 14 87,5 Sangat praktis
4 Memiliki ekivalensi yang sama 8 8 16 100 Sangat praktis
Total (%) 362,5
Rata-rata (%) 90,63 Sangat praktis
Berdasarkan Tabel 2 dapat dijelaskan bahwa nilai praktikalitas oleh guru adalah 90,63 % dengan kategori sangat
praktis.Selanjutnya, hasil praktikalitas modul yang dilakukan olehsiswa dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Praktikalitas Modul oleh Siswa No Aspek
Penilaian
Siswa 1
Siswa 2
Siswa 3
Siswa 4
Siswa 5
Siswa
6 ∑ Nilai
Praktis (%) Kategori 1 Kemudahan
penggunaan
16 15 15 16 15 15 92
95,83 Sangat praktis 2 Waktu yang
diperlukan
4 3 3 3 4 3 20
83,33 Sangat praktis 3 Mudah
diinterpretasikan
8 6 7 7 7 6 42
87,5 Sangat praktis 4 Memiliki
ekivalensi yang sama
4 3 4 4 4 3 22
91,67 Sangat praktis
Total (%) 358,33
Rata-rata (%)
89,58 Sangat praktis Berdasarkan Tabel 3 dapat dijelaskan
bahwa nilai praktikalitas oleh siswa adalah 89,58 % dengan kategori sangat praktis.
Analisis angket praktikalitas oleh guru dan siswa menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan termasuk kategori sangat praktis. Namun, terdapat perbedaaan nilai kepraktisan guru yaitu 90,63% dan siswa yaitu 89,58%. Perbedaan nilai kepraktisan modul oleh guru dan siswa dikarenakan guru menilai menurut pandangannya sedangkan siswa menilai sendiri sejauh-mana dapat memahami modul.
Penggunaan modul juga dinilai ber- manfaat bagi siswa. Adanya modul mem-bantu siswa memahami konsep. Siswa ber-pendapat bahwa dengan adanya modul ini, ia dapat memahami konsep pelajaran denganbaik.
Selain itu, modul dapat dijadikan sebagai sarana untuk mem-bangun pengetahuan pada siswa dan juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari kembali materi di rumah serta membantu siswa belajar mandiri.
Hasil wawancara tahap praktikalitas dinyatakan bahwa siswa merasa senang belajar dengan menggunakan modul yang dihasilkan.hasil keseluruhan lembar validitas modul dan praktikalitas dapat dinyatakan bahwa modul berbasis konstruktivisme yang dihasilkan sudah sangat valid dan praktis.
Hasil penelitian yang dilakukan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukanoleh MuliaSuryani(2012) bahwa modul berbasis konstruktivisme dapat membantu siswa untuk belajar mandiri dan memudahkan siswa mengkonstruksi konsep matematika dengan baik.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil pengembangan yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan
dihasilkannya modul berbasis konstruktivisme pada materi sistemkoordinat untuk kelas VIII SMPN 31 Padang yang valid dan praktis.
Berdasarkan penelitian yang telah di- lakukan maka disarankan hal-hal berikut.
1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan modul yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat membuat siswa belajar mandiri dan siswa menjadi aktif. Oleh karena itu modul dapat dijadikan bahan rujukan pembelajaran bagi guru dan siswa pada materi sistem koordinat.
2. Penelitian pengembangan akan efektif jika dilakukan sampai tahap keempat yaitu dessiminate.
3. Modul ini dapat dijadikan contoh bagi guru dalam mengembangkan modul lain. Kepada pihak yang ingin melanjutkan penelitian ini atau memakai modul ini, peneliti menyarankan untuk dapat menggunakan strategi tertentu dalam proses pembelajaran sehingga bisa diperoleh hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Suryani, Mulia. (2012). Pengembangan ModulBerbasisKonstruktivismepadaPer kuliahanGeometriBidang. Skripsi tidak diterbitkan. Padang: UNP.
Hamdani, (2011). Strategi Belajar Mengajar.
Bandung: Pustaka Setia.
Prastowo, Andi (2011). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Jogjakarta: DIVA Press.
Suhana, Cucu, &Hanafiah.(2009).
KonsepStrategiPembelajaran. Bandung:
PT RefikaAditama.
Suparno, Paul. (2006). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Kanisius.