• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN DISAIN ALTERNATIF STIFFENING GIRDER JEMBATAN MAHAKAM II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGEMBANGAN DISAIN ALTERNATIF STIFFENING GIRDER JEMBATAN MAHAKAM II "

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN DISAIN ALTERNATIF STIFFENING GIRDER JEMBATAN MAHAKAM II

(KUTAI KARTANEGARA)

Irvan Maruli

NIM 15008082

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung

ABSTRAK

Jembatan Mahakam II atau Kutai Kartanegara (Kukar) merupakan jembatan gantung dengan bentang utama terpanjang di Indonesia. Struktur Jembatan Kukar, khususnya struktur dek jembatan, diduga memiliki ketidaksempurnaan yaitu stiffening girder yang terlalu tinggi atau terlalu kaku. Terdapat juga ketidaklaziman pada Jembatan Kukar, yaitu letak stiffening girder yang berada di atas dek dan berbentuk box dengan ruang lalu lintas berada di dalamnya.

Pengembangan disain alternatif Jembatan Kukar didasarkan pada kecenderungan bentuk dan geometri umum serta tipe stiffening girder jembatan gantung yang ada di dunia. Pemilihan tipe struktur juga didasarkan pada stabilitas aeroelastik jembatan yang dipresentasikan oleh rasio frekuensi ragam pertama torsi terhadap lentur vertikal.Lalu analisis struktur dilakukan dengan program MIDAS Civil Dan dibandingkan juga dengan hasil analisis struktur Jembatan Kukar. Sehingga didapat keunggulan-keunggulan dari disain alternatif yang dikembangkan.

Kata Kunci: stiffening girder, geometri, stabilitas aeroelastik,kemampuan layan.

PENDAHULUAN

Ketidaksempurnaan yang terdapat pada struktur dek atau stiffening girder Jembatan Kukar akan mengakibatkan dek menerima proporsi beban yang berlebih.

Hal ini akan membebani elemen-elemen rangka baja stiffening girder. Lalu dibutuhkan struktur dek yang lebih besar, sedangkan struktur kabel yang seharusnya menjadi pemikul beban utama tidak digunakan secara efektif.

Pengembangan disain alternatif ini diprediksikan akan memberikan keunggulan dari segi penggunaan tonase struktur yang lebih kecil. Di antaranya adalah penggunaan struktur stiffening girder yang lebih kecil yang akan memperkecil beban mati dek yang akan

dipikul kabel dan dek itu sendiri. Sehingga secara keseluruhan disain jembatan akan lebih efisien.

Kehandalan dalam menerima beban layan dan stabilitas aeroelastik yang baik akan dijadikan standar penentuan dan evaluasi disain alternatif.

PENENTUAN DISAIN ALTERNATIF Penentuan disain alternatif pertama-tama dilakukan dengan melakukan kajian terhadap berbagai bentuk, tipe, dan ukuran geometri jembatan gantung yang ada di dunia. Kemudian kecenderungan yang ada dijadikan dasar dalam merencanakan disain baru.

(2)

Pertama untuk j pendek stiffenin member paling frekuen lentur v tipe lain Kedua, merupa palling konstru struktur tinggi kecende jembata

EVAL Evaluas alternat kondisi adalah teganga dan rati Defleks terjadi adalah Jembata defleksi (Japan Defleks Alterna

Gam

a tipe stiffe jembatan g sampai ng truss

rikan stab baik ka nsi ragam vertikal yan

nnya.

tipe rangk akan tipe umum digu uksi sambun

r rangka d stiffening erungan ni an-jembatan

LUASI DIS si dilakuk tif dalam layan. Kon

defleksi an pada kab

io ragam jem si vertikal a

pada Jemb sebesar 28, an Kukar ha i yang d

Highway C si vertikal atif dapat dil

mbar 1 Defle Disain

ening girder gantung den

panjang girder.

ilitas aero arena mem

pertama to ng paling tin

ka baja yan warren ya unakan kar ngan yang m

dengan han girder did lai deph to n gantung.

SAIN ALT kan terha

kehandala ndisi-kondis

struktur y bel dan elem mbatan.

akibat beban batan Disa ,23 cm, sed anya 16 cm diijinkan ad Code) atau 7

pada Jemb lihat pada G

eksi vertikal n Alternatif

r yang umu ngan bentan

adalah tip Tipe i oelastik yan

miliki ras orsi terhad nggi di anta

ng digunak ang meman rena memili

mudah anta nger. Keti dapatkan da

o span rat

TERNATIF adap disa annya dala si yang dic yang terjad

men struktu

n hidup yan ain Alterna

dangkan pa dengan bat dalah L/35 77,1 cm.

batan Disa Gambar 1.

l Jembatan f

um ng pe ini ng sio ap ara

an ng iki ara ga ari tio

F ain am ek di, ur,

ng atif da tas 50

ain

R Je A

Se gi T

Ra pe Te ran De an De lal

Pe ma Te ka Ra pe De an De lal

Te ran Pe ma Te ka

D H H

T

Rangkuman embatan K Alternatif dap

Tabel

edangkan p irder dapat

abel 3.

Tabel 2 P gir

Tabel 3 P girder J

atio frekuensi ragam ertama torsi terhada egangan maksimum e

ngka baja efleksi lateral akibat ngin

efleksi vertikal akiba lu lintas

erubahan tegangan  aksimum pada kabe egangan maksimum 

bel

atio frekuensi ragam ertama torsi terhada efleksi lateral akibat ngin

efleksi vertikal akiba lu lintas

egangan maksimum e ngka baja erubahan tegangan 

aksimum pada kabe egangan maksimum 

bel

Elemen (m Diagonal Samping

Bracing Atas Horizontal Atas Horizontal Bawah

Transversal Atas

Elemen (m Truss Samping

Truss Bawah

hasil anali Kukar dan

apat dilihat p 1 Hasil ana

perhitungan t dilihat p

erhitungan rder Jembat

erhitungan embatan Di

Hasil Anal 16 cm 4,8 cm 234,6 MP 20,6 MP 363 MP

Hasil Anal 28,23 cm

18,9 cm 109 MP 23,4 MP 142 MP 3.072  

p lentur  elemen  t beban  at beban 

l pada    p lentur  t beban  at beban 

Jembatan Ku

Jembatan Disain A elemen 

l pada 

2.494

Luas m^2/10m)

Panjan (m) 0.0089 56.33 0.0024 43.04 0.0102 20.00 0.0101 20.00 0.0062 19.05

Total (Tonf)

Luas m^2/10m)

Panjan (m) 0.0064 70.64 0.0092 40.57

Total (Tonf)

isis struktur Jembatan pada Tabel alisis struktu

n tonase s pada Tabel

tonase stiffe tan Kukar

tonase stiffe isain Altern

lisis Batasan Ijin 77,1 cm

m

Pa 837 MPa Pa 200 MPa a 293,41 MPa

lisis Batasan Ijin

m 77,1 cm

m

a 837 MPa

Pa 200 MPa a 293,41 MPa

Nilai yang  dianjurkan 2,5 ukar

Alternatif Nilai yang  dianjurkan 2,5

ng )

Berat Satuan (kgf/m^3)

47 7850

32 7850

56 7850

56 7850

60 7850

ng )

Berat Satuan (kgf/m^3)

77 7850

65 7850

r model Disain 1.

ur

tiffening 2 dan

fening

fening natif

Status Ok!

Ok!

Ok!

Ok!

Tidak ok!

Status Ok!

Ok!

Ok!

Ok!

Ok!

5 Ok!

5 Ok!

Berat Total (Kgf) 184459.79

38285.45 75413.13 74179.75 43555.26 415.89

Berat Total (Kgf) 165595.70 137996.11 303.59

(3)

KESIMPULAN

Jembatan Disain Alternatif memberikan kehandalan pada kondisi layan yang baik.

Keseluruhan kondisi layan dipenuhi, sedangkan pada Jembatan Kukar, tegangan maksimum elemen rangka baja melebihi batas tegangan ijin. Hal ini menunjukkan struktur dek Jembatan Kukar memang terlalu kaku.

Defleksi struktur Jembatan Disain Alternatif lebih besar dari Jembatan kukar namun masih pada batas kondisi layan yang bai. Tonase struktur dek disain alternatif pun lebih kecil sehingga dapat dilakukan optimasi struktur jembatan dan penggunaan material yang lebih hemat.

Rasio ragam disain alternatif lebih besar, yang artinya kestabilan aeroelastiknya lebih baik.

Maka dapat dilihat bahwa disain alternatifstiffening girder memberikan keunggulan-keunggulan pada Jembatan Kukar.

REFERENSI

1. Zhang, T., Wang, L., Wang, J.

Influences of Structural Parameters Variation on Static Behavior of Suspension Footbridge.

2. Hui, S., Dong, W.X. Zhousan Xihoumen Bridge – The world’s Longest Box-girder Suspension Bridge 3. Larsen, A., Wall, A. Shaping of

Bridge Box Girder to Avoid Vortex Shedding Response

4. Wangsadinata, Wiratman. Advanced Suspension Bridge Technology and The Feasibility of The Sunda Strait Bridge.

5. Gimsing, N. J. (1983) : Cable Supported Bridge : Concept and Design, John Wiley and Son.

6. Budiono, Bambang. ( 2012) : Catatan Kuliah SI-6112 Rekayasa Jembatan, Penerbit ITB, Bandung.

7. Steinman, D.B. (1928) : A Practical Treatise on Suspension Bridges: Their

Design, Construction and Erection, John Willey & Sons Inc., New York.

8. Duan, L., Chen Wai-Fah. (1999) : Bridge Engineering Handbook, 18-1 − 18-8 dalam Okukawa, A., Suzuki, S., Harazaki, I., Suspension Bridge, CRC Press.

9. Al-Assaf, Adel. (2006) : Flutter Analysis of Open-Truss Stiffened Suspension Bridges Using Synthesized Aerodynamic Derivatives, A Dissertation for degree of Doctoral of Philosophy, Washington State University, 81 − 85

10. http://wiryanto.wordpress.com/2007/1 1/01/jembatan-selat-sunda/

11. MIDAS CIVIL. Advanced

Application 3: Complete State and Construction Stage Analyses of a Suspension Bridge.

12. StandarPembebananuntukJembatan.

2005. RSNI T 02 – 2005.

13. DepartemenPekerjaanUmumDirektora tJenderalBinaMarga. 1992. Bridge Management System. Indonesia dan Australia.

14. Setiawan, Agus. (2008)

:PerencanaanStruktur Baja denganMetode LRFD, Erlangga,

Jakarta.

15. Surahman, Adang. (2010) :CatatanKuliah SI-3112 Struktur Baja, Penerbit ITB, Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

63 Kompensasi, Lingkungan Kerja Fisik Dan Beban Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Pada Beberapa Karyawan Restoran Di Manado.” Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan