• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengembangan handout bergambar yang disertai

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengembangan handout bergambar yang disertai"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR YANG DISERTAI

PETA KONSEP PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI SEL SEBAGAI UNIT TERKECIL KEHIDUPAN

UNTUK SMA/MA

ARTIKEL

NIKE MAIASPUTRI NIM. 10010240

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2014

(2)

2

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR YANG DISERTAI

PETA KONSEP PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI SEL SEBAGAI UNIT TERKECIL KEHIDUPAN

UNTUK SMA/MA

Oleh:

Nike Maiasputri, Rina Widiana, Liza Yulia Sari

Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat e-mail: nike_maiasputri@yahoo.co.id

ABSTRACT

Biology instructional materials used by students of SMAN 11 Padang is textbook and worksheets. The use of textbooks that is optimal to assist students in learning, because textbooks are loaned from the school library can only be used in the learning process time at school. As a result, the students find difficulties to repeat the lesson. In addition, text books and worksheets that are used have a simple display, the images present in black and white, images and descriptions are less clear, material explanation of the teaching material is quite concise. Thus, the students are less motivated to read teaching materials and being about the task of teachers. In studying the structure and function of cell material as the smallest unit of life, the learning needs pictures that can help the students to understand the learning material for the image and structure of cell organelles can not be seen directly. To assist students in the learning process, the teacher develops teaching materials in the form of handouts. This study aims to determine the validity and handouts that accompanied the practicalities of a concept map on the material structure and function of the cell as the smallest unit of life for SMA/MA. This research is the development of the use of 4-D Models consists of 4 stages namely, define, design, develop and disseminate, but this study is limited to develop stage (development). This type of research data is the primary data which consist of the results of the validity and practicalities. This study was conducted on May 20, 2014 in SMAN 11 Padang. Validity test results illustrated handout accompanied by a concept map validator indicated that this handout was very valid criteria with an average value of 94.29%. Test results illustrated handouts that accompanied the practicalities of concept maps by the teacher indicated that this handout was a very practical criterion is 92.76% and test the practicalities of the students indicated that this handout was very practical criteria with an average value of 95.49%. It were be concluded that the handouts that accompanied the pictorial concept map produced very valid and very practical.

Key Word: Develop handout, Picture, Concep map, Structure and functional of the cel,Validity, Practicalities

PENDAHULUAN

Demi tercapainya tujuan pendidikan, di dalam proses pembelajaran diperlukan beberapa komponen penyusunnya seperti:

siswa, guru, sumber belajar (bahan ajar), maupun sarana dan prasarana. Namun, di beberapa lembaga pendidikan khususnya sekolah ketersediaan buku pegangan siswa dan bahan ajar belum sesuai dengan yang diharapkan.

Guru pada umumnya kurang mengembangkannya bahan ajar yang inovatif, menyediakan bahan ajar yang menoton, yang sudah tersedia dan tinggal pakai serta tidak

perlu bersusah payah membuatnya, sehingga peserta didik merasa bosan mengikuti proses pembelajaran dan mengakibatkan proses pembelajaran kurang efektif dan efisien (Prastowo, 2011: 14).

Untuk mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien guru harus menciptakan kegiatan belajar yang menyenangkan dengan memilih bahan pembelajaran yang akan disajikan kepada siswa, misalnya dengan memperdalam materi dengan rancangan yang efektif, efisien, menarik sehingga siswa tertarik dalam proses pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil

1

(3)

3 pembelajaran yang lebih baik (Amri, 2010: 16).

Pemerintah memberikan aturan kepada guru untuk mengembangkan bahan ajar seperti yang di jelaskan pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20, diisyaratkan bahwa guru diharapkan mengembangkan materi pembelajaran, yang kemudian dipertegas malalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses, yang antara lain mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi pendidik pada satuan pendidikan untuk mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Salah satu elemen dalam RPP adalah sumber belajar.

Implementasi dari Permendiknas Nomor 25 Tahun 2006 tentang Rincian Tugas Unit Kerja di Lingkungan Ditjen Mandikdasmen bahwa rincian tugas Subdirektorat Pembelajaran - Dit. PSMA (yang antara lain disebutkan bahwa melaksanakan penyiapan bahan penyusunan pedoman dan prosedur pelaksanaan pembelajaran, termasuk penyusunan pedoman pelaksanaan kurikulum) dipandang perlu menyusun panduan bagi guru SMA/MA sehingga dapat dijadikan salah satu referensi dalam pengembangan bahan ajar.

Berdasarkan Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 sebagaimana dicantumkan rasio buku atau bahan ajar yang harus dimiliki suatu sekolah yaitu sebagai berikut: (a) buku teks pelajaran 1 buku/mata pelajaran/siswa dan 2 buku/mata pelajaran/sekolah, (b) buku panduan guru 1 buku/mata pelajaran/guru yang bersangkutan dan 1 buku/mata pelajaran/sekolah, (c) buku pengayaan 870 judul/sekolah, (e) buku referensi 30 judul/sekolah, (f) sumber belajar lain 30 judul/sekolah.

Pengamatan penulis selama praktek lapangan (PL) di SMA N 11 Padang, bahwa ditemukan beberapa permasalahan yang berhubungan dengan proses pembelajaran, berupa kurangnya buku pegangan siswa, buku yang dipinjamkan sekolah terbatas dan tidak bisa dibawa pulang. Buku tersebut digunakan siswa pada saat jam pelajaran bologi saja, setelah jam pelajaran selesai buku dikembalikan lagi ke perpustakaan. Selain itu siswa juga menggukanan bahan ajar yang lain yaitu berupa LKS. Pada bahan ajar tersebut diberikan materi pembelajaran beserta latihan soalnya, keterangan pada gambar kurang jelas, gambarnya berwarna hitam putih saja.

Kemudian materi yang disajikan cukup ringkas, kata ilmiah atau istilah tidak diberi penjelasannya, serta tampilan bahan ajar yang sederhana.

Hasil wawancara dengan guru dan siswa yaitu bahan ajar yang digunakan menyebabkan siswa kurang termotivasi untuk membaca buku dan bahan ajar, selain itu siswa cenderung malas untuk belajar dan terkadang siswa merasa bosan dan kurang bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Jika guru memberikan tugas rumah siswa malas mengerjakannya karena bahan ajar yang digunakan kurang menarik dan membuat siswa sulit belajar di rumah karena tidak memiliki buku pegangan yang bisa dipelajari dirumah.

Selain itu siswa juga mengalami kesulitan dalam mempelajari materi struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan karena materinya cukup banyak, diperlukan pemahaman terhadap komponen kimiawi, struktur sel serta proses transportasi yang terjadi pada membran sel yang harus dikuasai siswa, baik dari pengamatan maupun dalam proses pembelajaran sehingga pada materi ini siswa hasil ulangan harian siswa banyak yang di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM).

Berdasarkan masalah tersebut, penulis mengembangkan bahan ajar berupa handout bergambar yang dilengkapi dengan peta konsep pada materi struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan. Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut. (1) menghasilkan bahan ajar berupa handout bergambar yang disertai peta konsep pada materi struktur dan fungsi sebagai unit terkecil kehidupan untuk SMA/MA, (2) mengetahui validitas dan praktikalitas handout bergambar yang disertai peta konsep pada materi struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan untuk SMA/MA. Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) sebagai salah satu bahan ajar alternatif guru dalam mengajar biologi pada materi struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan untuk SMA/MA kelas XI, (2) dapat merangsang minat siswa untuk belajar dan membantu siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran, (3) diharapkan dapat memotivasi guru maupun calon guru untuk mengembangkan kemampuanya dalam mengembangkan bahan ajar maupun media pembelajaran.

Bahan ajar merupakan seperangkat materi/substansi pembelajaran (teaching material) yang disusun secara sistematis,

2

(4)

4 menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang

akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran (Depdiknas, 2008: 6).

Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk memperkaya pengetahuan peserta didik (Majid, 2011: 175). Handout termasuk media cetak yang meliputi bahan-bahan yang disediakan di atas kertas untuk pengajaran dan informasi belajar yang biasanya diambil dari beberapa literatur yang memiliki relevansi dengan materi yang diajarkan atau kompetensi dasar dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik (Depdiknas, 2008: 12).

Peta konsep dalam penelitian ini didefinisikan sebagai gambaran konsep-konsep digunakan dalam sebuah kata untuk menekankan pada sifat-sifat umum dari suatu objek maupun peristiwa untuk mengenal dan memahaminya. Menurut Lufri (2007: 183) peta konsep (concep map) merupakan diagram yang menunjukan saling keterkaitan antara satu konsep dengan konsep yang lain sebagai representatif dari makna (learning). Menurut Munthe (2009: 11) peta konsep menampilkan satu gambar tentang konsep-konsep materi yang tersusun sesuai dengan tabiat ilmu pengetahuan itu sendiri, tanpa mengindahkan urutan sequence topik bahasan yang diinginkan.

METODE PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengembangan. Objek penelitian ini adalah bahan ajar handout bergambar yang disetai peta konsep pada materi struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan untuk SMA/MA. Model pengembangan yang digunakan pada penelitian ini adalah 4D.

Model ini dikembangkan oleh S. Thigarajan, Dorothy S. Semmel dan Melvyn I. Semmel.

Menurut Trianto (2012: 93) model pengembangan 4D terdiri dari empat tahapan, yaitu: tahap define (pendefenisian), design (perancangan), develop (pengembangan), dan disseminate (penyebaran). Pada penelitian ini hanya sampai tahap develop (perancangan) saja.

Uji coba handout bergambar yang disertai peta konsep ini dilakukan terhadap siswa kelas XI SMA N 11 Padang. Jenis data yang diambil dari pengembangan handout bergambar yang disertai peta konsep ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari angket uji validitas dan angket uji praktikalitas.

Instrument yang digunakan dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah angket uji validitas dan angket uji praktikalitas. Angket uji validitas dan angket uji praktikalitas disusun menurut skala Likert dalam Riduwan (2009: 87) yang telah dimodifikasi dengan empat alternatif jawaban yaitu, sangat setuju (SS), setuju (S), kurang setuju (KS), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).

Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif yang menghasilkan hasil uji validitas dan praktikalitas handout bergambar yang disertai peta konsep. Analisis hasil uji validitas handout bergambar yang disertai peta konsep dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu: (a) memberikan skor jawaban dengan kriteria yaitu, 5 (sangat setuju), 4 (setuju), 3 (kurang setuju), 2 (tidak setuju), dan 1 (sangat tidak setuju).

(b) menentukan skor tertinggi.

Skor tertinggi = skor tertinggi tiap item x jumlah item x jumlah validator.

(c) menentukan skor yang diperoleh dengan menjumlahkan skor dari masing-masing validator.

(d) pemberian nilai validasi dengan cara Tingkat validitas

= Jumlah skor yang diperoleh × 100%

Jumlah skor tertinggi

Data hasil uji validitas handout bergambar yang disertai peta konsep berupa nilai 1-4. Data ini kemudian dianalisis dengan kriteria yang dimodifikasi dari Riduwan (2009:

89).

Analisis hasil uji praktikalitas handout bergambar yang disertai peta konsep dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu:

(a) memberikan skor jawaban dengan kriteria yaitu, 5 (sangat setuju), 4 (setuju), 3 (kurang setuju), 2 (tidak setuju), dan 1 (sangat tidak setuju).

(b) menentukan skor tertinggi.

Skor tertinggi = skor tertinggi tiap item x jumlah item x jumlah validator.

(c) menentukan skor yang diperoleh dengan menjumlahkan skor dari masing-masing validator.

(d) pemberian nilai validasi dengan cara Tingkat praktikalitas

= Jumlah skor yang diperoleh × 100%

Jumlah skor tertinggi

3

(5)

5 Data hasil uji praktikalitas handout

bergambar yang disertai peta konsep berupa nilai 1-4. Data ini kemudian dianalisis dengan kriteria yang dimodifikasi dari Riduwan (2009:

89).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil uji validitas handout bergambar yang disertai peta konsep pada materi struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan untuk SMA/MA sebagai berikut.

Tabel 1. Validitas Handout Bergambar Yang Disertai Peta Konsep Pada Materi Struktur Dan Fungsi Sel Sebagai Unit Terkecil Kehidupan Untuk SMA.

No Aspek Penilaian

Nilai validitas

(%)

Kriteria

1. Kelayakan Isi 96,43 Sangat Valid 2. Komponen

Kebahasaan

90 Sangat

Valid 3. Komponen

Penyajian

95,71 Sangat Valid 4. Komponen

kegrafisan

95 Sangat

Valid Rata-rata 94,29 Sangat

Valid Berdasarkan hasil uji validitas handout yang ditampilkan pada Tabel 1 menunjukkan bahwa handout memenuhi kriteria sangat valid dengan nilai rata-rata validitas 94,29%. Hal ini menunjukkan bahwa handout yang dihasilkan sudah sangat valid dari aspek kelayakan isi, komponen kebahasaan, komponen penyajian dan komponen kegrafisan. Namun, terdapat beberapa revisi yang disarankan oleh validator.

Ditinjau dari kelayakan isi, handout termasuk ke dalam kategori sangat valid dengan nilai validitas 96,43%, hal ini disebabkan karena handout yang dikembangkan sudah mengacu pada kurikulum, sesuai dengan SK dan KD, sesuai dengan kebutuhan siswa, sesuai dengan syarat suatu bahan ajar, materi yang disajikan pada handout baik, menambah wawasan pengetahuan siswa serta sesuai dengan gambar dan peta konsep suatu materi. Hal ini sesuai dengan pendapat Lestari (2013: 2) bahwa bahan ajar merupakan seperangkat materi pelajaran yang mengacu pada kurikulum yang digunakan dalam rangka

mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditentukan.

Ditinjau dari komponen kebahasaan, handout termasuk dalam kategori sangat valid dengan nilai 90%, handout yang dikembangkan sudah memiliki bentuk dan ukuran huruf yang mudah dibaca, informasi yang disajikan jelas, penulisan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang benar, bahasa yang digunakan padat dan jelas dan susunan kalimat tidak ambigu dan tidak menimbulkan kerancuan. Hal ini sesuai dengan pendapat Prastowo (2013:

89) bahwa dalam menulis handout usahakan agar kalimat yang digunakan tidak terlalu panjang dan kalimat-kalimat dalam paragraf harus yang efektif dan efisien sehingga informasi yang disampaikan dapat dipahami peserta didik.

Ditinjau dari komponen penyajian, handout termasuk ke dalam kategori sangat valid dengan nilai 95,71%. Handout yang dikembangkan sudah memuat indikator pembelajaran yang jelas, tujuan pembelajaran yang jelas, mengarahkan siswa untuk membangun sendiri konsepnya, urutan penyajian sesuai dengan indikator, terdapat pemberian stimulus dan respon, memuat pokok dan rincian materi yang lengkap serta ilustrasi gambar yang disajikan relevan dengan materi.

Hal ini sesuai dengan pendapat Arif dan Napitupulu (1997 dalam Prastowo, 2013: 374) bahwa bahan ajar hendaklah sesuai dengan tujuan pembelajaran, sesuai dengan kebutuhan peserta didik, penyajiannya harus faktual, menggambarkan latar belakang dan suasana yang dihayati oleh peserta didik, mudah dan ekonomis penggunaannya, serta lingkungan bahan ajar yang digunakan harus tepat sesuai dengan media yang digunakan.

Ditinjau dari komponen kegrafisan, handout termasuk ke dalam kategori sangat valid dengan nilai 95%. Hal ini disebabkan karena handout yang dikembangkan sudah memiliki bentuk dan ukuran huruf serasi dan menarik, tampilan cover menarik, tata letak isi dalam handout menarik, ilustrasi (gambar, warna dan grafis) menarik dan desain tampilan secara keseluruhan menarik.

Penulis menggunakan gambar yang berwarna untuk mendukung penjelasan materi struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan pada handout. Agar tampilan handout bergambar yang disertai peta konsep semakin menarik penulis menggunakan warna

4

(6)

6 hijau, biru, dan oranye untuk desain dan untuk

penulisan menggunakan jenis huruf Agency Fb.

Uji praktikalitas handout bergambar yang disertai peta konsep pada materi struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan untuk SMA/MA dilakukan kepada guru dan siswa.

Berdasarkan uji praktikalitas tersebut, diperoleh hasil uji validitas oleh guru sebagai berikut.

Tabel 2. Hasil Uji Praktikalitas Handout Oleh Guru

No Aspek

Nilai Praktika litas (%)

Kriteria

1. Kemudahan dalam penggunaan

98 Sangat

praktis

2. Manfaat 90 Sangat

praktis 3. Efesiensi

waktu pembelajaran

90 Sangat

praktis Rata-rata 92,76 Sangat praktis Berdasarkan hasil uji praktikalitas pada Tabel 2 tersebut diketahui bahwa nilai praktikalitas handout oleh guru adalah 92,76%

dengan kriteria sangat praktis. Hal ini menunjukkan bahwa handout yang dihasilkan dapat membantu guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di sekolah.

Ditinjau dari aspek kemudahan dalam penggunaan, handout yang telah dihasilkan memiliki kriteria sangat praktis dengan nilai 98%. Handout yang dikembangkan sudah dapat memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Depdiknas (2008: 9) yaitu bahan ajar dapat memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Ditinjau dari aspek manfaat, handout yang telah dihasilkan memiliki kriteria sangat praktis dengan nilai 90%. Menunjukkan handout yang dikembangkan sudah dapat mendukung peran guru sebagai fasilitator, gambar berwarna dan peta konsep dalam handout dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran, soal latihan dalam handout dapat dijadikan sebagai alat ukur untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa, serta penampilan handout yang menarik dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Prastowo (2013: 24)

bahwa bahan ajar dapat mengubah peran guru dari seorang pengajar menjadi seorang fasilitator, sebagai pedoman bagi guru dan sebagai alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil pembelajaran.

Ditinjau dari aspek efisiensi waktu pembelajaran, handout yang telah dihasilkan memiliki kriteria sangat praktis dengan nilai 90%. Handout yang dikembangkan sudah dapat membantu guru dalam proses belajar mengajar dan memudahkan guru dalam menyampaikan materi sehingga waktu pembelajaran menjadi lebih efektif. Hal ini sesuai dengan pendapat Prastowo (2013: 24) bahwa bahan ajar dapat menghemat waktu guru dalam mengajar, meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif.

Di samping itu, untuk mengetahui kepraktisan handout yang dihasilkan, uji praktikalitas juga dilakukan terhadap 30 orang siswa SMA kelas XI dan dari uji tersebut didapatkan hasil sebagai berikut.

Tabel 3. Hasil Uji Praktikalitas Handout Oleh Siswa

No Aspek

Nilai Praktika litas (%)

Kriteria

1. Kemudahan dalam penggunaan

96,4 Sangat Praktis

2. Manfaat 95,62 Sangat

Praktis 3. Efesiensi

waktu pembelajaran

94,44 Sangat Praktis Rata-rata 95,49 Sangat Praktis Berdasarkan uji praktikalitas pada Tabel 3 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai praktikalitas handout oleh siswa adalah 95,49%

dengan kriteria sangat praktis. Hal ini menunjukkan bahwa handout dapat membantu siswa dalam melakukan pembelajaran baik di sekolah maupun di rumah.

Ditinjau dari aspek kemudahan dalam penggunaan, handout yang telah dihasilkan memiliki kriteria sangat praktis dengan nilai 96,4%. Handout yang dikembangkan sudah menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, materi handout tersusun secara sistematis dan jelas, materi yang disampaikan jelas dan sederhana. Prastowo

5

(7)

7 (2013: 26) menyatakan bahwa pembuatan

bahan ajar bertujuan untuk membantu peserta didik dalam mempelajari sesuatu, mencegah timbulnya rasa bosan pada peserta didik, memudahkan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran dan agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.

Ditinjau dari aspek manfaat, handout yang telah dihasilkan memiliki kriteria sangat praktis dengan nilai 95,62%. Handout yang dikembangkan dapat memperkaya pengetahuan siswa terhadap materi pembelajaran, ilustrasi gambar dan peta konsep membantu siswa dalam memahami materi, soal-soal latihan membantu siswa dalam belajar, penjelasan guru dapat dipelajari oleh siswa di rumah, meningkatkan minat siswa untuk belajar dan siswa senang belajar dengan handout. Hal ini sesuai dengan fungsi handout menurut Ballstaedt dan Steffen (dalam Prastowo, 2013:

80) yaitu, sebagai pendamping penjelasan pendidik, sebagai bahan rujukan peserta didik, memotivasi peserta didik agar lebih giat belajar, pengingat pokok-pokok materi yang diajarkan, memberi umpan balik dan menilai hasil belajar.

Ditinjau dari aspek efisiensi waktu pembelajaran, handout yang telah dihasilkan memiliki kriteria praktis dengan nilai 94,44%.

Handout yang dikembangkan sudah dapat membantu siswa dalam proses belajar mengajar, menggantikan catatan, memudahkan siswa dalam memahami materi dan dapat membantu siswa belajar sesuai dengan kemampuannya sehingga waktu pembelajaran menjadi lebih efektif. Hal ini sesuai dengan fungsi handout menurut Ballstaedt dan Steffen (dalam Prastowo, 2013: 80) yaitu, membantu peserta didik agar tidak perlu mencatat, dan sebagai pendamping penjelasan pendidik dan sebagai bahan rujukan bagi peserta didik.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian terhadap pengembangan handout bergambar yang disertai peta konsep pada materi struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan untuk SMA/MA, dapat disimpulkan bahwa handout yang dihasilkan memenuhi kriteria sangat valid dan sangat praktis.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Handout bergambar yang disertai peta konsep dapat digunakan sebagai salah satu

bahan ajar alternatif bagi guru dan siswa dalam proses pembelajaran khususnya pada materi struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan untuk SMA/MA.

2. Peneliti menyarankan agar peneliti selanjutnya dapat mengembangkan handout bergambar yang disertai peta konsep pada materi yang berbeda sehingga handout ini dapat dijadikan sebagai bahan ajar yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran.

3. Peneliti menyarankan agar penelitian ini dapat dilanjutkan pada tingkat efektifitas.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, I.K, Amri, S., & Elisah, T. 2011.

Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu. Jakarta: Prestasi Pustakarya.

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2007.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007. Jakarta: BNSP.

Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta : Direktorat Pembinaan SMA.

Desmita. 2012. Psikologi Perkembangan.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Lestari, I. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Padang:

Akademia.

Lufri. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi.

Padang: UNP Press.

Majid, A. 2011. Perencanaan Pembelajaran.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Munthe, B. 2009. Desain Pembelajaran.

Yogyakarta: Pustaka Insani Madani.

Prastowo, A. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: DIVA Press.

Riduwan. 2009. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovarif-Progresif. Jakarta: Bumi Aksa 6

6

(8)

8

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan dan Saran Dari hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa bahan ajar berbasis discovery learning disertai nilai-nilai Islam pada materi

She takes pains to point out the faults in his writing, from the viewpoint of western classical music, and attributes them to his sketchy formal musical training.. In fact she seems to