• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN INSTRUMEN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENGEMBANGAN INSTRUMEN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR "

Copied!
80
0
0

Teks penuh

Kemampuan berpikir kritis merupakan hal penting dalam dimensi kemampuan berpikir yang menjadi fokus kurikulum 2013. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan instrumen pembelajaran berpikir kritis matematis siswa sekolah dasar yang valid, reliabel, dan praktis. Keterampilan berpikir kritis penting dalam dimensi keterampilan berpikir yang menjadi jantung kurikulum 2013.

Kemampuan berpikir kritis merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap individu di era globalisasi (Kalelioğlu & Gülbahar, 2014; Christo Kriel, 2013; Kowiyah, 2016). Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat yang valid, reliabel, dan praktis untuk kemampuan berpikir kritis matematis siswa sekolah dasar. Penelitian ini merupakan tindak lanjut dari penelitian sebelumnya tentang analisis kemampuan berpikir kritis siswa sekolah dasar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan berpikir kritis masih rendah dan instrumen untuk keterampilan matematika dasar belum ada.

TINJAUAN PUSTAKA

Kemampuan berpikir kritis dalam bidang pendidikan merupakan poin yang sangat penting untuk menghasilkan masyarakat yang maju. Oleh karena itu, sangat penting bagi siswa dalam proses belajar mengajar untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya. Kristin dalam (Desnarita, 2019) berpendapat bahwa kemampuan berpikir kritis yang rendah dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis diperlukan pembentukan pola pikir yang benar yaitu kritis dan logis. Dalam (Yuyun, 2017), keterampilan berpikir kritis harus dipraktikkan dalam proses pembelajaran agar siswa memiliki kemampuan memecahkan masalah yang dihadapinya. Dalam proses pembelajaran, kebiasaan berpikir kritis siswa juga harus dilatih dan digunakan sejak dini.

Dari berbagai penelitian, belum banyak yang mengembangkan instrumen berpikir kritis matematis untuk siswa sekolah dasar.

METODE PENELITIAN

Penelitian Pengembangan Alat Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar Menggunakan Model 4D R&D Research Design Rancangan pengembangan model pengembangan 4D atau 4P dapat digambarkan sebagai berikut : .. tahap ini dilakukan dengan mengumpulkan referensi sesuai dengan variabel yang dikembangkan yaitu terkait dengan penelitian, pengembangan, tes kemampuan berpikir kritis siswa. Dari referensi keterampilan berpikir kritis, telah ditemukan beberapa teori oleh para ahli yang berkaitan dengan perkembangan tersebut.

Instrumen tes yang akan dirancang terdiri dari kisi-kisi, soal tes berupa uraian, kriteria jawaban dan pedoman penskoran. pada tahap ini merupakan bagian dari merancang/merancang format soal berdasarkan indikator dan tujuan pembelajaran. Tujuan tahap pengembangan adalah menghasilkan perangkat tes yang valid berdasarkan expert judgment yaitu ahli evaluasi, dan materi dengan menggunakan instrumen berupa lembar validasi. Pada tahap uji validasi, produk yang direvisi pada tahap pengembangan kemudian diimplementasikan tepat sasaran.

Gambar 3. 1. Alur Tahapan Penelitian
Gambar 3. 1. Alur Tahapan Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

  • Item Pengukuran Konstruk
  • Item Polaritas Nilai PTMEA CORR
  • Person Reliability Tabel 4.8 Measured Person
  • Item Reliability
  • Item Fit Order
    • Pembahasan

Dua instrumen keterampilan berpikir kritis telah dikembangkan, yaitu instrumen keterampilan berpikir kritis bilangan dan instrumen keterampilan berpikir kritis geometri. Berdasarkan Tabel 4.3 instrumen berpikir kritis untuk semua aspek kelayakan isi memiliki nilai rata-rata 3,27 dengan persentase 82% dan berada pada kategori “Sangat Layak”. Sedangkan pemisahan butir adalah 9,70 dan nilai ini masih dapat digunakan karena menunjukkan bahwa semua butir.

Berdasarkan tabel 4.7 dapat ditunjukkan bahwa untuk setiap item E1 hingga E8 terdapat nilai Point Measure Correlation yang bertanda positif. Nilai pisah untuk orang adalah 2,30 jika dibulatkan menjadi 2,0 dan nilai ini masih dapat digunakan karena menunjukkan bahwa semua item dibagi menjadi 2,0 taraf pengukuran. Dimana nilai Infit ZSTD adalah -0.12 dan Outfit Z-STD adalah 0.03 (ekspektasinya adalah 0.00), dalam hal ini juga ternyata

Nilai pemisahan untuk orang adalah 2,40 jika dibulatkan menjadi 2,0, dan nilai ini masih dapat digunakan karena menunjukkan bahwa semua subjek dipisahkan ke dalam tingkat pengukuran 2,0. Jika nilai MNSQ kurang dari 0,5 logit, hal ini menunjukkan bahwa item tersebut terlalu mudah diprediksi oleh responden. Berdasarkan Tabel 4.10 item mismatch order di bawah ini terdapat 3 item mismatch yaitu item E2, E3 dengan skor outfit mean square (MNSQ) lebih dari 1,5 dan skor standar z outfit kurang dari 2.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua item memiliki nilai korelasi point-measure yang tinggi, yang menunjukkan bahwa item-item tersebut dapat membedakan kemampuan responden. Pengembangan instrumen pengembangan keterampilan berpikir kritis dilakukan sesuai dengan prosedur pengembangan agar menghasilkan instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir kritis siswa sekolah dasar pada mata pelajaran bilangan dan geometri. Proses pengembangan tes kemampuan berpikir kritis yang dikembangkan dengan model 3P dibagi menjadi 3 tahap yaitu, 1) tahap pendefinisian, yaitu pada tahap ini dilakukan pengumpulan referensi sesuai dengan variabel yang dikembangkan masing-masing dalam kaitannya dengan penelitian pengembangan, kritik siswa . tes kemampuan berpikir.

Alat Berpikir Kritis pada Matematika SD telah dinyatakan layak digunakan, baik alat berpikir kritis materi bilangan maupun geometri. Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat proses unik dalam mengukur kemampuan berpikir kritis pada materi kelas V dengan menggunakan model Rasch.

Tabel 4.1 Indikator dan Aspek Kemampuan berpikir Kritis  Indikator  Aspek yang di nilai  Kompetensi
Tabel 4.1 Indikator dan Aspek Kemampuan berpikir Kritis Indikator Aspek yang di nilai Kompetensi

KESIMPULAN DAN SARAN

LUARAN YANG DICAPAI

IDENTITAS JURNAL

IDENTITAS SEMINAR

Dari diagram di atas, buatlah pernyataan yang dapat Anda sampaikan tentang jumlah penduduk pada tahun dan tahun 2009. Persegi karena memiliki empat sisi yang sama panjang Segitiga siku-siku karena memiliki sudut 90 derajat. Dengan gambar, siswa dapat mengidentifikasi kesimpulan poligon tidak beraturan menurut sifat-sifat tertentu (menurut konsep).

Garasi berbentuk segitiga sama sisi dengan sisi-sisinya sama panjang dengan pekarangan = 2 cm. Area garasi. Kemudian Pak Riki menambahkan sebuah garasi berbentuk segitiga siku-siku yang sisinya sama panjang dengan pekarangan dan sisi miringnya 3 cm, yaitu tepat di depan pekarangan dan di sebelah kiri ruang tamu. Sementara itu, trapesium dikatakan sebagai bentuk poligonal tidak beraturan karena panjang sisinya tidak sama dan sudutnya juga berbeda.

SIMAKIP

URL: HTTPS://JIPD.UHAMKA.AC.ID/IND EX.PHP/JIPD/ARTICLE/VIEW/68 7 VISUAL, AUDITORY AND. PROBLEM POSING APPROACH; THE ACTION RESEARCH IN STUDENT OF GRADE 4TH AT SDN 10 CIRACAS JAKARTA TIMUR. RASCH MODEL ANALYSIS OF CRITICAL THINKING INSTRUMENTS FOR PARENTS SCHOOL FORUM : INTERNATIONAL CONFERENCE ON EDUCATION IN THE MUSLIM SOCIETY (ICEMS).

Semua data yang saya isi dan cantumkan dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Demikian biodata ini saya buat untuk memenuhi laporan hasil penelitian Associate Professor Universitas Muhammadiyah Prof DR HAMKA.

IDENTIFIKASI KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SDN GUGUS 1 KECAMATAN DUREN

SAWIT

Keterampilan berpikir kritis harus sering diimplementasikan di sekolah melalui pembelajaran yang ada, khususnya pembelajaran IPA, karena keterampilan berpikir kritis siswa. Pembelajaran IPA hendaknya menekankan keterampilan berpikir kritis agar siswa dapat berlatih dan mentransfer pemahamannya. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di salah satu SDN Gugus 1 Kecamatan Duren Sawit dapat diketahui bahwa belum ada data kemampuan berpikir kritis siswa di SDN Gugus 1 Kecamatan Duren Sawit.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 10 soal keterampilan berpikir kritis berbentuk esai yang meliputi indikator dan sub indikator keterampilan berpikir kritis. Hasil perhitungan skor rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa di SDN Gugus 1 Kecamatan Duren Sawit untuk masing-masing indikator dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Hasil penelitian diperoleh atau dikumpulkan data dari wawancara dan tes esai di masing-masing sekolah negeri di kecamatan Duren Sawit Gugus 1, peneliti dapat mempresentasikan hasilnya. analisis masing-masing indikator berpikir kritis pada siswa SDN Gugus 1 Kecamatan Duren Sawit:.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, masih banyak siswa yang belum memahami permasalahan yang terjadi dan beberapa guru masih menggunakan soal keterampilan berpikir kritis dengan pertanyaan lisan daripada pertanyaan tertulis. Artinya siswa dapat berpikir kritis dengan memberikan penjelasan yang sederhana dan siswa sangat jelas dalam mengemukakan pertanyaan yang sesuai dengan masalah. Siswa yang berpikir kritis akan mampu menyimpulkan dan memecahkan suatu masalah dengan mencocokkan siswa dengan sumber informasi yang benar untuk jawaban siswa (Adinda, 2016).

Berpikir kritis dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam membuka pola berpikirnya dalam setiap proses belajar mengajar. Hasil belajar yang optimal akan sangat berpengaruh terhadap masa depan siswa yang berpikir kritis dan logis (Hallatu, 2017). Dengan upaya peningkatan kemampuan berpikir kritis, setidaknya dapat menutupi kendala yang ada di setiap sekolah untuk membantu proses belajar mengajar dengan baik di masa yang akan datang.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata nilai berpikir kritis di SDN Gugus 1 Kecamatan Duren Sawit adalah 35,14 dengan kategori sedang. Pengembangan alat ukur berpikir kritis pada konsep termokimia untuk siswa SMA dan SMP.

Tabel 2. Nilai Rata-rata SDN Gugus 1  Kecamatan Duren Sawit
Tabel 2. Nilai Rata-rata SDN Gugus 1 Kecamatan Duren Sawit

Rasch Model Analysis of Critical Thinking Instruments for Elementary School

  • Introduction
  • Methods
  • Results and Discussion
  • Conclusion

Content validity refers to the instrument's ability to measure the content it should be. Analysis of the Rasch model was advanced in the 1960s by Georg Rasch and popularized by Ben Wirght. This scale is obtained from the logarithmic value of the probability that the students work correctly.

The Rasch model analysis is able to give e.g. the overall information, the quality of the instruments used, the overall response quality of the students and the interaction of the respondents with the items [15]. Analysis of the obtained data using Winsteps software in accordance with the Rasch model, if the value of the number of the middle quadrant (mean quadrant) is 1.0, while the standardized value (Z-standardized value) is 0.0 . In the study, Rasch modeling was conducted using Winsteps Software 4.4.3 to analyze data to test the validity and reliability of the instrument.

The Rasch model takes into account the respondent's ability to answer an individual item or question and the level of difficulty of the item itself” (Rasch, 1980). The findings of the pilot study showed that the reliability obtained based on Cronbach Alpha was 0.98. The analysis was also carried out on the instrument as a whole, namely on the reliability and separateness of the respondent.

Based on respondent reliability, "a value of 0.72 indicates that they are in good condition and acceptable" [1]. Whereas "item separation is 1.62 when rounded equal to 2.0, and this value can still be used because it indicates that the entire item is divided at 2.0 measurement levels". While the item separation is 9.70 and this value can still be used because it shows that all the items.

The reliability of the item is 0.99 while the item is 9.70, it shows that the whole item. The results showed that all items had a high value of Point Measure correlation which indicated that the item could distinguish the ability of the respondents.

Table 1. The Result of Validity and Reliability of Respondent
Table 1. The Result of Validity and Reliability of Respondent

Gambar

Gambar 3. 1. Alur Tahapan Penelitian
Gambar 3.1  Model pengembangan   4D
Tabel 4.1 Indikator dan Aspek Kemampuan berpikir Kritis  Indikator  Aspek yang di nilai  Kompetensi
Tabel 4.2 Indikator dan Aspek Kemampuan Berpikir Kritis  Indikator  Aspek yang dinilai  Kompetensi  Memberikan
+7

Referensi

Dokumen terkait

this removes the need for an oil pump and filter system. An example of an automotive four·strokc compression ignition engine is shown in figure 1.3, and a