PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Bagaimana tahapan proses pengembangan instrumen tes keterampilan berpikir kreatif pada materi fluida statis di SMA Negeri 15 Gowa. Bagaimana validitas, reliabilitas dan respon siswa terhadap instrumen tes kemampuan berpikir kreatif pada materi fisika fluida statis di SMA Negeri 15 Gowa. Bagaimana profil kemampuan berpikir kreatif pada materi lancar statis kelas XI MIPA SMA Negeri 15 Gowa.
Tujuan
Manfaat Penelitian
Bagi mahasiswa, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai latihan untuk mengembangkan dan mengoptimalkan kemampuan berpikir kreatif pada mata pelajaran fisika agar mampu bersaing secara internasional dan menaikkan nilai Indonesia. Bagi guru, penelitian ini memberikan wawasan mengenai instrumen pengujian keterampilan berpikir kreatif pada mata pelajaran fisika. Bagi peneliti, sebagai sarana pembelajaran untuk memperoleh pengalaman dan menambah pengetahuan dalam mengembangkan instrumen tes kemampuan berpikir kreatif siswa.
KAJIAN PUSTAKA
Kerangkapikir
Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, siswa harus meningkatkan keterampilan belajarnya, salah satunya adalah berpikir kreatif siswa. Siswa bingung menghubungkan apa yang dipelajarinya dengan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu penulis ingin mengembangkan instrumen tes untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran khususnya fisika, agar siswa tidak hanya pintar dalam menghadapi berbagai permasalahan fisika saja.
Hasil yang diharapkan dari instrumen tes ini dengan demikian dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa itu sendiri, dan tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai dengan hasil yang memuaskan. Instrumen tes yang tersedia masih terbatas dan masyarakat belum terbiasa menggunakan instrumen tes untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa.
Jenis Penelitian
Lokasi Penelitian
Prosedur Penelitian
Pada tahap evaluasi diri dilakukan evaluasi diri terhadap rancangan instrumen tes kemampuan berpikir kreatif yang akan dibuat oleh peneliti. Analisis kurikulum ini memberikan bimbingan, arahan, dan literatur untuk pembuatan instrumen tes yang dapat mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa. Analisis siswa dilakukan untuk mengetahui informasi jumlah siswa dan karakteristik siswa sesuai dengan rancangan dan pengembangan instrumen tes.
Ciri-ciri tersebut meliputi latar belakang pengetahuan dan perkembangan kognitif siswa yang akan diujikan. Kegiatan analisis materi bertujuan untuk mengidentifikasi, merinci, dan menyusun secara sistematis materi terpenting yang telah dipelajari siswa berdasarkan analisis kurikulum.
Desain dan Uji Coba Produk
Pada tahap ini peneliti meminta 3 orang siswa sebagai penguji untuk menjawab tes yang dirancang. Ketiga siswa tersebut terdiri dari siswa berkemampuan kreatif, siswa berkemampuan sedang, dan siswa berkemampuan rendah. Hasil dari tahap ini diharapkan menghasilkan instrumen tes yang dapat mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa.
Pada tahap ini produk hasil revisi diujicobakan kepada siswa Kelas XI MIPA SMA Negeri 15 Gowa yang menjadi subjek percobaan penelitian. Subyek tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA semester ganjil tahun ajaran 2021/2022 di SMA Negeri 15 Gowa.
Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Tes yang akan diberikan berupa soal keterampilan berpikir kreatif fisika untuk siswa SMA. Tes keterampilan berpikir kreatif diberikan kepada siswa XI MIPA SMA Negeri 15 Gowa dalam bentuk uraian yang terdiri dari soal-soal fisika. Angket yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar validasi tes dan angket respon siswa mengenai tes kemampuan berpikir kreatif siswa.
Pada angket respon siswa terhadap alat tes kemampuan berpikir kreatif, siswa menuliskan komentarnya terhadap alat tes yang dikerjakannya. Angket digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang jawaban siswa terhadap instrumen tes kemampuan berpikir kreatif siswa dan dibagikan kepada siswa setelah mereka selesai mengerjakan tes atau mengerjakan instrumen tes tersebut.
Teknik Analisis Data
Apabila hasil analisis menunjukkan respon siswa kurang positif, maka dilakukan revisi instrumen tes terhadap aspek yang nilainya kurang. Apabila hasil analisis menunjukkan jawaban siswa kurang positif maka dilakukan revisi terhadap instrumen yang telah dikembangkan. Data hasil tes untuk mengukur keterampilan berpikir kreatif siswa dilihat dari skor/nilai yang dicapai siswa dalam mengerjakan soal tes keterampilan berpikir kreatif.
Skor keterampilan berpikir kreatif siswa merupakan total skor yang diperoleh siswa selama menyelesaikan soal tes keterampilan berpikir kreatif. Data skor tes bakat dianalisis untuk mengetahui kategori kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengembangan Instrumen
Berdasarkan hasil analisis validitas isi instrumen yang dilakukan oleh dua validator ahli yaitu Ibu Dewi Hikmah Marisda, S.Pd.M.Pd dan Bapak Dian Permana Putra, S.Pd.M.Pd. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa instrumen tes pengukuran keterampilan berpikir kreatif yang dikembangkan tergolong relevan dengan nilai 0,9 pada kategori sangat tinggi. Analisis reliabilitas instrumen tes kemampuan berpikir kreatif. Uji reliabilitas ini berdasarkan hasil uji lapangan terhadap siswa MIPA Kelas XI SMA Negeri 15 Gowa.
Berdasarkan Tabel 4.3 terlihat bahwa tingkat reliabilitas instrumen tes keterampilan berpikir kreatif semua dengan nilai reliabilitas 0,726 dengan interpretasi “tinggi”. Berdasarkan analisis tersebut, maka tidak terdapat revisi instrumen tes keterampilan berpikir kreatif sesuai uji reliabilitas. Uji praktik dilakukan dengan menyebarkan angket survei kepada siswa yang digunakan sebagai uji lapangan.
Dari hasil analisis rata-rata angket respon siswa memberikan respon positif minimal sebesar 85,30% dari jumlah item pertanyaan atau pernyataan pada setiap aspek modifikasi dan terdapat 14,70%. Dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil angket respon siswa tercapai karena menunjukkan respon positif lebih dari 50%.
Analisis Data Hasil Instrumen
Pembahasan
Tujuannya untuk mengetahui keterbacaan soal dan penilaian siswa terhadap instrumen tes berpikir kreatif. Berdasarkan hasil analisis uji lapangan diketahui bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa kelas 44 memperoleh nilai dalam kategori memuaskan. Diketahui instrumen tes pengukuran kemampuan berpikir kreatif yang dikembangkan tergolong valid dengan skor 0,9 dengan kategori sangat tinggi yang berarti butir soal pada instrumen tes dapat digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 15 Gowa kelas XI MIPA dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa masih tergolong rendah. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan berpikir kreatif siswa kelas XI MIPA SMA Negeri 15 Gowa masih rendah yaitu siswa belum terbiasa. mengerjakan soal indikator C4, C5 dan C6, siswa sudah terbiasa mengerjakan soal aritmatika, sehingga kemampuan siswa dalam memunculkan ide atau pemikiran dalam menjawab soal berpikir kreatif masih kurang, dan proses pembelajaran yang dilaksanakan pada masa Covid- 19 secara optimal sehingga siswa kurang memahami materi yang diajarkan oleh guru, sedangkan hasil analisis tes praktik dengan menyebarkan angket respon kepada siswa kelas SMA Negeri 15 Gowa sebesar 85,30% untuk respon positif dan 14,70 % untuk jawaban negatif.
Hasil analisis data untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa mencapai skor rata-rata 54,44. Nilai tersebut menunjukkan bahwa tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa kelas XI SMA Negeri 15 Gowa berada pada kategori cukup. Untuk mengembangkan dan mengoptimalkan kemampuan berpikir kreatif, guru disarankan agar siswa lebih terbiasa mengerjakan soal-soal yang memanfaatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.
Nurlaila, D. 2015. Analisis Keterampilan Berpikir Kreatif Jasmani pada Siswa Kelas XII.IIPA1 SMA Negeri 2 Bua Ponrang. Kesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil angket survei siswa tercapai karena menunjukkan respon positif lebih dari 50%. Judul Penelitian: Pengembangan Instrumen Berbasis Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa pada Materi Fluida Statis di SMA Negeri 15 Gowa.
PENUTUP
Saran
- Instrumen Tes Sesudah Revisi
- Lembar Validasi
- Lembar Angket Peserta Didik
- lembar Jawaban Peserta Didik
- Uji Reabilitas
- Respon Peserta Didik
- Nilai Keterapilan Berpikir Kreatif Peserta Didik
Sekelompok siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 15 Gowa melakukan percobaan untuk mengetahui kekentalan zat cair. 1 Berdasarkan hasil percobaan, air membutuhkan waktu 5,2 detik, minyak 8,9 detik, dan gliserin 10,5 detik untuk jatuh ke dasar permukaan tabung. Jika piston tertekan, bagaimana semburan air bisa terjadi ketika setiap lubang tertutup dan tabung terisi penuh dengan cairan?
Sesuai dengan prinsip Hukum Pascal yang menyatakan bahwa tekanan yang diberikan pada zat cair di ruang angkasa. Selain itu juga disebabkan adanya interaksi molekul-molekul dalam cairan yang mengalami gaya rekat dan kohesif sehingga mengakibatkan terjadinya peristiwa kapilaritas. Yang menunjukkan bahwa besarnya tekanan hidrostatis akan bertambah seiring dengan bertambahnya kedalaman yang diukur dari permukaan zat cair.
Jadi dapat disimpulkan bahwa berdasarkan konsep tekanan hidrostatis, semakin jauh lubang dari permukaan air atau semakin dalam posisi benda dari permukaan zat cair, maka tekanan yang diberikan padanya akan semakin besar, karena dimana air yang dikeluarkan di dasar sumur menerima tekanan maksimum dan. Berdasarkan tabel hasil percobaan diketahui bahwa semakin besar perbandingan antara ukuran alat pengisap B dengan alat pengisap A maka gaya yang dihasilkan pada alat pengisap B akan semakin besar, hal ini disebabkan jika suatu bagian zat cair dalam ruang tertutup terkena tekanan. dipindahkan ke segala arah dengan besaran yang sama. Karena setiap titik pada setiap penampang berada pada kedalaman yang sama dalam fluida yang sama.
Berdasarkan data pada tabel di atas, apa yang terjadi jika benda A dicelupkan ke dalam zat cair dan benda B. Kartini melakukan percobaan dengan cara membenamkan benda yang diikatkan pada neraca pegas ke dalam zat cair dalam gelas ukur dan mengukur berat benda tersebut. benda di dalam air dan berat benda di udara. Sesuai dengan konsep hukum Archimedes yang menyatakan bahwa suatu benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair akan mengalami gaya.
Dari hasil percobaan yang dilakukan, setelah dicelupkan secara bersamaan, keduanya sama-sama menyerap air, namun terdapat perbedaan yang terlihat diantara keduanya, kertas tisu ternyata lebih cepat menyerap dibandingkan kertas lembaran. Selain itu juga disebabkan adanya interaksi molekul-molekul dalam cairan yang mengalami gaya adhesi dan kohesi sehingga terjadi peristiwa kapilaritas. Tegangan permukaan terjadi karena permukaan suatu zat cair cenderung mengeras sehingga permukaannya menyerupai selaput tipis, yang dipengaruhi oleh gaya kohesif antar molekul air.
Udara di dalamnya inilah yang menyebabkan objek menolak sehingga naik ke dalam cecair.