• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh metode praktikum terhadapketerampilan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh metode praktikum terhadapketerampilan"

Copied!
210
0
0

Teks penuh

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Jasmani, Fakultas Pendidikan Guru dan Sains. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen sejati yang bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan menggunakan metode praktikum (2) Mendeskripsikan kemampuan belajar berpikir kreatif siswa tanpa menggunakan metode praktikum. 3) Untuk menganalisis perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa yang menggunakan metode praktikum dan kelas yang tidak menggunakan metode praktikum pada kelas X SMA Negeri 22 Makassar. Populasi dalam penelitian ini adalah 311 siswa di kelas tersebut

The research instrument that is used is the instrument for the skill of creative thinking in the form of 17 essays that fulfill valid criteria. The Impact of Practice Method towards Creative Thinking Skills of Grade X in SMA Negeri 22 Makassar. This research aims at several points which are (1) to describe the students' creative thinking skills using the practice method, (2) to describe the students' creative thinking skills without using the practice method, and (3) ) to analyze differences between students. creative thinking ability using the practice method and students' creative thinking ability without using the practice method of the tenth grade in SMAN 22 Makassar.

The population of the research was the tenth grade (X) at SMAN 22 Makassar, in total there are 311 students who were divided into 9 classes. The conclusion could be drawn that: (1) The result of students' creative thinking skills using the practice method was the result of students' creative thinking skills using the conventional learning method. There were differences between the results of students who used the learned about the practice method. and students who learned using conventional learning methods.

Gambar  Halaman
Gambar Halaman

Latar Belakang

Hingga saat ini, setiap kita belajar fisika, kita akan mempelajari rumus-rumus rumit dan perhitungan yang sulit di benak siswa, sehingga dapat menimbulkan sakit kepala. Dalam pembelajaran fisika, siswa berorientasi pada inkuiri dan tindakan, sehingga dapat membantu meningkatkan kreativitas dalam memperoleh pemahaman yang lebih mendalam terhadap fenomena alam dan interaksi di sekitarnya. Pendidik menjelaskan materi secara keseluruhan, kemudian melanjutkan mengerjakan contoh soal tanpa adanya hubungan timbal balik dengan siswa, siswa kurang mengajukan pertanyaan pada saat proses pembelajaran.

Keadaan ini tidak efektif karena siswa cenderung pasif dan mengikuti pelajaran sendirian tanpa ada perkembangan mental sehingga pelajaran mudah terlupakan. Berdasarkan permasalahan di atas, salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan menggunakan metode praktis yang dapat mempengaruhi kemampuan berpikir kreatif siswa. Metode ini merupakan metode yang dapat membantu siswa untuk lebih aktif dan memahami proses pembelajaran.

Dalam proses ini dilakukan upaya untuk membangkitkan rasa ingin tahu dan keinginan untuk mengetahui, melihat informasi dari berbagai sudut pandang, dan siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran. Sejalan dengan hal tersebut, penelitian yang dilakukan oleh Hermansyah, dkk (2015) menjelaskan dalam penelitiannya bahwa dampak pembelajaran laboratorium dapat mempengaruhi kemampuan berpikir kreatif siswa dalam proses pembelajaran.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Untuk menganalisis perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa yang menggunakan metode praktik dan kelas yang tidak menggunakan metode praktik pada kelas X SMA Negeri 22 Makassar.

Manfaat Penelitan

Kajian Teori

  • Metode Praktikum dalam pembelajaran fisika
  • Keterampilan Berpikir Kreatif

Munandar (dalam Jayanti, 2016) menyatakan bahwa kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu permasalahan, dengan menekankan pada kuantitas, efisiensi dan keragaman jawaban. Pernyataan ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif seseorang akan lebih tinggi jika ia mampu menunjukkan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu permasalahan. Berpikir kreatif diartikan sebagai aktivitas mental yang digunakan seseorang untuk membangun gagasan atau gagasan baru.

Secara khusus dapat kita katakan bahwa berpikir kreatif adalah kesatuan atau gabungan antara berpikir logis dan berpikir divergen untuk menciptakan sesuatu yang baru. Sesuatu yang baru merupakan salah satu indikator berpikir kreatif dalam matematika, dan tanda lainnya berkaitan dengan berpikir logis dan berpikir divergen. Krulik dan Rudnick Siswono (Jayanti, 2016:94) menjelaskan berpikir kreatif adalah berpikir yang orisinal, reflektif dan menghasilkan produk yang kompleks.

Pandangan Krulik dan Rudnick melihat berpikir kreatif sebagai suatu kesatuan dimana terdapat proses berpikir yang logis dan beragam yang saling mendukung dan tidak dapat dipisahkan. Keterampilan berpikir kreatif merupakan keterampilan kognitif untuk menghasilkan dan mengembangkan ide-ide baru, ide-ide baru sebagai pengembangan dari ide-ide dan keterampilan yang telah lahir sebelumnya.

Kerangka Pikir

Untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif digunakan tes uraian untuk memperoleh data kemampuan berpikir kreatif sebelum dan sesudah pembelajaran (Winny). Sedangkan keterampilan berpikir kreatif diajarkan pada mata pelajaran IPA (IPA) yang terdiri atas pembelajaran biologi, pembelajaran kimia, pembelajaran fisika, indikator, keterampilan berpikir kreatif tersebut disesuaikan dengan karakter materi pembelajaran saintifik. Berdasarkan penguasaan materi, hafalan terbukti berhasil dalam kompetensi pembelajaran jangka pendek namun gagal membekali siswa dalam memecahkan masalah jangka panjang.

Jadi secara umum siswa dalam kegiatan belajar mengajar mempunyai tingkat kemampuan berpikir kreatif yang rendah. Hal ini bukan merupakan indikasi rendahnya kemampuan belajar siswa, namun disebabkan oleh kurangnya inovasi dan kreativitas pendidik dalam mendidik siswa. Metode pembelajaran praktik diharapkan dapat memudahkan siswa dalam memahami pembelajaran yang diberikan, sehingga teori yang diperoleh dapat diterapkan.

Metode praktikum dinilai lebih baik dalam menangani siswa dibandingkan hanya menggunakan metode pekerjaan rumah. Siswa mampu mengembangkan kemampuan berpikir kreatif kognitif untuk mengembangkan pengetahuan yang telah dimilikinya.

Hipotesis

  • Jenis dan Lokasi Penelitian
    • Jenis Penelitian
    • Lokasi penelitian
  • Variabel dan Desain Penelitian
    • Variabel Penelitian
    • Desain Penelitian
  • Definisi Operasional Variabel
    • Variabel Bebas
    • Variabel Terikat
  • Populasi dan Sampel
  • Prosedur Penelitian
    • Tahap Prsiapan …
    • Tahap Pelaksanaan
    • Tahap Akhir
  • Instrumen Penelitian
    • Tahap Awal …
    • Tahap kedua….…
    • Tahap Ketiga …
  • Teknik Pengumpulan Data

Metode pembelajaran praktik merupakan cara pembelajaran yang dilakukan siswa melalui kegiatan praktik di laboratorium dan LKPD. Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimen nyata (real eksperimen) dalam penelitian ini pada siswa kelas SMA

Pengajaran menggunakan metode praktis dalam pengajaran eksperimen dan metode konvensional dalam pengajaran pengendalian zat bergerak. Pengajaran menggunakan metode praktis dalam pengajaran eksperimen dan metode konvensional dalam pengajaran materi bisnis. Pengajaran menggunakan metode praktis pada pembelajaran eksperimen dan metode konvensional pada pembelajaran kontrol materi energi kinetik.

Memberikan post-test berupa tes kemampuan berpikir kreatif siswa setelah pembelajaran menggunakan metode praktik pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Tes terstruktur dalam bentuk soal essay/esai dengan materi fisik yang digunakan untuk keterampilan berpikir kreatif siswa.

Tabel 3.2 Kegiatan Penelitian
Tabel 3.2 Kegiatan Penelitian

Analisis Hasil Penelitian

  • Pengajuan Validitas
  • Pengujian Reliabilitas
  • Analisis Deskriptif
  • Analisis Inferensial

Dari tabel 4.1, terdapat 34 siswa pada kelas kontrol dan 34 siswa pada kelas eksperimen. Berdasarkan skor kemampuan berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran fisika, nilai tertinggi pada kelas kontrol adalah 68 dan nilai terendah yang dicapai siswa adalah 25 dari nilai ideal sebesar 30. Sedangkan skor kemampuan berpikir kreatif mata pelajaran fisika adalah 30. siswa pada percobaan adalah 79 dan nilai terendah adalah 32. , nilai ideal adalah 85, nilai rata-rata siswa adalah 52,91 dengan standar deviasi 12,37.

Jika hasil kemampuan berpikir kreatif siswa kelas kontrol dianalisis dengan menggunakan persentase dalam distribusi frekuensi kumulatif dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.2 menunjukkan bahwa 14 siswa memperoleh nilai dengan persentase kumulatif 41%, yang berarti kinerja kumulatif siswa tersebut berada di bawah 50% dan termasuk dalam kategori rendah, dan 20 siswa memperoleh nilai 41%. Tabel 4.3 menunjukkan bahwa 20 siswa memperoleh nilai dengan persentase kumulatif 59% dan 14 siswa memperoleh nilai dengan persentase kumulatif 79% yang berarti kinerja kumulatif siswa tersebut termasuk dalam Tinggi. kategori.

Berdasarkan Tabel 4.2 dan 4.3 serta Gambar 4.1 dan 4.2 dapat dikatakan bahwa skor keterampilan berpikir kreatif fisika siswa Kelas X IPA SMA Negeri 22 Makassar berada pada kategori sedang untuk kelas tersebut. Tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari keterampilan berpikir kreatif siswa kelas X IPA SMA Negeri 22 Makassar setelah menggunakan metode model praktik berdistribusi normal.

Tabel  4.1:  Statistik  Skor  Kelas  Kontrol  dan  Kelas  Eksperimen  Keterampilan Berpikir Kreatif  Peserta Didik SMA Negeri  22  Makassar
Tabel 4.1: Statistik Skor Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Keterampilan Berpikir Kreatif Peserta Didik SMA Negeri 22 Makassar

Pembahasan Hasil Penelitian

Untuk mengetahui perbedaan kedua mean tersebut digunakan uji dua sisi (uji-t) dimana uji selisih dua mean tersebut adalah dengan uji hipotesis komparatif (dua sampel). Hasil analisis skor yang diperoleh siswa menunjukkan bahwa kategorisasi skor posttest hasil keterampilan berpikir kreatif fisika siswa kelas kontrol berada pada kategori sedang, sedangkan kategorisasi skor posttest hasil berpikir kreatif fisika siswa kelas kontrol berada pada kategori sedang, sedangkan kategorisasi skor posttest hasil berpikir kreatif fisika siswa kelas kontrol berada pada kategori sedang, sedangkan kategorisasi skor posttest hasil berpikir kreatif fisika Keterampilan berpikir siswa kelas eksperimen berada pada kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa hasil kemampuan berpikir kreatif fisika siswa kelas eksperimen yang mendapat perlakuan lebih tinggi dibandingkan dengan hasil kemampuan berpikir kreatif fisika siswa yang tidak mendapat perlakuan (konvensional).

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa terdapat kecenderungan memperoleh skor kategorisasi yang tinggi karena metode pengajaran praktis yang digunakan di kelas eksperimen. Hasil analisis selanjutnya adalah analisis inferensial pertama untuk uji normalitas yang menunjukkan bahwa hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Analisis kedua adalah uji hipotesis dimana Ho ditolak dan diterima 1 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan skor keterampilan berpikir kreatif fisika siswa antara kelas yang diajar dengan metode praktik langsung dan kelas yang tidak diajar.

Kesimpulan

Saran

  • Desain Penelitian
  • Kegiatan Penelitian
  • Kisi-kisi Keterampilan Berpikir Kreatif
  • Uji Validasi Instrumen
  • Statistik Nilai Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Hasil Belajar Fisika
  • Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Post Test
  • Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Post Test
  • Pencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
  • Lembar Kerja Peserta Didik
  • Materi ajar

Siswa dapat merancang dan melakukan percobaan untuk menyelidiki hubungan gaya, massa, dan percepatan pada gerak tegak lurus berdasarkan hukum I Newton. Siswa mampu merancang dan melakukan percobaan untuk menyelidiki hubungan gaya, massa dan percepatan pada gerak lurus menurut hukum kedua Newton. Siswa dapat merancang dan melakukan percobaan untuk menyelidiki hubungan antara massa, percepatan gravitasi, dan tinggi.

Siswa dapat merancang dan melakukan percobaan untuk menyelidiki hubungan gaya, massa, dan percepatan pada gerak tegak lurus berdasarkan hukum I Newton. Siswa dapat merancang dan melakukan percobaan untuk menyelidiki hubungan antara gaya, massa, dan percepatan pada gerak lurus menurut hukum kedua Newton. Siswa dapat merancang dan melakukan percobaan untuk menyelidiki hubungan antara gaya, massa, dan percepatan pada gerak tegak lurus menurut hukum ketiga Newton.

Siswa dapat merencanakan dan melakukan percobaan untuk menyelidiki hubungan antara gaya, massa, dan percepatan pada gerak lurus.

Tabel A.5.1 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran   No  Perangkat  Uji Gregory  Keterangan
Tabel A.5.1 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran No Perangkat Uji Gregory Keterangan

Analisisis Validitas dan Analisis Reabilitas

  • Analisis Validitas
  • Analisis Reliabilitas
  • Analisis Statistik Deskriptif
  • Analisis Statistik Inferensial

Absen Kehadiran

Dokumentasi

Persuratan

Gambar

Gambar  Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Tabel 3.2 Kegiatan Penelitian
Tabel 3.3 Kisi-kisi Keterampilan Berpikir Kreatif
+7

Referensi

Dokumen terkait

ENTERPRISE CYBERSECURITY RISK ASSESSMENT WITH THREAT MODELING: CASE STUDY XYZ INSURANCE COMPANY By BINTANG RAMDHANI 2-1851-011 MASTER’S DEGREE in MASTER OF INFORMATION