• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahap Ketiga …

F. Instrumen Penelitian

3. Tahap Ketiga …

Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. Rumus yang digunakan untu menghitung reabreliabilitas instrumen tes ini adalah rumus:

dengan:

r11 = reliabilitas yang dicari

n = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal Σσb2 = jumlah varians butir

σt2

= varians total

(Arikunto, 2015) 𝑟11= 𝑛

𝑛 − 1 1 − ∑ 𝜎𝑏 𝜎𝑡

25

25 G. Teknik Analisis Data

Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data hasil penelitian, yakni untuk mengetahui skor rata-rata peserta didik, skor terendah, skor tertinggi, standar deviasi, distribusi dan frekuensi.

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data hasil penelitian, yakni untuk mengetahui skor rata-rata peserta didik, skor terendah, skor tertinggi, standar deviasi, distribusi dan frekuensi.

Rumus untuk rata-rata (x) adalah:

̅=

dengan:

̅ = Rata-rata

fi = Frekuensi yang sesuai tanda kelas Xi = Tanda kelas interval

(Purwanto.2016) Rumus untuk standar deviasi (s) adalah:

S = √

1

dengan:

S = Standar deviasi (simpangan baku) n = Banyaknya data

= frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas

= tanda kelas interval

(Sugiono, 2015) 2. Analisis Inferensial

a. Pengujian Normalitas Data

Pengujian normalitas yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan

26

model Chi-Kuadrat yang bertujuan untuk mengetahui data yang diteliti, apakah data yang diperoleh dari responden berdistribusi normal atau tidak dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

 

k

i hitung

Ei Ei Oi

1

2

2

dengan :

X 2 = Chi-Kuadrat

k = Banyaknya kelas interval.

Oi = Frekuensi pengamatan Ei =Frekuensi harapan

Kaidah keputusan pengujian normalitas adalah “Jika , maka distribusi data tidak normal, dan jika , maka distribusi data normal”.

3. Uji Hipotesis

Untuk mengetahui perbedaan pemahaman konsep siswa kelas eksperimen lebih baik daripada siswa kelas kontrol, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji t dua pihak. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut.

Ho : μ1 = μ2 ( Tidak ada perbedaan keterampilan berpikir kreatif peserta didik yang diajar dan tidak diajar dengan metode praktikum terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik).

Ha : μ1 μ2 ( Ada perbedaan keterampilan berpikir kreatif peserta didik yang diajar dan tidak diajar dengan metode praktikum terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik) .

27

27

Rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah (Sugiyono, 2017) untuk menguji hipotesis di atas dingunakan statistik uji t sebagai berikut:

t=

dimana:

s = √ 1 1

dengan:

1 : Rata-rata nilai KE : Rata-rata nilai KK

1 : Jumlah peserta didik KE : Jumlah peserta didik KK

1 : Varians KE : Varians KK : Standar deviasi s

28 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menyajikan proses pengolahan data yang menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial. Pengolahan statistik deskriptif digunakan untuk menyatakan karakteristik distribusi nilai responden dan statistik inferensial digunakan untuk pengujian hipotesis penelitian. Sebelum melakukan analisis deskriptif dan inferensial, terlebih dahulu dilakukan analisis terhadap instrumen penelitian yaitu uji validitas dan reabilitas. Pengajuan tersebut untuk mengetahui valid atau tidaknya instrumen yang digunakan, serta tinggi atau rendahnya reabilitas dari instrumen tersebut.

A. Analisis Hasil Penelitian 1. Pengajuan Validitas

Pengajuan validitas setiap butir atau item instrumen dimaksudkan untuk menguji kesejajaran atau korelasi skor instrumen dan skor total instrumen yang diperoleh, yang dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor total individu. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi biserial, hal ini dikarenakan data dalam penelitian ini bersifat dikotomi (bersifat benar atau salah). Instrumen dalam hal ini item soal dikatakan valid apabila mempunyai nilai rhitung> rtabel. Dari hasil validitas didapat 17 nomor soal yang valid dan 3 nomor soal yang drop.

2. Pengujian Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan terhadap item pertanyaan yang dinyatakan valid.

Reabilitas merupakan salah satu ciri atau karakter utama instrumen pengukuran

29

29

yang baik, dengan konsep sejauh mana hasil pengukuran terbebas dari kekeliruan pengukuran.

Pengujian reliabilitas tes dengan menggunakan bantuan aplikasi Microsoft Excel 20016, hasil dari perhitungan menunjukkan nilai rhitung adalah 0,721. Nilai tersebut berada pada rentang 0,600–0,800 yang masuk dalam kategori reliabilitas yang tinggi. Sehingga intrumen yang akan digunakan sebagai posttest pada kelas eksperimen memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi.

3. Analisis Deskriptif Penelitian yang diperoleh melalui posttest dilaksanakan dengan

menggunakan perangkat tes berupa tes tertulis berbentuk Essay sebanyak 20 yang valid 17 yang diperoleh melalui uji coba pada kelas non sampel.

Berdasarkan data yang didapatkan dari hasil penelitian pada kelas kontrol, maka diperoleh gambaran pencapaian hasil keterampilan berpikir kreatif fisika peserta didik pada kelas kontrol sebelum diajar menggunakan metode praktikum terhadap keterampilan berpikir kreatif dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1: Statistik Skor Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Keterampilan Berpikir Kreatif Peserta Didik SMA Negeri 22 Makassar.

Satistik Nilai Statistik

Kontrol Eksperimen

Subjek 34 34

Skor Ideal - -

Skor Tertinggi 68 79

Skor Terendah 25 32

Rentang Skor 43 47

Banyak kelas interval 6 6

Panjang kelas interval 7 8

Skor rata-rata 48,38 52,91

Standar Deviasi 12,59 12,37

30

Varians 153,11 158,49

Dari Tabel 4.1 peserta didik yang berada pada kelas kontrol sebanyak 34 peserta didik dan pada kelas eksperimen juga sebanyak 34 peserta didik. Dilihat dari skor tertinggi dari hasil keterampilan berpikir kreatif fisika peserta didik pada kelas kontrol dicapai sebesar 68 dan skor terendah yang dicapai peserta didik sebesar 25 dari skor ideal 30. Adapun skor rata-rata peserta didik sebesar 48,38 dengan standar deviasi 12,59. Sedangkan hasil tes keterampilan berpikir kreatif fisika peserta didik pada eksperimen dicapai sebesar 79 dan skor terendah 32, skor ideal 85, skor rata-rata peserta didik sebesar 52,91 dengan standar deviasi 12,37.

Jika skor hasil keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada kelas kontrol dianalisis menggunakan persentase pada distribusi frekuensi kumulatif, maka dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi dan Presentase Skor Hasil Posttest Peserta Didik Kelas Kontrol

Interval Skor

Frekuensi Kumulatif dari bawah

Kumulatif dari atas

Fk K% Fk K%

25 – 31 5 5 15 34 100

32 – 38 3 8 24 29 85

39 – 45 6 14 41 26 76

46 – 52 6 20 59 20 59

53 – 59 4 24 71 14 41

60 – 66 10 34 100 10 29

Dilihat dari Tabel 4.2 dapat digambarkan bahwa 14 orang peserta didik yang memperoleh skor dengan persentase kumulatif 41% yang berarti presentasi kumulatif peserta didik tersebut di bawah 50% serta termasuk dalam kategori rendah dan 20 orang peserta didik yang memperoleh skor dengan

31

31

persentase kumulatif 59% yang berarti presentasi kumulatif peserta didik tersebut di atas 50% serta termasuk dalam kategori Tinggi.

Data distribusi Frekuensi kelas Kontrol pada Tabel 4.2 dapat disajikan dalam diagram batang sebagai berikut:

Gambar 4.1 Diagram distribusi frekuensi kumulatif dan presentasi skor hasil keterampilan berpikir kreatif peserta didik kelas Kontrol SMA Negeri 22 Makassar

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil keterampilan berpikir kreatif peserta didik setelah diajar dengan metode praktikum masalah dengan menggunakan analisis distribusi Frekuensi dan persentase skor keterampilan berpikir kreatif, maka dapat dilihat dari Tabel berikut:

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi dan Presentase Skor keterampilan berpikir kreatif Peserta Didik Kelas Eksperimen

Skor Ferkuensi Kumulatif Dari Bawah

Kumulatif Dari Atas

Fk K% Fk K%

32 – 39 6 6 18 34 100

40 – 47 6 12 35 28 82

0 2 4 6 8 10 12

25 - 31 32 - 38 39 - 45 46 - 52 53 - 59 60 - 66

Frekuensi

32

48 – 55 8 20 59 22 65

56 – 63 7 27 79 14 41

64 – 71 4 31 91 7 21

72 – 79 3 34 100 3 9

Dilihat dari Tabel 4.3 dapat digambarkan bahwa 20 orang peserta didik yang memperoleh skor dengan persentase kumulatif 59% dan 14 orang peserta didik yang memperoleh skor dengan persentase kumulatif 79% yang berarti presentasi kumulatif peserta didik tersebut termasuk dalam kategori Tinggi.

Data distribusi Frekuensi kelas Eksperimen pada Tabel 4.3 dapat disajikan dalam diagram batang sebagai berikut:

Gambar 4.2 Diagram kategorisasi dan frekuensi skor keterampilan berpikir kreatif peserta didik kelas kontrol dan kelas eksperimen SMA Negeri 22 Makassar

Berdasarkan Tabel 4.2 dan 4.3 serta Gambar 4.1 dan 4.2 dapat dikemukakan bahwa hasil keterampilan berpikir kreatif fisika peserta didik kelas X IPA SMA Negeri 22 Makassar berada pada kategori sedang untuk Kelas

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

32- 39 40- 47 48 - 55 56 - 63 64 - 71 72 - 79

Frekuensi

33

33

Kontrol dan berada pada kategori tinggi untuk Kelas Eksperimen setelah dilakukan posttest.

4. Analisis Inferensial

Analisis statistik inferensial pada bagian ini digunakan untuk pengujian hipotesis yang telah dikemukakan pada bab II. Sebelum dilakukan uji hipotesis maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas sebagai uji prasyarat.

a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas bertujuan untuk melihat apakah data hasil keterampilan berpikir kreatif peserta didik peserta didik kelas X IPA SMA Negeri 22 Makassar setelah diterapkan metode praktikum model terdistribusi normal.

Kaidah keputusan pengujian normalitas adalah “Jika , maka distribusi data tidak normal, dan jika , maka distribusi data normal”.

Dari hasil perhitungan maka diperoleh X2 hitung= 7,015 untuk α = 0,05, maka diperoleh X2 tabel = 7,815. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa X2

hitung = 7,015 <X2 tabel = 7,815 yang berarti hasil keterampilan berpikir kreatif peserta didik SMA Negeri 22 Makassar kelas X IPA 2 berdistribusi normal.Untuk data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.

b. Pengujian Hipotesis

Karena data terdistribusi normal maka memenuhi kriteria untuk menguji hipotesis penelitian. Dengan kriteria pengujiannya adalah hipotesis nol (H0) diterima bila = 1 dimana 1 diperoleh dari daftar distribusi t dengan dk = n1 + n2 – 2 dengan taraf signifikan α = 0,05 dan selain dari hasil

34 tersebut H0 ditolak dan H1 diterima.

c. Uji perbedaan dua rata-rata

Untuk mengetahui perbedaan dua rata-rata ini menggunakan uji dua pihak (uji t) dimana uji perbedaan dua rata-rata ini adalah uji hipotesis komparatif (dua sampel).

Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:

: 1 2

1 : 1 2 dengan:

1 = Rata-rata nilai KE = Rata-rata nilai KK

Hipotesis Nol (H0) diterima bilamana = 1 dimana 1 diperoleh dari daftar distribusi t dengan taraf signifikan = 0,05 dan dk (n1 n2

−2) .

Untuk Untuk 1diterima bilamana 1 dengan dk (n1 n2

−2). Jadi dari hasil analisis thitung = 1,495 sedangkan ttabel = 1,294 artinya Ho

ditolak dan 1 diterima yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan keterampilan berpikir kratif peserta didik yang diajar dan tidak diajar dengan metode praktikum terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan analisis

35

35

deskriptif dan inferensial, maka hasil yang diperoleh pada analisis deskriptif menunjukkan bahwa hasil keterampilan berpikir kreatif fisika peserta didik pada SMA Negeri 22 Makassar pada kelas kontrol yaitu rata-rata skor peserta didik adalah 48,38 dan standar deviasi yaitu 12,59 sedangkan hasil yang diperoleh pada analisis deskriptif menunjukkan bahwa hasil keterampilan berpikir kreatif fisika peserta didik SMA Negeri 22 Makassar pada kelas eksperimen yaitu rata-rata skor peserta didik adalah 52,91 dan standar deviasi yaitu 12,37.

Hasil analisis skor yang diperoleh peserta didik diperoleh bahwa kategorisasi skor posttest hasil keterampilan berpikir kreatif fisika peserta didik kelas kontrol berada pada kategori sedang, sedangkan kategorisasi skor posttest hasil keterampilan berpikir kreatif fisika peserta didik kelas eksperimen berada pada kategori tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil keterampilan berpikir kreatif fisika peserta didik pada kelas eksperimen yang diberikan perlakuan lebih tinggi dibanding hasil keterampilan berpikir kreatif fisika peserta didik yang tidak diberikan perlakuan (konvensional). Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa ada kecenderungan memperoleh skor dengan kategorisasi tinggi dikarenakan metode pembelajaran praktikum yang digunakan pada kelas eksperimen.

Hasil analisis selanjutnya adalah analisis inferensial yang pertama untuk uji normalitas yang menunjukkan bahwa hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Analisis kedua yaitu uji hipotesis dimana Ho ditolak dan 1 diterima yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil keterampilan berpikir kreatif fisika peserta didik antara kelas yang diajar metode praktikum dengan kelas yang tidak diajar

36 dengan metode praktikum (konvensional).

37 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Hasil keterampilan berpikir kreatif peserta didik kelas X IPA 1 SMA Negeri 22 Makassar yang diajar dengan menggunakan Metode Praktikum (kelas eksperimen) berada pada kategori tinggi dengan rata-rata 52,91.

2. Hasil keteramplan berpikir kreatif peserta didik kelas X IPA 2 SMA Negeri 22 Makassar yang tidak diajar dengan Metode Praktikum (kelas kontrol) berada pada kategori sedang dengan skor rata-rata 48,38.

3. Terdapat perbedaan hasil keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada kelas X IPA 1 dan IPA 2 SMA Negeri 22 Makassar yang diajar dengan Metode Praktikum dan tidak diajar dengan metode praktikum.

B. Saran

1. Metode Praktikum merupakan salah satu pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan siswa. Dengan demikian, metode praktikum terhadap keterampilan berpikir kreatif ini dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran dalam pembelajaran fisika.

2. Diharapkan kepada para peneliti selanjutnya dibidang pendidikan khususnya pada pembelajaran Fisika apabila ingin melakukan penelitian dengan judul yang sama agar penelitian lebih disempurnakan lagi dengan sampel yang berbeda.

3. Pastikan bahwa siswa telah memahami cara kerja peralatan praktikum agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA

Afriyanti, Lia dan Derina. 2016. Efek Penggunaan Model Pembelajaran Inquiry Training Berbantuan Media Visual dan Kreatifitas Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika, 153-162.

Arikunto, S. 2015. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara. (2nd ed.). Jakarta: Bumi Aksara.

Azhari.2013. Peningkatan Kemampuan Berpikir Matematik Siswa Melalui Pendekatan Konstruktivisme dikelas VII Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Banyuasin III. Jurnal Pendidikan Mate-matika, 6 (2), 2-3.

Fathurrohman, M. 2015. 2015. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media. Jogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Hayat, Muhammad Syaipul.2011. Pembelajaran Berbasis Praktikum Pada Konsep Invertabrata Untuk Pengembangan Sikap Ilmiah Siswa, 141-151.

Kurniawan, H. 2016. Sekolah Kreatif Sekolah Kehidupan yang Menyenangkan Untuk Anak. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.

Kurniasih, I. dan B. S. 2017. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran Untuk Meningkatkan Profesionalistas Guru.

Laura. (2014). 99 Cara Mengajar dalam Kelas. Bandung: Alfabeta.

Liliawati dan Tawil Muh. 2013. Berpikir Kompleks dan Implementasinya dalam Pembelajaran IPA.

Liliawati, Winny.2011. Pembekalan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA Melalui Pembelajaran Fisika Berbasis Masalah. Jurnal Pengajaran MIPA, 6 (2), 93-98.

Momon Sudarman, S. M. 2013. Mengembangankan Keterampilan Berfikir Kreatif. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Muhidin, S. A., & Abdurahman., M. 2007. Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam Penelitian (Dilengkapi Aplikasi Program SPSS). Bandung: Pustaka Setia.

Nadjamuddin, Yunia Mandasari. 2015. Pengaruh Gaya Belajar Siswa terhadap Kreatifitas Siswa pada Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) Materi Seni Rupa Menggambar Kelas 4 di Madrasah Ibtidaiyah

39

Darul Ulum Karang Binangun Belitang Oku Timur. Belitang:Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulim.

Purwaningrum, Jayanti Putri. 2016. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Melalui Discovery Learning Berbasis Scientific Approach. Jurnal Refleksi Edutika, 6 (2), 147.

saefudin, Abdul Aziz. 2012. Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Pembelajaran Mate-matika dengan Pendekatan Mate-matika Realistik indonesia (PMRI). Al-Bidayah, 4(1), 40-41.

Purwanto.2016. Evaluasi Hasil keterampilan berpikir kreatif. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Sagala, S. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sagitasari, Dewi A. 2010. Hubungan Antara Kreatifitas dan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajara Matematika Siswa SMP. Yogyakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2017. No Title. Bandung: Alfabeta.

Wardoyo, Sigit Mangun. 2015. Pembelajaran Konstruktivisme. Bandung:

Alfabeta.

40

41

LAMPIRAN A

1. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 2. BAHAN AJAR PESERTA DIDIK (BAPD)

3. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) 4. Soal sebelum validasi

5. Soal setelah validasi 6. Uji gregori

41

Lampiran A.1 RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA Negeri 22 Makassar

Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : X / Genap

Materi Pokok : Hukum-hukum Newton Alokasi Waktu : 2 x 45Menit

A. Kompetensi Inti

KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI-2:Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI-3:Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI-4:Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

43

B. Kompetensi Dasar

Menganalisis interaksi gaya serta hubungan antar gaya, massa dan gerakan benda pada gerak lurus pada Hukum I Newton.

Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menganalisis Hukum I, II dan III Newton

2. Menguraikan hubungan antara massa, percepatan dan gaya pada hukum ke II newton.

3. Menunjukkan gaya aksi dan gaya reaksi pada dua benda yang saling bersentuhan atau berinteraksi pada hukum III newton.

4. Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki hubungan gaya, massa, dan percepatan dalam gerak lurus pada Hukum I Newton

5. Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki hubungan gaya, massa, dan percepatan dalam gerak lurus pada Hukum II Newton.

6. Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki hubungan gaya, massa, dan percepatan dalam gerak lurus pada Hukum III Newton 7. Mengaitkan contoh penerapan hukum I, II dan III Newton dalam kehidupan

sehari-hari.

C. Tujuan Pembelajaran

1. Peserta didik dapat menganalisis Hukum I,II, dan III Newton

2. Peserta didik mampu menguraikan hubungan antara massa, percepatan dan gaya pada hukum ke II newton.

3. Peserta didik mampu menunjukkan gaya aksi dan gaya reaksi pada dua benda yang saling bersentuhan atau berinteraksi.

4. Peserta didik dapat merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki hubungan gaya, massa, dan percepatan dalam gerak lurus pada Hukum I newton.

5. Peserta didik mampu Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki hubungan gaya, massa, dan percepatan dalam gerak lurus pada Hukum II Newton.

6. Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki hubungan gaya, massa, dan percepatan dalam gerak lurus pada Hukum III Newton.

7. Mengaitkan contoh penerapan hukum I, II dan III Newton dalam kehidupan sehari-hari.

D. Materi Pembelajaran

Hukum I Newton menyatakan bahwa:

Setiap benda tetap berada dalam keadaan diam atau bergerak dengan laju tetap sepanjang garis lurus, kecuali jika diberi gaya total yang tidak nol.

Hukum II Newton, yang bunyinya sebagai berikut:

Percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja padanya dan berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama dengan arah gaya total yang bekerja padanya.dapat dirumuskan:

Hukum III Newton, yaitu:

Ketika suatu benda memberikan gaya pada benda kedua, benda kedua tersebut memberikan gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah terhadap benda pertama.

E. Metode Pembelajaran Metode Praktikum Alat/Bahan :

 Penggaris kayu, selembar kertas HVS dan batu baterai F. Sumber Belajar

 Bahan ajar, LKPD, buku siswa G. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pertemuan 1

Langkah Kegiatan

Tahapan Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu Pendidik Peserta Didik

Mengamati (observing)

Orientasi

 Pendidik

Orientasi

 Peserta didik

45

Kegiatan awal

Menanya (questioning)

membuka pelajaran dengan mengucapkan salam

 Pendidik meminta salah satu peserta didik membuka dengan doa, sebagai rasa taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa

 Pendidik mengecek kehadiran peserta didik Motivasi

 Pendidik memberikan pertanyaan“Ba gaimana kondisi pengendara saat mobil berhenti mendadak?

Mengapa terjadi demikian?”

Apersepsi

 Pendidik menyampaikan materi

pembelajaran

 Pendidik menyampaikan

menjawab salam

 Berdoa bersama

 Peserta didik mendengarkan absen

Motivasi

 Peserta didik menanggapi pertanyaan dan mengaitkannya dengan

pengalaman

Apersepsi

 Peserta didik menyimak materi yang disampaikan

 Peserta didik menyimak tujuan

pembelajaran

15 menit

tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai

 Pendidik membagi peserta didik dalam beberapa kelompok.Setia p kelompok mempunyai kemampuan yang berbeda- beda

 Pendidik membagikan bahan ajar kepada masing- masing pendidik

 Pendidik mengarahkan untuk

mendiskusikan bahan ajar yang telah dibagikan

yang

disampaikan

 Peserta didik membentuk kelompok

 Peserta didik memperhatika n bahan ajar yang telah dibagikan

 Peserta didik mendiskusikan dengan teman kelompoknya tentang bahan ajar yang telah dibagikan

Kegiatan inti

Mencoba (experimenting)

Merancang Percobaan

 Pendidik membagikan LKPD 1 kepada setiap kelompok

 Pendidik membimbing peserta didik dalam

mengerjakan langkah-

Merancang Percobaan

 Peserta didik menyiapkan kelompoknya untuk

mengerjakan LKPD 1

 Peserta didik mengerjakan langkah- langkah yang ada di LKPD 1

60 menit

47

langkah percobaan Melakukan percobaan untuk memperoleh data

 Pendidik membimbing peserta didik mendapatkan data melalui percobaan dan menanyakan sejauh mana pemahaman setiap kelompok terhadap materi yang telah dibahas Mengumpulkan dan menganalisis data

 Pendidik memberikan kesempatan kepada tiap kelompok untuk menuliskan hasil percobaan yang telah di diskusikan

 Pendidik memberikan evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui pemahaman terhadap materi yang telah dibahas dan meminta bekerja secara individu

Melakukan percobaan untuk memperoleh data

 Peserta didik melakukan percobaan dan pengamatan

Mengumpulkan dan

menganalisis data

 Peserta didik menuliskan hasil percobaan

 Peserta didik mengerjakan evaluais yang telah diberikan

Kegiatan  Mengkomunikas Membuat Membuat

penutup i- kan

(communication)

Kesimpulan

 Pendidik membimbing peserta didik dalam membuat kesimpulan berdasarkan data yang telah di peroleh

 Pendidik menyampai kan arahan untuk pertemuan selanjutnya

Kesimpulan

 Peserta didik membuat resume tentang point-point penting mengenai materi

pembelajaran yang telah dipelajari

 Peserta didik mendengarkan arahan yang diberikan

15 menit

H. Penilaian Hasil keterampilan berpikir kreatif 1.Sikap

a. Teknik Penilaian : Observasi

b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi c. Instrumen : Lampiran 1 2. Pengetahuan

a. Teknik Penilaian : Tertulis

b. Bentuk Instrumen : Tes Uraian/ Essay c. Instrumen : Lampiran 2 3. Keterampilan

a. Teknik Penilaian : Observasi

b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi c. Instrumen : Lampiran 3

Makassar, Mei 2019

49

Mengetahui,

Guru Pembimbing Mahasiswa Peneliti

Asidin, S.Pd,.M.Pd Nurfadilah Tanur

NIP. Nim : 105301232

Lampiran 1

a. Pengetahuan

No

Indikator Pencapain Kompeten

si

Bentuk Instrumen

Teknik

Penilaian Instrumen Soal Skor

1. Menngana lisis Hukum I

Newton Uraian Tertulis

Ketika kelompok Andi melakukan Tarik tambangan dengan kelompok Tandi, kedua kelompok tersebut menarik tali tambang dengan gaya yang sama besar maka tali tambang tersebut diam. Mengapa hal tersebut dapat terjadi?

Jawaban benar, lengkap =5 Jawaban benar, kriteria kurang lengkap =3 Jawaban salah = 1

Tidak menuliskan jawaban = 0

2. Mengaitka n contoh penerapan hukum I Newton dalam kehidupan

sehari-hari Uraian Tertulis

Berikan contoh penerapan Hukum I

Newton dalam

kehidupan sehari hari (minimal 3)?

Jawaban benar, lengkap =5 Jawaban benar, kriteria kurang lengkap =3 Jawaban salah = 1

Tidak menuliskan jawaban = 0

3 Menngana lisis Hukum II Newton

Uraian Tertulis Ketika Ria mendorong meja,meja tersebut megalami percepatan . Mengapa hal tersebut dapat terjadi?

Dokumen terkait