• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengembangan karakter siswa melalui pembelajaran

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengembangan karakter siswa melalui pembelajaran"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Identifikasi Masalah

Rendahnya akhlak siswa seperti terlambat sholat berjamaah dan melafalkan asmaul husna di pagi hari sebelum masuk kelas di MTs Darunnaja Kecamatan Ketahun Kabupaten Bengkulu Utara.

Rumusan Masalah

Adakah faktor guru akhlak akidah dalam mengembangkan karakter siswa kelas IX MTS Darunnaja Kecamatan Ketahun Kabupaten Bengkulu Utara.

Batasan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

KAJIAN TEORI

Pembelajaran Akidah Akhlak

Penelitian ini dilakukan oleh Safetia Yulian (2017) dalam penelitiannya yang berjudul “Pembentukan Karakter Melalui Proses Pembelajaran Aqidah Akhlak Pada Santri Pesantren SMP Muhamadiyah 01 Seputih Banyak Lampung Tengah”. Berdasarkan hasil observasi, peneliti mengamati aktivitas atau perilaku siswa MT Darunnaja Bengkulu Utara mulai dari masuk kelas, belajar sampai istirahat dan keluar bermain. Peneliti melakukan observasi ini pada seluruh siswa untuk mengetahui bagaimana perkembangan karakter siswa yang telah dikembangkan di madrasah tersebut.

Begitu pula dengan siswa di MTs Darunnaja Bengkulu Utara, mereka juga diajak untuk selalu melaksanakan sholat berjamaah agar dapat memperkokoh akhlaknya. Berdasarkan hasil observasi peneliti melakukan observasi pada saat mendekati siswa pada saat melaksanakan sholat ashar berjamaah yang dilakukan tepat pada waktunya. Guru yang selalu rapi, bersih, disiplin dan pekerja keras akan diteladani dan disegani oleh siswa.

Berdasarkan hasil observasi, peneliti melakukan observasi ketika guru memberikan materi ajar tentang keyakinan moral kepada siswa tersebut, sedangkan untuk keterampilan anak mampu menjawab pertanyaan yang diajukan guru dengan cepat menggunakan metode ceramah. Dalam hal ini, jika ada siswa yang berperilaku nakal, guru tidak dapat membungkam siswa tersebut. Dukungan orang tua/wali memegang peranan penting dalam proses pembentukan karakter Islami peserta didik di MTs Darunnaja Bengkulu Utara, terbukti dengan jumlah peserta didik yang belajar di Pesantren Darunnaja semakin meningkat setiap tahunnya.

Faktor internal yang menjadi penghambat guru Aqidah akhlak dalam menanamkan karakter Islami pada siswa adalah: Guru Aqidah Akhlak dalam menegakkan akhlak Islami pada siswa merupakan salah satu upaya guru dalam mengimplementasikan pendidikan nilai bagi siswa. Ingatlah bahwa guru harus selalu memotivasi siswa selama proses kegiatan pembelajaran.

Dalam pengembangan nilai karakter siswa melalui pengajaran akhlak Akides di MTs Darunnaja kabupaten Ketahun dilakukan dengan cara sebagai berikut: melalui pemberian nasehat dan motivasi, keteladanan, pembiasaan, pengajaran dengan metode ceramah dan pemberian pendidikan hukuman bagi siswa yang melanggar peraturan atau tata tertib sekolah. Pembinaan karakter yang dilakukan guru aqeed akhlak dalam pembinaan karakter Islami siswa MT Darunnaja Kecamatan Ketahun Kabupaten Bengkulu Utara tentunya ada juga faktor pendukungnya. Jadi, dari pembahasan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pengembangan karakter melalui pengajaran keyakinan moral merupakan landasan dalam pengembangan karakter siswa dan kemudian ditambah dukungan dari guru lain, kepala sekolah dan guru pembimbing.

60 Khoirul Azhar dan Izzah Sa'idah,” kajian analisis upaya guru akhlak aqidah dalam mengembangkan potensi nilai akhlak santri di kabupaten Mi Demak. Sedangkan faktor penghambat akhlak aqidah guru dalam membangun akhlak Islam karakter pada siswa MTs Darunnaja Kecamatan Ketahun Kabupaten Bengkulu Utara sama seperti faktor pendukung diatas, faktor penghambatnya juga ada 2 faktor diantaranya internal dan eksternal.

Karakteristik Pembelajaran Akidah Akhlak

Penelitian Yang Relevan

Sedangkan perbedaan yang diteliti oleh peneliti terletak pada lokasi penelitian yang peneliti sendiri akan lakukan di MTS Darunnaja Bengkulu Utara dan peneliti Safetia Yulian di SMP Muhamadiyah 01 Sekolah Percakapan Seputih Lampung Lampung Tengah. Lihat kembali perbedaan peneliti saat ini yang meneliti Pengembangan Karakter dengan peneliti terdahulu yang meneliti Konstruksi Karakter. Berdasarkan hasil penelitian Puji Nofita Sari (2017) dalam penelitian berjudul “Pengembangan Karakter Siswa Melalui Budaya Sekolah Agama di SD Aisiyah Unggulan Gemolong Tahun 2017”.

Sedangkan perbedaan yang diteliti oleh peneliti adalah lokasi penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti sendiri di MTS Darunnaja Bengkulu Utara dan peneliti Puji Nofita Sari di SD Aisiyah Unggulan Gemolong. Melihat kembali perbedaan tersebut, peneliti saat ini mengkaji tentang pengembangan karakter siswa melalui pembelajaran Aqidah Akhlak, sedangkan peneliti terdahulu mengkaji tentang pengembangan karakter siswa melalui budaya sekolah agama.

Kerangka Berpikir

Pendidikan karakter adalah tentang menciptakan lingkungan sekolah yang membantu siswa mengembangkan etika dan tanggung jawab. melalui keteladanan dan pengajaran karakter yang baik melalui nilai-nilai universal. Pendidikan karakter sebagai proses transformasi nilai-nilai kehidupan yang harus ditanamkan dan dikembangkan dalam kepribadian anak didik, sehingga harus dilaksanakan secara teratur dan terarah agar dapat tertanam dalam diri anak didik, dengan keberadaan guru. Akidah Akhlak akan membantu mereka untuk memiliki kepribadian yang lebih baik dan dapat digunakan, diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Siswa yang bersekolah di Madrasah Tsanawiyah berbeda dengan siswa yang bersekolah di SMP.

Di pesantren santri akan belajar 24 jam, pelajaran yang dipelajari tidak hanya mata pelajaran umum tetapi juga pelajaran agama. Sedangkan untuk sekolah umum, kegiatan belajar siswa hanya dilakukan dari pagi hingga sore hari dan pelajaran yang didapat juga mengarah pada pelajaran umum. Pendidikan karakter oleh guru Akidah Akhlak di MTs Darunnaja tentunya sangat bermanfaat bagi siswa yang berlatar belakang lulusan sekolah dasar.

Sekolah Dasar) dengan tipe karakter siswa yang berbeda-beda dan masih adanya permasalahan siswa yang timbul dari akhlak yang rendah seperti tidak mengikuti sholat berjamaah sebelum masuk kelas, tidak mengikuti bacaan Asmaul Husna dan banyak siswa yang tidak mengikuti Dhuha dalam doa.

METODOLOGI PENELITIAN

  • Setting Penelitian
  • Subyek dan informan penelitian
  • Instrumen Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Keabsahan Data
  • Teknik Analisis Data

Disiplin adalah aturan yang bertujuan untuk mendisiplinkan siswa agar mereka berperilaku baik. Karena kondisi pagar yang tidak maksimal, para siswa memanfaatkannya untuk melarikan diri dan meninggalkan sekolah.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Temuan penelitian

Jika siswa lalai melaksanakan shalat berjamaah, mereka akan dihukum atau dihukum oleh pihak sekolah. Dari hasil wawancara yang didukung dengan hasil observasi diperoleh data bahwa guru mengembangkan mata pelajaran Keyakinan Moral Membentuk Karakter dengan menggunakan metode pembiasaan yang dapat dikatakan baik dan mendorong siswa untuk mempraktekkan kebiasaan mengarah ke arah moral yang terpuji. Tujuan saya adalah menceritakan kisah sedemikian rupa sehingga para siswa menjadikan tokoh-tokoh tersebut sebagai panutan dalam kehidupan mereka." 48.

Berdasarkan hasil wawancara, didukung hasil observasi, dan didukung hasil telaah dokumentasi, peneliti menemukan dokumentasi bahwa siswa dapat memahami dan mudah memahami materi yang dijelaskan, dibuktikan dengan siswa mampu mengoreksi pertanyaan-pertanyaan guru akhlak aqidah e) Sanksi bagi siswa yang melanggar tata tertib di Madrasah. Disini kami selalu bekerja sama dengan guru-guru lainnya terutama dalam memecahkan masalah yang dialami siswa atau kami bekerja sama untuk mendidik siswa berkarakter islami. Serta dapat menawarkan kepada siswa lebih banyak pengetahuan dan wawasan yang tidak mereka dapatkan di kelas.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di atas, kesimpulan sementara adalah bahwa respon positif dari pemerintah yaitu berupa dana Bosh terlihat di bagian dada gedung perpustakaan sebagai sarana membaca bagi siswa. Seorang guru harus selalu mengembangkan karakter yang digunakan dalam proses pengajaran, karena keberhasilan siswa akan sangat dipengaruhi oleh kualitas kompetensi gurunya.

Pembahasan dan Hasil Penelitian

PENUTUP

Saran

Bagi guru akhlak dan guru umum hendaknya meningkatkan partisipasinya baik dalam pendidikan karakter siswa maupun pengawasan akhlak siswa. Sejauh mana ibu sebagai pimpinan madrasah melakukan kontrol terhadap pembinaan karakter anak didik oleh guru aqidah. Kebijakan apa yang Anda miliki untuk para guru, terutama guru yang mengajarkan prinsip-prinsip moral dalam mengembangkan karakter pada siswa.

Apakah madrasah memiliki kebijakan/standar tersendiri mengenai bagaimana atau dalam mengembangkan karakter siswa, ataukah mereka menyerahkan semuanya kepada guru. Apakah penerapan pembentukan karakter melalui pembiasaan dalam kegiatan sehari-hari menjamin siswa dapat memperoleh karakter yang diinginkan oleh MTs Darunnaja? Peneliti : Sejauh mana ibu sebagai kepala madrasah memberikan kontrol terhadap pembinaan akhlak yang dilakukan oleh guru akhlak akidah kepada siswa.

Peneliti : Bagaimana kebijakan bapak terhadap guru khususnya guru yang menanamkan prinsip moral dalam membangun karakter pada siswa. Informan: Di lingkungan sekolah, pembinaan karakter merupakan tugas seluruh tenaga pengajar, baik itu petugas kebersihan, guru honorer, hingga kepala madrasah, yang berperan aktif dalam membentuk karakter siswa, tetapi guru terutama akhlak, memiliki peran yang lebih penting dalam mengembangkan karakter peserta didik, oleh karena itu guru Aqidah Akhlak diharapkan mampu meningkatkan potensi dan pemahamannya dengan mengikuti berbagai program pendidikan dan pelatihan di madrasah. Peneliti : Metode apa yang digunakan dalam membangun karakter akhlak akidah di lingkungan sekolah.

Peneliti : Apakah penerapan pendidikan karakter melalui pembiasaan dalam kegiatan sehari-hari memastikan siswa dapat memiliki karakter yang diinginkan MTs Darunnaja.

Referensi

Dokumen terkait

Dilihat dari ukuran sebaran panjang, kerang darah yang ditangkap nelayan belum mencapai ukuran layak tangkap karena didominasi oleh ukuran dibawah 40 mm yaitu sebanyak 286 individu

me©bvg I wµqvc`¸wji †Kv‡bv iƒcvšÍi Ki‡Z bv cvi‡j - AMªMwZ cÖ‡qvRb... welqe¯‘i mwVKZv _vK‡jI avivevwnKZvi Afve