MODUL PELATIHAN
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK
Terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan Pengembangan Soal USBN
Kelompok Kompetensi E
Profesional:
Nilai, Norma, dan Moral dalam Pembelajaran PPKn Pedagogik:
Pelaksanaan Penilaian Autentik
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2017
Penulis:
1. Dr. H. Mukiyat, M.Pd. (PPPPTK PKn dan IPS) 2. Dr. H. Suwarno, M.H. (PPPPTK PKn dan IPS)
3. Drs. H. M. Ilzam Marzuk, M.A.Educ. (PPPPTK PKn dan IPS) 4. Diana Wulandari, S.Pd. (PPPPTK PKn dan IPS)
5. Dr. Nur Wahyu Rochmadi, M.Pd., M.Si. (Universitas Negeri Malang) 6. Dr. Didik Sukriono, S.H., M.Hum. (Universitas Negeri Malang) 7. Drs. Margono, M.Pd., M.Si. (Universitas Negeri Malang)
Penelaah:
1. H.A. Sukamto, S.Pd., M.H. (SMAN 1 Kandangan Kediri) 2. Slamet Sumari, M. Hum. (SMAN 1 Candimulyo Magelang)
Editor :
Drs. Margono, M.Pd., M.Si. (Universitas Negeri Malang)
Ilustrator:
...
Copy Right 2016
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kewarganegaraan dan Ilmu Pengetahuan Sosial, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersil tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
i
KATA SAMBUTAN
Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian Pemerintah maupun pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru.
Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam upaya peningkatan kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) untuk kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun 2015. Peta profil hasil UKG menunjukkan kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan pedagogik dan profesional. Peta kompetensi guru tersebut dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG pada tahun 2016 dan akan dilanjutkan pada tahun 2017 ini dengan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru dilaksanakan melalui tiga moda, yaitu: 1) Moda Tatap Muka, 2) Moda Daring Murni (online), dan 3) Moda Daring Kombinasi (kombinasi antara tatap muka dengan daring).
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK KPTK) dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS) merupakan Unit Pelaksanana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal
ii
Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut adalah modul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru moda tatap muka dan moda daring untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas kompetensi guru.
Mari kita sukseskan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini untuk mewujudkan Guru Mulia Karena Karya.
iii
KATA PENGANTAR
Kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam meningkatkan kompetensi guru secara berkelanjutan, diawali dengan pelaksanaan Uji Kompetensi Guru dan ditindaklanjuti dengan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Untuk memenuhi kebutuhan bahan ajar kegiatan tersebut, Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kewarganegaraan dan Ilmu Pengetahuan Sosial (PPPPTK PKn dan IPS), telah mengembangkan Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan untuk jenjang SMA yang meliputi Geografi, Ekonomi, Sosiologi, Antropologi dan jenjang SMA/SMK yang meliputi PPKn dan Sejarah serta Bahasa Madura SD yang terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan merujuk pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru serta Permendikbud No. 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013.
Kedalaman materi dan pemetaan kompetensi dalam modul ini disusun menjadi sepuluh kelompok kompetensi. Setiap modul meliputi pengembangan materi kompetensi pedagogik dan profesional. Subtansi modul ini diharapkan dapat memberikan referensi, motivasi, dan inspirasi bagi peserta dalam mengeksplorasi dan mendalami kompetensi pedagogik dan profesional guru.
Kami berharap modul yang disusun ini dapat menjadi bahan rujukan utama dalam pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Untuk pengayaan materi, peserta diklat disarankan untuk menggunakan referensi lain yang relevan. Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam penyusunan modul ini.
Batu, April 2017 Kepala,
Drs. M. Muhadjir, M.A.
NIP. 195905241987031001
iv
DAFTAR ISI
Kata Sambutan ... i
Kata Pengantar ... iii
Daftar Isi ... iv
Daftar Gambar ... ix
Daftar Tabel ... x
Pendahuluan ... 1
A. Latar Belakang ...1
B. Tujuan ...3
C. Peta Kompetensi ...4
D. Ruang Lingkup ...9
E. Saran Cara Penggunaan Modul ...10
Kegiatan Pembelajaran 1: Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka ... 20
A. Tujuan ...20
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ...20
C. Uraian Materi ...20
D. Aktivitas Pembelajaran ...25
E. Latihan/Kasus/Tugas ...28
F. Rangkuman ...29
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...29
Kegiatan Pembelajaran 2: Penanaman Kesadaran Berkonstitusi ... 30
A. Tujuan ...30
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ...30
C. Uraian Materi ...30
D. Aktivitas Pembelajaran ...32
v
E. Latihan/Kasus/Tugas ...36
F. Rangkuman ...36
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...37
Kegiatan Pembelajaran 3: Nilai-Nilai Nasionalisme dan Patriotisme ... 38
A. Tujuan ...38
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ...38
C. Uraian Materi ...39
D. Aktivitas Pembelajaran ...42
E. Latihan/Kasus/Tugas ...46
F. Rangkuman ...46
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...46
Kegiatan Pembelajaran 4: Good Governance Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Negara di Indonesia ... 47
A. Tujuan ...47
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ...47
C. Uraian Materi ...48
D. Aktivitas Pembelajaran ...54
E. Latihan/Kasus/Tugas ...58
F. Rangkuman ...58
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...59
Kegiatan Pembelajaran 5: Penangananan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) di Indonesia ... 60
A. Tujuan ...60
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ...60
C. Uraian Materi ...61
D. Aktivitas Pembelajaran ...67
E. Latihan/Kasus/Tugas ...71
vi
F. Rangkuman ...71
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...72
Kegiatan Pembelajaran 6: Wawasan Nusantara ... 73
A. Tujuan ...73
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ...73
C. Uraian Materi ...74
D. Aktivitas Pembelajaran ...81
E. Latihan/Kasus/Tugas ...85
F. Rangkuman ...88
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...89
Kegiatan Pembelajaran 7: Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia ... 90
A. Tujuan pembelajaran ...90
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ...90
C. Uraian Materi ...91
D. Aktivitas Pembelajaran ...97
E. Latihan/Kasus/Tugas ... 102
F. Rangkuman ... 102
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 103
Kegiatan Pembelajaran 8: Potret Budaya Politik Masyarakat Indonesia... 104
A. Tujuan ... 104
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 104
C. Uraian Materi ... 105
D. Aktivitas Pembelajaran ... 111
E. Latihan/Kasus/Tugas ... 114
F. Rangkuman ... 115
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 116
vii
Kegiatan Pembelajaran 9: Peranan Indonesia dalam Hubungan
Internasional ... 117
A. Tujuan ... 117
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 117
C. Uraian Materi ... 117
D. Aktivitas Pembelajaran ... 122
E. Latihan/Kasus/Tugas ... 125
F. Rangkuman ... 125
G. Um pan Balik dan Tindak Lanjut ... 127
Kegiatan Pembelajaran 10: Pengembangan Hasil Interpretasi Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran PPKn SMA/SMK ... 128
A. Tujuan ... 128
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 128
C. Uraian Materi ... 128
D. Aktivitas Pembelajaran ... 133
E. Latihan/Kasus/Tugas ... 135
F. Rangkuman ... 135
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 136
Kegiatan Pembelajaran 11: Penerapan Model Project Based Learning, Discovery Learning dan Problem Based Learning Pada Pembelajaran PPKn ... 137
A. Tujuan ... 137
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 137
C. Uraian Materi ... 137
D. Aktivitas Pembelajaran ... 147
E. Latihan/kasus/Tugas ... 149
F. Rangkuman ... 149
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 150
viii
Kegiatan Pembelajaran 12: Pelaksanaan Penilaian Autentik ... 151
A. Tujuan ... 151
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 151
C. Uraian Materi ... 151
D. Aktivitas Pembelajaran ... 159
E. Latihan/Kasus/Tugas ... 161
F. Rangkuman ... 161
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 161
Kegiatan Pembelajaran 13: Evaluasi Silabus dan RPP Mata Pelajaran PPKn ... 163
A. Tujuan ... 163
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 163
C. Uraian Materi ... 163
D. Aktivitas Pembelajaran ... 167
E. Latihan/Kasus/Tugas ... 169
F. Rangkuman ... 169
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 169
Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas ... 171
Evaluasi ... 184
Penutup ... 192
Daftar Pustaka ... 193
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka ... 10 Gambar 2. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh ... 11 Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In ... 13 Gambar 4. Polisi Menerima “Uang Damai” Dari WargaYang Melanggar Rambu- Rambu Lalu Lintas ... 71 Gambar 5. Pemilu yang luber dan jurdil merupakan wujud penerapan Wawasan Nusantara di bidang politik... 79 Gambar 6. Persatuan antarsuku... 80 Gambar 7. Keaktifan dan keterlibatan masyarakat dalam Siskamling merupakan wujud implementasi Wawasan Nusantara di bidang pertahanan keamanan ... 80 Gambar 8. Potret Pendidikan di Daerah Terpencil ... 95
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Peta Kompetensi Modul E PPKn SMA/SMK ... 4 Tabel 2. Daftar Lembar Kerja Modul E PPKn SMA/SMK ... 15 Tabel 3. Kisi-kisi Soal USBN Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
SMA/SMK dengan Kurikulum 2006 tahun pelajaran 2016/2017 ... 17 Tabel 4. Kisi-kisi Soal USBN Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
SMA/SMK dengan Kurikulum 2013 tahun pelajaran 2016/2017... 80
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya yang berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan kegiatan pengembangan keprofesian secara berkelanjutan agar dapat melaksanakan tugas profesionalnya. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah pengembangan kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan yang dilaksanakan sesuai kebutuhan, bertahap, dan berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya.
Pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagai salah satu strategi pembinaan guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru dan tenaga kependidikan mampu secara terus menerus memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan PKB akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan profesional yang dipersyaratkan.
Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan PKB baik secara mandiri maupun kelompok. Khusus untuk PKB dalam bentuk diklat dilakukan oleh lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru.
Penyelenggaraan diklat PKB dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK KPTK atau penyedia layanan diklat lainnya. Pelaksanaan diklat tersebut memerlukan modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta diklat.
Modul merupakan bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang disajikan secara sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya.
Modul diklat Pengembangan Keprofesional Berkelanjutan (PKB) ini sudah terintegrasi Penguatan Pendidikan Karekter (PPK) dan
2 pengembangan soal Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) bagi guru dan tenaga kependidikan merupakan acuan bagi penyelenggara pendidikan dan pelatihan dalam mengembangkan modul pelatihan yang diperlukan guru dalam melaksanakan kegiatan PKB.
Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen untuk mewujudkan profesi guru yang bermartabat dan menciptakan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif pada tahun 2025, yang mana fokus program dan kegiatan pembangunan bidang pendidikan diarahkan untuk pengembangan profesionalisme guru dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu upaya pemerintah melalui program peningkatan kompetensi merupakan usaha untuk mewujudkan guru professional yang senantiasa belajar untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas dan kompetensi dirinya, sehingga dapat menjadi contoh panutan peserta didik.
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan sebagai salah satu strategi pembinaan guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru dan tenaga kependidikan agar mampu secara terus menerus memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan PKB akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan pedagogik dan profesional yang dipersyaratkan. Guru dan tenaga kependidikan melaksanakan program PKB baik secara mandiri maupun kelompok. Penyelenggaraan kegiatan PKB dilakukan oleh lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru. Dalam hal ini dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK.
Untuk mendukung pelaksanaan tersebut diperlukan modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta. Modul merupakan bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang disajikan secara sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Modul ini merupakan salah satu bahan referensi bagi pelaksanaan kegiatan PKB. Penyusunan modul ini telah melalui beberapa proses dan mekanisme yaitu tahap:
persiapan, penyusunan, pemantapan (sanctioning), dan pencetakan. Modul
3 ini disusun untuk memberikan gambaran dan pembelajaran mengenai materi- materi yang relevan, serta disesuaikan dengan standar isi kurikulum.
Sejalan dengan program PKB, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga melaksanakan Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Gerakan PPK adalah gerakan pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa (esteteik), oleh pikir (literasi), dan olah raga (kinestetik) dengan dukungan pelibatan public dan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat yang merupakan bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Implementasi PPK tersebut dapat berbasis kelas, berbasis budaya sekolah, dan berbasis masyarakat (keluarga dan komunitas). Dalam rangka mendukung kebijakan gerakan PPK, modul ini mengintegrasikan lima nilai utama PPK yaitu religious, nasionalis, mandiri, gotong-royong, dan integritas. Kelima nilai utama tersebut terintegrasi pada kegiatan-kegiatan pembelajaran yang ada pada modul. Setelah mempelajari modul ini, selain guru dapat meningkatkan kompetensi pedagogik dan profesional, guru juga diharapkan mampu mengimplementasikan PPK khususnya PPK berbasis kelas.
B. Tujuan
Tujuan penyusunan modul guru pembelajaran secara umum adalah memberikan pemahaman dan sebagai salah satu referensi bagi peserta diklat, sehingga kompetensi ranah profesional dan paedagogik tercapai.
Kompetensi inti dalam ranah profesional yang hendak dicapai dalam pembelajaran pada modul ini mencakup:
1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMA/SMK;
2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaranPendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMA/SMK;
3. Mengembangkan materi pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMA/SMK secara kreatif.
Sedangkan kompetensi inti dalam ranah paedagogik yang hendak dicapai dalam pembelajaran pada modul ini mencakup:
4 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual,
sosial, kultural, emosional dan intelektual;
2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik;
3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan matapelanjaran yang diampu;
4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik;
5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran;
6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki;
7. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar;
8. Melakukan tindakan reflektif untukpeningkatan kualitas pembelajaran.
C. Peta Kompetensi
Tabel 1. Peta Kompetensi Modul E PPKn SMA/SMK:
No Mata Diklat Indikator Pencapaian
Kompetensi Materi
1. Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
1. Menjelaskan pengertian ideologi
2. Mendeskripsikan ciri-ciri ideologi tertutup dan terbuka.
3. Memahami kekuatan dan ciri-ciri ideologi yang sukses.
4. Mendeskripsikan Pancasila sebagai Ideologi Terbuka 5. Menjelaskan
implementasi Pancasila sebagai ideologi terbuka di bidang: Agama, Pendidikan, Sosial Budaya, Teknologi, Hukum., Ekonomi, Politik dan Pemeritahan.
1. pengertian ideologi 2. ciri-ciri ideologi tertutup
dan terbuka.
3. kekuatan dan ciri-ciri ideologi yang sukses.
4. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka
5. implementasi Pancasila sebagai ideologi terbuka di bidang: Agama,
Pendidikan, Sosial Budaya, Teknologi, Hukum., Ekonomi, Politik dan Pemeritahan.
2. Penanaman Kesadaran Berkonstitusi
1. Menjelaskan pengertian kesadaran berkonstitusi.
2. Menjelaskan kesadaran berkonstitusi sebagai identitas nasional.
3. Menjelaskan makna kesadaran berkontitusi sebagai lambang persatuan bangsa.
1. pengertian kesadaran berkonstitusi.
2. kesadaran berkonstitusi sebagai identitas nasional.
3. makna kesadaran berkontitusi sebagai
lambang persatuan bangsa.
4. implementasi kesadaran berkontitusi dalam
5 No Mata Diklat Indikator Pencapaian
Kompetensi Materi
4. Menjelaskan implementasi kesadaran berkontitusi dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara
kehidupan berbangsa dan bernegara
3. Nilai-Nilai Nasionalisme dan Patriotisme
1. menjelaskan pengertian nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme.
2. menjelaskan sejarah timbulnya nasionalisme dan patriotisme bangsa Indonesia.
3. menjelaskanhubungan antara nasionalisme dengan patriotisme.
4. menjelaskan dampak rasa nasionalisme dan patriotisme yang positif dan negatif.
5. menjelaskan contoh sikap dan perilaku nasionalisme dan patriotisme pada masa penjajahan.
6. menjelaskan contoh sikap dan perilaku nasionalisme dan patriotisme dalam mengisi pembangunan.
1. pengertian nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme.
2. sejarah timbulnya nasionalisme dan patriotisme bangsa Indonesia.
3. hubungan antara nasionalisme dengan patriotisme.
4. dampak rasa nasionalisme dan patriotisme yang positif dan negatif.
5. contoh sikap dan perilaku nasionalisme dan
patriotisme pada masa penjajahan.
6. contoh sikap dan perilaku nasionalisme dan
patriotisme dalam mengisi pembangunan.
4. Good governance dalam
Penyelenggaraa n pemerintahan negara di Indonesia
1. Mampu menjelaskan pengertian good governance dalam penyelenggaraan pemerintahan negara di Indonesia
2. Mampu menjelaskan urgensi good governance dalam penyelenggaraan pemerintahan negara di Indonesia
3. Mampu menjelaskan dasar yuridis
pemberlakuan good governance dalam penyelenggaraan pemerintahan negara di Indonesia
4. Mampu menjelaskan prinsip-prinsip good governance dalam penyelenggaraan pemerintahan negara di Indonesia
5. Mampu menjelaskan
1. Pengertian good governance dalam penyelenggaraan pemerintahan negara di Indonesia
2. Urgensi good governance dalam penyelenggaraan pemerintahannegara di Indonesia
3. Dasar yuridis pemberlakuan good governance dalam penyelenggaraan pemerintahan negara di Indonesia
4. Prinsip-prinsip good governance dalam penyelenggaraanpemerint ahan negara di Indonesia 5. Pilar-pilar good
governance dalam penyelenggaraan pemerintahannegara di Indonesia
6. Hubungan good
6 No Mata Diklat Indikator Pencapaian
Kompetensi Materi
pilar-pilar good governance dalam penyelenggaraan pemerintahan negara di Indonesia
6. Mampu menjelaskan hubungan good governance dengan otonomi daerah
governance dengan otonomi daerah
5. Penangananan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) di Indonesia
1. Menjelaskan Pengertian Penanganan kolusi, korupsi, dan nepotisme di Indonesia.
2. Menjelaskan Undang- Undang Tentang Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme.
3. Mendeskripsikan kasus- kasus hukum yang terkait kolusi, korupsi, dan nepotisme di Indonesia.
4. Menjelaskan akibat – akibat kolusi, korupsi, dan nepotisme di Indonesia.
5. Mendekripsikan cara pennyelesaian kasus- kasus hukum yang terkait penanganan kolusi, korupsi, dan nepotisme di Indonesia.
6. Menjelaskan contoh prilaku pelanggaran hukum yang terkait penangananan kolusi, korupsi, dan nepotisme di Indonesia.
1. Pengertian Penanganan kolusi, korupsi, dan nepotisme di Indonesia.
2. Undang-Undang Tentang Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme.
3. kasus-kasus hukum yang terkait kolusi, korupsi, dan nepotisme di Indonesia.
4. akibat – akibat kolusi, korupsi, dan nepotisme di Indonesia.
5. cara pennyelesaian kasus-kasus hukum yang terkait penanganan kolusi, korupsi, dan nepotisme di Indonesia.
6. contoh prilaku
pelanggaran hukum yang terkait penangananan kolusi, korupsi, dan nepotisme di Indonesia
6. Wawasan Nusantara
1. Menjelaskan makna dan pentingnya Wawasan Nusantara sesuai konsep 2. Menjelaskan hakikat,
kedudukan, dan unsur dasar Wawasan
Nusantara sesuai konsep 3. Menjelaskan asas, fungsi,
dan tujuan Wawasan Nusantara sesuai konsep 4. Menjelaskan bentuk
Wawasan Nusantara sesuai konsep
5. Mengidentifikasi faktor- faktor penyebab memudarnya
1. makna dan pentingnya Wawasan Nusantara 2. hakikat, kedudukan, dan
unsur dasar Wawasan Nusantara
3. asas, fungsi, dan tujuan Wawasan Nusantara 4. bentuk Wawasan
Nusantara
5. faktor-faktor penyebab memudarnya pemahaman Wawasan Nusantara 6. implementasi Wawasan
Nusantara dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
7 No Mata Diklat Indikator Pencapaian
Kompetensi Materi
pemahaman Wawasan Nusantara sesuai fakta 6. Menunjukan implementasi
Wawasan Nusantara dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
7. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia
1. menjelaskan hakikat hak dan kewajiban warga Negara
2. menjelaskan jenis-jenis hak dan kewajiban warga negara Indonesia
berdasarkan Pancasila dan UUD NKRI
Tahun1945
3. menjelaskan bentuk hak dan kewajiban negara terhadap hak-hak dasar warga
4. menjelaskan kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara di
Indonesia
5. menjelaskan upaya penangananan pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara Indonesia
1. hakikat hak dan kewajiban warga Negara
2. jenis-jenis hak dan kewajiban warga negara Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD NKRI Tahun1945
3. bentuk hak dan kewajiban negara terhadap hak-hak dasar warga
4. kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara di Indonesia
5. upaya penangananan pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara Indonesia
8. Potret Budaya Politik
Masyarakat Indonesia
1. menjelaskan pengertian hakekat Budaya Politik Masyarakat Indonesia.
2. menjelaskanklasifikasi keberagaman budaya politik masyarakat Indonesia.
3. menjelaskan dinamika budaya politik dalam masyarakat Indonesia.
4. menjelaskan
Karakteristik budaya politik masyarakat Indonesia.
5. menjelaskan hakekat, dan makna kesadaran politik.
6. menjelaskan contoh sikap dan perilaku yang sesuai dengan budaya politik masyarakat Indonesia.
1. pengertian hakekat Budaya Politik Masyarakat Indonesia.
2. klasifikasi keberagaman budaya politik masyarakat Indonesia.
3. dinamika budaya politik dalam masyarakat Indonesia.
4. Karakteristik budaya politik masyarakat Indonesia.
5. hakekat, dan makna kesadaran politik.
6. contoh sikap dan perilaku yang sesuai dengan budaya politik masyarakat Indonesia.
8 No Mata Diklat Indikator Pencapaian
Kompetensi Materi
9. Peranan
Indonesia Dalam Hungan Internasional
1. Menjelaskan hakikat kepentingan negara Berdasarkan Pancasila, Pembukaan UUD Tahun 1945, dan Undang- Undang Dasar NKRI Tahun 1945
2. Menjelaskan hubungan kepentingan nasional dengan hubungan internasional
3. Menelaah kepentingan nasional berdasarkan prinsip politik luar negeri yang bebas aktif
4. Menganalisis penyelenggaraan
hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri yang dilakukan Indonesia
1. hakikat kepentingan negara Berdasarkan Pancasila, Pembukaan UUD Tahun 1945, dan Undang-Undang Dasar NKRI Tahun 1945 2. hubungan kepentingan
nasional dengan hubungan internasional
3. kepentingan nasional berdasarkan prinsip politik luar negeri yang bebas aktif
4. penyelenggaraan
hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri yang dilakukan Indonesia
10. Pengembangan Hasil Interpretasi Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran PPKN SMA/SMK
1. Menjelaskan pengertian pendekatan saintifik 2. Menyusun rangkaian
tahapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMA/SMK
3. Menanggapi hasil kerja kelompok lain tentang tahapan pelaksanaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMA/SMK
1. pengertian pendekatan saintifik
2. rangkaian tahapan
pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMA/SMK
11. Penerapan Model Project Based Learning, Discovery Learning danProblem Based Learning pada
Pembelajaran PPKn
1. Membuat penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Proyek Based Learning) pada mata pelajaran PPKn 2. Membuat Penerapan Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) pada mata pelajaran PPKn 3. Membuat Penerapan
Model Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) pada mata pelajaran PPKn
1. penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Proyek Based Learning) pada mata pelajaran PPKn 2. Penerapan Model
Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) pada mata pelajaran PPKn 3. Penerapan Model
Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) pada mata pelajaran PPKn
9 No Mata Diklat Indikator Pencapaian
Kompetensi Materi
12. Pelaksanaan Penilaian Autentik
1. Membuat rubrik penilaian sikap, pengetahuan dan ketrampilan
2. Mengimplementasikan pada kegiatan belajar mengajar di kelas 3. Memasukkan hasil
penilaian pembelajaran kedalam rapor
1. rubrik penilaian sikap, pengetahuan dan ketrampilan 2. hasil penilaian
pembelajaran kedalam rapor
13. Evaluasi silabus dan RPP Mata pelajaran PPKn
1. Melakukan evaluasi terhadap silabus mata pelajaran PPKn;
2. Melakukan evaluasi terhadap RPP mata pelajaran PPKn.
Silabus dan RPP Mata Pelajaran PPKn
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pembahasan dalam modul ini mencakup:
1. Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka 2. Penanaman Kesadaran Berkonstitusi 3. Nilai-Nilai Nasionalisme dan Patriotisme
4. Good governance dalam Penyelenggaraan pemerintahan negara di Indonesia
5. Penangananan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) di Indonesia 6. Wawasan Nusantara
7. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia 8. Potret Budaya Politik Masyarakat Indonesia 9. Peranan Indonesia Dalam Hungan Internasional
10. Pengembangan Hasil Interpretasi Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran PPKN SMA/SMK
11. Penerapan Model Project Based Learning, Discovery Learning dan Problem Based Learning pada Pembelajaran PPKn
12. Pelaksanaan Penilaian Autentik
13. Evaluasi silabus dan RPP Mata pelajaran PPKn
10
E. Saran Cara Penggunaan Modul
Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap Kegiatan Pembelajaran disesuaikan dengan skenario setiap penyajian mata diklat.
Modul ini dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka dengan model tatap muka penuh maupun model tatap muka In-On-In. Alur model pembelajaran secara umum dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka
E. 1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh
Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis dilingkungan Ditjen GTK maupun lembaga diklat lainnya. Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanan secara terstruktur pada suatu waktu yang dipandu oleh fasilitator.
Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini.
11 Gambar 2. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh
Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat dijelaskan sebagai berikut
a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari :
latar belakang yang memuat gambaran materi
tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
langkah-langkah penggunaan modul b. Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi profesional dan pedagogik fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupunberkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.
c. Melakukan aktivitas pembelajaran
Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan
12 pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan yang akan secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan bersama fasilitator dan peserta lainnya, baik itu dengan menggunakan diskusi tentang materi, malaksanakan praktik, dan latihan kasus.
Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana menerapkan pemahaman materi-materi yang berada pada kajian materi.
Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran.
d. Presentasi dan Konfirmasi
Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. Pada bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran
e. Refleksi
Pada bagian ini peserta dan penyaji mereview atau melakukan refleksi materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran, kemudian didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir..
E. 2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In
Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2 (In-2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar pada alur berikut ini.
13 Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In
Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan In service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari:
latar belakang yang memuat gambaran materi
tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
langkah-langkah penggunaan modul b. In Service Learning 1 (IN-1)
Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi E fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil
14 belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.
Melakukan aktivitas pembelajaran
Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator.
Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode yang secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu dengan menggunakan metode berfikir reflektif, diskusi, brainstorming, simulasi, maupun studi kasus yang kesemuanya dapat melalui Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada IN1.
Pada aktivitas pembelajaranmateri ini peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada on the job learning.
c. On the Job Learning (ON)
Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi E guru sebagai pesertaakan mempelajari materi yang telah diuraikan pada in service learning 1 (IN1). Guru sebagai peserta dapat membuka dan mempelajari kembali materi sebagai bahan dalam mengerjaka tugas-tugas yang ditagihkan kepada peserta.
Melakukan aktivitas pembelajaran.
Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada IN1 dan sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer
15 discussion yang secara langsung di dilakukan di sekolah maupun kelompok kerja melalui tagihan berupa Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada ON.
Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data denganmelakukan pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada on the job learning.
d. In Service Learning 2 (IN-2)
Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk- produk tagihan ON yang akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. pada bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran.
e. Refleksi
Pada bagian ini peserta dan penyaji mereview atau melakukan refleksi materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran, kemudian didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.
E. 3. Lembar Kerja
Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan kelompok komptensi E ini terdiri dari beberapa kegiatan pembelajaran yang di dalamnya terdapat aktivitas-aktivitas pembelajaran sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang dipelajari.
Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada tabel berikut.
Tabel 2. Daftar Lembar Kerja Modul E PPKn SMA/SMK:
No Kode LK Nama LK Keterangan
1 LK.1.1. Posisi dan tantangan ideologi Pancasila di antara ideologi- idelogi yang berkembang di dunia
TM, IN1
2 LK.1.2. Pengembangan Butir Soal TM, ON
16
No Kode LK Nama LK Keterangan
3 LK 2.1. Wujud penanaman keasadaran berkonstitusi
TM, In1
4 LK 2.2. Pengembangan Butir Soal TM, On 5 LK 3.1. Sikap dan perilaku
nasionalisme dan patriotisme
TM, In1
6 Lk.3.2. Pengembangan Butir Soal TM, On 7 LK 4.1. hambatan-hambatan dalam
wewujudkan Good Governance dalam penyelenggaraan
pemerintahan negara di Indonesia
TM, In1
8 LK 4.2. Pengembangan Butir Soal TM, On 9 LK 5.1. hambatan-hambatan dalam
pemberantasan KKN di Indonesia dari masa Orde Lama, Orde Baru, sampai Era Reformasi
TM, In1
10 LK 5.2. Pengembangan Butir Soal TM, On 11 LK 6.1. Peristiwa yang menunjukan
keberhasilan implementasi Wawasan Nusantara
TM, In1
12 LK 6.2. Pengembangan Butir Soal TM, On 13 LK.7.1 Pengertian Kewajiban,
Kewajiban Asasi Manusia, Kewajiban Warga Negara, Hak, HAM, Hak warga Negara
TM, In1
14 LK 7.2. Kasus pelanggaran hak dan kasus pengingkaran kewajiban warga negara
Tm, In1
15 LK 7.3 Pengembangan Butir Soal TM, ON 16 LK 8.1. Pengaruh birokrasi terhadap
suatu budaya politik di Indonesia
Tm, In1
17 LK 8.2. Pengembangan Butir Soal TM, ON 18 LK 9.1. Peranan Indonesia dalam
hubungan Internasional
Tm, In1 19 LK 9.2. Pengembangan Butir Soal TM, ON 20 LK 10.1 Peran guru dalam
pembalajaran PPKn dengan pendekatan saintifik
TM, ON
17
No Kode LK Nama LK Keterangan
21 LK 11.1. Model Pembelajaran TM, ON 22 LK 12.1. Penilaian Autentik TM, ON 23 Lk 13.1. Evaluasi Silabus Dan RPP TM, ON
TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh IN1 : Digunakan pada In service learning 1 ON : Digunakan pada on the job learning
E.4. Kisi-Kisi Ujian Sekolah Berstandar Nasional PPKn SMA/SMK
Pada beberapa kegiatan pembelajaran kelompok kompetensi profesional terdapat tugas untuk membuat soal USBN dengan kisi-kisi sebagaimana tercantum dalam tabel 3 untuk kurikulum KTSP 2006 dan tabel 4 untuk kurikulum 2013.
Tabel 3. Kisi-kisi Soal USBN Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMA/SMK dengan Kurikulum 2006 tahun pelajaran 2016/2017:
LEVEL KOGNITIF
LINGKUP MATERI SISTEM
KETATANEGARAAN
DEMOKRASI DAN KEBEBASAN
PERS
DASAR NEGARA DAN KONSTITUSI
HUBUNGAN INTERNASIONAL DAN
HAM Pengetahuan dan
Pemahaman
Mengidentifikasi
Menunjukkan
Menjelaskan
Mendeskripsikan
Siswa dapat memahami dan menguasai :
Faktor pembentuk Bangsa Indonesia
Masyarakat Madani
Sistem Peerintahan
Komponen- komponen politik
Bentuk negara
Bentuk pemerintahan
Siswa dapat memahami dan menguasai :
Pelaksanaaan Demokrasi di Indonesia
Pemerintahan yang terbuka
kebebasan Pers
Siswa dapat memahami dan menguasai :
Pancasila sebagai ideologi terbuka
Pancasila sebagai sumber nilai
Pelaksanaan UUD NRI Tahun 1945 sebagai kaidah yang fundamental
Siswa dapat memahami dan menguasai :
Penghormatan dan penegakan HAM
Perwakilan diplomatik
kewarganegaraan
Organisasi Internasional
Perjanjian Internasional
Aplikasi
Memberi contoh
Menentukan
Menerapkan
Menginterpretasi
Mengurutkan
Siswa dapat menganalisis :
Faktor pembentuk Bangsa Indonesia
Masyarakat Madani
Sistem Pemerintahan
Komponen- komponen politik
Siswa dapat menganalisis:
Pelaksanaaan Demokrasi di Indonesia
Pemerintahan yang terbuka
kebebasan Pers
Siswa dapat menganalisis:
Pancasila sebagai ideologi terbuka
Pancasila sebagai sumber nilai
Pelaksanaan
Siswa dapat menganalisis :
Penghormatan dan penegakan HAM
Perwakilan diplomatiK
kewarganegaraan
Organisasi Internasional
18
LEVEL KOGNITIF
LINGKUP MATERI SISTEM
KETATANEGARAAN
DEMOKRASI DAN KEBEBASAN
PERS
DASAR NEGARA DAN KONSTITUSI
HUBUNGAN INTERNASIONAL DAN
HAM
Bentuk negara Bentuk pemerintahan
UUD NRI Tahun 1945 sebagai kaidah yang fundamental
Perjanjian Internasional
Penalaran
Menganalisis
Mengevaluasi
Mengaitkan
Menyimpulkan
Siswa dapat menggunakan nalar dalam mengkaji :
Faktor pembentuk Bangsa Indonesia
Masyarakat Madani
Sistem Pemerintahan
Komponen- komponen politik
Bentuk negara Bentuk pemerintahan
Siswa dapat menggunakan nalar dalam mengkaji :
Pelaksanaaan Demokrasi di Indonesia
Pemerintahan yang terbuka
kebebasan Pers
Siswa dapat menggunakan nalar dalam mengkaji :
Pancasila sebagai ideologi terbuka
Pancasila sebagai sumber nilai
Pelaksanaan UUD NRI Tahun 1945 sebagai kaidah yang fundamental.
Siswa dapat menggunakan nalar dalam mengkaji :
Penghormatan dan penegakan HAM
Perwakilan diplomatiK
kewarganegaraan
Organisasi Internasional
Perjanjian Internasional
Tabel 4. Kisi-kisi Soal USBN Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMA/SMK dengan Kurikulum 2013 tahun pelajaran 2016/2017:
LEVEL KOGNITIF
LINGKUP MATERI IDEOLOGI DAN
KONSTITUSI
HUBUNGAN INTERNASIONAL DAN
HAM
PERSATUAN DAN KESATUAN
PENYELENGGARAAN NEGARA DAN PEMERINTAHAN
Pengetahuan dan Pemahaman
Mengidentifikasi
Menunjukkan
Menjelaskan
Mendeskripsikan
Siswa dapat memahami dan menguasai :
Nilai-nilai dan moral dalam konstitusi
Nilai-nilai (ideal, praksis, instrumental) dalam Pancasila
Pembukaan UUD NRI Tahun 1945
Sistem Hukum dan Peradilan nasional
Siswa dapat memahami dan menguasai :
Pengakuan, penghormatan dan Penegakan HAM
Peran Indonesia dalam organisasi Internasional
Hak dan Kewajiban sebagai Warga Negara.
Siswa dapat memahami dan
menguasai :
Demokrasi dalam kerangka NKRI
Kedudukan Bhinneka Tunggal Ika untuk memperkok oh NKRI
Kesadaran berbangsa dan bernegara
Siswa dapat memahami dan menguasai :
Penyelenggaraan pemerintahan pusat dan daerah
Dinamika pengelolaan kekuasaan negara
Sistem
Ketatanegaraan
Aplikasi
Memberi contoh
Menentukan
Menerapkan
Menginterpretasi
Mengurutkan
Siswa dapat menganalisis :
Nilai-nilai dan moral dalam konstitusi
Nilai-nilai (ideal,
Siswa dapat menganalisis :
Pengakuan, penghormatan dan Penegakan HAM
Siswa dapat menganalisis :
Memperkok oh
persatuan dan
Siswa dapat menganalisis :
Penyelenggaraan pemerintahan pusat dan daerah
Dinamika
19
LEVEL KOGNITIF
LINGKUP MATERI IDEOLOGI DAN
KONSTITUSI
HUBUNGAN INTERNASIONAL DAN
HAM
PERSATUAN DAN KESATUAN
PENYELENGGARAAN NEGARA DAN PEMERINTAHAN
praksis, instrumental) dalam Pancasila
Pembukaan UUD NRI Tahun 1945
Sistem Hukum dan Peradilan nasional
Peran Indonesia dalam organisasi Internasional
Hak dan Kewajiban sebagai Warga Negara
kesatuan
Kedudukan Bhinneka Tunggal Ika untuk memperkok oh NKRI
Kesadaran berbangsa dan bernegara
pengelolaan kekuasaan negara
Sistem
Ketatanegaraan
Penalaran
Menganalisis
Mengevaluasi
Mengaitkan
Menyimpulkan
Siswa dapat menggunakan nalar dalam mengkaji :
Nilai-nilai dan moral dalam konstitusi
Nilai-nilai (ideal, praksis, instrumental) dalam Pancasila
Pembukaan UUD NRI Tahun 1945
Sistem Hukum dan Peradilan nasional
Siswa dapat menggunakan nalar dalam mengkaji :
Pengakuan, Penghormatan dan Penegakan HAM
Peran Indonesia dalam organisasi Internasional
Hak dan Kewajiban sebagai Warga Negara
Siswa dapat menggunakan nalar dalam mengkaji :
Memperkok oh
persatuan dan kesatuan
Kedudukan Bhinneka Tunggal Ika untuk memperkok oh NKRI
Kesadaran berbangsa dan bernegara
Siswa dapat memahami dan menguasai :
Penyelenggaraan pemerintahan pusat dan daerah
Dinamika pengelolaan kekuasaan negara
Sistem
Ketatanegaraan
20
Kegiatan Pembelajaran 1
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA Oleh: Dr. Mukiyat, M.Pd.
A. Tujuan
Setelah membaca modul, diskusi, dan mengerjakan berbagai aktivitas kegiatan pembelajaran diharapkan peserta dapat:
1. Mendeskripsikan pengertian ideologi sesuai konsep
2. Mendeskripsikan ciri-ciri ideologi tertutup dan terbuka dengan baik 3. Memahami kekuatan dan ciri-ciri ideologi yang sukses dengan baik 4. Mendeskripsikan Pancasila sebagai ideologi terbukadengan baik
5. Menjelaskan implementasi Pancasila sebagai ideologi terbuka di bidang:
agama, pendidikan, sosial budaya, teknologi, hukum, ekonomi, politik dan pemeritahan dengan baik
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menjelaskan pengertian ideologi2. Mendeskripsikan ciri-ciri ideologi tertutup dan terbuka.
3. Memahami kekuatan dan ciri-ciri ideologi yang sukses.
4. Mendeskripsikan Pancasila sebagai Ideologi Terbuka
5. Menjelaskan implementasi Pancasila sebagai ideologi terbuka di bidang:
Agama, Pendidikan, Sosial Budaya, Teknologi, Hukum., Ekonomi, Politik dan Pemeritahan.
C. Uraian Materi
1. Pengertian Ideologi
Menurut The advance Learner’s Dictionary, Ideologi diartikan suatu sistem dari idea atau hasil pemikiran yang telah dirumuskan untuk theori politik atau ekonomi. Webster’s New World Dictionary mengartikan idologi merupakan doktrin-doktrin, pemikiran atau cara berpikir seorang atau klas atau lainya.
21 Lahirnya ideologi suatu bangsa melalui sejarah yang panjang, sesuai dengan tantangan, nasib, dan perjuangan suatu bangsa atau indiidu yang mencetuskannya. Begitu juga Ideologi Pancasila tidak begitu saja lahir, tetapi melalui sejarah panjang sesuai dengan perjalanan hidup bangsa Indonesia mulai dari zaman prasejarah, sejarah, penjajahan, sampai perumusan Pancasila dan kemerdekaan serta ditetapkannya Pancasila secara syah pada tanggal 18 Agustus 1945, menjadi dasar negara dan sekaligus sebagai idiologi negara.Pancasila sebagai ideologi memberi spirit perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai cita-citanya.
Dengan demikian Idiologi Pancasila bersifat dinamis, bergerak mengikuti perkembagan ilmu pengetahuan, dan teknologi serta social budaya, baik yang ada dalam negeri maupu dari luar negeri.
2. Ciri-Ciri Ideologi Tertutup Dan Terbuka.
Ideologi tertutup adalah suatu sistem pemikiran yang tertutup, yang bersifat totaliter dan mutlak untuk taat dan memenuhi tuntutan ideologi tersebut (Kaelan, 2004). Sedangan idiologi terbuka adalah:
sistem pemikiran yang terbuka untuk dipelajari dan menerima perubahan sesuai dengan tuntutan masyarakat, bangsa dan mengikuti perubahan sesuai dengan sistem kehidupan dunia yang mengglobal. Atas dasar pengertian tersebut ciri ideologi terbuka adalah sebagai berikut:
a. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya digali dan diambil dari nilai- nilai budanya sendiri, dan merupakan hasil musyawarah.
b. Memiliki kebenaran yang obyekif dan universal, bukan benar menurut golongan tertentu/doktrin.
c. Terbuka menerima penemuan-penemuan baru dan perubahan baik datangnya dari luar maupun dari dalam negeri.
Nilai utama yang terkandung dalam ideologi terbuka adalah nilai kemandirian. Penganut ideologi terbuka harus memiliki kreativitas untuk menyerap ide-ide dari manapun datangnya untuk merevitalitsasi (memperkuat kembali) ideologi yang dianutnya. Kreativitas tersebut menuntut seseorang untuk berani berbuat sesuatu untuk memecahkan masalah yang dihadapi bangsa dan negaranya.
22 3. Kekuatan dan Ciri-Ciri Ideologi Yang Sukses
Suatu ideologi dianggap mempunyai kekuatan jika mendapat dukungan dari bangsa itu sendiri dan dunia internasional, dan memiliki kebenaran dan obyektifitas ditinjau dari epistimologi (filsafat) ciri-ciri ideologi yang sukses di antaranya:
a. Moral (Morality) Ideologi harus memiliki dasar moral yang dijunjung tinggi dan menjadi kepercayaan setiap warga, dalam bersikap, berpri. baik hidup bermasy. dan berbangsa.
b. Fleksibel (Flexisibility) artinya mudah mengikuti perkembangan zaman sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Fleksibilitas dari ideologi yang sukses membutuhkan integritas moral yang tinggi dari para pendukungnya, terutama para penyelenggara negara. Perilaku penyelenggara negara harus jujur, artinya apa yang dikatakan harus sama dengan apa yang dipikirkan, dirasakan, dan diperbuat. Penganut ideologi yang tidak jujur cenderung melakukan tindakan korupsi dan memperkaya diri, sehingga menghancurkan ideologi tersebut dari dalam. Di tangan penganut ideologi yang tidak jujur, tidak pernah ada ideologi yang sukses.
4. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka
Pancasila sebagai “Ideologi Terbuka” memiliki serta mengandung sifat terbuka.Sifat keterbukaan Pancasila ini sudah pernah dipidatokan Presiden Soekarno di depan Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada tanggal 30 September 1960, agar Pacasila digunakan secara internasional. Sebagian isi pidato tersebut adalah sebagai berikut:
“Akan tetapi saya sungguh-sungguh percaya, bahwa Pancasila mengandung lebih banyak dari pada arti nasional saja. Pancasila mempunyai arti universal dan dapat digunakan secara internasional. . Lebih lanjut beliau mengatakan :
Saya yakin, ya , saya yakin seyakin seyakinnya bahwa diterimanya kelima prinsip itu dan dicantumkannya dalam piagam, akan sangat memperkuat Perserikatan Bangsa-Bangsa. Saya yakin, bahwa Pancasila akan menempatkan Perserikatan Bangsa-Bangsa
23 sejajar dengan perkembangan terakhir dari dunia. Saya yakin bahwa Pancasila akan memungkinkan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menghadapi hari kemudian dengan kesegaran dan kepercayaan.
Akhirnya, saya yakin bahwa diterimanya Pancasila sebagai dasar piagam, akan menyebabkan piagam ini dapat diterima lebih ikhlas oleh semua anggota, baik yang lama maupun yang baru ( tepuk tangan riuh); Sunoto (1987:75).
Pancasila secara “Epistimologi” dikatakan sebagai “filsafat dan ideologi terbuka. Atas dasar ini “Pancasila terbuka menerima penemuan-penemuan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari negara lain”dengan filter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Nilai dasar Pancasila bersifat tetap dan universal. Misalnya nilai kemanusiaan pada dasarnya berlaku bagi seluruh manusia di muka bumi sampai kapanpun.Oleh karena itu, bangsa Indonesia bersikap antikekerasan dan antidiskriminasi yang terjadi bukan saja di Indonesia, tetapi juga di manapun di seluruh dunia.
5. Implementasi Pancasila sebagai Ideologi Terbuka di bidang:
Agama, Pendidikan, Sosial Budaya, Teknologi, Hukum, Ekonomi, Politik dan Pemerintahan
a. Bidang Agama
Sesuai dengan sila pertama Pancasila, memang pemerintah hanya mengharuskan semua warga negara Idonesia percaya kepada Tuhan, serta mengatur kerukunan umat beragama, untuk masalah aqidah atau urusan tata cara beribadah diserahkan oleh agama- masing-masing. Sehingga kerukunan dan saling meghormati antar umat beragama tetap terjamin.
b. Bidang Sosial Budaya
Pancasila sebagai pedoman hidup bangsa Indonesia terbuka untuk menerima nilai-nilai budaya asing yang positif dan sesuai dengan nilai Pancasila.
c. Bidang Teknologi
Pancasila terbuka menerima penemuan-penemuan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari negara lain” dengan filter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan memiliki nilai positif bagi kehidupan bangsa Indonesia.
24 d. Bidang Hukum
Pancasila disamping sebagai dasar negara dan pandangan hidup, juga sebagai Sumber dari segala sumber hukum di Indoesia.
Artinya semua produk jenis dan bentuk hukum harus bersumber dan sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
e. Bidang Politik dan Pemeritahan.
Sejak Indonesia merdeka mengalami beberapa perubahan dalam bidang politik dan sistem pemerintahan yaitu: pergantian kepala pemerintahan baik secara konstitusional maupun non konstitusional, termasuk perubahan sistem pemerintahan (demokrasi). Pancasila secara terbuka menerima pergantian dan perubahan tersebut dan tetap dijadikan ideologi nasional. Terget reformasi adalah menurunkan Presiden Suharto, pada tanggal 21 Mei 1998, sebab Suharto lah yang diaggap sebagai biang keladi dari keterpurukan dan kebrobrokan bangsa dan negara. Hasil reformasi tersebut betul-betul membawa perubahan iklim politik di Idonesia.
Partai politik dihidupkan lagi, sehingga tumbuh bagaikan jamur di musim hujan. Selah satu hasil reformasi yang sukses dan dinilai oleh dunia luar adalah pelaksanaan pemilu secara demokratis, utamanya pemilihan presiden secara langsung yang berjalan secara damai.
Bangsa Indonesia sekarang ini betul-betul amenangi zaman edan, seperti yang dikemukakan oleh pujangga kraton Surakarta yaitu:
Ronggo Warsito, tentang hukum moral yang bunyinya sebagai berikut:
“Amenangi zaman edan, ewuh aja ing pembudi, melu edan nora tahan, yen tan melu angklakoni, bejo kaduman milik, kaliren wekasanipun, dilalah karsa Allah, begdja-bedjane kang lali, luwih bedjo kang eling lawan waspada”, (Ronggo Warsito, 1879 dalam Anjar Sani,1990: 115).
Kalau dibahasa Indonesiakan kurang lebih berarti: Hidup di zaman gila, sulit untuk menentukan sikap dan perilaku, ikut gila tidak tahan, tapi kalau tidak ikut, hanya mendapat rasa iri, kelaparan akhirnya/kemiskinan akibatnya, sudah ketentuan/kemauan Allah, sebahagia-bahagia yang lupa, masih lebih bahagia yang ingat kepada Allah dan berhati-hati.
25
D. Aktivitas Pembelajaran
Pada bagian ini akan diuraikan aktivitas pembelajaran untuk moda tatap muka, yaitu tatap muka penuh dan In-On-In.
1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh
a. Fasilitator memberi motivasi kepada peserta untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul
“Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka”
b. Fasilitator menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran, dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.
c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok.
d. Mempersilahkan peserta diklat membaca cerdas dan kerja keras memahami terhadap materi modul.
e. Membagi peserta diklat dalam beberapa kelompok (sesuai dengan kebutuhan)
f. Meminta kelompok untuk berdiskusi tentang materi/ latihan/ tugas sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta berkomitmen atas keputusan hasil diskusi yang dicapai oleh kelompok.
g. Peserta mengerjakan LK.1.1 dan LK 1.2.
h. Presentasi kelompok, tanya jawab, saran dan komentar.
i. Bersama-sama menyimpulkan hasil pembelajaran.
j. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
k. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
l. Merencanakan kegiatan tindak lanjut.
26 2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In
a. Aktivitas In -1
1) Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul
“Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka”.
2) Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.
3) Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual
4) Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja keras memahami terhadap materi modul
5) Meminta peserta untuk mengerjakan LK.1.1 b. Kegiatan On: Peserta mengerjakan LK.1.2.
c. Kegiatan In 2
1) Peserta diklat mempresentasikan hasil pekerjaan LK 1.1 dan peserta lain memberikan pertanyaan, saran, dan komentar.
2) Peserta diklat berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil makalah yang disampaikan dan menghargai pendapat peserta lain.
3) Bersama-sama menyimpulkan hasil paparan makalah yang disampaikan.
4) Bersama-sama melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut.
27 Petunjuk Pengerjaan
1. Diskusi dan deskripsikan posisi dan tantangan ideologi Pancasila di antara ideologi-idelogi yang berkembang di dunia !
2. Tulislah hasil diskusi kelompok Saudara tersebut dalam sebuah tulisan yang terdiri dari 2-3 halaman, jenis huruf Arial 11, spasi 1,5.
3. Presentasikan hasil diskusi.
4. Berikan pertanyaan, saran, dan komentar dari hasil pekerjaan kelompok lain.
5. Perbaiki hasil kerja kelompok Anda jika ada masukan dari kelompok lain
AKTIVITAS PENGEMBANGAN BUTIR SOAL
LK. Menyusun Soal USBN/Penilaian Berbasis Kelas Petunjuk Pengerjaan:
1. Cermatilah kisi-kisi untuk penyusunan soal USBN yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang terdapat dalam tabel 3 dan tabel 4!
2. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari sesuai format berikut. (sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah Saudara).
3. Buatlah soal UN/USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini berdasarkan kisi-kisi yang telah Anda kembangkan!
4. Buatlah soal-soal yang sesuai dengan konsep