• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK Terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan Pengembangan Soal USBN

N/A
N/A
Gan Gan Taopiq Alamsyah

Academic year: 2024

Membagikan "MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK Terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan Pengembangan Soal USBN "

Copied!
210
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

MODUL PELATIHAN

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK

Terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan Pengembangan Soal USBN

Kelompok Kompetensi A Profesional:

Permasalahan Nilai, Norma dan Moral dalam PPKn Pedagogik:

Permasalahan dalam Pembelajaran Saintifik

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

2017

(3)

Penulis:

1. Dr. H. Mukiyat, M.Pd. (PPPPTK PKn dan IPS) 2. Dr. H. Suwarno, M.H. (PPPPTK PKn dan IPS)

3. Drs. H. M. Ilzam Marzuk, M.A.Educ. (PPPPTK PKn dan IPS) 4. Diana Wulandari, S.Pd, (PPPPTK PKn dan IPS)

5. Dr. Nur Wahyu Rochmadi, M.Pd., M.Si. (Universitas Negeri Malang) 6. Dr. Didik Sukriono, S.H, M.Hum. (Universitas Negeri Malang)

Penelaah:

1. Dr. H. Suwarno, M.H. (PPPPTK PKn dan IPS) 2. Synaroch Fatimah,S.Pd., M.Si. (SMAN 2 Kota Batu) 3. Muhammad Rohmatul Adib, S.Pd, (SMAN 3 Kota Malang) Editor:

Siti Awaliyah, S.Pd, S.H, M.Hum (Universitas Negeri Malang)

Copy Right 2017.

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kewarganegaraan dan Ilmu Pengetahuan Sosial, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

Dilarang mengkopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersil tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

(4)

i

KATA SAMBUTAN

Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian Pemerintah maupun pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru.

Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam upaya peningkatan kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) untuk kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun 2015. Peta profil hasil UKG menunjukkan kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan pedagogik dan profesional. Peta kompetensi guru tersebut dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG pada tahun 2016 dan akan dilanjutkan pada tahun 2017 ini dengan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru dilaksanakan melalui tiga moda, yaitu: 1) Moda Tatap Muka, 2) Moda Daring Murni (online), dan 3) Moda Daring Kombinasi (kombinasi antara tatap muka dengan daring).

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK KPTK) dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS) merupakan Unit Pelaksanana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal

(5)

ii

Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut adalah modul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru moda tatap muka dan moda daring untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas kompetensi guru.

Mari kita sukseskan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini untuk mewujudkan Guru Mulia Karena Karya.

(6)

iii

KATA PENGANTAR

Kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam meningkatkan kompetensi guru secara berkelanjutan, diawali dengan pelaksanaan Uji Kompetensi Guru dan ditindaklanjuti dengan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Untuk memenuhi kebutuhan bahan ajar kegiatan tersebut, Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kewarganegaraan dan Ilmu Pengetahuan Sosial (PPPPTK PKn dan IPS), telah mengembangkan Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan untuk jenjang SMA yang meliputi Geografi, Ekonomi, Sosiologi, Antropologi dan jenjang SMA/SMK yang meliputi PPKn dan Sejarah serta Bahasa Madura SD yang terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan merujuk pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru serta Permendikbud No. 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013.

Kedalaman materi dan pemetaan kompetensi dalam modul ini disusun menjadi sepuluh kelompok kompetensi. Setiap modul meliputi pengembangan materi kompetensi pedagogik dan profesional. Subtansi modul ini diharapkan dapat memberikan referensi, motivasi, dan inspirasi bagi peserta dalam mengeksplorasi dan mendalami kompetensi pedagogik dan profesional guru.

Kami berharap modul yang disusun ini dapat menjadi bahan rujukan utama dalam pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Untuk pengayaan materi, peserta diklat disarankan untuk menggunakan referensi lain yang relevan. Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam penyusunan modul ini.

Batu, April 2017 Kepala,

Drs. M. Muhadjir, M.A.

NIP. 195905241987031001

(7)

iv

DAFTAR ISI

Kata Sambutan ...i

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... iv

Daftar Gambar ... ix

Daftar Tabel ... x

Pendahuluan ... 1

A. Latar Belakang ...1

B. Tujuan ...3

C. Peta Kompetensi ...4

D. Ruang Lingkup ...9

E. Saran Cara Penggunaan Modul ...10

Kegiatan Pembelajaran 1: Konsep Dasar Pancasila ... 20

A. Tujuan ...20

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ...20

C. Uraian Materi ...21

D. Aktivitas Pembelajaran ...27

E. Latihan/Kasus/Tugas ...28

F. Rangkuman Materi ...32

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...32

Kegiatan Pembelajaran 2: Konstitusi ... 34

A. Tujuan...34

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ...34

C. Uraian Materi ...34

D. Aktivitas Pembelajaran ...42

(8)

v

E. Latihan/ Kasus /Tugas ...43

F. Rangkuman ...47

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...48

Kegiatan Pembelajaran 3: Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ... 49

A. Tujuan...49

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ...49

C. Uraian Materi ...50

D. Aktivitas Pembelajaran ...56

E. Latihan/Kasus/Tugas ...57

F. Rangkuman ...60

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...60

Kegiatan Pembelajaran 4: Sistem dan Bentuk Pemerintahan Negara Indonesia ... 62

A. Tujuan...62

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ...63

C. Uraian Materi ...63

D. Aktivitas Pembelajaran ...72

E. Latihan/Kasus/Tugas ...73

F. Rangkuman ...73

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...78

Kegiatan Pembelajaran 5: Sistem Hukum dan Peradilan Nasional ... 79

A. Tujuan ...79

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ...79

C. Uraian Materi ...79

D. Aktivitas Pembelajaran ...81

E. Latihan/Kasus/Tugas ...82

F. Rangkuman ...86

(9)

vi

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...86

Kegiatan Pembelajaran 6: Kesadaran Berbangsa dan Bernegara Indonesia 88 A. Tujuan...88

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ...88

C. Uraian Materi ...89

D. Aktivitas Pembelajaran ...97

E. Latihan/Kasus/Tugas ...98

F. Rangkuman ... 102

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 103

Kegiatan Pembelajaran 7: Hak Asasi Manusia di Indonesia ... 105

A. Tujuan... 105

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 105

C. Uraian Materi ... 106

D. Aktivitas Pembelajaran ... 113

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 114

F. Rangkuman ... 120

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 121

Kegiatan Pembelajaran 8: Sistem dan Budaya Politik Indonesia ... 122

A. Tujuan... 122

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 122

C. Uraian Materi ... 122

D. Aktivitas Pembelajaran ... 125

E. Latihan/ Kasus /Tugas ... 126

F. Rangkuman ... 129

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 130

Kegiatan Pembelajaran 9: Hubungan Internasional Indonesia ... 131

(10)

vii

A. Tujuan... 131

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 131

C. Uraian Materi ... 131

D. Aktivitas Pembelajaran ... 138

E. Latihan/ Kasus /Tugas ... 139

F. Rangkuman ... 143

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 143

Kegiatan Pembelajaran 10: Pendekatan Saintifik ... 145

A. Tujuan... 145

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 145

C. Uraian Materi ... 145

D. Aktivitas Pembelajaran ... 147

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 148

F. Rangkuman ... 150

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 150

Kegiatan Pembelajaran 11: Model-Model Pembelajaran ... 151

A. Tujuan... 151

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 151

C. Uraian Materi ... 151

D. Aktivitas Pembelajaran ... 154

E. Latihan/kasus/Tugas ... 155

F. Rangkuman ... 157

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 158

Kegiatan Pembelajaran 12: Penilaian Autentik ... 159

A. Tujuan... 159

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 159

(11)

viii

C. Uraian Materi ... 159

D. Aktivitas Pembelajaran ... 162

E. Latihan/ Kasus /Tugas ... 163

F. Rangkuman ... 165

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 165

Kegiatan Pembelajaran 13: Silabus dan RPP ... 167

A. Tujuan... 167

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 167

C. Uraian Materi ... 167

D. Aktivitas Pembelajaran ... 171

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 172

F. Rangkuman ... 174

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 175

Kunci Jawaban Tes Formatif ... 176

Evaluasi ... 180

Penutup ... 189

Daftar Pustaka ... 190

Glosarium ... 194

(12)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Ruang Lingkup Materi Kelompok Kompetensi Profesional ... 9

Gambar 2. Ruang Lingkup Materi Kelompok Kompetensi Pedagogik ... 9

Gambar 3. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka ... 10

Gambar 4. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh. ... 11

Gambar 5. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In ... 13

Gambar 6. Lambang Burung Garuda ... 21

Gambar 7. Urutan Pemerintah Daerah ... 21

Gambar 8. Pelayanan Pemerintahan ... 21

Gambar 9. Mr. Prof. Muhammad Yamin, S.H. ... 21

Gambar 10. Mr. Soepomo ... 21

Gambar 11. Ir. Soekarno ... 21

(13)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Peta Kompetensi Kelompok Kompetensi A Profesional Pengembangan Implementai Nilai PPKn SMA/SMK ... 5 Tabel 2. Peta Kompetensi Kelompok Kompetensi A Pedagogik ... 8 Tabel 3. Daftar Lembar Kerja Modul A PPKn SMA/SMK ... 16 Tabel 4. Kisi-kisi Soal USBN Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

SMA/SMK dengan Kurikulum 2006 Tahun Pelajaran 2016/2017 . ... 17 Tabel 5. Kisi-kisi Soal USBN Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

SMA/SMK dengan Kurikulum 2013 Tahun Pelajaran 2016/2017 ... 18 Tabel 1.1. Aktivitas Pembelajaran Konsep Dasar Pancasila ... 27 Tabel 1.2. Format penyusunan soal untuk soal pilihan ganda dan soal subyektif ... 30 Tabel 2.1. Aktivitas Pembelajaran Konstitusi ... 42 Tabel 2.2. Format penyusunan soal untuk soal pilihan ganda dan soal subyektif ... 45 Tabel 3.1. Aktivitas Pembelajaran Negara Kesatuan Republik Indonesia ... 56 Tabel 3.2. Format penyusunan soal untuk soal pilihan ganda dan soal subyektif ... 58 Tabel 4.1. Aktivitas Pembelajaran Sistem dan Bentuk Pemerintahan Negara Indonesia ... 73 Tabel 4.2. Format penyusunan soal untuk soal pilihan ganda dan soal subyektif ... 75 Tabel 5.1. Aktivitas Pembelajaran Sistem Hukum dan Peradilan Nasional ... 82 Tabel 5.2. Format penyusunan soal untuk soal pilihan ganda dan soal subyektif ... 84 Tabel 6.1. Aktivitas Pembelajaran Kesadaran Berbangsa dan Bernegara

Indonesia ... 97 Tabel 6.2. Format penyusunan soal untuk soal pilihan ganda dan soal subyektif ... 99

(14)

xi

Tabel 7.1. Jenis perlindungan hak asasi manusia yang terdapat dalam Undang-

Undang No.39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia ... 111

Tabel 7.2. Aktivitas Pembelajaran HAM di Indonesia ... 113

Tabel 7.3. Format penyusunan soal untuk soal pilihan ganda dan soal subyektif ... 117

Tabel 8.1. Aktivitas Pembelajaran Sistem dan Budaya Politik Indonesia... 126

Tabel 8.2. Format penyusunan soal untuk soal pilihan ganda dan soal subyektif ... 128

Tabel 9.1. Aktivitas Pembelajaran Hubungan Internasional Indonesia ... 138

Tabel 9.2. Format penyusunan soal untuk soal pilihan ganda dan soal subyektif ... 141

Tabel 10.1. Kegiatan belajar dan kompetensi yang dikembangkan dalam proses langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik ... 146

Tabel 10.2. Aktivitas Pembelajaran Pendekatan Saintifik ... 147

Tabel 11. Aktivitas Pembelajaran Model-Model Pembelajaran ... 155

Tabel 12.1. Predikat Nilai Ketuntasan Pengetahuan dan Keterampilan ... 161

Tabel 12.2. Aktivitas Pembelajaran Penilaian Autentik ... 162

Tabel 13. Aktivitas Pembelajaran RPP ... 171

(15)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya yang berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan kegiatan pengembangan keprofesian secara berkelanjutan agar dapat melaksanakan tugas profesionalnya.

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah pengembangan kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan yang dilaksanakan sesuai kebutuhan, bertahap, dan berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya.

Pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagai salah satu strategi pembinaan guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru dan tenaga kependidikan mampu secara terus menerus memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan PKB akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan profesional yang dipersyaratkan.

Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan PKB baik secara mandiri maupun kelompok. Khusus untuk PKB dalam bentuk diklat dilakukan oleh lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru. Penyelenggaraan diklat PKB dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK KPTK atau penyedia layanan diklat lainnya. Pelaksanaan diklat tersebut memerlukan modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta diklat. Modul merupakan bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang disajikan secara sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya.

(16)

2 Modul diklat Pengembangan Keprofesional Berkelanjutan (PKB) ini sudah terintegrasi Penguatan Pendidikan Karekter (PPK) dan pengembangan soal Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) bagi guru dan tenaga kependidikan merupakan acuan bagi penyelenggara pendidikan dan pelatihan dalam mengembangkan modul pelatihan yang diperlukan guru dalam melaksanakan kegiatan PKB.

Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen untuk mewujudkan profesi guru yang bermartabat dan menciptakan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif pada tahun 2025, yang mana fokus program dan kegiatan pembangunan bidang pendidikan diarahkan untuk pengembangan profesionalisme guru dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu upaya pemerintah melalui program peningkatan kompetensi merupakan usaha untuk mewujudkan guru professional yang senantiasa belajar untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas dan kompetensi dirinya, sehingga dapat menjadi contoh panutan peserta didik.

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan sebagai salah satu strategi pembinaan guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru dan tenaga kependidikan agar mampu secara terus menerus memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan PKB akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan pedagogik dan profesional yang dipersyaratkan. Guru dan tenaga kependidikan melaksanakan program PKB baik secara mandiri maupun kelompok. Penyelenggaraan kegiatan PKB dilakukan oleh lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru. Dalam hal ini dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK.

Untuk mendukung pelaksanaan tersebut diperlukan modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta. Modul merupakan bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang disajikan secara sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Modul ini merupakan salah satu bahan referensi bagi pelaksanaan kegiatan PKB. Penyusunan

(17)

3 modul ini telah melalui beberapa proses dan mekanisme yaitu tahap:

persiapan, penyusunan, pemantapan (sanctioning), dan pencetakan. Modul ini disusun untuk memberikan gambarandan pembelajaran mengenai materi-materi yang relevan, serta disesuaikan dengan standar isi kurikulum.

Sejalan dengan program PKB, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga melaksanakan Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Gerakan PPK adalah gerakan pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa (esteteik), oleh pikir (literasi), dan olah raga (kinestetik) dengan dukungan pelibatan public dan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat yang merupakan bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Implementasi PPK tersebut dapat berbasis kelas, berbasis budaya sekolah, dan berbasis masyarakat (keluarga dan komunitas). Dalam rangka mendukung kebijakan gerakan PPK, modul ini mengintegrasikan lima nilai utama PPK yaitu religious, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Kelima nilai utama tersebut terintegrasi pada kegiatan-kegiatan pembelajaran yang ada pada modul. Setelah mempelajari modul ini, selain guru dapat meningkatkan kompetensi pedagogik dan profesional, guru juga diharapkan mampu mengimplementasikan PPK khususnya PPK berbasis kelas.

B. Tujuan

Tujuan penyusunan modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang didalamnya terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)secara umum adalah memberikan pemahaman tentang keberhasilan pembelajaran dengan mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dan juga sebagai salah satu referensi bagi peserta diklat, sehingga guru dapat meningkatkan kompetensi profesional dan paedagogik, guru juga dapat diharapkan maupun mengimplementasikan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), khususnya PPK berbasis Kelas dapat tercapai. Kompetensi profesional yang hendak dicapai dalam pembelajaran pada modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini dijabarkan sebagai berikut:

(18)

4 1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang

mendukung mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMA/SMK.

2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaranPendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMA/SMK.

3. Mengembangkan dan mengintegrasikan PPK kedalam materi pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMA/SMK secara kreatif.

Sedangkan kompetensi paedagogik yang hendak dicapai dalam pembelajaran pada modul ini mencakup hal-hal berikut:

1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional dan intelektual.

2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.

3. Mengembangkan PPK kedalam kurikulum yang terkait dengan matapelajaran yang diampu.

4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.

6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

7. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

8. Melakukan tindakan reflektif untukpeningkatan kualitas pembelajaran.

9. Mengimplementasikan PPK, khususnya PPK berbasis kelas.

C. Peta Kompetensi

Kompetensi yang ingin dicapai setelah peserta diklat mempelajari Modul ini dapat dilihat dalam tabel 1 dan tabel 2.

(19)

5 Tabel 1. Peta Kompetensi Kelompok Kompetensi A Profesional

Pengembangan Implementai Nilai PPKn SMA/SMK:

Kegiatan Pembelajaran

Ke

Nama Mata Diklat Kompetensi

1. Konsep Dasar Pancasila 1. Mendeskripsikan konsep perumusan Dasar Negara Republik Indonesia dari Mr. Moh.

Yamin, Soepomo, dan Ir. Soekarno

2. Mendeskripsikan sejarah perumusan Dasar Negara Republik Indonesia.

3. Mendeskripsikan peran BPUPKI dan PPKI dalam perumusan Dasar Negara Republik Indonesia.

4. Menjelaskan makna nilai karakter religiusdalam Sila Pancasila

5. Menjelaskan rumusan kesatuan sila-sila Pancasila sebagai sistem.

6. Menjelaskankomitmen moralperan BPUPKI dan PPKI dalam proses penetapan

Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia.

2. Konstitusi 1. Menjelaskan definisi konstitusi 2. Menjelaskan fungsi konstitusi

3. Menjelaskan sejarah lahirnya konstitusi di Indonesia

4. Menguraikan dinamika Konstitusi di Indonesia

5. Menjelaskan perubahan UUD Tahun 1945 6. Menjelaskan isi muatan konstitusi

7. Mendeskripsikan nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam konstitusi 3. Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI)

1. Menjelaskan hakikat negara dan Negara Kesatuan Republik Indonesia

2. Menjelaskan unsur-unsur Negara Kesatuan Republik Indonesia

3. Menjelaskan pentingnya persatuan dan kesatuan untuk memperkuat serta memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

4. Menjelaskan semangat persatuan dan kesatuan yang mencerminkannilai-nilai karakter gotongroyong terhadap keutuhan nasional;

5. Menjelaskan sejarah perjuangan membangun NKRI;

6. Menjelaskan pentingnya komitmen moral dalam menegakkan NKRI

7. Menjelaskan macam-macam ancaman yang membahayakan keutuhan NKRI;

8. Menjelaskan tanggung jawab sebagai warga Negara dalam usaha

mempertahankan keutuhan NKRI.

(20)

6 Kegiatan

Pembelajaran Ke

Nama Mata Diklat Kompetensi

4. Sistem dan Bentuk Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia

1. Menjelaskan pengertian sistem dan bentuk pemerintahan negara

2. Menjelaskan macam-macam sistem dan bentukpemerintahan negara

3. Menjelaskan sistem dan bentuk

pemerintahan Negara Indonesia menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

4. Menjelaskan dinamika pelaksanaan sistem dan bentuk pemerintahan di Indonesia 5. Menjelaskan sistem pembagian

kekuasaan pemerintah pusat sesuai dengan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

6. Menjelaskan sistem pembagian kekuasaan pemerintahan pusat dan daerah menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

7. Menjelaskan hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

8. Menjelaskan konsep demokrasi Pancasila 9. Menjelaskan perkembangan pelaksanaan

demokrasi Pancasila di Indonesia 10. Mencontohkan sikap dan perilaku cinta

damai yang mencerminkan nilai-nilai demokrasi Pancasiladalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara 5. Sistem Hukum dan

Peradilan Nasional

1. Menjelaskan pengertian sistem hukum, dan peradilan.

2. Menjelaskan tujuan dan fungsi sistem hukum dan peradilan

3. Mendeskripsikan macam-macam sanksi yang terkandung dalam Pasal 10 KUHP

(21)

7 Kegiatan

Pembelajaran Ke

Nama Mata Diklat Kompetensi

6. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara Kesatuan Republik Inonesia

1. Menjelaskan konsep kehidupan berbangsa dan bernegara kesatuan RI sesuai dengan Pancasila dan Undang- Undang Dasar NKRI Tahun 1945 2. Mendeskripsikan perjalanan sejarah

berbangsa dan bernegara NKRI berdasarkan keilmuan

3. Menjelaskan posisi dan kronologi geopolitikIndonesia sesuai keilmuan 4. Menjelaskan makna dan pentingnya kesadaran berbangsa dan bernegara sesuai konsep

5. Menjelaskan makna dan pentingnya kesadaran berbangsa dan bernegara dilihat dari konteks sejarah Indonesia 6. Menjelaskan makna dan pentingnya

kesadaran berbangsa dan bernegara dilihat dari konteks geopolitik Indonesia 7. Menjelaskan hubungan kesadaran

berbangsa dan bernegara dengan pemahaman dan penerapan Wawasan Nusantara

8. Menunjukan wujud kesadaran berbangsa dan bernegara dalam kehidupan

masyarakat, berbangsa, dan bernegara sesuai nilai-nilai Pancasila dan Undang- Undang Dasar NKRI Tahun 1945 7. Hak Asasi Manusia di

Indonesia

1. menjelaskan hakikat Hak Asasi Manusia 2. mengidentifikasi ciri-ciri pokok/khusus

Hak Asasi Manusia

3. menjelaskan hubungan Hak Asasi Manusia dengan Kewajiban Asasi Manusia

4. menjelaskan macam-macam Hak Asasi Manusia

5. mendeskripsikan perkembangan Hak Asasi Manusia di Indonesia

6. menjelaskan dasar yuridis pengaturan Hak Asasi Manusia dan Kewajiban Asasi Manusia di Indonesia

7. menguraikan peranan pemerintah dan masyarakat dalam upaya pemajuan, penghormatan, dan perlindungan Hak Asasi Manusia di Indonesia

8. menjelaskan partisipasi masyarakat dalam pemajuan, penghormatan, dan perlindungan HAM

(22)

8 Kegiatan

Pembelajaran Ke

Nama Mata Diklat Kompetensi

8. Sistem Politik Indonesia 1. Menjelaskan pengertian sistem dan politik.

2. Menjelaskan pengertian sistem, dan budaya politik.

3. Menjelaskan tipe-tipe budaya politik.

4. Menjelaskan pentingnya budaya politik berdasarkan sikap komitmen atas

keputusan barsama, tujuan, dan orientasi politiknya.

9. Hubungan Internasional Indonesia

1. memahami konsep organisasi internasional

2. memahami konsep hubungan internasional

3. memahami peran Indonesia dalam hubungan internasional.

Tabel 2. Peta Kompetensi Kelompok Kompetensi A Pedagogik:

Kegiatan Pembelajaran

Ke

Nama Mata Diklat Kompetensi

10. Pendekatan saintifik 1. Menjelaskan pengertian pendekatan saintifik.

2. Menguraikan tahapan pelaksanaan pendekatan saintifikdalam pembelajaran.

11. Model-Model Pembelajaran

1. Mengidentifikasi pembelajaran Discovery Learning,

2. Mengidentifikasi model pembelajaran Problem Based learning

3. Mengidentifikasi model pembelajaran Project Based Learning

12. Penilaian Autentik 1. Mendeskripsikan pengertian penilaian autentik

2. Mendeskripsikan fungsi penilaian autentik 3. Menjelaskan tujuan penilaian autentik 4. Menjelaskan prinsip penilaian autentik 5. Menjelaskan lingkup penilaian autentik 6. Mengidentifikasi sistem penilaian autentik 7. Memahami ketuntasan belajar

13. Silabus dan RPP 1. Menjelaskan pengertian perencanaan pembelajaran;

2. Menjelaskan prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran

(23)

9

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup materi Kelompok Kompetensi Profesional secara umum digambarkan dalam gambar 1. Ruang lingkup materi Kelompok Kompetensi Pedagogik secara umum digambarkan dalam gambar 2.

Gambar 1. Ruang Lingkup Materi Kelompok Kompetensi Profesional

Gambar 2. Ruang Lingkup Materi Kelompok Kompetensi Pedagogik Materi PPKn

SMA/K Profesional

Konsep Dasar Pancasila Konstitusi

Negara Kesatuan Republik Indonesia Sistem dan Bentuk Pemerintahan Negara Indonesia

Sistem Hukum dan Peradilan Nasional Kesadaran Berbangsa dan Bernegara di Indonesia

Hak Asasi Manusia di Indonesia Sistem Politik Indonesia Hubungan Internasional Indonesia

Materi PPKn

SMA/K Pedagogik

Pendekatan Saintifik

Model-Model Pembelajaran

Penilaian Autentik

RPP

(24)

10

E. Saran Cara Penggunaan Modul

Petunjuk penggunaan modul ini adalah sebagai berikut:Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap Kegiatan Pembelajaran disesuaikan dengan skenario setiap penyajian mata diklat. Modul ini dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka dengan model tatap muka penuh maupun model tatap muka In-On-In. Alur model pembelajaran secara umum dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka

E. 1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis dilingkungan Ditjen GTK maupun lembaga diklat lainnya. Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanan secara terstruktur pada suatu waktu yang dipandu oleh fasilitator.

Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat dilihat pada gambar 4 di bawah ini:

(25)

11 Gambar 4. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari :

 latar belakang yang memuat gambaran materi

 tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi

 kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.

 ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran

 langkah-langkah penggunaan modul b. Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi profesional dan pedagogik fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupunberkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

(26)

12 c. Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan yang akan secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan bersama fasilitator dan peserta lainnya, baik itu dengan menggunakan diskusi tentang materi, malaksanakan praktik, dan latihan kasus.

Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana menerapkan pemahaman materi-materi yang berada pada kajian materi.

Pada aktivitas pembelajaranmateri ini juga peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran.

d. Presentasi dan Konfirmasi

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. Pada bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran

e. Refleksi

Pada bagian ini peserta dan penyaji mereview atau melakukan refleksi materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran, kemudian didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

E. 2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In

Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service

(27)

13 Learning 2 (In-2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar pada alur berikut.

Gambar 5. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan sebagai berikut,

a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan In service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari:

 latar belakang yang memuat gambaran materi

 tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi

 kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.

 ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran

 langkah-langkah penggunaan modul

(28)

14 b. In Service Learning 1 (IN-1)

Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi A fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupunberkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode yang secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu dengan menggunakan metode berfikir reflektif,diskusi,brainstorming, simulasi, maupun studi kasus yang kesemuanya dapat melalui Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada IN1.

Pada aktivitas pembelajaranmateri ini peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada on the job learning.

c. On the Job Learning (ON)

Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi Aguru sebagai pesertaakan mempelajari materi yang telah diuraikan pada in service learning 1 (IN1). Guru sebagai peserta dapat membuka dan mempelajari kembali materi sebagai bahan dalam mengerjaka tugas-tugas yang ditagihkan kepada peserta.

Melakukan aktivitas pembelajaran.

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada IN1 dan sesuai dengan

(29)

15 rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer discussion yang secara langsung dilakukan di sekolah maupun kelompok kerja melalui tagihan berupa Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada ON.

Pada aktivitas pembelajaranmateri pada ON, peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data denganmelakukan pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada on the job learning.

d. In Service Learning 2 (IN-2)

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk- produk tagihan ON yang akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. pada bagian ini juga peserta dan penyaji me- review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran.

e. Refleksi

Pada bagian ini peserta dan penyaji mereview atau melakukan refleksi materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran, kemudian didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

E. 3. Lembar Kerja

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan kelompok komptensi Aini terdiri dari beberapa kegiatan pembelajaran yang didalamnya terdapat aktivitas-aktivitas pembelajaran sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang dipelajari.

Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada tabel berikut.

(30)

16 Tabel 3. Daftar Lembar Kerja Modul A PPKn SMA/SMK:

No Kode LK Nama LK Keterangan

1 LK. 1.1 Menjabarkan Sejarah Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara

2 LK. 1.2 Mendeskripsikan Nilai Karakter Religius dalam Sila Pancasila

3 LK. 1.3 Menyusun Soal USBN/Penilaian Berbasis Kelas

4 LK. 2.1 Menjelaskan Kasus Pelanggaran Konstitusi 5 LK. 2.2 Mengidentifikasikan Isi Muatan UUD NRI

Tahun 1945

6 LK. 2.3 Menyusun Soal USBN/Penilaian Berbasis Kelas

7 LK. 3.1 Mendeskripsikan Perilaku yang

Menunjukkan Semangat Persatuan dan Kesatuan untuk Menjaga Keutuhan NKRI 8 LK. 3.2 Menyusun Soal USBN/Penilaian Berbasis

Kelas

9 LK. 4.1 Mengidentifikasi Contoh Sikap dan Perilaku yang Mencerminkan Nilai-Nilai Demokrasi Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa danBernegara

10 LK. 4.2 Menjelaskan Pelaksanaan Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia

11 LK. 5.1 Menjelaskan Pelaksanaan Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia

12 LK. 5.2 Menyusun Soal USBN/Penilaian Berbasis Kelas

13 LK. 6.1 Membahas Hubungan Antara Wawasan Nusantara, Kesadaran Berbangsa dan Bernegara, dan Sikap Kerelawanan dalam Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara 14 LK. 6.2 Menyusun Soal USBN/Penilaian Berbasis

Kelas

15 LK. 7.1 Mengidentifikasi Contoh Hak Asasi dan Kewajiban Asasi dalam Kehidupan Sehari- hari

16 LK. 7.2 Membandingkan Dasar Yuridis HAM

Berdasarkan Konstitusi yang Pernah Berlaku di Indonesia

17 LK. .7.3 Menyusun Soal USBN/Penilaian Berbasis Kelas

18 LK. 8.1 Mengidentifikasikan Tipe-Tipe Budaya Politik 19 LK. 8.2 Menyusun Soal USBN/Penilaian Berbasis

Kelas

20 LK. 9.1 Menjelaskan Peran Indonesia dalam Hubungan Internasional

21 LK. 9.2 Menyusun Soal USBN/Penilaian Berbasis Kelas

22 LK 10.1 Mendeskripsikan Tahapan Pelaksanaan

(31)

17

No Kode LK Nama LK Keterangan

Pendekatan Saintifik

23 LK 11.1 Mendeskripsikan Perbedaan Discovery Learning (DL), Problem Based Learning (PBL), dan Project Based Learning (PjBL) 24 LK 12.1 Mendeskripsikan Prinsip-Prinsip Penilaian 25 LK 13.1 Menyusun RPP Sederhana

TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh IN1 : Digunakan pada In service learning 1 ON : Digunakan pada on the job learning

E.4. Kisi-Kisi Ujian Sekolah Berstandar Nasional PPKn SMA/SMK

Pada beberapa kegiatan pembelajaran kelompok kompetensi profesional terdapat tugas untuk membuat soal USBN dengan kisi- kisi sebagaimana tercantum dalam tabel 4 untuk kurikulum KTSP 2006 dan tabel 5 untuk kurikulum 2013.

Tabel 4. Kisi-kisi Soal USBN Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMA/SMK dengan Kurikulum 2006 Tahun Pelajaran 2016/2017:

LEVEL KOGNITIF

LINGKUP MATERI SISTEM

KETATANEGARAAN

DEMOKRASI DAN KEBEBASAN PERS

DASAR NEGARA DAN KONSTITUSI

HUBUNGAN INTERNASIONAL

DAN HAM Pengetahuan dan

Pemahaman

 Mengidentifikasi

 Menunjukkan

 Menjelaskan

 Mendeskripsikan

Siswa dapat memahami dan menguasai:

 Faktor pembentuk Bangsa Indonesia

 Masyarakat Madani

 Sistem Pemerintahan

 Komponen- komponen politik

 Bentuk negara

 Bentuk pemerintahan

Siswa dapat memahami dan menguasai:

 Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia

 Pemerintahan yang terbuka

 kebebasan Pers

Siswa dapat memahami dan menguasai:

 Pancasila sebagai ideologi terbuka

 Pancasila sebagai sumber nilai

 Pelaksanaan UUD NRI Tahun 1945 sebagai kaidah yang fundamental

Siswa dapat memahami dan menguasai:

 Penghormatan dan penegakan HAM

 Perwakilan diplomatik

 kewarganegaraan

 Organisasi Internasional

 Perjanjian Internasional

(32)

18

LEVEL KOGNITIF

LINGKUP MATERI SISTEM

KETATANEGARAAN

DEMOKRASI DAN KEBEBASAN PERS

DASAR NEGARA DAN KONSTITUSI

HUBUNGAN INTERNASIONAL

DAN HAM Aplikasi

 Memberi contoh

 Menentukan

 Menerapkan

 Menginterpretasi

 Mengurutkan

Siswa dapat menganalisis:

 Faktor pembentuk Bangsa Indonesia

 Masyarakat Madani

 Sistem Pemerintahan

 Komponen- komponen politik

 Bentuk negara Bentuk pemerintahan

Siswa dapat menganalisis:

 Pelaksanaaan Demokrasi di Indonesia

 Pemerintahan yang terbuka

 kebebasan Pers

Siswa dapat menganalisis:

 Pancasila sebagai ideologi terbuka

 Pancasila sebagai sumber nilai

 Pelaksanaan UUD NRI Tahun 1945 sebagai kaidah yang fundamental

Siswa dapat menganalisis:

 Penghormatan dan penegakan HAM

 Perwakilan diplomatiK

 kewarganegaraan

 Organisasi Internasional

 Perjanjian Internasional

Penalaran

 Menganalisis

 Mengevaluasi

 Mengaitkan

 Menyimpulkan

Siswa dapat menggunakan nalar dalam mengkaji:

 Faktor pembentuk Bangsa Indonesia

 Masyarakat Madani

 Sistem Pemerintahan

 Komponen- komponen politik

 Bentuk negara Bentuk pemerintahan

Siswa dapat menggunakan nalar dalam mengkaji:

 Pelaksanaaan Demokrasi di Indonesia

 Pemerintahan yang terbuka

 kebebasan Pers

Siswa dapat menggunakan nalar dalam mengkaji:

 Pancasila sebagai ideologi terbuka

 Pancasila sebagai sumber nilai

 Pelaksanaan UUD NRI Tahun 1945 sebagai kaidah yang fundamental

Siswa dapat menggunakan nalar dalam mengkaji:

 Penghormatan dan penegakan HAM

 Perwakilan diplomatiK

 kewarganegaraan

 Organisasi Internasional

 Perjanjian Internasional

Tabel 5. Kisi-kisi Soal USBN Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMA/SMK dengan Kurikulum 2013 Tahun Pelajaran 2016/2017:

LEVEL KOGNITIF

LINGKUP MATERI IDEOLOGI DAN

KONSTITUSI

HUBUNGAN INTERNASIONAL DAN

HAM

PERSATUAN DAN KESATUAN

PENYELENGGARAAN NEGARA DAN PEMERINTAHAN

Pengetahuan dan Pemahaman

 Mengidentifikasi

 Menunjukkan

 Menjelaskan

 Mendeskripsikan

Siswa dapat memahami dan menguasai:

 Nilai-nilai dan moral dalam konstitusi

 Nilai-nilai (ideal, praksis, instrumental) dalam Pancasila

 Pembukaan UUD NRI Tahun 1945

Siswa dapat memahami dan menguasai:

 Pengakuan, penghormatan dan Penegakan HAM

 Peran Indonesia dalam organisasi Internasional

 Hak dan

Siswa dapat memahami dan menguasai:

 Demokrasi dalam

kerangka NKRI

 Kedudukan Bhinneka Tunggal Ika untuk

memperkokoh NKRI

 Kesadaran

Siswa dapat memahami dan menguasai:

 Penyelenggaraan pemerintahan pusat dan daerah

 Dinamika pengelolaan kekuasaan negara

 Sistem

Ketatanegaraan

(33)

19

LEVEL KOGNITIF

LINGKUP MATERI IDEOLOGI DAN

KONSTITUSI

HUBUNGAN INTERNASIONAL DAN

HAM

PERSATUAN DAN KESATUAN

PENYELENGGARAAN NEGARA DAN PEMERINTAHAN

 Sistem Hukum dan Peradilan nasional

Kewajiban sebagai Warga Negara.

berbangsa dan bernegara

Aplikasi

 Memberi contoh

 Menentukan

 Menerapkan

 Menginterpretasi

 Mengurutkan

Siswa dapat menganalisis:

 Nilai-nilai dan moral dalam konstitusi

 Nilai-nilai (ideal, praksis, instrumental) dalam Pancasila

 Pembukaan UUD NRI Tahun 1945

 Sistem Hukum dan Peradilan nasional

Siswa dapat menganalisis:

 Pengakuan, penghormatan dan Penegakan HAM

 Peran Indonesia dalam organisasi Internasional

 Hak dan Kewajiban sebagai Warga Negara

Siswa dapat menganalisis:

 Memperkokoh persatuan dan kesatuan

 Kedudukan Bhinneka Tunggal Ika untuk

memperkokoh NKRI

 Kesadaran berbangsa dan bernegara

Siswa dapat menganalisis:

 Penyelenggaraan pemerintahan pusat dan daerah

 Dinamika pengelolaan kekuasaan negara

 Sistem

Ketatanegaraan

Penalaran

 Menganalisis

 Mengevaluasi

 Mengaitkan

 Menyimpulkan

Siswa dapat menggunakan nalar dalam mengkaji:

 Nilai-nilai dan moral dalam konstitusi

 Nilai-nilai (ideal, praksis, instrumental) dalam Pancasila

 Pembukaan UUD NRI Tahun 1945

 Sistem Hukum dan Peradilan nasional

Siswa dapat menggunakan nalar dalam mengkaji:

 Pengakuan, Penghormatan dan Penegakan HAM

 Peran Indonesia dalam organisasi Internasional

 Hak dan Kewajiban sebagai Warga Negara

Siswa dapat menggunakan nalar dalam mengkaji:

 Memperkokoh persatuan dan kesatuan

 Kedudukan Bhinneka Tunggal Ika untuk

memperkokoh NKRI

 Kesadaran berbangsa dan bernegara

Siswa dapat memahami dan menguasai:

 Penyelenggaraan pemerintahan pusat dan daerah

 Dinamika pengelolaan kekuasaan negara

 Sistem

Ketatanegaraan

(34)

20

Kegiatan Pembelajaran 1 KONSEP DASAR PANCASILA

Oleh: Dr. Mukiyat, M.Pd.

A. Tujuan

Setelah mengikutikegiatan pembelajaran 1 (satu) ini, diharapkan Saudara dapat:

1. mendeskripsikan konsep perumusan dasar negara Republik Indonesia dari Mr. Moh. Yamin, Soepomo, dan Ir. Soekarno sesuai dengan aspek sejarah;

2. mendeskripsikan sejarah perumusan dasar negara Republik Indonesia secara runtut;

3. mendeskripsikan peran Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dalam perumusan dasar negara Republik Indonesia secara benar;

4. menjelaskan makna nilai karakter religius yang terkandung dalam sila Pancasila dengan baik;

5. menjelaskan rumusan kesatuan sila-sila Pancasila sebagai sistem dengan benar;

6. menjelaskan komitmenmoralperan BPUPKI dan PPKI dalam proses penetapan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia sesuai konsep.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Mendeskripsikan konsep perumusan Dasar Negara Republik Indonesia dari Mr. Moh. Yamin, Soepomo, dan Ir. Soekarno

2. Mendeskripsikan sejarah perumusan Dasar Negara Republik Indonesia.

3. Mendeskripsikan peran BPUPKI dan PPKI dalam perumusan Dasar Negara Republik Indonesia.

4. Menjelaskan makna nilai karakter religius dalam Sila Pancasila 5. Menjelaskan rumusan kesatuan sila-sila Pancasila sebagai sistem.

(35)

21 6. Menjelaskan komitmen moralperan BPUPKI dan PPKI dalam proses

penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia.

C. Uraian Materi

1. Perumusan Dasar Negara Republik Indonesia

Rumusan sila-sila Pancasila seperti yang sekarang ini, yang terdiri dari lima sila seperti yang ada dilambang negara Burung Garuda Pancasila seperti dibawah:

Gambar 6. Lambang Burung Garuda

Kelima rumusan Pancasilatersebut tidak sekali jadi tetapi melalui proses yang panjang dan pemikiran yang mendalam dari beberapa tokoh pendiri negara Indonesia.

a. Perumusan Dasar Negara oleh Mr. Moh Yamin

Dalam sidang tanggal 29 Mei 1945 Mr.Moh.Yamin mengusulkan berupa konsep rumusan dasar negara Indonesia sebagai berikut.

1. Peri Kebangsan.

2. Peri Kemanusiaan.

3. Peri Ketuhanan.

4. Peri Kerakyatan yang meliputi: (a) permusyaratan, (b) perwakilan, c) kebijaksanaan.

5. Kesejahteraan rakyat (keadilan sosial).

1. Ketuhanan Yang Maha Esa.

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.

3. Persatuan Indonesia.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/

perwakilan.

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

(36)

22 b. Perumusan Dasar Negara oleh Prof. Dr. Soepomo pada 31 Mei

1945

Soepomo mengusulkan konsep rumusan dasar negara Indonesiasebagai berikut:

1) Saya mengusulkan pendirian negara nasional yang bersatu yaitu negara yang tidak akan mempersatukan diri atau golongan besar dan kecil.

2) Kemudian dianjurkan supaya setiap warga negara takluk kepada Tuhan supaya tiap-tiap waktu ingat kepada Tuhan.

3) Mengenai kerakyatan, bentuk sistem badan permusyawaratan, Kepala negara harus terus bergaul dengan badan permusyaratan supaya senantiasa mengetahui dan merasakan rasa keadilan dan cita-cita rakyat.

4) Mengenai lapangan okonomi negara bersifat bersifat kekeluargaan,sistem tolong menolong dan sistem koperasi.

5) Mengenai hubungan antar negara, Prof.Dr. Soepomo menganjurkan supaya negara Indonesia bersifat Negara Asia, karena anggota dari kekeluargaan Asia Timur Raya.

c. Perumusan Dasar Negara oleh Ir. Soekarno pada 1Juni 1945.

Pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno berpidato dalam sidang BPUPKI, yang disampaikan secara lisan tampa teks. Beliau mengusulkan konsep dasar negara yang terdiri dari lima prinsip yang rumusannya sebagai berikut:

1) Nasionalisme (kebangsaan Indonesia).

2) Internasionalisme (peri kemanusiaan).

3) Mufakat (demokrasi).

4) Kesejahteraan sosial.

5) Ketuhanan Yang Maha Esa (Ketuhanan yang Berkebudayaan).

2. Sejarah Perumusan Dasar Negara Republik Indonesia

Para Bapak pendiri bangsa yang memiliki rasa kebangsaan yang begitu besar yang dilandasai oleh nilai karakter cinta damai, toleransi dan menghargai perbedaan agama,rela berkorban, cinta tanah air,

(37)

23 disiplin, dan menghormati keragaman budaya, suku, dan agama dalam mengapresiasi sejarah perumusan Dasar Negra Republik Indonesia.

Sejarah perumusan Pancasila hampir sama dengan konsep perumusan Pancasila, kalau konsep lebih menekankan pada konten, sedang sejarah perumusan Pancasila lebih menekankan pada proses dan peristiwa yaitu tanggal, bulan dan tahunnya.Sidang BPUPKI yang pertama, tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945. Dalam kata pembukaannya Ketua BPUPKI, dr. Rajiman Wedyodiningrat meminta pandangan para anggota mengenai ”Dasar Negara” Indonesia jika Indonesia merdeka.

Sidang BPUPKI kedua Tanggal 10 sampai 17 Juli 1945. Hari pertama sebelum sidang BPUPKI dimulai diadakan penambahan 6 anggota, selain penambahan anggota BPUPKI Ir. Soekarno sebagai Ketua Panitia Kecil melaporkan hasil pertemuannya yang dilakukan sejak tanggal 1 Juni yang telah lalu. Menurut laporan pada tanggal 22 Juni 1945 Ir. Soekarno mengadakan pertemuan antara panitia kecil dengan anggota Badan Penyelidik, yang hadir dalam pertemuan itu berjumlah 38 anggota yaitu anggota yang bertempat tinggal di Jakarta dan anggota-anggota Badan Penyelidik yang merangkap menjadi anggota Tituoo Sangi In dari luar Jakarta. Pertemuan antara 38 anggota itu diadakan di gedung kantor besar Jawa Hooko Kai (kantornya Bung Karno sebagai Honbucoo/sekretaris Jendral Jawa Hooko Kai). Mereka membentuk panitia kecil yang terdiri dari 9 orang yang populer disebut

”Panitia Sembilan” yang anggotanya terdiri dari: (1) Ir. Soekarno, (2) Wachid Hasyim, (3) Mr.Muh. Yamin, (4) Mr. Maramis, (5) Dra. Moh.

Hatta, (6) Mr. Soebardjo, (7) Kyai Abdul Kahar Moezakkir, (8) Abikusno Tjokrosoejoso, (9) Haji Agus Salim.

Panitia sembilan ini dibentuk karena kebutuhan untuk mencari modus antar apa yang disebut ”golongan Islam” dengan apa yang disebut ”golongan kebangsaan” mengenai soal agama dan negara.

Persoalan ini rupanya sudah timbul selama persidangan BPUKI. Panitia berhasil mencapai modus itu yang diberi bentuk suatu rancangan pembukaan hukum dasar. Inilah yang dikenal dengan nama yang diberikan oleh Muh. Yamin ”Piagam Jakarta” (Jakarta Charter).

(38)

24 3. Peran BPUPKI dan PPKI dalam Perumusan Pancasila

a. Peran BPUPKI Dalam Perumusan Pancasila

Sebagaimana dijelaskan dalam sejarah perumusan dasar negara di atas lembaga BPUPKI mempunyai peran strategis yang sangat penting dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia khususnya dalam merumuskan dasar negara Indonesia merdeka, Pancasila.

b. Peran PPKI Dalam Perumusan dan Penetapan Pancasila dan UUD 1945

Setelah BPUPKI dibubarkan, pada pertengahan bulan Agustus 1945 dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau PPKI (Dokuritsu Zyunbi Iinkai).

1. Sidang pertama PPKI dihadiri oleh 27 orang dan menghasilkan keputusan sebagai berikut:

a. Mengesahkan Undang-Undang Dasar yang meliputi:

(1) Setelah melakukan beberapa perubahan pada piagam Jakarta kemudian berfungsi sebagai Pembukaan UUD 1945.

(2) Menetapkan rancangan Hukum Dasar yang telah diterima dari Badan 1945 pada tanggal 17 Juli setelah mengalami perubahan berkaitan dengan perubahan Piagam Jakarta.

b. Memilih Presiden dan Wakil Presiden yang pertama.

c. Menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia Pusat sebagai badan musyawarah darurat.

2. Sidang kedua PPKI Tanggal 19 Agustus 1945.

Setelah proklamasi kemerdekaan PPKI mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita dalam mengisi kemerdekaan. Sidang kedua PPKI berhasil menentukan dan menetapkan propinsi di Indonesia yaitu ada 8 propinsi, yaitu: Jawa barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera, Borneo, Sulawesi, Maluku, dan Sunda Kecil. Disamping itu berhasil membentuk kementerian yang meliputi 12 Departemen yaitu: Departemen pertanian, luar

(39)

25 negeri, kehakiman, keuangan, kemakmuran, kesehatam, pengajaran, pendidikan dan kebudayaan, sosial, pertahanan, penerangan, dan departemen perhubungan.

3. Sidang Ketiga PPKI tanggal 20 Agustus 1945.

Pada sidang ketiga PPKI dilakukan pembahasan terhadap agenda tentang Badan Penolong Keluarga Korban Perang”

salah satu putusannya adalah dibentuklah suatu badan yang disebut ”Badan Keamanan Rakyat (BKR).

4. Sidang Keempat PPKI Tanggal 22 Agustus 1945.

Pada sidang keempat PPKI membahas agenda tentang Komite Nasional Indonesia Pusat, yang pusatnya berkedudukan di Jakarta (Kaelan, 2004:48).

4. Makna Nilai-Nilai Religius Yang Terkandung dalam Sila Pancasila.

Nilai mengandung sesuatu yang ideal, harapan-harapan yang dicita-citakan untuk kebaikan. Menilai berarti menimbang, suatu kegiatan untuk menghubungkan sesuatu dengan yang lain, kemudian mengambil keputusan. Sesuatu dianggap punya nilai jika sesuatu itu dianggap benar dan berguna bagi kehidupan manusia, baik ditinjau dari segi nilai religius, etika, moral, estetis, ekonomi, dan sosial budaya.Notonegoro, (1974: 66) membagi nilai menjadi tiga, yaitu: (1) nilai material, sesuatu yang berguna bagi unsur jasmani, (2) nilai vital, segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan aktivitas, (3) nilai rohani, segala sesuatu yang berguna bagi rokhani manusia.

Nilai rohani menurut Notonegoro (1974:67) dibedakan menjadi empat macam yaitu: (a) nilai kebenaran/kenyataan yang bersumber pada unsur akal manusia (rasio, budi, cipta), (b) nilai keindahan yang bersumber pada unsur rasa manusia, (gevoel, perasan, estetis), (c) nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsur kehendak/kemauan manusia (will, karsa, etik), (d) nilai religius, merupakan nilai Ketuhanan, kerohanian yang tertinggi dan nilai mutlak, nilai religius: bersumber pada agama, kepercayaan/keyakinan masing- masing manusia.

(40)

26 Kemerdekaan Indonesia merupakan rahmat dari Allah Yang Maha Kuasa, sehingga segala tindakan dalam semua aktifitas harus sesuai dengan sila pertama yang muatan nilai religius sangat tinggi dalam membangun karakter seseorang. Nilai Pancasila dipahami dan diapresiasikan atau dilakukan dengan ketulusan hati yang ikhlas, maka manusia tersebut akan memiliki budi pekerti yang luhur, bermoral tinggi, dan berdampak positif bagi kehidupan bangsa Indonesia. Tetapi jika perilaku bangsa Indonesia sudah melupakan atau menyimpang dari nilai-nilai religius yang terkandung dalam Pancasila akan berdampak negatif, seperti yang kita rasakan sekarang ini, bangsa Indonesia mengalami keterpurukan, kebobrokan moral, banyaknya perilaku yang menyimpang dari norma hukum dan norma agama,diantaranya munculnya intolerasi agama, radikalisme dan penyimpangan norma- norma lain yang seharusnya kita junjung tinggi.

5. Rumusan Kesatuan Sila-sila Pancasila Sebagai Sistem

Rumusan Pancasila yang terdiri dari lima sila pada hakekatnya merupakan suatu sistem. Pengertian sistem adalah satu kesatuan dari bagian-bagian yang tidak dapat dipisahkan,saling berhubungan, dan merupakan satu kesatuan yang utuh.

Penjabaran atau penjelasan dari rumusan Pancasilayang bersifat hierarkhis dan berbentuk piramidal tersebut sebagai berikut:

a. Sila pertama: Ketuhanan yang Maha Esa adalah menjiwai sila kemanusian yang adil dan beradab, persatuan, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/

perwakilan serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

b. Sila kedua: kemanusiaan yang adil dan beradab dijiwai oleh sila ke- 1 dan menjiwai sila ke-3, 4 dan 5.

c. Sila ketiga: persatuan Indonesia dijiwai sila ke 1 dan 2 serta menjiwai sila ke- 4 dan 5.

d. Sila keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dijiwai oleh sila ke-1, 2 dan 3 serta menjiwai sila ke-5.

e. Sila kelima: keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dijiwai

(41)

27 oleh sila ke-1, 2, 3, dan 4 serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sendiri.

6. Komitmen Moral Peran BPUPKI dan PPKI dalam Proses Penetapan Pancasila Sebagai Dasar NegaraIndonesia

Komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusian, moral dan tanggungjawab yang merupakan ketangguhan dan daya juang tinggi dimiliki oleh para perumus dan penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara, seperti dijelaskan dan diuraikan di atas perumusan Pancasila dilakukan dalam sidang BPUPKI dan disempurnakan oleh PPKI yaitu pada tanggal 18 Agustus, terutama sila ke satu dengan mencoret kalimat: menjalankan kewajiban syariat Islam bagi pemeluk- pemeluknya.

Setelah itu dalam sidang pertama yang dihadiri 27 anggota mempunyai integritas dan komitmen yang sama dalam menetapkan UUD 1945 yang inklusif di dalam Pembukaan ada rumusan Pancasila, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Pancasila ditetapkan oleh PPKI.

D. Aktivitas Pembelajaran

1. Tatap Muka Penuh

Aktivitas pembelajaran untuk tatap muka penuh dilaksanakan sebagaimana dijabarkan dalam tabel 1.1.

Tabel 1.1. Aktivitas Pembelajaran Konsep Dasar Pancasila:

Tahap Kegiatan

Rincian Kegiatan

Waktu Prasarana Pendukung Tutor Peserta Diklat

Awal

Presensi dan Apersepsi

mempersiapkan diri agar dapat mengikuti PBM dengan sebaik-baiknya.

Bertanya atas hal-hal yang kurang difahami

15’

CD Pengeras suara Laptop/

Komputer Jaringan internet Lembar kerja Inti

Menjelaskan tentang konsep dasar Pancasila

mengkaji dan memahami materi

Bertanya atas hal-hal

yang kurang difahami 60’

Penutup Review materi

pemberian tugas Menjawab soal 25’

(42)

28 2. In-On-In

Aktivitas pembelajaran pada Kegiatan Pembelajaran 1 ini peserta peningkatan kompetensi karir guru mengerjakan LK pada Kegiatan Pembelajaran 1 ini untuk dibahas pada saat In1 (tatap muka).

E. Lembar Kegiatan/Tugas/Kasus E.1 Lembar Kerja

Aktivitas 1.1: Penjabaran Sejarah Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara

LK. 1.1 Menjabarkan Sejarah Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara

Prosedur:

1. Setelah membaca uraian materi pada Kegiatan Pembelajaran 1, bacalah literatur lain terkait dengan Konsep Dasar Pancasila!

2. Tuliskan kembali runtutan peristiwa perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara dengan menggunakan bagan di bawah ini!

3. Lengkapi tulisan Anda dengan deskripsinilai karakter nasionalisdan religius yang terintegrasi dalam sejarah perumusandasar Negara Republik Indonesia!

4. Kerjakan secara individu!

--nilai karakter nasionalis dan religius yang terintegrasi dengan peristiwa--

Tanggal

Uraian peristiwa

--nilai karakter nasionalis dan religius yang terintegrasi dengan peristiwa--

Tanggal

Uraian peristiwa

--nilai karakter nasionalis dan religius yang terintegrasi dengan peristiwa--

Tanggal

Uraian peristiwa

--nilai karakter nasionalis dan religius yang terintegrasi dengan peristiwa--

dst

Uraian peristiwa

(43)

29 Aktivitas 1.2: DeskripsiNilai Karakter Religius dalam Sila Pancasila

LK. 1.2 Mendeskripsikan Nilai Karakter Religius dalam Sila Pancasila

Prosedur:

1. Bagi peserta diklat menjadi 5 kelompok!

2. Tuliskan nilai karakter religius dalam setiap Sila Pancasila!

3. Berikan contoh nyata

Gambar

Tabel 2. Peta Kompetensi Kelompok Kompetensi A Pedagogik:
Gambar 2. Ruang Lingkup Materi Kelompok Kompetensi Pedagogik Materi PPKn
Gambar 1. Ruang Lingkup Materi Kelompok Kompetensi Profesional
Gambar 3. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka
+7

Referensi

Dokumen terkait

1) Anak bukan orang dewasa muda dalam proses berpikirnya. Mereka mengalami perkembangan kognitif melalui tahap-tahap tertentu.. 2) Anak usia prasekolah dan sekolah dasar

Ieu penilaian henteu ngan saukur tina peunteun hasil tés (penilaian harian) tina hiji KD. Pangajaran rémédial dilakukeun nepi ka siswa ngawasa KD anu geus ditangtukeun.

Jadi, média Pangajaran Basa jeung Sastra Sunda, nyaéta média nu digunakeun dina Pangajaran Basa jeung Sastra Sunda, anu ngawéngku alat bantu guru dina ngajar

Penguatan tata kelola Kurikulum 2013 ngawengku penguatan: (1) tata kerja guru nu sifatna kolaboratif, (2) manajemén sakola ngaliwatan penguatan kamampuh

Pengukuhan tata kelola Kurikulum 2013 ngawengku pengukuhan: (1) tata kerja guru nu sifatna kolaboratif, (2) manajemén sakola ngaliwatan pengukuhan kamampuh

Basa mangrupa alat komunikasi pikeun rupa-rupa fungsi, pikeun: (1) ngébréhkeun informasi faktual (ngaidéntifikasi, ngalaporkeun, nanya, jeung ngoréksi); (2)

lolongkrang pikeun ngajawab anu sabébas-bébasna; jawaban anu béda jeung babaturanana tapi tetep boga hak pikeun meunang peunteun anu sarua. Tina puseur implengan anu

Ngayakeun program pengayaan ngan pikeun kompeténsi/matéri anu tacan kapimilik ku siswa. Ku kituna, guru nyadiakeun waktu pikeun siswa dina narima kompeténsi/matéri