• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK"

Copied!
187
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

MODUL PELATIHAN

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

JENJANG SMA/SMK

Terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan

Pengembangan Soal USBN

Kelompok Kompetensi I

Profesional:

Pengembangan Pelaksanaan Nilai, Norma, Moral dalam PPKn

Pedagogik:

Analisis Penilaian Autentik dan Penyusunan KTI

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

(3)

Penulis:

1. Dr. H. Mukiyat, M.Pd (PPPPTK PKn dan IPS)

2. Dr. H. Suwarno, M.H (PPPPTK PKn dan IPS)

3. Drs. H. M. Ilzam Marzuk, M.A.Educ. (PPPPTK PKn dan IPS) 4. Diana Wulandari, S.Pd. (PPPPTK PKn dan IPS)

5. Dr. Didik Sukriono, S.H, M.Hum. (Universitas Negeri Malang)

Penelaah:

1. Slamet Sumari, M. Hum. (SMAN 1 Candimulyo, Kab. Magelang)

2. Drs. Mulyono Hadi Purwanto (SMKN 1 Sragi, Kab. Pekalongan)

Editor:

Slamet Sumari, M. Hum. (SMAN 1 Candimulyo, Kab. Magelang)

Copy Right 2017

Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kewarganegaraan dan Ilmu Pengetahuan Sosial, Direktorat Jenderal Guru Dan TenagaKependidikan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersil tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

(4)

i

KATA SAMBUTAN

Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian Pemerintah maupun pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru.

Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan

Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam upaya peningkatan kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) untuk kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun 2015. Peta profil hasil UKG menunjukkan kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan pedagogik dan profesional. Peta kompetensi guru tersebut dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG pada tahun 2016 dan akan dilanjutkan pada tahun 2017 ini dengan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru dilaksanakan melalui tiga moda, yaitu: 1) Moda Tatap Muka, 2) Moda Daring Murni (online), dan 3) Moda Daring Kombinasi (kombinasi antara tatap muka dengan daring).

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK KPTK) dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS) merupakan Unit Pelaksanana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal

Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam

mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut adalah modul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru moda tatap muka dan moda daring untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas kompetensi guru.

(5)

ii Mari kita sukseskan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini untuk mewujudkan Guru Mulia Karena Karya.

(6)

iii

KATA PENGANTAR

Kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam meningkatkan

kompetensi guru secara berkelanjutan, diawali dengan pelaksanaan Uji

Kompetensi Guru dan ditindaklanjuti dengan Program Pengembangan

Keprofesian Berkelanjutan. Untuk memenuhi kebutuhan bahan ajar

kegiatan tersebut, Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik

dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kewarganegaraan dan Ilmu

Pengetahuan Sosial (PPPPTK PKn dan IPS), telah mengembangkan

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan untuk jenjang SMA

yang meliputi Geografi, Ekonomi, Sosiologi, Antropologi dan jenjang

SMA/SMK yang meliputi PPKn dan Sejarah serta Bahasa Madura SD

yang terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan merujuk pada

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang

Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru serta Permendikbud

No. 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013.

Kedalaman materi dan pemetaan kompetensi dalam modul ini disusun

menjadi

sepuluh

kelompok

kompetensi.

Setiap

modul

meliputi

pengembangan materi kompetensi pedagogik dan profesional. Subtansi

modul ini diharapkan dapat memberikan referensi, motivasi, dan inspirasi

bagi peserta dalam mengeksplorasi dan mendalami kompetensi

pedagogik dan profesional guru.

Kami berharap modul yang disusun ini dapat menjadi bahan rujukan

utama dalam pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan. Untuk pengayaan materi, peserta diklat disarankan untuk

menggunakan referensi lain yang relevan. Kami mengucapkan

terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam

penyusunan modul ini.

Batu, April 2017

Kepala,

Drs. M. Muhadjir, M.A.

NIP. 195905241987031001

(7)

iv

DAFTAR ISI

Kata Sambutan ... Kata Pengantar ... Daftar Isi ... Daftar Tabel ... Daftar Gambar ... Pendahuluan ... Kegiatan Pembelajaran 1... A. Tujuan Pembelajaran ... B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... E. Latihan / Kasus / Tugas ... F. Rangkuman Materi ... G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...

Kegiatan Pembelajaran 2...

A. Tujuan Pembelajaran ... B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... E. Latihan / Kasus / Tugas ... F. Rangkuman Materi ... G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...

Kegiatan Pembelajaran 3 ...

A. Tujuan Pembelajaran ... B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... E. Latihan / Kasus / Tugas ... F. Rangkuman Materi ... G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...

i iii iv viii ix 1 20 20 20 21 25 29 30 30 31 31 31 32 35 39 39 40 41 41 41 41 44 48 48 49

(8)

v

Kegiatan Pembelajaran 4...

A. Tujuan Pembelajaran ... B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... E. Latihan / Kasus / Tugas ... F. Rangkuman Materi ... G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...

Kegiatan Pembelajaran 5...

A. Tujuan Pembelajaran ... B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... E. Latihan / Kasus / Tugas ... F. Rangkuman Materi ... G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...

Kegiatan Pembelajaran 6...

A. Tujuan Pembelajaran ... B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... E. Latihan / Kasus / Tugas ... F. Rangkuman Materi ... G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...

Kegiatan Pembelajaran 7 ………...

A. Tujuan Pembelajaran ... B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... E. Latihan / Kasus / Tugas ... F. Rangkuman Materi ... G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...

50 50 50 50 53 57 57 58 59 59 59 60 63 67 67 68 69 69 69 69 76 82 82 83 84 84 84 84 89 95 95 95

(9)

vi

Kegiatan Pembelajaran 8...

A. Tujuan Pembelajaran ... B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... E. Latihan / Kasus / Tugas ... F. Rangkuman Materi ... G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...

Kegiatan Pembelajaran 9...

A. Tujuan Pembelajaran ... B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... E. Latihan / Kasus / Tugas ... F. Rangkuman Materi ... G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...

Kegiatan Pembelajaran 10...

A. Tujuan Pembelajaran ... B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... E. Latihan / Kasus / Tugas ... F. Rangkuman Materi ... G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...

Kegiatan Pembelajaran 11 ………...

A. Tujuan Pembelajaran ... B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... E. Latihan / Kasus / Tugas ... F. Rangkuman Materi ... G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...

96 96 96 97 102 106 106 107 108 108 108 108 113 117 118 118 119 119 119 119 126 129 130 130 131 131 131 131 133 135 136 137

(10)

vii

Kegiatan Pembelajaran 12...

A. Tujuan Pembelajaran ... B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... D. Aktivitas Pembelajaran ... E. Latihan / Kasus / Tugas ... F. Rangkuman Materi ... G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...

Kunci Jawaban Latihan/ Kasus/ Tugas ... Evaluasi ... ... Penutup ... Daftar Pustaka ... Glosarium ... 138 138 138 138 143 145 145 146 147 156 165 165 172

(11)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Indikator dan Materi Modul I PPKn SMA/SMK ………... Tabel 2. Daftar Lembar Kerja Modul ...………. Tabel 3. Kisi-kisi USBN KTSP 2006 ……….. Tabel 4. Kisi-kisi USBN Kurikulum 2013 ………..

4 15 17 18

(12)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka ... Gambar 2. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka Penuh ... Gambar 3. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka In-On-In ...

10 11 13

(13)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya yang berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan kegiatan pengembangan keprofesian secara berkelanjutan agar dapat melaksanakan tugas profesionalnya.

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah

pengembangan kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan yang dilaksanakan sesuai kebutuhan, bertahap, dan berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya.

Pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagai salah satu strategi pembinaan guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru dan tenaga kependidikan mampu secara terus menerus memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan PKB akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan profesional yang dipersyaratkan.

Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan PKB baik secara mandiri maupun kelompok. Khusus untuk PKB dalam bentuk diklat dilakukan oleh lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru. Penyelenggaraan diklat PKB dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK KPTK atau penyedia layanan diklat lainnya. Pelaksanaan diklat tersebut memerlukan modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta diklat. Modul merupakan bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang disajikan secara sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya.

(14)

2 Modul diklat Pengembangan Keprofesional Berkelanjutan (PKB) ini

sudah terintegrasi Penguatan Pendidikan Karekter (PPK) dan

pengembangan soal Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) bagi guru dan tenaga kependidikan merupakan acuan bagi penyelenggara pendidikan dan pelatihan dalam mengembangkan modul pelatihan yang diperlukan guru dalam melaksanakan kegiatan PKB.

Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen untuk mewujudkan profesi guru yang bermartabat dan menciptakan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif pada tahun 2025, yang mana fokus program dan kegiatan pembangunan bidang pendidikan diarahkan untuk pengembangan profesionalisme guru dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu upaya pemerintah melalui program peningkatan kompetensi merupakan usaha untuk mewujudkan guru professional yang senantiasa belajar untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas dan kompetensi dirinya, sehingga dapat menjadi contoh panutan peserta didik.

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan sebagai salah satu strategi pembinaan guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru dan tenaga kependidikan agar mampu secara terus menerus memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan PKB akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan pedagogik dan profesional yang dipersyaratkan. Guru dan tenaga kependidikan melaksanakan program PKB baik secara mandiri maupun kelompok. Penyelenggaraan kegiatan PKB dilakukan oleh lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru. Dalam hal ini dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK.

Untuk mendukung pelaksanaan tersebut diperlukan modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta. Modul merupakan bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang disajikan secara sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Modul ini merupakan salah satu bahan referensi bagi pelaksanaan kegiatan PKB. Penyusunan

(15)

3 modul ini telah melalui beberapa proses dan mekanisme yaitu tahap: persiapan, penyusunan, pemantapan (sanctioning), dan pencetakan. Modul ini disusun untuk memberikan gambarandan pembelajaran mengenai materi-materi yang relevan, serta disesuaikan dengan standar isi kurikulum.

Sejalan dengan program PKB, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga melaksanakan Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Gerakan PPK adalah gerakan pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa (esteteik), oleh pikir (literasi), dan olah raga (kinestetik) dengan dukungan pelibatan public dan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat yang merupakan bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Implementasi PPK tersebut dapat berbasis kelas, berbasis budaya sekolah, dan berbasis masyarakat (keluarga dan komunitas). Dalam rangka mendukung kebijakan gerakan PPK, modul ini mengintegrasikan lima nilai utama PPK yaitu religious, nasionalis, mandiri, gotong-royong, dan integritas. Kelima nilai utama tersebut terintegrasi pada kegiatan-kegiatan pembelajaran yang ada pada modul. Setelah mempelajari modul ini, selain guru dapat meningkatkan kompetensi pedagogik dan profesional, guru juga diharapkan mampu mengimplementasikan PPK khususnya PPK berbasis kelas.

B. Tujuan

Tujuan penyusunan modul guru pembelajar secara umum adalah memberikan pemahaman dan sebagai salah satu referensi bagi peserta diklat, sehingga kompetensi ranah profesional dan paedagogik tercapai. Kompetensi inti dalam ranah profesional yang hendak dicapai dalam pembelajaran pada modul ini mencakup:

1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMA/SMK dengan mengintegrasikan nilai-nilai utama Penguatan Pendidikan Karakter.

(16)

4 2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMA/SMK dengan mengintegrasikan nilai-nilai utama Penguatan Pendidikan Karakter. 3. Mengembangkan materi pembelajaran Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan SMA/SMK secara kreatif dengan mengintegrasikan nilai-nilai utama Penguatan Pendidikan Karakter

Sedangkan kompetensi inti dalam ranah pedagogik yang hendak dicapai dalam pembelajaran pada modul ini mencakup:

1. menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional dan intelektual,

2. menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, 3. mengembangkan kurikulum yang terkait dengan matapelajaran yang

diampu,

4. menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik,

5. memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran,

6. memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki,

7. menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, 8. melakukan tindakan reflektif untukpeningkatan kualitas pembelajaran.

C. Peta Kompetensi

Tabel 1: Indikator dan Materi Modul I PPKn SMA/SMK

No Mata Diklat Indikator Pencapaian Kompetensi Materi 1. Pengembangan Implementasi Nilai-Nilai Pancasila 1. Menganalis pengembangan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan modern. 2. Menganalisis

cara-cara pengembangan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan modern. 3. Menganalisis

pengembangan

1. pengembangan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan modern. 2. cara-cara

pengembangan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan modern. 3. pengembangan

implementasi nilai-nilai Pancasila dalam

(17)

5

No Mata Diklat Indikator Pencapaian Kompetensi

Materi

implementasi

nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat modern 4. Menganalisis pengembangan implementasi

nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bernegara modern 5. Menganalisis kendala-kendala dan cara mengatasinya pengembangan implementasi

nilai-nilai Pancasila dalam

aspek kehidupan modern kehidupan bermasyarakat modern 4. pengembangan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bernegara modern 5. kendala-kendala dan cara mengatasinya pengembangan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam aspek kehidupan modern 2. Pengembangan Implementasi Nilai-Nilai Pembukaan Dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 1. Menganalisis pengembangan implementasi nilai-nilai Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945. 2. Menganalisis cara-cara pengembangan implementasi nilai-nilai Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945. 3. Menganalisis pengembangan implementasi nilai-nilai Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 dalam kehidupan bermasyarakat. 1. pengembangan implementasi nilai-nilai Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945. 2. cara-cara pengembangan implementasi nilai-nilai Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945. 3. pengembangan implementasi nilai-nilai Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 dalam kehidupan bermasyarakat.

(18)

6

No Mata Diklat Indikator Pencapaian Kompetensi

Materi

4. Menganalisis pengembangan implementasi nilai-nilai Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 dalam kehidupan bernegara. 5. Menganalisis kendala-kendala dan cara mengatasinya pengembangan implementasi nilai-nilai Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 dalam semua aspek kehidupan.

4. pengembangan implementasi nilai-nilai Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 dalam kehidupan bernegara. 5. kendala-kendala dan cara mengatasinya pengembangan implementasi nilai-nilai Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 dalam semua aspek kehidupan. 3. Pengembangan Implementasi Nilai-Nilai Nasionalisme Dan Patriotisme 1. Menjelaskan pengembangan permasalahan implementasi nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme. 2. Menjelaskan cara-cara pengembangan permasalahan implementasi nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme. 1. pengembangan permasalahan implementasi nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme 2. cara-cara pengembangan permasalahan implementasi nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme. 4. Pengembangan Implementasi Good Governance Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Negara Di Indonesia 1. Menyimpulkan hasil analisis permasalahan implementasi good governance dalam penyelenggaraan pemerintahan negara di Indonesia. 2. Memberikan saran dan rekomendasi 1. Kesimpulan hasil analisis permasalahan implementasi good governance dalam penyelenggaraan pemerintahan negara di Indonesia. 2. Saran dan rekomendasi 5. Pengembangan Implementasi Penegakan 1. menjelaskan pengembangan implementasi 1. pengembangan implementasi penegakan hukum

(19)

7

No Mata Diklat Indikator Pencapaian Kompetensi Materi Hukum Dan Peradilan Nasional penegakan hukum dan peradilan nasional. 2. menguasai jenis – jenis pengembangan implementasi penegakan hukum dan peradilan nasional. 3. menguasai cara-cara pengembangan implementasi penegakan hukum dan peradilan nasional. 4. menguasai kondisi implementasi pengembangan hukum dan peradilan di Indonesia saat ini.

dan peradilan nasional. 2. jenis –jenis pengembangan implementasi penegakan hukum dan peradilan nasional. 3. cara-cara pengembangan implementasi penegakan hukum dan peradilan nasional. 4. kondisi implementasi pengembangan hukum dan peradilan di Indonesia saat ini. 6. Analisis Permasalahan Implementasi Kesadaran Berbangsa Dan Bernegara Kesatuan Republik Indonesia 1. mendiskusikan permasalahan dalam implementasi Kesadaran Berbangsa dan Bernegara Kesatuan Republik Indonesia 2. mendiskusikan metode analisis permasalahan 3. menganalisis permasalahan dalam implementasi Kesadaran Berbangsa dan Bernegara Kesatuan Republik Indonesia dengan menggunakan metode-metode analisis permasalahan 1. permasalahan dalam implementasi Kesadaran Berbangsa dan Bernegara Kesatuan Republik Indonesia 2. metode analisis permasalahan 3. Analisis permasalahan dalam implementasi Kesadaran Berbangsa dan Bernegara Kesatuan Republik Indonesia dengan menggunakan metode-metode analisis permasalahan 7. Analisis Permasalahan Implementasi Perlindungan Dan Penegakan Hak 1. mendiskusikan permasalahan dalam implementasi perlindungan dan penegakan HAM di 1. permasalahan dalam implementasi perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia

(20)

8

No Mata Diklat Indikator Pencapaian Kompetensi Materi Asasi Manusia Di Indonesia Indonesia 2. mendiskusikan metode analisis permasalahan 3. menganalisispermas alahan dalam implementasi perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia dengan menggunakan metode-metode analisis permasalahan 2. metode analisis permasalahan 3. analisis permasalahan dalam implementasi perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia dengan menggunakan metode-metode analisis permasalahan 8. Pengembangan implementasi sistem dan budaya politik di Indonesia 1. Menganalisis pengembangan implementasi Sistem dan Budaya Politik di Indonesia.

2. Menganalisis faktor-faktor pendukung pengembangan Implementasi Sistem dan Budaya Politik di Indonesia.

3. Memahami model-model

pengembangan implementasi Sistem dan Budaya Politik di Indonesia.

4. Menganalisis kendala-kendala pengembangan implementasi Sistem dan Budaya Politik di Indonesia dalam berpolitik yang demokratis.

5. Menganalisis contoh sikap dan perilaku pengembangan implemantasi Sistem dan Budaya Politik di Indonesia.

6. Menganalisis cara-cara mengatasi

1. pengembangan implementasi Sistem dan Budaya Politik di Indonesia.

2. faktor-faktor pendukung pengembangan Implementasi Sistem dan Budaya Politik di Indonesia.

3. model-model pengembangan implementasi Sistem dan Budaya Politik di Indonesia.

4. kendala-kendala pengembangan implementasi Sistem dan Budaya Politik di Indonesia dalam berpolitik yang demokratis. 5. contoh sikap dan

perilaku

pengembangan implemantasi Sistem dan Budaya Politik di Indonesia.

6. cara-cara mengatasi kendala-kendala

(21)

9

No Mata Diklat Indikator Pencapaian Kompetensi

Materi

kendala-kendala pengembangan implementasi Sistem dan Budaya Politik di Indonesia dalam berpolitik yang demokratis.

pengembangan implementasi Sistem dan Budaya Politik di Indonesia dalam berpolitik yang demokratis. 9. Pengembangan hubungan internasional Negara Kesatuan Republik Indonesia Merekomendasi pengembangan hubungan internasional Negara Kesatuan Republik Indonesia Pengembangan hubungan internasional Negara Kesatuan Republik Indonesia 10. Penilaian Autentik Sebagai Penilaian Pembelajaran PPKn SMA/SMK 1. Mendalami konsep penilaian autentik. 2. Menyusun instrumen penilaian sikap 3. Menyusun instrumen penilaian pengetahuan 4. Menyusun instrumen penilaian ketrampilan 1. Konsep penilaian autentik. 2. Instrumen penilaian sikap 3. Instrumen penilaian pengetahuan 4. Instrumen penilaian ketrampilan 11. Pemecahan Permasalahan Penyusunan Silabus Dan RPP Memecahkan permasalahan dalam

penyusunan silabus dan RPP PPKn

Permasalahan dalam

penyusunan silabus dan RPP PPKn

12. Kajian Kritis Karya Tulis Ilmiah

1. Memahami cara menulis kajian kritis. 2. Menyusun kajian

kritis

Kajian Kritis Karya Tulis Ilmiah

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pembahasan dalam modul ini mencakup: 1. Pengembangan Implementasi Nilai-Nilai Pancasila

2. Pengembangan Implementasi Nilai-Nilai Pembukaan Dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 3. Pengembangan Implementasi Nilai-Nilai Nasionalisme Dan Patriotisme

4. Pengembangan Implementasi Good Governance Dalam

(22)

10 5. Pengembangan Implementasi Penegakan Hukum Dan Peradilan

Nasional

6. Analisis Permasalahan Implementasi Kesadaran Berbangsa Dan Bernegara Kesatuan Republik Indonesia

7. Analisis Permasalahan Implementasi Perlindungan Dan Penegakan Hak Asasi Manusia Di Indonesia

8. Pengembangan implementasi sistem dan budaya politik di Indonesia 9.

P

engembangan hubungan internasional Negara Kesatuan Republik

Indonesia

10. Penilaian Autentik Sebagai Penilaian Pembelajaran PPKn SMA/SMK 11. Pemecahan Permasalahan Penyusunan Silabus Dan RPP

12. Kajian Kritis Karya Tulis Ilmiah

E. Saran Cara penggunaan modul

Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap Kegiatan Pembelajaran disesuaikan dengan skenario setiap penyajian mata diklat. Modul ini dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka dengan model tatap muka penuh maupun model tatap muka In-On-In. Alur model pembelajaran secara umum dapat dilihat pada gambar 1

Gambar 1. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka

(23)

11 Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis dilingkungan Ditjen GTK maupun lembaga diklat lainnya. Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanan secara terstruktur pada suatu waktu yang di pandu oleh fasilitator.

Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat dilihat pada alur dibawah ini.

Gambar 2. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari :

 latar belakang yang memuat gambaran materi

 tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi

 kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.

 ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran

 langkah-langkah penggunaan modul

b. Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi profesional dan pedagogik fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari

(24)

12 materi secara individual maupunberkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

c. Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan yang akan secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan bersama fasilitator dan peserta lainnya, baik itu dengan menggunakan diskusi tentang materi, malaksanakan praktik, dan latihan kasus.

Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana menerapkan pemahaman materi-materi yang berada pada kajian materi. Pada aktivitas pembelajaranmateri ini juga peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran.

d. Presentasi dan Konfirmasi

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. Pada bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran

e. Persiapan Tes Akhir

Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

E. 2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In

Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service

Learning 2 (In-2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar pada alur berikut ini.

(25)

13 Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan

In service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat

untuk mempelajari :

 latar belakang yang memuat gambaran materi

 tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi

 kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.

 ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran

 langkah-langkah penggunaan modul

b. In Service Learning 1 (IN-1) Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi I fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari

(26)

14 materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupunberkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini

akan menggunakan pendekatan/metode yang secara langsung

berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu dengan menggunakan metode berfikir reflektif,diskusi,brainstorming, simulasi, maupun studi kasus yang kesemuanya dapat melalui Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada In 1.

Pada aktivitas pembelajaranmateri ini peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada on the job learning.

c. On the Job Learning (ON) Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi Iguru sebagai pesertaakan mempelajari materi yang telah diuraikan pada in

service learning 1 (In 1). Guru sebagai peserta dapat membuka dan

mempelajari kembali materi sebagai bahan dalam mengerjakan tugas-tugas yang ditagihkan kepada peserta.

Melakukan aktivitas pembelajaran.

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada In 1 dan sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan

menggunakan pendekatan/metode praktik, eksperimen,sosialisasi,

implementasi,peer discussionyang secara langsung di dilakukan di sekolah maupun kelompok kerja melalui tagihan berupa Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada ON.

Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif

(27)

15 denganmelakukan pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada on the job

learning.

d. In Service Learning 2 (IN-2)

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan ON yang akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. pada bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran.

e. Persiapan Tes Akhir

Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

E. 3. Lembar Kerja

Modul Pelatihan pengembangan karier berkelanjutan kelompok

komptensi I ini teridiri dari beberapa kegiatan pembelajaran yang didalamnya terdapat aktivitas-aktivitas pembelajaran sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang dipelajari.

Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada table berikut.

Tabel 2. Daftar Lembar Kerja Modul

No Kode LK Nama LK Keterangan

1 LK.1.1. Contoh kekinian tentang upaya

Pengembangan Implementasi Nilai-Nilai Pancasila

TM

2 LK.1.2. Makalah tentang Pengembangan

Implementasi Nilai-Nilai Pancasila

ON

3 LK.1.3 Penyusunan Soal USBN TM, In1

4 LK 2.1. Contoh fakta riil tentang pengembangan

implementasi nilai-nilai Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945

TM,

5 LK 2.2. Jenis/bentuk pengembangan implementasi

nilai-nilai Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945

On

6 LK 2.3. Penyusunan Soal USBN TM, In1

7 LK 3.1. Pengembangan Implementasi Nilai-Nilai

Nasionalisme Dan Patriotisme

TM

(28)

16 Nasionalisme Dan Patriotisme

9 Lk.3.3. Penyusunan Soal USBN TM, In1

10 LK 4.1. Diskusi menjawab pertanyaan tentang good

governance

TM

11 LK 4.2. Analisis fakor-faktor penghambat dan

pendukung pelayanan publik pada

penyelenggaran pemerintahan di Indonesia On

12 LK 4.3. Penyusunan Soal USBN. TM, In1

13 LK 5.1. Pengembangan Penegakan Hukum di

Indonesia

TM

14 LK 5.2. Bagaimanakah pendapat Saudara tentang

upaya-upaya penegakan hukum di Indonesia

On

15 LK 5.3. Penyusunan Soal USBN TM, In1

16 LK 6.1. Mendiskusikan dan menganalisis

pelemahan Kesadaran Berbangsa dan Bernegara Kesatuan Republik Indonesia (dengan berbagai metode)

TM,

17 LK 6.2. Mendiskusikan dan menganalisis

pelemahan Kesadaran Berbangsa dan Bernegara Kesatuan Republik Indonesia (dengan berbagai metode)

On

18 Lk 6.3 Penyusunan Soal USBN TM, In 1

19 LK.7.1 Mendiskusikan dan menganalisis

permasalahan dalam implementasi perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia (dengan berbagai metode)

TM

20 LK 7.2. Mendiskusikan dan menganalisis

permasalahan dalam implementasi perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia (dengan berbagai metode)

On

21 LK 7.3 Penyusunan Soal USBN TM, In1

22 LK 8.1. Upaya dan kendala dalam mengembangkan

Budaya politik masyarakat di Indonesia

TM

23 LK 8.2. Upaya dan kendala dalam mengembangkan

Budaya politik masyarakat di Indonesia

On

24 LK 8.3. Penyusunan Soal USBN TM, In 1

25 LK 9.1. Permasalahan nyata dalam implementasi

hubungan internasional Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan negara tetangga (seputar ASEAN)

TM, On

26 LK 9.2. Penyusunan Soal USBN TM, In 1

(29)

17 ketrampilan (Penilaian Autentik)

28 LK 10.2. Penyusunan Soal USBN TM, In 1

29 LK 11.1. Penyusunan RPP TM, On

30 LK 12.1. Menyusun Kajian Kritis sebuah karya tulis

ilmiah

TM, On

TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh

IN1 : Digunakan pada In service learning 1 ON : Digunakan pada on the job learning

E.4. Kisi-Kisi Ujian Sekolah PPKn SMA/SMK

Pada beberapa kegiatan pembelajaran kelompok kompetensi profesional terdapat tugas untuk membuat soal USBN dengan kisi-kisi sebagaimana tercantum dalam tabel 3 untuk kurikulum KTSP 2006 dan tabel 4 untuk kurikulum 2013.

Tabel 3: Kisi-kisi Soal USBN Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

SMA/SMK dengan Kurikulum 2006 tahun pelajaran 2016/2017

LEVEL KOGNITIF LINGKUP MATERI SISTEM KETATANEGARAAN DEMOKRASI DAN KEBEBASAN PERS DASAR NEGARA DAN KONSTITUSI HUBUNGAN INTERNASIONAL DAN HAM Pengetahuan dan Pemahaman  Mengidentifikasi  Menunjukkan  Menjelaskan  Mendeskripsikan

Siswa dapat memahami dan menguasai :  Faktor pembentuk Bangsa Indonesia  Masyarakat Madani  Sistem Peerintahan  Komponen-komponen politik  Bentuk negara  Bentuk pemerintahan Siswa dapat memahami dan menguasai :  Pelaksanaaan Demokrasi di Indonesia  Pemerintahan yang terbuka  kebebasan Pers Siswa dapat memahami dan menguasai :  Pancasila sebagai ideologi terbuka  Pancasila sebagai sumber nilai  Pelaksanaan UUD NRI Tahun 1945 sebagai kaidah yang fundamental Siswa dapat memahami dan menguasai :  Penghormatan dan penegakan HAM  Perwakilan diplomatik  kewarganegaraan  Organisasi Internasional  Perjanjian Internasional Aplikasi  Memberi contoh  Menentukan  Menerapkan  Menginterpretasi  Mengurutkan

Siswa dapat menganalisis :  Faktor pembentuk Bangsa Indonesia  Masyarakat Madani  Sistem Pemerintahan  Komponen-komponen politik  Bentuk negara Bentuk pemerintahan Siswa dapat menganalisis:  Pelaksanaaan Demokrasi di Indonesia  Pemerintahan yang terbuka  kebebasan Pers Siswa dapat menganalisis:  Pancasila sebagai ideologi terbuka  Pancasila sebagai sumber nilai  Pelaksanaan UUD NRI Tahun 1945 sebagai kaidah yang fundamental Siswa dapat menganalisis :  Penghormatan dan penegakan HAM  Perwakilan diplomatiK  kewarganegaraan  Organisasi Internasional  Perjanjian Internasional

(30)

18 LEVEL KOGNITIF LINGKUP MATERI SISTEM KETATANEGARAAN DEMOKRASI DAN KEBEBASAN PERS DASAR NEGARA DAN KONSTITUSI HUBUNGAN INTERNASIONAL DAN HAM Penalaran  Menganalisis  Mengevaluasi  Mengaitkan  Menyimpulkan Siswa dapat menggunakan nalar dalam mengkaji :  Faktor pembentuk Bangsa Indonesia  Masyarakat Madani  Sistem Pemerintahan  Komponen-komponen politik  Bentuk negara Bentuk pemerintahan Siswa dapat menggunakan nalar dalam mengkaji :  Pelaksanaaan Demokrasi di Indonesia  Pemerintahan yang terbuka  kebebasan Pers Siswa dapat menggunakan nalar dalam mengkaji :  Pancasila sebagai ideologi terbuka  Pancasila sebagai sumber nilai  Pelaksanaan UUD NRI Tahun 1945 sebagai kaidah yang fundamental Siswa dapat menggunakan nalar dalam mengkaji :  Penghormatan dan penegakan HAM  Perwakilan diplomatiK  kewarganegaraan  Organisasi Internasional  Perjanjian Internasional

Tabel 4: Kisi-kisi Soal USBN Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

SMA/SMK dengan Kurikulum 2013 tahun pelajaran 2016/2017

LEVEL KOGNITIF LINGKUP MATERI IDEOLOGI DAN KONSTITUSI HUBUNGAN INTERNASIONAL DAN HAM PERSATUAN DAN KESATUAN PENYELENGGARAA N NEGARA DAN PEMERINTAHAN Pengetahuan dan Pemahaman  Mengidentifikasi  Menunjukkan  Menjelaskan  Mendeskripsikan

Siswa dapat memahami dan menguasai :  Nilai-nilai dan moral dalam konstitusi  Nilai-nilai (ideal, praksis, instrumental) dalam Pancasila  Pembukaan UUD NRI Tahun 1945

 Sistem Hukum dan Peradilan nasional Siswa dapat memahami dan menguasai :  Pengakuan, penghormatan dan Penegakan HAM  Peran Indonesia dalam organisasi Internasional  Hak dan Kewajiban sebagai Warga Negara. Siswa dapat memahami dan menguasai :  Demokrasi dalam kerangka NKRI  Kedudukan Bhinneka Tunggal Ika untuk memperkokoh NKRI  Kesadaran berbangsa dan bernegara Siswa dapat memahami dan menguasai :  Penyelenggaraan pemerintahan pusat dan daerah

 Dinamika pengelolaan kekuasaan negara  Sistem Ketatanegaraan Aplikasi  Memberi contoh  Menentukan  Menerapkan  Menginterpretasi  Mengurutkan Siswa dapat menganalisis :  Nilai-nilai dan moral dalam konstitusi  Nilai-nilai (ideal, praksis, instrumental) dalam Pancasila  Pembukaan UUD NRI Tahun 1945

 Sistem Hukum dan Peradilan nasional Siswa dapat menganalisis :  Pengakuan, penghormatan dan Penegakan HAM  Peran Indonesia dalam organisasi Internasional  Hak dan Kewajiban sebagai Warga Negara Siswa dapat menganalisis :  Memperkokoh persatuan dan kesatuan  Kedudukan Bhinneka Tunggal Ika untuk memperkokoh NKRI  Kesadaran berbangsa dan bernegara Siswa dapat menganalisis :  Penyelenggaraan pemerintahan pusat dan daerah

 Dinamika pengelolaan kekuasaan negara

 Sistem Ketatanegaraan

(31)

19 LEVEL KOGNITIF LINGKUP MATERI IDEOLOGI DAN KONSTITUSI HUBUNGAN INTERNASIONAL DAN HAM PERSATUAN DAN KESATUAN PENYELENGGARAA N NEGARA DAN PEMERINTAHAN Penalaran  Menganalisis  Mengevaluasi  Mengaitkan  Menyimpulkan Siswa dapat menggunakan nalar dalam mengkaji :  Nilai-nilai dan moral dalam konstitusi  Nilai-nilai (ideal, praksis, instrumental) dalam Pancasila  Pembukaan UUD NRI Tahun 1945

 Sistem Hukum dan Peradilan nasional Siswa dapat menggunakan nalar dalam mengkaji :  Pengakuan, Penghormatan dan Penegakan HAM  Peran Indonesia dalam organisasi Internasional  Hak dan Kewajiban sebagai Warga Negara Siswa dapat menggunakan nalar dalam mengkaji :  Memperkokoh persatuan dan kesatuan  Kedudukan Bhinneka Tunggal Ika untuk memperkokoh NKRI  Kesadaran berbangsa dan bernegara Siswa dapat memahami dan menguasai :  Penyelenggaraan pemerintahan pusat dan daerah

 Dinamika pengelolaan kekuasaan negara

 Sistem Ketatanegaraan

(32)

20

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

PENGEMBANGAN IMPLEMENTASI NILAI-NILAI

PANCASILA

Oleh Dr. H. Mukiyat, M.Pd.

---

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran ini, peserta dapat:

1. menganalis pengembangan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan modern dengan baik.

2. menganalisis cara-cara pengembangan implementasi nilai-nilai

Pancasiladalam kehidupan modern dengan baik.

3. menganalisis pengembangan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat modern dengan baik.

4. menganalisis pengembangan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bernegara modern dengan baik.

5. menganalisis kendala-kendala dan cara mengatasinya pengembangan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam aspek kehidupan moderndengan baik.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menganalis pengembangan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan modern.

2. Menganalisis cara-cara pengembangan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan modern.

3. Menganalisis pengembangan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat modern.

4. Menganalisis pengembangan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bernegara modern.

5. Menganalisis kendala-kendala dan cara mengatasinya pengembangan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam aspek kehidupan modern.

(33)

21

C. Uraian Materi

Bacalah dengan cermat, cerdas dan mandiri uraian materi dibawah ini!

1. Analisis Pengembangan Implementasi Nilai-Nilai Pancasila

Analisis pengembangan nilai-nilai Pancasila adalah: mempelajari, mencermati, memaknai, dan memperluas pengamalan nilai-nilai Pencasila dalam bentuk sikap dan perilaku sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.Hal ini diperlukan dengan tujuan agar Pancasila dapat mengikuti perkembangan jaman (fleksibel). Sebab mau tidak mau kita harus menerima perkembangan ilmu pengetahuan dan penemuan teknologi baru akan berdampak pada sikap dan perilaku manusia. Pengembangan nilai-nilai Pancasila ini juga membuktikan bahwa Pancasila sebagai ideologi terbuka yaitu terbuka menerima hal-hal yang baru untuk pengembangan dan penyusuian dengan fenomena-fenomena kehidupan di jaman modern ini.

2. Menganalisis Cara-Cara Pengembangan Implementasi

Nilai-Nilai Pancasila

Cara-cara pengembangan implementasi nilai-nilai Pancasila adalah dengan cara mengkaitkan nilai-nilai Pancasila dengan fenomena kehidupan serta penemuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang baru.Contoh :pergaulan/pekenalan lewat facebook, jaman sekarang banyak sekali pergaulan para remaja melalui facebook yang berarkhir positip yaitu: terjadi perkawinan, tetapi juga banyak lewat pergaulan

facebook terjadi penipuan, pemerkosaan dan kejahatan lainnya. Yang

menjadi pertanyaan adalah: apakah perkenalan lewat facebook tersebut sesuai dengan nilai-nilai Pancasila atau nilai-nilai Pancasila menerima fenomena pergaulan di jaman modern tersebut, sebagai pengembangan nilai-nilai.

Pada sisi lain, Media Sosial yang sangat booming dan familiar di semua kalangan masyarakat yang menembus batas usia, pendidikan jenis kelamin, ras, golongan, agama maupun wilayah, menjadi fenomena dahsyat dalam menghantam kekuatan implementasi nilai-nilai Pancasila. Dalam kondisi seperti ini, karakter bangsas Indonesia benar-benar teruji.

(34)

22 Bagi warga negara yang berkarakter, akan memiliki pertahanan yang bagus dan kuat sehingga mampu menghadapi dan bahkan memanfaatkan sisi positif media sosial seperti dicontohkan di atas. Sementara yang kehilangan atau tidak memiliki karakter, akan rapuh pertahanannya dalam menghadapi fenomena sosial media tersebut. Manfaat yang dapat mereka petik sangat terbatas, bahkan bisa menjadi korban atau mengorbankan orang lain dengan penyalahgunaan media sosial itu sendiri.

3. Pengembangan Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam

Kehidupan Bermasyarakat Modern

Pengembangan nilai-nilai Pancasila hidup subur dalam pergaulan kehidupan di masyarakat. Tanpa kita sadari sebetulnya kita setiap detik, menit dan jam mengamalkan dan mengebangkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat. Contoh berkat penemuan teknologi yang modern, sekarang ini banyak perdagangan melalui online.Walaupun sistem ini rawan dengan penipuan, modalnya hanya saling percaya antara pembeli dengan penjual, tetapi sistem perdagangan ini lebih efektif, sehingga banyak masyarakat yang melakukan jual beli dengan sistem ini. Yang menjadi pertanyaan apakah Pancasila menerima fenomena sistem

perdagangan ini? Terkait pengembangan implementasi nilai-nilai

Pancasila dalam kehidupan modern, pilihan bijaknya adalah menerima (fleksibel) fenomena sistem perdagangan modern tersebut, dengan tetap berpegangan pada nilai-nilai karakter religius, integritas, dan mandiri. Perdagangan yang didasari oleh integritas yang tinggi, keyakinan pada pantauan Tuhan atas segala perilaku dan gerak gerik kita, dan jiwa kemandirian yang kokoh dan kuat, akan menciptakan hasil dan kebermanfaatan bagi semua pihak, baik bagi penjual maupun pembeli, maupun pihak-pihak terkait dan berkepentingan pada perdagangan tersebut.

(35)

23

4. Pengembangan Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam

Kehidupan Bernegara Modern

Pada pemerintah sistem demokrasi sekarang ini kehidupan kenegaraan lebih bebas dan terbuka, contohnya: penyedapan oleh KPK, dengan penyadapan tersebut banyak sekali para pejabat yang tertangkap, baik melakukan korupsi, penyuapan, maupun tindak pidana lain, Pancasila menerima tindakan tesebut, teknik ini sebagai contoh pengembangan implementasi Pancasila dalam kehidupan kenegaraan.

Contoh lain pengembangan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bernegara adalah:perekaman oleh Makroof Samsudin antara pembicaraan Setya Novanto dengan PT FreePort dan pengusaha yang disebarkan/diajukan Sudirman Said kepada MKD (Jawa Pos,4 Desember 2015).Perekaman tersebut sekarang sudah terbuka, tidak saja oleh pejabat Negara tetapi juga oleh masyarakat, Perekaman tersebut sebagai pengembangan nilai Pancasila. Termasuk informasi antara pejabat, atasan dengan bawahannya atau sebaliknya antara bawahan kepada atasanya melalui HP. Sistem penyampaian informasi dengan HP ini ternyata sesuai dengan nilai-nilai Pancasila sekaligus sebagai pengembangan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan Negara.Tindakan ini sesungguhnya bisa dikategorikan sebagai perwujudan karakter berintegritas karena berani melakukan tindakan yang dapat dirasakan atau dimaknai sebagai teguran terhadap tindakan pejabat tinggi negara yang telah melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

5. Kendala-Kendala

Dan

Cara

Mengatasinya

Pengembangan

Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Aspek Kehidupan

Modern

a. Kendala-kendala Pengembangan Implementasi Nilai-nilai Pancasila.

1) Dekadensi moral sebagian bangsa Indonesia, karena dekadensi moral banyak tindakan negatif yang dilakukan seperti, korupsi, mencuri, menipu, membegal, menuman keras, selingkuh, pemerkosaan dan tindak pidana lain.Dekadensi moral ini dimungkinkan karena rapuhnya karakter religius, yang bisa jadi karena kelalaian orang tua dalam

(36)

24 menanamkan nilai-nilai religius sejak dini dalam lingkungan keluarga, kurangnya kuantitas dan kualitas pendidikan agama di sekolah, maupun karena begitu kuatnya pengaruh dari luar (masyarakat dan media massa) yang menawarkan konten-konten negatif yang menggiurkan dan memberikan kesenangan sesaat pada individu sasaran.

2) Tingkat pendidikan sebagian besar yang masih rendah, karena tingkat pendidikan yang rendah akibatnya tidak dapat membedakan yang baik dan buruk, yang benar dan salah, sehingga banyak sikap dan perilaku yang melanggar norma.

3) Tingkat ekonomi yang rendah: kemiskinan mengakibatkan

kecenderungan orang untuk berbuat jahat, banyak kejahatan dilakukan oleh kelompok masyarakat bawah, karena kesulitan ekonomi.

4) Minimnya orang yang menjadi suri teladan dalam bersikap dan berperilku (Human modeling) kalau dalam ajaran Islam Ahli Sunah Waljamaah yaitu mencontoh perilaku Nabi Muhammad.

5) Bangsa Indonesia kehilangan kepedulian, kehilangan jati diri, dan Kehilangan kehalusan budi, akibatnya sikap dan perilaku bangsa Indonesia sekarang beringas, mudah emosi, dan agrasif

6) Terjadi degredasi budi pekerti yang luhur, seperti saling hormat menghormati.

7) Banyaknya masalah yang dihadapi para pendidik di sekolah dan orang tua di rumah yang berakibat lalai atau kurang intensitasnya dalam menanamkan nilai-nilai.

b. Cara mengatasi Kendala Pengembangan Implementasi Nilai-nilai

Pancasila.

Pencegahan (prefentif) antara lain melalui:

1) pendidikan baik secara formal maupun tidak formal, Secara formal melalui pendidikan secara intregratif (Purel, 2003) terutama melalui PPKn dan pendikan Agama.

2) melalui pendidikan ektrakurikuler, sepert Pendidikan Pramuka, dan kegiatan lainya yangdapat menanamkan sikap dan perilaku positif siswa.

(37)

25 3) pendidikan dan pembinaan di pondok pesantren, panti asuhan, dan

jenis kegiatan pendidikan lainya.

4) pengajian/siraman rohani atau ceramah agama yang banyak dilakukan masyarakat baik lewat media televisi atau majalah keagamaan.

5) peningkatan ekonomi rakyat dengan memberi pelatihan dunia usah atau membuka lapangan kerja untuk mengurangi pengangguran dan kemiskinan (sumber kejahatankarena kemiskinan dan pengangguran). 6) keteladanan sikap dan perilaku pejabat dan tokoh masyarakat.dan

pejabat negara (human modeling Gagne,1984).

7) Menghidupkan kembali budaya daerah dan nasional untuk

pembentukan karakter bangsa sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. 8) memberi dukungan dan memperkuat KPK sebagai lembaga

pemberantasan korupsi

9) penguatan pendidikan karakter melalui media, strategi, sarana, maupun menciptakan kesempatan yang memungkinkan penanaman nilai-nilai religius, dan intergritas.

Tindakan (Represif) antara lain:

1) penangkapan kepada siapa saja yang melakukan tindak pidana dan mengadili tanpa padang bulu.

2) memberi hukuman sosial bagi yang melanggar norma sosial, moral dan adat istidat,

3) memenjarakan (memasukan ke LP) supaya sadar akan sikap dan perilakunya

D. Aktivitas Pembelajaran

Pada bagian ini akan diuraikan aktivitas pembelajaran untuk moda tatap muka, yaitu tatap muka penuh dan In-On-In.

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “pengembangan implementasi nilai-nilai Pancasila” maka Saudara perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

(38)

26 Fasilitator memberi motivasi kepada peserta untuk mengikuti proses

pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul

“Pengembangan Implementasi Nilai-Nilai Pancasila”

a.

Fasilitator menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan

pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.

b.

Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok.

c.

Mempersilahkan peserta diklat membaca cerdas dan kerja keras memahami terhadap materi modul.

d.

Membagi peserta diklat dalam beberapa kelompok (sesuai dengan kebutuhan)

e.

Meminta kelompok untuk berdiskusi tentang materi/ latihan/ tugas sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta berkomitmen atas keputusan hasil diskusi yang dicapai oleh kelompok.

f.

Meminta peserta untuk mengerjakan LK.1.1 dalam kelompok dan

LK.1.3 secara individual

g.

Presentasi kelompok, tanya jawab, saran dan komentar.

h.

Bersama-sama menyimpulkan hasil pembelajaran.

i.

Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

j.

Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

k.

Merencanakan kegiatan tindak lanjut.

Petunjuk Pengerjaan

1. Diskusikan dan berikan contoh kekinian tentang upaya Pengembangan Implementasi Nilai-Nilai Pancasila!

2. Tulislah hasil diskusi kelompok Saudara tersebut dalam sebuah tulisan yang terdiri dari 3-4 halaman, jenis huruf Arial 11, spasi 1,5.

(39)

27 3. Presentasikan hasil diskusi.

4. Berikan pertanyaan, saran, dan komentar dari hasil pekerjaan kelompok lain.

5. Perbaiki hasil kerja kelompok Saudara jika ada masukan dari kelompok lain 2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In

a. Aktivitas In -1

Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi

“Pengembangan Implementasi Nilai-Nilai Pancasila” maka Saudara perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

1) Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul “Pengembangan Implementasi Nilai-Nilai Pancasila”.

2) Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.

3) Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual

4) Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja keras memahami terhadap materi modul

5) Meminta peserta untuk mengerjakan LK.1.3 secara individual.

b. KegiatanOn

Peserta membuat makalah tentang Pengembangan Implementasi Nilai-Nilai Pancasila

Petunjuk Pembuatan Makalah

1. Makalah adalah betul-betul karya Saudara sendiri. Hal-hal yang bukan karya Saudara dalam makalah tersebut diberi tandacitasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

2. Latar Belakang Masalah mencerminkan kasus nyata yang terjadi dalam Pengembangan Implementasi Nilai-Nilai Pancasila

3. Sistematika Makalah:

(40)

28

a. Pendahuluan/ Latar belakang Masalah

b. Isi

c. Penutup/ Kesimpulan

4. Ketentuan lain

a. Makalah terdiri dari 4 sampai 5 halaman. b. Jenis huruf: Arial

c. Besar/ukuran huruf atau font adalah 11. d. Spasi:1,5 spasi

c. Kegiatan In 2

1) Peserta diklat mempresentasikan makalah yang dikerjakan dan peserta lain memberikan pertanyaan, saran, dan komentar.

2) Peserta diklat berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil makalah yang disampaikan dan menghargai pendapat peserta lain.

3) Bersama-sama menyimpulkan hasil paparan makalah yang disampaikan.

4) Bersama-sama melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran 6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut.

AKTIVITAS: MENGEMBANGKAN SOAL

Pengembangan Soal

Petunjuk Pengerjaan:

1. Bacalah materi di atas dengan baik.

2. Pelajari materi tentang Penilaian dan Teknik Penyusunan Instrumen Penilaian. 3. Pelajari Kisi-Kisi Soal USBN (Blue Print) yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI sebagaimana terlampir pada saran

penggunaan modul E.4.

4. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari sesuai format berikut. (sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah Saudara).

(41)

29

KISI-KISI PENULISAN SOAL

Jenjang Pendidikan : Mata Pelajaran : Kurikulum : No. Kompetensi Dasar Bahan Kelas/

Semester Materi Indikator Soal Bentuk Soal

1 PG Level Pengetahuan

dan Pemahaman

2 PG Level Aplikasi

3 PG Level Penalaran

5. Berdasarkan kisi-kisi di atas, buatlah Soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini.

6. Kembangkan soal tersebut sesuai dengan konsep HOTS, meliputi 3 Soal Pilihan Ganda dan 1 Soal Uraian.

KARTU SOAL

Jenjang : Mata Pelajaran : Kelas : Kompetensi : Level : Materi : Bentuk Soal :

BAGIAN SOAL DISINI

Kunci Jawaban:

E. Latihan dan Tugas

Kerjakan Tugas latihan berikut dengan baik.

1. Uraikan dan beri contoh cara-cara pengembangan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan modern?

2. Apakah kendala-kendala dan cara mengatasinya pengembangan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam aspek kehidupan modern

3. Uraikan karakter utama dalam nilai-nilai Pancasila dan cara menanamkan

serta menguatkan karakter tersebut dalam praktik kehidupan

(42)

30

F. Rangkuman Materi

Pengembangan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan modernadalah mempelajari, mencermati, dan memperluas pengamalan nilai-nilai Pencasila dalam bentuk sikap dan perilaku sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kaitannya dengan fenomena kehidupan modern sekarang ini.Cara-cara pengembangan implementasi nilai-nilai Pancasila adalah dengan cara mengkaitkan nilai-nilai Pancasila dengan fenomena kehidupan sebagai dampak penemuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang baru.

Pengembangan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat adalah pengembangan nilai-nilai Pancasila dalam pergaulan kehidupan di masyarakat modern. Pengembangan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bernegara modern, artinya pengembangan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam bentuk sikap dan perilaku dalam kehidupan bernegara yang modern. Banyak sekali yang menjadi kendala pengembangan nilai-nilai Pancasila kearah sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Cara mengatasi kendala tersebut dengan pencegahan (prefentif) dantindakan (represif).

Keteladanan para pemimpin, tokoh masyarakat, dan orang tua, pengkondisian pembelajaran di sekolah untuk menanamkan karakter religius, berintegritas dan kemandirian yang tinggi merupakan langkah preventif. Konsisten dalam pemberian hukuman sesuai dengan norma yang berlaku dimasyarakat merupakan langkah represif.

D. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah kegiatan pembelajaran, Saudara dapat melakukan umpan balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini:

1. Apa yang Saudara pahami setelah mempelajari materi di atas?

2. Pengalaman penting apa yang Saudara peroleh setelah mempelajari materi di atas?

3. Nilai-nilai pendidikan karakter apa yang Saudara peroleh dan akan Saudara kembangkan dalam pembelajaran di kelas ?

(43)

31

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2

PENGEMBANGAN IMPLEMENTASI NILAI-NILAI

PEMBUKAAN DAN UNDANG-UNDANG DASAR

NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

TAHUN 1945

Disusun oleh Dr. H. Suwarno, M.H

---

A. Tujuan

Tujuan yang diharapkan setelah mempelajari kegiatan pembelajaran ini, peserta dapat:

1. Menganalisis pengembangan implementasi nilai-nilai Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 dengan baik.

2. Menganalisis cara-cara pengembangan implementasi nilai-nilai

Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 dengan baik.

3. Menganalisis pengembangan implementasi nilai-nilai Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 dalam kehidupan bermasyarakat dengan baik.

4. Menganalisis pengembangan implementasi nilai-nilai Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 dalam kehidupan bernegara dengan baik.

5. Menganalisis kendala-kendala dan cara mengatasinya pengembangan implementasi nilai-nilai Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 dalam semua aspek kehidupan dengan baik.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. menganalisis pengembangan implementasi nilai-nilai Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.

(44)

32

2. menganalisis cara-cara pengembangan implementasi nilai-nilai

Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.

3. menganalisis pengembangan implementasi nilai-nilai Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 dalam kehidupan bermasyarakat.

4. menganalisis pengembangan implementasi nilai-nilai Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 dalam kehidupan bernegara.

5. menganalisis kendala-kendala dan cara mengatasinya pengembangan implementasi nilai-nilai Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 dalam semua aspek kehidupan.

C. Uraian Materi

Bacalah dengan cermat, cerdas dan mandiri uraian materi dibawah ini!

1. Pengembangan Implementasi Nilai-Nilai Pembukaan Dan

Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia

Tahun 1945

Pengimplementasian nilai-nilai dan moral pembukaan dan UUD NRI Tahun 1945 harus selalu mengalami perkembangan, karena nilai dan moral sifatnya tidak statis melainkan dinamis, yakni selalu mengikuti perkembangan jaman yang semakin hari semakin kompleks saja permasalahan yang dihadapi.Pembuat Undang-undang sendiri juga menyatakan kalau undang-undang pasti akan berubah, jika seperti itu maka nilai dan moral yang terkandung di dalamnya pun akan berubah. Tentunya perkembangan ini diharapkan kearah yang positif, yang bisa memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pengembangan implementasi nilai dan moral bisa menuju kearah yang lebih baik jika warga negara dan pemerintah bekerja sama bahu-membahu untuk mewujudkan cita-cita yang luhur dari undang-undang itu sendiri.Terciptanya bangsa yang berbudaya melalui jalan implementasi nilai dan moral yang terkandung dalam UUD Tahun NRI 1945 tidak akan terwujud tanpa adanya kerukunan dan sikap saling menghargai antar

Gambar

Tabel 1: Indikator dan Materi Modul I PPKn SMA/SMK  No  Mata Diklat  Indikator Pencapaian
Gambar 1. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka
Gambar 2. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh
Tabel 2. Daftar Lembar Kerja Modul
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal peredaran bruto Wajib Pajak telah melebihi jumlah Rp4,8 miliar pada suatu Tahun Pajak, atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak pada Tahun

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING TUGAS AKHIR ……... Studi Pemeliharaan Bangunan Gedung ………... Pemeliharaan Bangunan Gedung Perpustakaan ………... Studi Pemeliharaan Bangunan

1.) Dengan mengamati video pembelajaran latihan melalui video/link youtube peserta didik mampu memahami materi gerak dasar cara melempar bola dalam permainan Kasti. 2.)

a) Bahwa dalil pengaduan Pengadu dalam kedudukannya sebagai pendukung Calon Bupati Kabupaten Karawang dengan nomor urut 6 ( enam ) yaitu Saan Mustopa adalah dalil

unit kerja yang menjalankan fungsi pemasaran, fungsi manajemen risiko, fungsi pembukuan, fungsi Kustodian, fungsi teknologi informasi, fungsi kepatuhan, dan fungsi riset

Layout principle, menyiapkan rangkaian operasi dan tata letak peralatan untuk semua solusi sistem MH yang memungkinkan, kemudian memilih sistem MH alternatif

Kabupaten Sidoarjo sebagai kabupaten yang langsung berbatasan dengan kota Surabaya dan sebagai wilayah bagian dari Gerbangkertosusila, telah mendapatkan efek dari kota

Kahit na dumaan na sa maraming salin o pagbabago ang tawag sa wikang pambansa—mula sa Tagalog, na naging Pilipino (na base pa rin sa Tagalog ), na ngayon ay Filipino na—marami pa