• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Sistem Kontrol Nutrisi Budidaya Hidroponik Berbasis IoT (Internet of Things) Sawi Samhong (Brassicasinesis L.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Pengembangan Sistem Kontrol Nutrisi Budidaya Hidroponik Berbasis IoT (Internet of Things) Sawi Samhong (Brassicasinesis L.)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Pengembangan Sistem Kontrol Nutrisi Budidaya Hidroponik Berbasis IoT (Internet of Things) Sawi Samhong (Brassicasinesis L.)

Development Of A Nutrition Control System For IoT (Internet Of Things) Based Hydroponic Cultivation Of Mustard Samhong (Brassicasinesis L.)

Renny Eka Putri, Hammam Mananda Harahap, dan Irriwad Putri

Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Andalas Limau Manis, Pauh, Kota Padang, Sumatera Barat 25175, Indonesia

email: [email protected]

RIWAYAT ARTIKEL Disubmit 5 Juni 2023 Diterima 27 Juli 2023 Diterbitkan 15 Agustus 2023

ABSTRAK

Sistem hidroponik rakit apung merupakan salah satu sistem yang biasa digunakan dalam hidroponik. Sistem ini menggunakan bak penampung dan menggenangkan tanaman dengan campuran air dan nutrisi. Meskipun banyaknya sistem hidroponik menggunakan rakit apung, tetapi masih kurang dalam pengendalian dan pengontrolan, untuk mengembangkan sistem ini dibutuhkan sistem kontrol penambahan nutrisi AB mix otomatis berbasis Internet Of Things (IoT).

Penggunaan sistem IoT dalam hidroponik adalah untuk memudahkan dan memanipulasi hasil panen yang memuaskan dan juga memberikan kemudahan dalam penggunaan hidroponik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memudahkan Penambahan sistem kontrol dan membuat petani hidroponik lebih mudah untuk mengontrol serta memonitoring nutrisi Ab mix. Sensor yang digunakan untuk mendeteksi nilai ppm dari campuran air dan nutrisi adalah sensor TDS. Sensor TDS membaca nilai ppm pada sistem hidroponik rakit apung.

Pembacaan yang diberikan sensor TDS dikirim ke aplikasi blynk dengan bantuan NODEMCU. Sensor membaca data menggunakan rentang nilai ppm. Rentang nilai yang diberikan dari 600-800 ppm. Jika nilai ppm kurang dari 600 ppm maka nutrisi akan bertambah secara otomatis dengan bantuan pompa peristaltik. Nutrisi bertambah sampai dengan rentang nilai ppm yang telah diperintahkan. Data pengamatan dilakukan sekali tiga hari dari jam 08.00 WIB sampai dengan 18.00 WIB. Pada penelitian ini didapatkan perbandingan signifikan antara penggunaan IoT dalam hidroponik. Penggunaan IoT memberikan kemudahan pada hidroponik dalam memenuhi kebutuhan nutrisi apabila nutrisi yang dibutuhkan berkurang.

ABSTRACT

The floating raft hydroponic system is one of the systems commonly used in hydroponics. This system uses a holding tank and floods the plants with a mixture of water and nutrients. Although many hydroponic systems use floating rafts, they KATA KUNCI

Nilai ppm; sensor tds; sistem kontrol otomatis; sistem rakit apung

KEYWORDS

Automatic control system;

floating raft system; ppm value; tds sensor

(2)

1. Pendahuluan

Hidroponik adalah budidaya tanaman atau salah satu sistem pertanian masa depan yang dapat digunakan atau dimanfaatkan di berbagai tempat termasuk didaerah perkotaan. Hidroponik dibutuhkan karena keterbatasan lahan dalam memenuhi kebutuhan sayur setiap masyarakat. Kebutuhan sayur setiap orang adalah berjumlah 400 g per hari oleh sebab itu hidroponik menjadi salah satu alternatif yang cukup populer untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Sistem budidaya hidroponik ini berbeda dengan cara penanaman pada umumnya. Sistem hidroponik menghilangkan atau mengganti tanah sebagai media tanamnya. Tanah diganti dengan penggunaan air yang telah dicampur dengan nutrisi. Media tanah pada umumnya diganti dengan sekam bakar, rockwool, dan lain lain. Untuk perawatan hidroponik sendiri, dibutuhkan dengan melakukan pengecekan berkala.

Pengecekan yang dilakukan adalah dengan mengecek nutrisi berkurang atau menipis [1]-[6].

Salah satu sistem hidroponik yang digunakan adalah sistem rakit apung (Floating Hydroponic Sistem). Sistem hidroponik rakit apung adalah sistem di pemanfaatan atau penggunaan air dan nutrisi yang cukup banyak pada tandon atau bak penampungan yang digunakan untuk proses perkembangan dan pertumbuhan tanaman.

Namun dalam prosesnya, sistem ini membutuhkan penambahan nutrisi secara manual yang memungkinkan terjadinya kerusakan pada tanaman seperti patah dikarenakan dilakukannya penambahan dengan mengangkat media tanam untuk memasukkan nutrisi kedalam bak penampung. Kebutuhan sistem IoT dalam sistem hidroponik ini menjadi penting dikarenakan untuk meminimalisir terjadinya hasil panen yang kurang memuaskan. Penerapan teknologi IoT pada tanaman hidroponik menggunakan arduino uno dan blynk android, dilakukan rancangan yang baik dalam memantau atau mendeteksi nutrisi hidroponik. Pada penelitian yang telah dijalankan, pengembangan hidroponik rakit apung menggunakan sistem IoT dengan menambah nutrisi menggunakan bantuan telegram dimana dilakukan penambahan dengan cara manual pada chat telegram.

Dalam penelitiannya lainnya, pengembangan yang dibuat difungsikan untuk mendeteksi pekatan dari nutrisi menggunakan satuan PPM (parts per million) dan tidak dilakukan penambahan apabila nutrisi yang digunakan sudah habis atau berkurang secara otomatis [2].

Untuk pemantauan atau monitoring sendiri, digunakan Module ESP 8266 untuk mengatur sistem sesuai kebutuhan. Data yang telah didapatkan akan ditampilkan kembali atau dikoneksikan dengan Blynk App yang dapat dilihat menggunakan bantuan smartphone. Dengan pembuatan alat ini, dapat membantu petani hidroponik dalam memantau dan mengendalikan hidroponik secara berkala dan dari jarak jauh [7]-[11].

of Things (IoT)-based automatic AB mix nutrient addition control system. The purpose of this research is to facilitate the addition of a control system and make it easier for hydroponic farmers to control and monitor Ab mix nutrition. The sensor used to detect the ppm value of a mixture of water and nutrients is the TDS sensor.

The TDS sensor reads the ppm value on the floating raft hydroponic system. The readings given by the TDS sensor are sent to the blynk application with the help of NODEMCU. The sensor reads data using a range of ppm values. The range of values given is from 600–800 ppm. If the ppm value is less than 600 ppm, the nutrients will be added automatically with the help of a peristaltic pump. Nutrients are added up to the specified range of ppm values. Observation data was carried out once every three days from 08.00 WIB to 18.00 WIB. The results of this study are that the accuracy of the TDS sensor readings during research and observation produces an R2 value of 0.9653 where the system is close to 1 so that the control system can be identified as running well and accurately during the observation.

doi https://doi.org/10.21776/ub.jkptb.2023.011.02.09

(3)

2. Metode Penelitian 2.1. Bahan dan Alat

Bahan bahan dan alat yang digunakan pada penelitian ini adalah sistem hidroponik rakit apung sebagai rancangan fisik, laptop, NodeMCU Esp8266 sebagai mikrokontroler, pompa peristaltik, sensor TDS Gravity dan bahan bahan kebutuhan hidroponik seperti AB mix, rockwool, dan styrofoam.

2.2. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan hidroponik sistem rakit apung sebagai rancangan fisik dan menggunakan arduino sebagai software pembuatan pemograman sistem otomatisasi penambahan nutrisi AB mix. Penelitian ini dilakukan dengan mencari kefektifan pengecekan data nutrisi secara online dan penambahan nutrisi secara otomatis. Seperti terlihat pada Gambar 1, diletakkan box sistem kontrol yang nantinya mengirimkan data hasil nutrisi secara real time.

Gambar 1. Rancangan rakit apung

3. Tahapan Penelitian

3.1 Rancangan Pembuatan Sistem Hidroponik Rakit Apung

Rancangan instalasi hidroponik sistem rakit apung dibuat sesuai desain yang telah direncanakan agar lebih efektif dan lebih optimal dalam prosesnya. Rancangan ini dibuat dengan ukuran 200 x 100 cm dengan tinggi atau kedalam yang 20 cm. Dalam pembuatannya, diperlukan kayu reng untuk membentuk rangkaian dudukan sistem hidroponik ini. Dudukan dilapisi dengan terpal untuk memudahkan air menggenang. Untuk dudukan tanaman, digunakan styrofoam yang nantinya digenangkan di dalam bak penampung.

3.2 Rancangan Pembuatan Sistem Kontrol Otomatisasi Penambahan Nutrisi AB Mix

Sistem kontrol pada penelitian ini dibuat untuk memudahkan pengendalian dan otomatisasi pemberian nutrisi AB mix. Dalam perancangan pembuatan perangkat keras ini dibutuhkan beberapa komponen antara lain mikrokontroler Arduino uno ESP8266 sebagai inti dari pengendalian (Gambar 2). Komponen lainnya yaitu penggunaan sensor TDS meter untuk memberikan data dan feedback untuk mengetahui nilai dari nutrisi.

Komponen selanjutnya yaitu pompa peristaltik [7].

(4)

Gambar 2. Skema rangkaian keseluruhan

Sensor TDS meter digunakan di dalam sistem kontrol ini dengan tujuan untuk sensor yang nantinya membaca atau mendeteksi nilai dari ppm nutrisi didalam bak campuran air dan nutrisi. Hasil pembacaan data, akan dikirmkan sebagai perintah ke Node MCU. Perintah yang diterima akan memberikan perlakuan menambahkan nutrisi atau tidak terganutng kondisi dari kebutuhan nutrisi.

3.3 Rancangan Perangkat Lunak

Module Arduino IDE MCU ESP8266 merupakan perangkat keras yang digunakan dengan open source dari Arduino uno sebagai perangkat lunaknya. Untuk nilai ppm itu sendiri, digunakan nilai nutrisi dengan rentang 610 – 790 ppm untuk tanaman sawi samhong menurut tabel hidroponik tanaman (Hidroponikpedia.com). Pada penelitian ini dilakukan pengecekan menggunakan sampel nutrisi dan bantuan TDS meter untuk mengetahui ketepatan pembacaan data. Data yang didapatkan akan dilakukan perbandingan dengan data yang didapatkan pada sistem kontrol untuk mengetahui ketepatan pembacaan sensor.

3.4 Pengamatan

3.4.1 Ketepatan Pembacaan Sensor TDS Meter

Pengujian ketepatan pembacaan sensor dilakukan bertujuan untuk mengetahui sensor yang digunakan berjalan dengan baik atau tidak. Cara pengujian ketepatan pembacan dilakukan dengan membandingkan pembacaan data menggunakan sensor TDS dan alat ukur TDS meter. Dari cara tersebut, dapat diperoleh rumus error Persamaan 1.

% 𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |nilai terbaca – nilai pembanding|

nilai pembanding 100% (1)

Keterangan:

Nilai terbaca : nilai yang didapatkan dari sensor TDS Nilai pembanding : nilai yang terbaca dari alat ukur

3.4.2 Aktivasi dari Penggunaan Pompa Peristaltik

Pada pengujian pompa peristaltik, dilakukan pengujian terhadap perintah yang diberikan kepada relay dan operasi dari pompa peristaltik. Pengujian dilakukan dengan cara memasukkan perintah terhadap relay dan pompa yang kemudian dilakukan pencocokan data dari setpoint sesuai atau tidak.

3.4.3 Pengujian Tanaman

Pengamatan terhadap tanaman dilakukan dengan cara pengukuran lebar daun, menghitung jumlah daun dan perhitungan berat tanaman. Pengujian dilakukan 21 hari setelah tanam yang dimulai setelah dilakukan 10 hari

(5)

sesudah dilakukan penyemaian. Pengamatan dilakukan dengan dua buah perlakuan yaitu percobaan menggunakan sistem kontrol dari TDS meter dan menggunakan penanaman konvensional atau menggunakan tanah. Perlakuan ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengamatan data dengan beda perlakuan. Hasil dari tanaman digunakan untuk mengetahui respon tanaman dan perkembangan dari tanaman terhadap penggunaan sistem kontrol otomatisasi penambahan nutrisi.

3.4.4 Pengujian Kinerja Sistem

Pada pengujian ini dilakukan uji terhadap masing masing komponen yang digunakan didalam penelitian pengembangan sistem otomatisasi penambahan nutrisi dengan bantuan aplikasi blynk berdasarkan operasi alat. Untuk mendapatkan nilai persentase, digunakan Persamaan 2.

tingkat berhasil =jumlah berhasil

total pengujian x 100% (2)

Tujuan dari pengujian ini adalah untuk membantu mengetahui performa kinerja sistem dari komponen komponen yang digunakan secara keseluruhan. Komponen yang digunakan yaitu a) Pembacaan sensor TDS meter; b) ketepatan pada relay; c) nilai yang terbaca oleh blynk; d) pompa peristaltik bekerja. Setelah data didapatkan, dilakukan pencarian rata rata dari data data yang didapatkan dengan menggunakan Persamaan 3.

e (rata rata %) =(a)+(b)+(c)+(d)

4 (3)

3.4.5 Kecepatan Respon Alat

Pada pengujian tahap ini, dilakukan uji terhadap kecepatan sensor dapat membaca data dalam otomatisasi pemberian nutrisi AB mix. Pengujian dilakukan dengan melakukan selisih waktu saat nutrisi diberikan. Pengujian dilakukan dengan lima kali perlakuan dan dilakukan rata rata untuk mengetahui pembacaan data.

4. Hasil dan Pembahasan

4.1 Ketepatan Pembacaan Sensor TDS Meter

Pengujian sistem kontrol dilakukan dengan membandingkan sensor TDS dengan alat ukur TDS meter untuk mengetahui ketepatan pembacaan dari sensor TDS meter. Pengujian dilakukan secara berkala setiap tiga hari sekali dalam 18 hari.

Gambar 3. Grafik pengontrolan nilai ppm 500

550 600 650 700 750 800 850

8 12 16 8 12 16 8 12 16 8 12 16 8 12 16 8 12 16

TDS Sensor (ppm)

Hari Pengamatan

(6)

Data yang didapatkan menunjukkan pada sistem rakit apung, penambahan nutrisi terjadi setelah lebih kurang satu minggu atau lebih tanpa adanya penambahan air atau terjadinya hujan. Pada data dapat diketahui bahwa terjadinya penambahan nutrisi tidak terlalu sering, ini dikarenakan banyaknya nutrisi dalam bak penampung yang memungkinkan kebutuhan nutrisi dalam kurun waktu yang cukup lama (Gambar 3). Faktor lain selain pengurangan nutrisi akibat penyerapan nutrisi oleh tanaman adalah cuaca hujan yang membuat bertambahnya volume air dan membuat pembacaan nilai ppm berkurang.

Gambar 4. Perbandingan 18 hari pengamatan

Hasil pembacaan perbandingan nilai dari sensor TDS dan alat ukur TDS yang diukur setiap dua jam sekali pada hari ke- 3, 6, 9, 12, 15, dan 18 didapatkan nilai R2 berturut turut 0.9943, 0.936, 0.969, 0.9164, 0.9798, dan 0.9966 (Gambar 4). Dari hasil nilai yang didapatkan dapat dinyatakan bahwa pembacaan sensor akurat karena mendekati 1. [12] memperoleh nilai R2 0.9332. Hal ini mengindikasikan bahwa hasil perbandingan antara sensor TDS meter dan alat ukur TDS meter dapat bekerja dengan baik dan akurat sesuai pemograman yang dibuat dan diperintahkan selama pengamatan. Dari hasil penelitian didapatkan data error pembacaan sensor sebesar 0.068%. Data ini didapatkan dari hasil rata rata perbandingan TDS meter dan Sensor TDS.

4.2 Aktivasi dari Penggunaan Pompa Peristaltik

Tabel 1 menunjukkan bahwa untuk mengalirkan 1.5 L larutan A menggunakan pompa peristaltik membutuhkan waktu 590 detik dan untuk larutan B dibutuhkan waktu 591 detik. Dengan diperoleh data tersebut, didapatkan hasil debit dari kedua pompa adalah 0.0025 L/s, yang artinya pompa peristaltik dapat mengalirkan nutrisi 0.0025 L dalam 1 detik. [13] mendapatkan data pengaliran pompa peristaltik yaitu 0.0012 L dalam satu detik. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan data yang signifikan sehingga dapat dinyatakan bahwa pompa peristaltik bekerja dengan baik.

y = 1.1265x R² = 0.996

500 550 600 650 700 750 800

500 550 600 650 700 750 800

TDS Sensor (ppm)

TDS Meter (ppm)

(7)

Tabel 1. Perhitungan debit pompa peristaltik

Pengujian Ke- Volume (L) Waktu (detik)

Pompa Peristaltik A Pompa Peristaltik B

1 1.5 600 600

2 580 583

3 590 590

Rata rata 1.5 590 591

Debit (L/s) 0.0025 (L/s) 0.0025 (L/s)

4.3 Pengamatan Tanaman

Pada pengamatan ini, tanaman dibagi menjadi dua perlakuan yaitu tanaman sawi samhong yang menggunakan sistem kontrol dan tanaman sawi samhong yang ditanam secara konvensional atau menggunakan media tanah.

Hasil pengamatan dapat dilihat pada Gambar 5 berikut.

(a) (b)

Gambar 5. Perbandingan 18 Hari Pengamatan; (a) tanaman dengan sistem kontrol, (b) tanaman secara konvensional

Pengamatan yang dilakukan pada jumlah daun pada sawi samhong dengan dua perlakuan mendapatkan data yang berbeda. Pada tanaman Sistem kontrol setelah 18 hari pengamatan setelah semai mendapatkan jumlah rata rata yaitu 12 helai daun. Pada perlakuan tanaman secara konvensional didapatkan hasil rata rata yaitu 7 helai daun. Dari hasil pengamatan yang dilakukan dapat diketahui bahwa tanaman menggunakan sistem hidroponik rakit apung dengan sistem kontrol mendapatkan keunggulan 5 helai daun daripada tanaman dengan perlakuan konvensional atau menggunakan media tanah. [14] mendapatkan data jumlah daun terkecil yaitu 10 helai dan jumlah daun yaitu 12 helai. Faktor faktor yang menjadi penghambat tumbuh kembangnya tanaman dengan baik adalah hama dan cuaca. Ini dikarenakan tanaman dapat layu akibat panas yang berlebihan dan dapat rusak akibat gigitan hama. Dari data tersebut dapat disimpulkan hasil pengamatan berjalan lancar karena hasil pengamatan dengan literatur tidak adanya perbedaan data yang signifikan.

4.4 Pengujian Kinerja Sistem

Pada pengujian ini dilakukan pengulangan sebanyak 10 kali pengulangan (Tabel 2). Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui apakah sistem bekerja dengan baik secara keseluruhan atau tidak mulai dari komponen

(8)

sensor TDS meter, relay menghidupkan dan mematikan, pompa peristaltik A dan pompa peristaltik B serta pembacaan yang dilakukan oleh blynk.

Tabel 2. Pengujian kinerja sistem

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, terdapat pembacaan pada blynk yang tidak real time atau delay selama 1–2 detik. Terjadinya delay dikarenakan gangguan sinyal wifi dalam menyalurkan hasil data. Prinsip sistem kontrol otomatisasi penambahan nutrisi AB mix adalah dengan melakukan penambahan nutrisi secara otomatis apabila nilai ppm kurang dari setpoint yang telah ditentukan lalu memberikan display nilai yang terbaca oleh sensor dapat dilihat melalu gadget menggunakan aplikasi blynk. Selama nilai ppm berada pada setpoint yaitu antara 610–790 ppm maka relay akan standby dan akan bekerja kembali secara otomatis jika kondisi ppm berkurang.

4.5 Kecepatan Respon Alat

Pada pengamatan ini dilakukan kecepatan pembacaan sensor membaca nilai ppm yang ada pada campuran air dan nutrisi. Pengujian yang dilakukan pada sistem kontrol didapatkan hasil kecepatan pembacaan dalam satuan waktu (detik). Rata rata yang diperoleh dari hasil 0.6 detik [15]. Terjadi keterlambatan pembacaan sensor selama 1–2 detik (Tabel 3). Ini diakibatkan sensor mengalami gangguan pada kabel jumper sehingga terjadi getaran yang membuat pembacaan menjadi terlambat. Rata rata yang didapatkan dari hasil pengamatan yaitu 0,6 detik. Ini membuktikan bahwa sistem kontrol otomatisasi penambahan nutrisi AB mix dapat digunakan dengan baik dan dapat dikembangkan.

Tabel 3. Kecepatan Respon Sensor TDS No Sensor TDS

(ppm)

Relay Pompa Peristaltik (A)

Pompa Peristaltik (B)

Blynk

1 707 Off Off Off Terbaca

2 687 Off Off Off Terbaca

3 557 On On On Terbaca

4 590 On On On Terbaca (Delay 2 detik)

5 640 Off Off Off Terbaca

6 754 Off Off Off Terbaca

7 790 Off Off Off Terbaca (Delay 1 detik)

8 555 On On On Terbaca

9 655 Off Off Off Terbaca

10 630 Off Off Off Terbaca

No Sensor TDS (ppm) Waktu pembacaan (detik)

1 780 0

2 655 0

3 678 1

4 712 0

5 699 2

Rata rata 0.6

(9)

5. Kesimpulan

Hidroponik sistem rakit apung dengan bantuan IoT untuk menambahkan nutrisi secara otomatis bertujuan untuk memudahkan dan mendapatkan hasil panen yang memuaskan. Pemantauan nutrisi pada hidroponik rakit apung, dibantu dengan aplikasi blynk dimana data dari sensor akan ditampilkan pada display gadget sehingga dapat dipantau dimanapun. Dari penelitian yang telah dilakukan, tujuan dari penelitian ini mendapatkan hasil yang memuaskan. Setpoint nilai ppm nutrisi 610–790 ppm adalah nilai yang direkomendasikan untuk tanaman sawi samhong apabila menggunakan sistem hidroponik rakit apung. Ketepatan pembacaan sensor TDS selama dilakukannya penelitian dan pengamatan menghasilkan nilai R2 sebesar 0.9653 dimana sistem mendekati 1 sehingga sistem kontrol dapat diidentifikasi berjalan baik dan akurat selama pengamatan berlangsung. Hasil dari panen sayur sawi samhong juga mendapatkan hasil yang diharapkan yaitu dengan mendapatkan data lebih bagus dari proses penamanan secara konvensional

Ucapan Terima Kasih

capan terima kasih kepada Universitas Andalas atas dukungan dalam menyelesaikan penelitian ini.

Daftar Pustaka

[1] S. Vanessa, R. Marcio, T. Gimenes, & E. Binotto, “Land Use Policy Economic Viability for Deploying Hydroponic Sistem in Emerging Countries: A differentiated Risk Adjustment Proposal,” Land Use Policy, No. 83, pp. 357-369, 2019.

[2] T. Hariono, “Sistem Otomatis Pengendali Nutrisi Tanaman Hidroponik Berbasis Arduino Menggunakan Sensor TDS,” Jurnal Sistem Informasi, vol. 3, no 4, 2021.

[3] H. Helmy, “Pemantauan dan Pengendalian Kepekatan Larutan Nutrisi Hidroponik Berbasis Jaringan Sensor Nirkabel,” Jurnal Teknik Elektro, vol. 7, no. 4, 2018.

[4] G. H. Indrajaya, “Rancang Bangun Total Dissolve Solids (TDS) Meter Pada Tanaman Aeroponik Berbasis Internet of Things,” Jurnal Teknik, vol. 6, no 3, 2019.

[5] S. A. Pohan, “Pengaruh Konsentrasi Nutrisi A-B Mix Terhadap Pertumbuhan Caism Secara Hidroponik (Drip Sistem),” Jurnal Pertanian, vol. 18, no. 1, 2019.

[6] R. Ganesha, “Pengendalian Kualitas Air Untuk Tanaman Hidroponik Menggunakan Raspberry Pi dan Arduino Uno,” Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi, vol. 7, no 1, 2021.

[7] R. E. Putri, A. Feri, P. Irriwad, and A. Hasan, “Performance analysis of hydroponic system on verticulture technique of spinach (Ipomoea aquatica),” IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, vol.

1116, no. 1, p. 012016, Dec. 2022, doi: 10.1088/1755-1315/1116/1/012016.

[8] R. E. Putri, W. Darmadi, D. Cherie, and A. T. Puari, “The Design of Automatic Soil pH Control System on Aloe vera Cultivation with an Integration of Internet of Things (IoT),” Jurnal Teknik Pertanian Lampung, vol. 12, no. 3, pp. 597-609, 2023.

[9] R. E. Putri, A. Habib, and A. Hasan, “Rancang Bangun Sistem Kontrol pH Larutan Nutrisi Dan Pencahayaan Berbasis Internet of Things (Iot) Pada Hidroponik Vertikultur,” Jurnal Teknologi Pertanian, vol. 12, no. 1, pp. 41–50, Jul. 2023, doi: 10.32520/jtp.v12i1.2551.

[10] R. E. Putri, P. A. Oktavionry, F. Arlius, I. Putri, and A. Hasan, “Use of Tower System in Vertical Farming Technique,” IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, vol. 1182, no. 1, p. 012005, Jun.

2023, doi: 10.1088/1755-1315/1182/1/012005.

[11] R. E. Putri, Moh. J. A. Wibowo, and Andasuryani, “Monitoring and controlling of vertical farming system using Internet of Things (IoT),” International Conference on Mechanical Engineering for Emerging Technologies (ICOMEET 2021), 2023, doi: 10.1063/5.0115083.

[12] A. Khainur, “Rancang Bangun Sistem Otomasi Ph Larutan Nutrisi Pada Budidaya Tanaman Hidroponik Sistem Dft (Deep Flow Technique) Berbasis Internet Of Things,” Thesis, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Andalas, 2021.

[13] I. W. S. Putra, K. A. Yasa, and A. A. N. G. Sapteka, “Sistem Kontrol Otomatis Kepekatan Air Nutrisi Hidroponik Berbasis Internet of Things (IoT),” Prosiding Sentrinov, vol. 7, no 1, 2021.

(10)

[14] A. Suganda, “Rancang Bangun Sistem Hydroponic Vertical Farming Dengan Pencahayaan, Temperatur Dan Nutrisi Berbasis Internet Of Things (Iot) Pada Tanaman Pakcoy (Brassica Rapa L.),” Thesis, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Andalas, 2021.

[15] P. W. Ciptadi, R. H. Hardyanto, “Penerapan Teknologi IoT Pada Tanaman Hidroponik Menggunakan Arduino dan Blynk Android,” Jurnal Dinamika Informatika, vol. 7, no. 2, 2018.

Referensi

Dokumen terkait

Dari sistem otomatisasi nyala pompa air pada sistem hidroponik ini maka dibuatlah sistem kontrol yang secara otomatis akan memberikan pasokan air yang dibutuhkan oleh

Berdasarkan hasil analisis laboratorium, pada tanaman sawi kandungan serapan unsur hara N tertinggi terdapat pada tanaman sawi dengan pemberian nutrisi AB Mix

Sistem pengontrol tersebut dapat digunakan secara manual atau otomatis dengan memanfaatkan sensor cahaya dan timer supaya perangkat elektronik seperti lampu, dapat menyala

menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi nutrisi AB Mix berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap tinggi tanaman pada umur 14 hst, 21 hst, 28 hst, 35 hst, berat basah total

KESIMPULAN DAN SARAN Pemberian nutrisi AB mix pada konsentrasi 5 ml/l dan penambahan ZPT 2 ml sebagai nutrisi plus merupakan kombinasi yang optimal dalam meningkatkan

Membuat laporan dan menyimpulkan hasil penelitian Alat dan Bahan Dalam perencanaan dan pembuatan Monitoring Kualitas Air Dan Kadar Nutrisi Tanaman Hidroponik Berbasis Internet Of

Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau JOM FAPERTA UR Vol.9 Edisi 2 Juli s/d Desember 2022 8 Data pada Tabel 7 memperlihatkkan bahwa pada pemberian nutrisi AB Mix konsentrasi 6

Pada Tabel 3 disajikan data rata-rata bobot kering tajuk, bobot kering akar, bobot kering total serta nisbah BK tajuk/akar, penggunaan AB mix dan nutrisi formula 10% dan 25% berpengaruh