• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN KREATIVITAS SISWA DISABILITAS TUNARUNGU DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI BANJARNEGARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGEMBANGAN KREATIVITAS SISWA DISABILITAS TUNARUNGU DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI BANJARNEGARA"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Penegasan Istilah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, penyandang disabilitas dikatakan sebagai orang yang menderita sesuatu, disabilitas diartikan sebagai suatu keadaan yang dapat merugikan atau membatasi kemampuan mental dan fisik seseorang, sedangkan tuli dapat diartikan sebagai seseorang yang mengalami gangguan pendengaran. Jadi jika digabungkan, penderita gangguan pendengaran adalah orang yang menderita sesuatu dan dapat merusak atau membatasi kemampuan fisik seseorang yang mengalami gangguan pendengaran.

Rumusan Masalah

Menurut Tin Suharmini, gangguan pendengaran adalah suatu keadaan seseorang yang mengalami gangguan pendengaran sehingga orang tersebut tidak dapat mempersepsi suara atau rangsangan lain melalui pendengaran. Konsep penelitian ini yang saya maksud adalah seseorang yang kehilangan kemampuan mendengar sehingga menjadi hambatan baginya untuk menerima atau memberikan proses informasi bahasa melalui sistem pendengarannya.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Kajian Pustaka

Penelitian yang dilakukan adalah tentang upaya bagaimana seorang guru dapat mengembangkan kreativitas siswanya melalui pengembangan seni tari di SLB Negeri 2 Padang. Penelitian yang dilakukan berkaitan dengan bentuk pelaksanaan bimbingan dan konseling untuk meningkatkan kreativitas anak tunarungu di Panti Sosial Tuna Rungu dan Bahasa Wicara Melati dalam pembinaan mental dan jasmani, bimbingan sosial dan bimbingan keterampilan.

Sistematika Pembahasan

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam membatik sesuai dengan tingkatan pengenalan seni batik daerah, pengembangan model batik daerah dan penciptaan motif batik daerah. Dalam penelitian ini terdapat beberapa kesamaan bentuk mata pelajaran yang dipelajari yaitu siswa tunarungu.

LANDASAN TEORI

Pengertian Kreativitas

Berdasarkan hasil wawancara yang disampaikan informan di atas, dijelaskan bahwa siswa tunarungu dapat menangkap. Berdasarkan hasil wawancara yang disampaikan informan di atas, dijelaskan bahwa siswa tunarungu senang melakukan hal tersebut.

Peran Kreativitas Dalam Kehidupan Sehari-hari

Indikator Kreativitas

Sebuah kreativitas harus memiliki kemampuan yang kuat untuk menyimpan informasi masa lalu yang akan dikaitkan dan dipelajari di masa depan. Mencoba hal baru dapat membantu Anda menemukan banyak hal untuk mengatasi kebosanan atau kebosanan.

Tujuan Pengembangan Kreativitas

Fungsi Pengembangan Kreativitas

Strategi Dalam Pengembangan Kreativitas

Karena tidak semua orang memiliki minat dan bakat yang sama dalam menghasilkan produk yang dihasilkannya. Tidak semua anak bisa menghasilkan produk yang bagus karena sesuai dengan kemampuannya, sehingga perlu ada apresiasi bagi mereka yang telah menghasilkan produk untuk meningkatkan kreativitasnya.

Ciri-ciri Kreativitas

Berdasarkan hasil wawancara yang disampaikan oleh informan di atas dijelaskan bahwa siswa tunarungu dapat mengembangkan karakter yang baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kreativitas siswa tunarungu di SLB N Banjarnegara Tunarungu di SLB N Banjarnegara.

Faktor Pendukung Yang Mempengaruhi Kreativitas

Faktor Penghambat Yang Mempengaruhi Kreativitas

Berdasarkan hasil wawancara yang disampaikan oleh informan di atas dijelaskan bahwa siswa tunarungu memiliki sikap disiplin dan rajin beribadah. Berdasarkan hasil wawancara yang disampaikan oleh informan di atas, dijelaskan bahwa siswa tunarungu memiliki caranya sendiri untuk menjadi lebih produktif dengan melakukan kegiatan yang berbeda. Berdasarkan hasil wawancara yang disampaikan oleh informan di atas, dijelaskan bahwa siswa tunarungu memiliki sikap peka terhadap lingkungannya.

Berdasarkan hasil wawancara yang disampaikan oleh informan di atas dijelaskan bahwa siswa tunarungu memiliki kemampuan dalam menggunakan dan mengelola sumber daya manusia dengan baik. Peneliti memaparkan perolehan data dan hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengembangan kreativitas siswa tunarungu di SLB N Banjarnegara. Berdasarkan hasil wawancara yang disampaikan oleh informan di atas, dijelaskan bahwa siswa tunarungu saling bertanya pertanyaan yang bermakna saat pembelajaran sedang berlangsung.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pengembangan kreativitas siswa tunarungu di SLB N Banjarnegara berasal dari informan yang berbeda. Berdasarkan hasil wawancara yang dikemukakan oleh informan di atas, dijelaskan bahwa siswa tunarungu harus stabil antara bermain dan belajar ketika berhadapan dengan waktu yang mereka habiskan. Berdasarkan hasil wawancara yang dikemukakan oleh para informan di atas, dijelaskan bahwa dari segi sarana dan prasarana, siswa tunarungu sudah cukup untuk mereka yang akan berkreasi.

Ekstrakurikuler SLB N Banjarnegara

Tunarungu

  • Pengertian Tunarungu
  • Klasifikasi Anak Tunarungu
  • Ciri-ciri Tunarungu
  • Faktor Penyebab Tunarungu
  • Dampak Tunarungu
  • Upaya Penanganan Anak Tunarungu
  • Kelebihan Siswa Disabilitas Tunarungu

Gangguan pendengaran antara 35-54 dB, dimana penyandang tunarungu hanya memerlukan latihan berbicara dengan alat bantu dengar khusus. Berdasarkan dua pendapat di atas bahwa anak tunarungu untuk kepentingan pendidikannya dapat digolongkan ke dalam kelompok tunarungu dan memerlukan latihan bicara khusus dan latihan bahasa yang baik dan alangkah baiknya jika mereka tetap mengikuti pembelajaran di sekolah seperti yang lain. Siswa tuli komunikatif menggunakan bahasa isyarat, begitu juga guru yang mengajar dan teman yang sama-sama tuli.

Gangguan kognitif ini sering dialami oleh anak tunarungu karena mengalami keterlambatan dalam belajar. Masalah ini disebabkan karena anak tunarungu kurang memiliki keterampilan verbal, pengetahuan umum, dan keterampilan sosial, yang pada akhirnya dapat menghambat mereka dalam mencari pekerjaan. Masalah penyandang disabilitas rungu ini juga memerlukan penanganan khusus agar mereka dapat hidup mandiri di masyarakat tanpa bergantung pada orang lain.

Keterampilan ini sangat membutuhkan keahlian khusus agar siswa tunarungu dapat memperoleh pemahaman dan wawasan yang mendalam tentang proses memasak. Karena siswa tunarungu lebih banyak mengambil pelajaran keterampilan atau praktek dibandingkan dengan teori tertentu, sehingga nantinya mereka diharapkan mampu mandiri tanpa bergantung pada orang lain seperti orang normal. Keterampilan siswa tunarungu meliputi pakaian, kerajinan kayu, dan keterampilan kuliner.

METODE PENELITIAN

  • Tempat dan Waktu Penelitian
  • Subjek dan Objek Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data

Berdasarkan hasil wawancara yang disampaikan informan di atas, dijelaskan bahwa siswa tunarungu memiliki insan yang saleh dan memiliki sikap kreatif serta mandiri. Berdasarkan hasil wawancara yang disampaikan informan di atas, dijelaskan bahwa siswa tunarungu memiliki sikap cakap dan mandiri, sehingga mampu berprestasi dengan baik. Berdasarkan hasil wawancara yang disampaikan informan di atas, dijelaskan bahwa siswa tunarungu dalam meningkatkan dan mempertahankan prestasinya dilakukan sesuai dengan bakat dan minat yang dipilihnya.

Sarana dan prasarana yang disediakan SLB N Banjarnegara sesuai dan mampu mendorong siswa tunarungu untuk meningkatkan kreativitasnya. Berdasarkan hasil wawancara yang disampaikan oleh informan di atas, dijelaskan bahwa siswa tunarungu dibekali lingkungan dan sarana prasarana di sekolah untuk mengembangkan kreativitasnya sesuai dengan bakat dan minatnya. Berdasarkan hasil wawancara yang disampaikan oleh informan di atas, dijelaskan bahwa pembelajaran literasi dan numerasi sangat membantu siswa tunarungu dalam keterampilan membaca dan berhitungnya.

Berdasarkan hasil wawancara yang dikemukakan informan di atas, dijelaskan bahwa siswa tunarungu yang diberi kesempatan untuk menyendiri memiliki dua sudut pandang yang berbeda. Berdasarkan hasil wawancara yang dikemukakan informan di atas, dijelaskan bahwa siswa tunarungu sangat pandai dalam memilih lingkungan yang merangsang seperti rumah dan sekolah. Melalui strategi yang dipersonalisasi, siswa tunarungu dapat menciptakan ide-ide baru berdasarkan bakat dan minat mereka.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Letak Geografis

Sejarah Berdirinya SLB N Banjarnegara

Profil SLB N Banjarnegara

Sarana dan Prasarana

Keadaan Guru dan Tenaga Non Guru di SLB N Banjarnegara

Keadaan Siswa SLB N Banjarnegara

Struktur Organisasi SLB N Banjarnegara

Pada struktur organisasi SLB N Banjarnegara dapat dilihat dari segi lokasi atau struktur yang ada sangat jelas. Hal ini akan sulit dilaksanakan jika ada wali yang ingin berkonsultasi dengan guru, namun guru mengurus bidang lain yang juga harus dipertanggung jawabkan. Jadi intinya, kamu tidak bisa fokus untuk magang di satu bidang saja, dan jika dilihat dari sisi negatifnya, kamu tidak akan bisa bekerja maksimal.

Visi, Misi, dan Tujuan SLB N Banjarnegara

Berdasarkan hasil wawancara yang disampaikan oleh informan di atas dijelaskan bahwa siswa tunarungu harus selalu diberikan dukungan atau dorongan agar mereka semangat dalam meningkatkan kreativitasnya. Berdasarkan hasil wawancara yang disampaikan informan di atas dijelaskan bahwa siswa tunarungu dapat melakukan 3S untuk melakukannya setiap hari, baik di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Berdasarkan hasil wawancara yang disampaikan informan di atas, dijelaskan bahwa siswa tunarungu dilatih untuk melakukan aktivitas hidup sehat, mereka selalu dilatih untuk menjaga kebersihan baik di lingkungan sekolah maupun di luarnya.

Guru SLB N Banjarnegara menerapkan pendidikan karakter bagi siswa tunarungu untuk kebaikan mereka sendiri ketika mereka lulus dari sekolah. Selain itu, siswa tunarungu memiliki rasa percaya diri dalam sikap mandiri dan mampu melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru. Sedangkan siswa tunarungu lebih kreatif bergerak di bidang seni kuliner dan kerajinan kayu.

Berdasarkan hasil wawancara yang disampaikan oleh informan di atas, dijelaskan bahwa siswa tunarungu harus peka terhadap lingkungannya agar dapat mengontrol emosinya dengan orang lain dan dapat berinteraksi dengan baik dengan orang lain saling membantu. lainnya. Selain itu juga peningkatan kemampuan siswa tunarungu dalam hal membaca, menulis dan berhitung. Berdasarkan hasil wawancara yang disampaikan oleh informan di atas, dijelaskan bahwa siswa tunarungu memiliki kemampuan menghafal surat-surat pendek yang diajarkan di sekolah untuk kemudian dipelajari di rumah.

Ekstrakurikuler SLB N Banjarnegara

55. 9) Kerjasama dengan regional carrier atau perusahaan Corporate Social Responsibility (CSR) untuk merancang program pembelajaran berbasis budaya lokal. Dalam kerjasama yang dilakukan SLB N Banjarnegara dengan perusahaan lain dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan bagi sekolah dalam bidang industri, seni dan kreativitas siswa. Berdasarkan hasil wawancara yang disampaikan oleh para informan di atas, dijelaskan bahwa kerjasama sekolah dengan perusahaan lain belum berjalan dengan baik atau belum mencapai tujuan.

Pelaksanaan Penelitian

  • Strategi Pengembangan Kreativitas Siswa Disabilitas Tunarungu di
  • Faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan Kreativitas Siswa

Meskipun siswa tunarungu tidak dapat mendengar dengan baik, mereka memiliki tingkat kreativitas yang tinggi. Siswa tunarungu belajar tentang kehidupan di sekitar mereka menggunakan penglihatan mereka karena mereka memiliki keterbatasan pendengaran. Selain itu, siswa tunarungu juga diberikan kesempatan untuk bermain, memiliki waktu untuk bertanya dan bebas bereksplorasi.

Dalam hal ini siswa tunarungu mengajukan pertanyaan yang singkat dan langsung pada tujuan yang akan ditanyakan. Dalam strategi ini, siswa tunarungu mampu menciptakan ide-ide baru sesuai dengan bakat dan minatnya. Contoh lainnya adalah dalam membuat kerajinan tangan, siswa tunarungu diberikan contoh cara membuatnya oleh guru.

Mengajarkan pelajaran kepada siswa tunarungu dengan menggunakan media sosial juga sangat membantu dalam proses peningkatan kreativitasnya. Manajemen waktu sangat penting bagi siswa tunarungu untuk belajar dan bermain secara seimbang. SLB N Banjarnegara juga membekali berbagai keterampilan yang bisa diikuti siswa tunarungu seperti memasak, bercocok tanam, kerajinan kayu, menari, menggambar, kerajinan kayu.

Misalnya gedung, gedung sekolah, taman bermain yang terletak di SLB N Banjarnegara dan mudah dijangkau oleh semua siswa tunarungu. Sehingga apa yang diberikan atau proses bimbingan tidak terkomunikasikan dengan baik kepada siswa tunarungu.

PENUTUP

Referensi

Dokumen terkait

"Water and Beverages Intake Among Workers Amid the COVID-19 Pandemic in Indonesia", Frontiers in Nutrition,