PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) ELEKTRONIK BERBASIS PROJECT BASED LEARNING MATERI
EKOSISTEM KELAS X SMA
Geacelyn1, Yenny Anwar2, Adeng Slamet3
1) Alumni Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sriwijaya, Jl. Raya Palembang-Prabumulih KM.32 Indralaya, OI, Sumatera Selatan 30662 2) Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sriwijaya, Jl. Raya
Palembang-Prabumulih KM.32 Indralaya, OI, Sumatera Selatan 30662 3) Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sriwijaya, Jl. Raya
Palembang-Prabumulih KM.32 Indralaya, OI, Sumatera Selatan 30662 E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengembangkan LKPD dalam bentuk elektronik (e-LKPD) berbasis Project Based Learning (PjBL) pada materi Ekosistem yang valid, praktis dan reliabel di kelas X SMA.
Penelitian ini menggunakan model 4D yang terdiri dari 4 tahap utama yang meliputi Define (Pendefinisian), Design (perencanaan), Develop (pengembangan), dan Desseminate (penyebaran). Subjek dalam penelitian ini yaitu peserta didik kelas X MIPA 5 SMA N 1 Sungailiat tahun ajaran 2020/2021 sebanyak 23 orang dan 1 orang guru mata pelajaran biologi. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar validasi yang diberikan kepada validator ahli serta data uji kepraktisan dan reliabilitas yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk angket yang dimuat dalam google form. Dari data tersebut diperoleh hasil validasi produk akhir 4.7 dengan kategori sangat valid meliputi aspek kelayakan isi, kebahasaan, sajian dan kegrafisan serta seluruh isi komponennya. Hasil praktikalitas yang diperoleh dari guru biologi sebesar 77%
dengan kriteria praktis dan 86.78% dari hasil rata-rata peserta didik dengan kriteria sangat praktis.
Reliabilitas yang didapatkan juga menunjukkan hasil yang sempurna dengan skor 0.952. Oleh karena itu, e-LKPD berbasis Project Based Learning (PjBL) layak dan dapat digunakan karena telah memenuhi kriteria valid, praktis dan reliabel.
Kata kunci: Penelitian pengembangan, e-LKPD, Project Based Learning
PENDAHULUAN
Indonesia tetap dituntut dalam pengembangan pola pendidikan untuk memenuhi kriteria pendidikan abad 21 di masa pandemi. Hal ini mewajibkan Pemerintah Indonesia untuk lebih memperhatikan perkembangan pendidikan yang akan diterapkan kepada peserta didik tanpa bertemu secara langsung atau melakukan kegiatan belajar mengajar secara Online / daring (dalam jaringan). Pembelajaran abad 21 diharapkan dapat memicu peserta didik untuk berpikir kritis. Ciri abad 21 berdasarkan sumber dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan merupakan tersedianya informasi, komputasi, otomatisasi dan komunikasi (Sajidan et al., 2018)
Di abad 21 pendekatan pembelajaran menawarkan peluang pembelajaran yang lebih baik yang dapat memperluas situasi pembelajaran di kelas secara langsung maupun tidak langsung dengan memasukkan generasi pengetahuan dan keterampilan memecahkan masalah di dunia nyata secara mandiri, bersama teman sebaya, maupun dengan pendidik (Bahri et al., 2019; Samsudin et al., 2014), sehingga kegiatan belajar mengajar tidak berpusat kepada guru melainkan berpusat pada peserta didik.
Pembelajaran abad 21 di era revolusi industri 4.0 menyambut perubahan melalui berpikir kritis, kolaboratif, kreatif dan komunikatif. Industri 4.0 merupakan era dimana teknologi manufaktur telah memasuki tren otomasi dan pertukaran data (Anwar et al., 2020).
Tren ini telah mengubah banyak bidang kehidupan manusia, termasuk dunia pendidikan.
Revolusi Industri 4.0 menanamkan teknologi cerdas yang dapat dihubungkan ke berbagai bidang kehidupan manusia. Kemudahan yang diberikan oleh kemajuan teknologi pada era ini harus disambut dengan perubahan.
Perubahan ini telah ditetapkan Dalam surat edaran yang menegaskan bahwa pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dalam masa darurat penyebaran Corona Virus Desease (Covid-19) dilaksanakan secara online atau Daring (dalam jaringan) dengan artian kegiatan belajar mengajar dilakukan melalui akses internet. Hal ini memaksakan seluruh jenjang pendidikan untuk melaksanakan pembelajaran yang ditunjang dengan menggunakan gawai, kuota dan jaringan internet (Lathifah et al., 2021).
Namun fakta yang terjadi di lapangan, perubahan tren otomasi dan pertukaran data dalam pembelajaran daring sulit untuk diwujudkan, karena selama pembelajaran daring peserta didik terkesan kurang memahami materi yang ditunjukkan dari hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan, ada banyak kendala seperti tidak stabilnya sinyal internet untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran tatap muka melalui aplikasi zoom meeting ataupun google meet atau aplikasi lainnya. Kurang aktifnya peserta didik dalam menanggapi arahan yang diberikan melalui grup whatsapp untuk membaca materi dan mengerjakan soal yang telah terlampir pada aplikasi google classroom menjadi salah satu faktor tidak terkontrolnya pergerakan dan kegiatan peserta didik selama pembelajaran, selain menghabiskan banyak data internet/ kuota, kendala yang yang dihadapi juga bersumber dari guru senior seperti sulitnya menyampaikan materi karena keterbatasan pengetahuan ilmu komputasi.
Mengenai hal diatas, kegaiatan pembelajaran menjadi kurang efesien dan praktis. Oleh karena itu untuk meningkatkan efisiensi serta kepraktisan proses belajar mengajar harus didukung oleh modifikasi perangkat pembelajaran yang sesuai dengan metode daring dengan memanfaatkan kuota internet yang lebih sedikit dibandingkan belajar melalui teleconference
zoom dan google meet. Modifikasi tersebut dapat berupa penggunaan media ajar seperti LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan situasi dan kondisi (Elfina & Sylvia, 2020). Modifikasi ini diharapkan dapat mendukung pelaksanaan kegiatan belajar mengajar secara daring, oleh sebab itu perlunya panduan media ajar berupa LKPD dalam bentuk Elektronik atau sering disingkat dengan e-LKPD yang berbasis proyek sebagai alternatif perubahan dan dipandang mampu meningkatkan pemahaman konsep materi, keterampilan berpikir kritis, bekerja secara aktif dan kolaboratif (Bahri et al., 2019). Fungsi e- LKPD berbasis proyek dalam proses kegiatan belajar mengajar yaitu sebagai alat untuk mengatasi keterbatasan waktu belajar selama pembelajaran daring karena jadwal yang dibatasi sehingga peserta didik dapat merancang dan mengerjakan proyek di rumah tanpa batasan ruang dan waktu (Andriyani et al., 2018).
Beberapa permasalahan pembelajaran Biologi di SMA secara daring seperti terhambatnya kegiatan praktikum menjadi latar belakang peneliti memilih model PjBL untuk diintegrasikan ke dalam e-LKPD. PjBL diharapkan mampu mendorong peserta didik lebih berkembang dan mengeksplorasi diri dalam mencapai produktifitas yang tinggi. PjBL tidak hanya difokuskan pada pertanyaan-pertanyaan yang menantang bagi peserta didik tetapi juga penyelesaian masalah yang akan mendorong peserta didik menghadapi konsep suatu disiplin ilmu (Thomas, 2000). Langkah-langkah PjBL memungkinkan peserta didik untuk mendapatkan pengalaman seperti yang telah diketahui secara umum dalam Piramida Pengalaman bahwa practice by doing menduduki 70% pemahaman bagi peserta didik dan guru ditempatkan sebagai fasilitator. Pada penelitan yang dilakukan oleh Rahayu, PjBL dipecayai berpengaruh baik terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik (Rahayu et al., 2017).
Rumusan masalah dibentuk berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan sebelumnya yaitu bagaimana membuat e-LKPD berbasis Project Based Learning materi ekosistem kelas X SMA yang bertujuan untuk menghasilkan LKPD elektronik berbasis PjBL pada pembelajaran biologi SMA materi ekosistem yang valid, praktis dan reliabel.
METODE
JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik yang menggunakan metode Research and Development (R&D). Research and Development merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan IPA Tahun 2021
“Redesain Pembelajaran IPA yang Adaptif di Masa Pandemi Covid-19”
Palembang, 16 Oktober 2021
Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sriwijaya
menguji keefektifan produk (Sugiyono, 2014). Penelitian ini dikembangkan dengan model four-D (4-D). Adapun tahap model ini yaitu tahap pendefinisian (define), tahap perancangan (design), tahap pengembangan (development) dan tahap penyebaran (disseminate) (Thiagarajan et al., 1974).
PROSEDUR PENGEMBANGAN
Tahap-tahap pengembangan dalam penelitian ini menggunakan model pengembangan 4-D oleh Thiagarajan yang terdiri dari 4 tahap utama yang meliputi. Tahap Define (pendefinisian) sebagai tahap pertama meliputi analisis awal (front-end analysis), analisis peserta didik (learner analysis), analisis tugas (task analysis), analisis konsep (concept analysis), dan merumuskan tujuan pembelajaran (specifying instructional objectives). Tahap kedua yaitu Design (perencanaan) meliputi penyusunan instrumen penilaian (contructing criterion-referenced test), pemilihan media (media selection), pemilihan format (format selection), membuat rancangan awal (initial design). Terakhir tahap ketiga yaitu Develop (pengembangan) yang merupakan tindak lanjut dari tahap sebelumnya yaitu penilaian ahli (expert appraisal) dan uji coba pengembangan (developmental testing). Penelitian ini tidak sampai ke tahap Desseminate (penyebaran) yang merupakan tahap penyebarluasan produk .
UJI COBA PRODUK
Setelah melakukan revisi dari desain LKPD berbasis Project Based Learning, maka langkah selanjutnya penelitian pengembangan adalah melakukan uji coba kelompok kecil.
LKPD biologi berbasis Project Based Learning yang telah divalidasi diujikan kepada peserta didik kelas X SMA dan 1 orang guru atau pendidik mata pelajaran biologi dengan cara membagikan link e-LKPD, kemudian peserta didik dan pendidik diminta untuk mengisi angket yang telah disediakan dalam bentuk google form. Penelitian ini dilakukan di kelas X SMA Negeri 1 Sungailiat.
INSTRUMEN PENELITIAN
Jenis instrumen yang diperlukan untuk mengukur kepraktisan perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah Kuisioner (angket) dan validasi produk. Kuisioner akan diberikan oleh peserta didik dan Guru Biologi dengan tujuan untuk mengetahui kepraktisam LKPD, sedangkan Validasi produk akan diberikan kepada Validator yang terdiri dari 3 orang dengan
2 orang dosen dan 1 orang Guru Mata Pelajaran Biologi dengan tujuan mengetahui validitas Produk e-LKPD.
TEKNIK ANALISI DATA
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2014) dengan skor dan kategori sebgai berikut :
Tabel 1. Kategori penilaian e-LKPD oleh Validator
No. Skor Penilaian Kategori
1 5 SB : Sangat Baik
2 4 B : Baik
3 3 C : Cukup
4 2 KB : Kurang Baik
5 1 TB : Tidak Baik
a. Hasil validitas dihitung dengan menggunakan rumus skor rata-rata yaitu : 𝑀 = ∑𝑓𝑥
𝑁 Keterangan :
M = Rata-rata skor f x = Skor yang diperoleh N = Jumlah komponen validasi (Gunawan, 2015)
b. Skor dikonversikan dengan menggunakan persamaan 𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑥 100
(Diadaptasi dari jurnal (Elfina & Sylvia, 2020))
c. Analisis praktikalitas digunakan dengan nilai persentase (%)
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan IPA Tahun 2021
“Redesain Pembelajaran IPA yang Adaptif di Masa Pandemi Covid-19”
Palembang, 16 Oktober 2021
Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sriwijaya
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100%
Tabel 2. Kriteria hasil angket praktikalitas guru dan respon peserta didik terhadap e-LKPD
No Persentase (%) Kriteria
1.
2.
3.
4.
5.
80 ≤ Nilai ≤ 100 60 ≤ Nilai < 80 40 ≤ Nilai < 60 20 ≤ Nilai < 40 0 ≤ Nilai < 20
Sangat praktis praktis Cukup praktis Kurang praktis
Tidak praktis (Gunawan, 2015)
d. Hasil Reliabilitas dari Angket Kepraktisan
Pengujian Reliabilitas instrument dengan menggukanan rumus Alpha Cronbach (Setiaman, 2020)
R11= ( 𝑛
𝑛−1) (1 −∑𝜎𝑡²
𝜎𝑡²) Keterangan :
R11 = reliabilitas yang dicari
N = jumlah item pertanyaan yang diuji
∑𝜎𝑡² = jumlah varians skor tiap item 𝜎𝑡² = varians total
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Elektronik (e-LKPD) berbasis Project Based Learning bertujuan untuk menghasilkan produk yang membantu proses pembelajaran secara daring. e-LKPD yang dikembangkan harus memenuhi kriteria baik tingkat kevalidan, kepraktisan maupun reliabilitasnya. Proses pengembangan e-LKPD berbasis Project Based Learning (PjBL) dilakukan secara bertahap dengan mengacu pada model pengembangan 4-D dari Thiagarajan. yang terdiri dari empat tahapan yaitu tahap pendefinisian (define), tahap perancangan (design), tahap pengembangan (development) dan tahap penyebaran (disseminate).
Rancangan awal penelitian terhadap produk e-LKPD akan disusun sesuai dengan format yang telah ditentukan sebelumnya dan mengacu pada kurikulum 2013 darurat di masa pandemi. Adapun e-LKPD yang dirancang disesuaikan dengan struktur penyusunan LKPD secara umum meliputi judul berupa cover atau laman muka, petunjuk belajar, kompetensi yang dicapai, informasi pendukung, tugas dan Langkah kerja serta penilaian.
Rancangan hasil produk e-LKPD disusun sedemikian rupa sehingga menghasilkan produk awal yang disebut Draft 1, selanjutnya e-LKPD yang telah disusun akan dikembangkan dan diperiksa serta dinilai oleh validator ahli. Hasil validasi yang diperoleh dari validator ahli kemudian akan dijadikan sebagai saran dan masukan untuk acuan dalam memperbaiki dan merevisi produk e-LKPD. Dalam tahap revisi, peneliti menaruh perhatian khusus atas saran yang telah diberikan oleh validator ahli sehingga akan menghasilkan Draft II.
Tabel 3. Hasil Penilaian Draft I dan Draft II oleh Validator
Validator Hasil darft I Kategori Hasil draft 2 kategori
1 4.1 Valid 4.5 Sangat Valid
2 4.3 Sangat Valid 4.6 Sangat Valid
3 4.8 Sangat Valid 5.0 Sangat Valid
Rata-Rata 4.4 4.7
Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil validasi dari beberapa aspek penilaian yang diberikan oleh para validator ahli berada pada kategori valid dan sangat valid pada draft I.
Didapat rata-rata hasil validitas dari ketiga validator pada draft I sebesar 4.4 dengan kategori sangat valid. Disimpulkan berdasarkan hasil penelitian dari draft I sudah menunjukkan bahwa kelayakan isi dalam e-LKPD sesuai dengan kurikulum dan kebutuhan peserta didik, Bahasa yang digunakan dapat dimengerti, sajian dengan kejelasan tujuan serta urutan penyajian sudah runtut dan desain tampilan sudah cukup menarik perhatian peserta didik.
Sedangkan dari hasil penilaian draft II di atas menunjukkan bahwa hasil validasi dari beberapa aspek penilaian yang diberikan oleh para validator ahli berada pada kategori sangat valid setelah dilakukannya perbaikan melalui draft I. Didapat rata-rata hasil validitas dari ketiga validator pada draft II sebesar 4.7 dengan kategori sangat valid. Hal berikut dapat disimpulkan bahwa penyempurnaan draft I sudah mencapai kriteria kelayakan isi yang sesuai
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan IPA Tahun 2021
“Redesain Pembelajaran IPA yang Adaptif di Masa Pandemi Covid-19”
Palembang, 16 Oktober 2021
Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sriwijaya
dengan kurikulum dan kebutuhan peserta didik. e-LKPD dapat dimengerti dengan baik dengan kejelasan informasi dan sesuai dengan kaidah kebahasaan serta memiliki sajian yang runut bersama kelengkapan informasi yang sesuai dengan struktur LKPD secara umum dalam depdiknas 2008. Tidak hanya itu validitas yang tinggi juga menggambarkan desain tampilan yang bagus sehingga aspek penggunaan font, tata letak, ilustrasi, gambar dan desain tampilan sudah tertata dengan baik.
Kemudian peniliti melakukan interpretasi nilai pada draft I dan draft II dengan hasil akhir sangat valid. Produk dikatakan valid secara keseluruhan melalui aspek kelayakan isi, kebahasaan, sajian dan kegrafisan dan seluruh isi komponennya.
Karena semua komponen penilaian berada pada kategori sangat valid maka Lembar Kerja Peserta Didik elektronik berbasis Project Based Learning dapat dikatakan mencapai manfaatnya sebagai bahan ajar dan keunggulannya sebagai media ajar pembelajaran daring dengan biaya yang rendah, disesuaikan dengan kebutuhan, mengaktifkan peserta didik serta membantu peserta didik dalam memahami konsep melalui catatan materi yang telah dipelajari.
Oleh karena itu, e-LKPD dapat digunakan pada objek uji coba di lapangan dan dapat dilanjutkan dalam pengukuran praktikalitas dan reliabilitas produk.
Tabel 4. Hasil Respon Angket Pendidik dan Peserta Didik
No. Jenis Penilaian Rata-rata Kriteria 1.
2.
Respon Pendidik Respon Peserta Didik
77 % 86.56 %
Praktis
Sangat Praktis
Rata-rata 81.785 Sangat Praktis
Berdasarkan tabel diatas didapatkan melalui persamaan praktikalitas yang dapat dirincikan bahwa diperoleh hasil dari angket yang telah disebarkan kepada 23 orang peserta didik menunjukkan hasil sebesar 86.56% dengan kriteria sangat praktis dan Respon pendidik yang diisi oleh Ibu Rini Natalia Gultom, S.Pd. menunjukkan hasil sebesar 77% dengan kriteria praktis dimana rata-rata total yang didapatkan dari seluruh responden mendapatkan hasil 81.78% dengan kriteria sangat praktis. Hal ini menunjukkan bahwa e-LKPD yang dikembangkan bersifat praktis dan mudah dalam mengadministrasikannya. Dari hasil penilaian
dapat disimpulkan bahwa e-LKPD yang dikembangkan dapat membantu dalam proses kegiatan belajar mengajar secara daring karena kepraktisan dan kemudahan dalam penggunaannya.
Nilai reliabilitas dari instrument yang dikembangkan sebesar 0.952 yang menujukkan bahwa 20 butir pertanyaan nilai reliabilitasnya sempurna sesuai dengan makna nilai alpha Cronbach bahwa instrument dengan nilai alpha >0.90 memiliki reliabilitas yang sempurna.
Hasil dari reliabilitas yang didapatkan dalam rumus pencarian dapat dimaknai bahwa angket kepraktisan e-LKDP dapat dipertahankan konsistensinya dimana instrumen dapat digunakan secara berulang.
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian pengembangan ini, maka dapat disimpulkan Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Elektronik berbasis Project Based Learning mengacu pada model pengembangan 4D dari Thiaragajan memiliki tingkat kevalidan yang tinggi, tingkat kepraktisan sangat praktis dan tingkat reliabilitas dengan kategori sempurna sehingga e-LKPD dapat digunakan menjadi sumber belajar bagi peserta didik serta dapat membantu dan menunjang proses kegiatan belajar mengajar secara daring karena kepraktisan dan kemudahan dalam penggunaannya dan dapat digunakan secara berulanag karena tingkat reliabilitas yang tinggi.
Pada penelitian ini terdapat banyak keterbatasan sehingga peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk menganalisis dan mempelajari cara pembuatan dan penggunaan e- LKPD dalam bentuk live-worksheet dan dapat mengintegrasikan modifikasi LKPD ke dalam materi pembelajaran yang berbeda agar lebih bervariasi dan menimbulkan kesan yang interaktif.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis ingin mengucapkan terimakasih atas kerja sama seluruh rekan yang terlibat di SMA N 1 Sungailiat selama penulis melakukan penelitian di sekolah terkait selama masa pandemi dan dosen yang turut andil serta senantiasa mendorong penulis dalam penyelesaian dan penyusunan Lembar Kerja Peserta Didik Elektroik sehingga e-LKPD dan Makalah ini dapat tesusun dengan baik.
Daftar Pustaka
Andriyani, E. Y., Ernawati, M. D. W., & Malik, A. (2018). Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Elektronik Berbasis Proyek pada Materi Termokimia di Kelas XI SMA. Journal of The Indonesian Society of Integrated Chemistry, 10(1), 6–11.
Anwar, Y., Permata, S., & Ermayanti. (2020). Measuring biology educations students’ critical thinking skill using online systems. Journal of Physics: Conference Series, 1480(1).
https://doi.org/10.1088/1742-6596/1480/1/012068
Bahri, S., Zulkifli, H., & Madang, K. (2019). Pengembangan Lembar Kerja Peserta Ddidik (LKPD) Berbasis Proyek Terhadap Kemampuan Merancang Produk Difusi Osmosis. (JPB) Jurnal Pembelajaran Biologi: Kajian Biologi Dan Pembelajarannya, 6(2), 62–69.
htpp://ejournal.unsri.ac.id/index.php/fpb
Elfina, S., & Sylvia, I. (2020). Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Problem Based Learning (PBL) dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi di SMA Negeri 1 Payakumbuh. Jurnal Sikola: Jurnal Kajian Pendidikan Dan Pembelajaran, 2(no.1). http://sikola.ppj.unp.ac.id
Gunawan, M. A. (2015). Statistik Penelitian Bidang Pendidikan, Psikologi dan Sosial (Pertama).
Parama Publishing.
Lathifah, M. F., Hidayati, B. N., & Zulandri, Z. (2021). Efektifitas LKPD Elektronik sebagai Media Pembelajaran pada Masa Pandemi Covid-19 untuk Guru di YPI Bidayatul Hidayah Ampenan. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 4(2), 0–5.
https://doi.org/10.29303/jpmpi.v4i2.668
Rahayu, H., Purwanto, J., & Hasanah, D. (2017). Pengaruh Model Pembelajaan Project Based Learning (PjBL) Terhadap Kemampuan Bepikir Tingkat Tinggi Siswa. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika-COMPTON, 4(1), 21–28.
Sajidan, R., Baedhowi, Triyanto, Totalia, S. A., & Masykuri, M. (2018). Peningkatan Proses Pembelajaran Dan Penilaian Pembelajaran Abad 21 Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran SMK (M. Herdyka, M. A. Majid, & Ari (eds.); 1st ed.). Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Setiaman, S. (2020). Merancang Kuisioner untuk Penelitian (1st ed.). PPNI Qatar.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (19th ed.). Alfabeta.
Thiagarajan, S., Semmel, D. S., & Semmel, M. I. (1974). Instructional Development for Training Teachers of Exceptional Children: A Sourcebook. Center for Innovation in Teaching the Handicapped.
Thomas, J. W. (2000). A Review of Reasearch On Project-Based Learning. Report Prepared for The Autodesk Foundation.