Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Animasi Untuk Materi Dasar-
Dasar Proyeksi Pada Mata Kuliah Teknik Komunikasi Arsitektur
Mohammad Musthofa Al Ansyorie #1, Arisandi*2,
#Program Studi Arsitektur, STT STIKMA Internasional
*Program Studi Teknik Informatika, STT STIKMA Internasional Jl. Simpang Sulfat Utara 20 Malang
Abstrak—Tujuan pengembangan ini untuk mengetahui (1) bentuk media pembelajaran berbasis animasi untuk materi dasar-dasar proyeksi, (2) kelayakan media pembelajaran yang dikembangkan. Model penelitianyang digunakan adalah model penelitian dan pengembangan dengan langkah: (a) penelitian dan pengumpulan informasi awal; (b) perencanaan media; (c) pengembangan produk awal; (d) validasi ahli; (e) analisa dan revisi hasil validasi;(f) uji coba kelompok besar;serta (g) analisis dan revisi produk akhir. Data-data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen pengumpulan data berupa lembar validasi dan lembar respon siswa dan kemudian dianalisa. Produk yang dihasilkan adalah media pembelajaran berupa file presentasi yang berbasis animasi dan dilengkapi dengan video animasi untuk materi dasar-dasar proyeksi. Hasil yang didapatkan dari validator adalah nilai rata-rata penilaian oleh ahli media sebesar 3,54 yang tergolong valid atau jika diprosentasekan sebesar 88,5%. Sedangkan untuk rata-rata penilaian dan prosentase penilaian oleh ahli materi adalah 3,38 dengan prosentase sebesar 84,6%.
Kata Kunci—Media pembelajaran, animasi, dan dasar-dasar proyeksi
I.PENDAHULUAN
Pada dasarnya pendidikan mempunyai peran penting dalam proses membangun karakter bangsa. Pendidikan itu sendiri terdiri dari berbagai macam proses yang salah satunya adalah proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang berlangsung tidak akan lepas dari strategi pembelajaran yang salah satunya adalah penyampaian materi pembelajaran. Penyampaian materi pembelajaran yang umum dilaksanakan adalah model ceramah langsung dengan hanya merangsang pengetahuan siswa dari apa yang dijelaskan oleh pendidik. Model ceramah langsung dilaksanakan dengan memanfaat media pembelajaran yang umum digunakan yaitu papan tulis. Melihat perkembangan
tekhnologi yang semakin pesat, maka sebaiknya proses penyampaian materi pembelajaran juga harus mengalami perubahan dan perkembangan menyesuaikan perkembangan tekhnologi.
Penyesuaian proses pembelajaran terhadap perkembangan tekhnologi yang signifikan, maka sebaiknya materi pembelajaran disampaikan dengan memanfaatkan media pembelajaran yang terkini. Beberapa media yang dapat digunakan untuk menunjang proses pembelajaran diantaranya adalah komputer, laptop, Liquid Cristal Display (LCD), dan Overhead Projector (OHP). Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran dapat divariasikan dalam bentuk teks, slide, animasi, grafik, video ataupun audio visual. Materi pembelajaran yang divariasikan dalam beberapa bentuk tersebut lebih dikenal dengan media pembelajaran berbentuk multimedia.
Penggabungan ini merupakan suatu kesatuan yang secara bersama-sama menampilkan informasi, pesan atau isi pelajaran [1].
Salah satu bentuk penggunaan multimedia pembelajaran adalah media pembelajaran berbasis animasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh [2] penggunaan media pembelajaran berbasis animasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sedangkan menurut Prabu dan Markus dalam [3], penggunaan media visual dalam proses pembelajaran dapat menjembatani materi yang bersifat abstrak menjadi konkrit. Materi pembelajaran dalam hal ini untuk materi Teknik Komunikasi Arsitektur membutuhkan metode penyampaian yang sedemikian rupa sehingga setiap peserta didik mampu memahami materi pembelajaran tersebut. Penyampaian materi Teknik Komunikasi Arsitektur dengan menggunakan media pembelajaran berbasis animasi diharapkan dapat membantu peserta didik dalam memahami dan lebih fokus dan konsentrasi saat proses pembelajaran berlangsung. Hal tersebut sesuai dengan pendapat menurut [2]
yang menjelaskan bahwa media pembelajaran dapat membantu meningkatkan konsentrasi dan meningkatkan sikap siswa terhadap pembelajaran, sehingga bersedia terlibat aktif dalam pembelajaran.
II. METODE
A. Model Penelitian dan Pengembangan
Penelitian dan Pengembangan merupakan suatu kegiatan yang berupaya menerapkan temuan atau teori yang bersifat lama ataupun baru untuk memecahkan suatu
permasalahan. Penelitian ini nantinya akan menghasilkan sebuah produk. Produk pada penelitian ini berbentuk pengembangan media pembelajaran berbasis animasi untuk materi dasar-dasar proyeksi. Dalam penelitian ini model yang digunakan adalah model penelitian dan pengembangan media menurut Borg dan Gall dalam Sugiyono (2010:409) yang dimodifikasi oleh peneliti menjadi 7 tahap yaitu: (1) penelitian dan pengumpulan informasi awal; (2) perencanaan media; (3) pengembangan produk awal;
(4) validasi ahli; (5) analisa dan revisi hasil validasi; (6) uji coba kelompok besar; serta (7) analisis dan revisi produk akhir.
B. Sampel Penelitian
Uji coba ini dilakukan di SMK Negeri 6 Malang pada semester gasal tahun ajaran 2012/2013. Penentuan sampel ini menggunakan sampling purposive yaitu dengan menunjuk sampel dengan pertimbangan tertentu [4]. Teknik pengambilan sempel tersebut digunakan atas pertimbangan beberapa hal antara lain: (1) siswa yang ditunjuk merupakan siswa yang aktif didalam kelas karena dapat dipastikan siswa yang aktif lebih cenderung akan memperhatikan ketika produk yang dikembangkan diaplikasikan, (2) semua siswi ditunjuk untuk dijadikan sampel penelitian, hal tersebut dikarenakan siswa perempuan lebih cenderung mengisi angket dengan teliti berdasarkan pernyataan yang ada didalam angket. Populasi uji coba penelitian ini adalah siswa kelas X GB 1 dan X GB 2 SMK Negeri 6 Malang sejumlah 73 siswa. Dari populasi tersebut kemudian diambil sampel sejumlah 45 siswa.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian.
Instrumen yang digunakan berupa angket kuesioner dengan pertimbangan penggunaan instrumen ini adalah memberikan kesempatan berfikir secara teliti dan cermat terhadap pertanyaan yang diberikan. Angket kuesioner ini diberikan kepada validator dan juga kepada subjek coba. Angket kuesioner yang digunakan terdiri dari lembar validasi ahli dan lembar respon siswa. Lembar validasi ahli terdiri dari lembar validasi untuk ahli media dan lembar validasi untuk hali materi.
D. AnalisisData
Analisa data yang pertama adalah analisa terhadap validasi media pembelajaran. Data ini dianalisa secara deskriptif kualitatif yang dilakukan dengan menghitung rata-rata penilaian. Skor Validasi merupakan hasil dari rata-rata nilai yang diberikan oleh semua validator. Menurut [5] rumus yang digunakan untuk mengelolah data dari subyek pengguna dapat dilihat pada Persamaan I.
V = 100% ... Persamaan I Keterangan:
V = Validitas
TSEV = Total Skor Empirik Validitas S-max = Skor maksimal yang diharapkan
Selanjutnya adalah analisa terhadap angket respon siswa yang diberikan. Data dianalisa secara deskriptif kuantitatif untuk mengetahui besarnya respon selama siswa mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran yang dikembangkan. Respon siswa terhadap media tersebut dapat berupa positif atau negatif.
Untuk menghitung persentase jawaban dari siswa dilakukan dengan menghitung proporsi jawaban yang ada dibagi dengan jumlah siswa yang menerima angket dikali 100% atau dengan Persamaan II.
= 100%
... Persamaan II
Keterangan:P = Prosentase respon siswa f = Frekuensi/proporsi jawaban N = Jumlah responden
III. HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh ahli media didapatkan hasil yaitu dari 13 aspek penilaian terdapat 2 aspek penilaian yang cukup valid sehingga perlu direvisi.
Sedangkan untuk 11 aspek penilaian yang lain masuk dalam kategori sangat valid dan tidak perlu direvisi. Total prosentase penilaian dari ahli media adalah sebesar 88,5%
dan termasuk dalam kategori sangat valid. Dari keseluruhan aspek penilaian terdapat 3 aspek penilaian yang mendapatkan prosentase tertinggi yaitu aspek kreatifitas dalam
penuangan gagasan, transisi antar slide, dan kejelasan petunjuk penggunaan yang masing-masing aspek penilaian tersebut mendapat prosentase 100%.
Selain itu juga terdapat 2 aspek penilaian yang mendapatkan prosesntase paling rendah sebesar 75 % dan termasuk dalam kategori cukup valid serta harus dilakukan sedikit revisi. Aspek penilaian yang perlu direvisi ulang adalah aspek desain dan pengaturan warna tampilan media pembelajaran serta aspek pengaturan letak tombol navigasi. Hasil analisa dari ahli media dapat dilihat pada Tabel I.
TABELI
DATA HASIL ANALISA AHLI MEDIA
NO ASPEK PENILAIAN
SKOR
VALIDATOR TSEV S-MAX RATA- RATA
KATEGO V1 V2 RI
1. Komunikatif 4 3 7 8 87,5% Sangat
Valid 2. Kreatifitas dalam penuangan
gagasan 4 4 8 8 100,0% Sangat
Valid 3. Kelogisan penyajian video
animasi 3 4 7 8 87,5% Sangat
Valid 4. Tampilan animasi dalam media
pembelajaran 4 3 7 8 87,5% Sangat
Valid 5.
Ketepatan bahasa yang digunakan (sederhana dan mudah dipahami)
3 4 7 8 87,5% Sangat
Valid 6. Desain dan pengaturan warna
tampilan media pembalajaran 3 3 6 8 75,0% cukup valid
7. Penggunaan tombol interaktif 3 4 7 8 87,5% Sangat
Valid 8.
Pengaturan letak tombol navigasi (kemudahan dalam pengoperasian media pembelajaran)
2 4 6 8 75,0% cukup valid
9. Kejelasan teks dalam media
pembelajaran 4 3 7 8 87,5% Sangat
Valid 10. Pemilihan jenis dan ukuran
huruf 4 3 7 8 87,5% Sangat
Valid
11. Transisi antar slide 4 4 8 8 100,0% Sangat
Valid 12. Kejelasan petunjuk penggunaan 4 4 8 8 100,0% Sangat
Valid 13.
Kemenarikan media
pembelajaran berbasis animasi secara keseluruhan (Tampilan Media keseluruhan)
4 3 7 8 87,5% Sangat
Valid TOTAL RATA-RATA 3,5 3,5 7,1 8 88,5%
Validasi yang selanjutnya adalah validasi ahli materi. Berdasarkan data validasi yang diberi oleh ahli materi diperoleh prosentase penilaian seluruh aspek penilaian sebesar 82,1% termasuk dalam kategori sangat valid. Aspek penilaian yang mendapatkan prosentase tertinggi adalah aspek kesesuaian materi dengan kurikulum SMK, kemampuan memotivasi siswa, dan kecocokan media pembelajaran untuk digunakan di SMK yang masing-masing aspek penilaian mendapat prosesntase 91,7%. Sedangkan untuk aspek penilaian yang mendapatkan prosentase paling rendah sebesar 66,7%
adalah aspek media dapat mengembangkan kemampuan psikomotorik siswa.Selain itu juga berdasarkan saran dari ahli materi ada beberapa aspek penilaian yang perlu diperbaiki, salah satunya adalah aspek kedalaman materi yang disampaikan. Untuk perbaikannya materi yang kurang tersebut ditambah baik berupa teks penjelas dan gambar. Data hasil analisa validasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel II.
TABELII
HASIL ANALISA DATA AHLI MATERI
NO ASPEK PENILAIAN
SKOR
VALIDATOR TSEV S-MAX RATA-
RATA KATEGORI V1 V2 V3
1. Kesesuaian media dengan
pencapain tujuan pembelajaran 4 3 3 10 12 83,3% Sangat Valid 2. Kejelasan tujuan pembelajaran
dalam media pembelajaran 3 3 3 9 12 75,0% Cukup Valid
3.
Kesesuaian materi dengan kurikulum yang berlaku khususnya kurikulum di SMK
4 3 4 11 12 91,7% Sangat Valid
4. Kejelasan isi materi pada media
pembelajaran 4 3 3 10 12 83,3% Sangat Valid
5.
Kesesuaian materi pada media pembelajaran dengan materi secara teori
4 3 3 10 12 83,3% Sangat Valid
6.
Kedalaman (detail dan lengkap) materi yang ada dalam media pembelajaran tersebut
4 3 2 9 12 75,0% Cukup Valid
7. Keruntutan materi yang ada dalam
media pembelajaran tersebut 4 3 3 10 12 83,3% Sangat Valid
8.
Apakah materi yang disampaikan dengan bermacam-macam bentuk (kalimat,gambar dan video animasi) sudah layak?
4 3 3 10 12 83,3% Sangat Valid
NO ASPEK PENILAIAN
SKOR
VALIDATOR TSEV S-MAX RATA-
RATA KATEGORI V1 V2 V3
9.
Media tersebut dapat mengembangkan kemampuan personal siswa dalam belajar
4 3 3 10 12 83,3% Sangat Valid
10.
Media tersebut dapat mengembangkan kemampuan akademik siswa dalam belajar
4 3 3 10 12 83,3% Sangat Valid
11.
Media tersebut dapat mengembangkan kemampuan psikomotorik siswa dalam belajar
3 3 2 8 12 66,7% Cukup Valid
12. Menumbuhkan rasa ingin tahu
siswa 3 3 3 9 12 75,0% Cukup Valid
13. Media tersebut memudahkan siswa
dalam memahami materi proyeksi. 4 3 3 10 12 83,3% Sangat Valid 14. Gambar dalam media tersebut
mudah dipahami oleh siswa 4 3 3 10 12 83,3% Sangat Valid 15. Kemudahan pemahaman video
animasi oleh siswa 4 3 3 10 12 83,3% Sangat Valid
16. Kejelasan tayangan video animasi
dalam media pembelajaran 4 3 3 10 12 83,3% Sangat Valid
17. Kelogisan penyajian video animasi
terhadap materi proyeksi 3 3 3 9 12 75,0% Cukup Valid
18.
Kemampuan memotivasi siswa untuk merespon pesan yang tersampaikan melalui media
4 3 4 11 12 91,7% Sangat Valid
19.
Kemenarikan media pembelajaran berbasis animasi secara
keseluruhan
4 3 3 10 12 83,3% Sangat Valid
20.
Kecocokan media pembelajaran berbasis animasi untuk digunakan di SMK
4 3 4 11 12 91,7% Sangat Valid
Total Rata-rata 3,8 3 3,05 9,85 12 82,1
III. KESIMPULAN
Berdasarkan data hasil analisa validitas media pembelajaran tersebut termasuk dalam kategori valid dengan prosentase validitas sebesar 88,5% untuk media dan 82,1% untuk materi. Sedangkan hasil dari uji coba lapangan, secara umum media ini tergolong baik, hal tersebut ditunjukkan dengan respon positif siswa untuk penggunaan media ini sebesar 91,11%. Selain itu juga hasil analisa data untuk respon persetujuan siswa masuk dalam kriteria setuju dengan nilai rata-rata sebesar 3,22. Maka dapat disimpulkan media tersebut layak dan baik untuk digunakan.
REFERENSI