• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Media Rumah Pintar Untuk Meningkatkan Kognitif Anak Usia 4-5 Tahun

N/A
N/A
shinta dewi

Academic year: 2024

Membagikan "Pengembangan Media Rumah Pintar Untuk Meningkatkan Kognitif Anak Usia 4-5 Tahun"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MEDIA RUMAH PINTAR (RUPIN) UNTUK MENGEMBANGKAN KOGNITIF ANAK USIA 4-5 TAHUN DI RA

ADDURIYAT KOTA CILEGON PROPOSAL

Diajukan kepada Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

SHINTA DEWI NIM : 201260062

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN MAULANA

HASANUDDIN BANTEN

TAHUN 2023M/1445H

(2)

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan awal sebelum jenjang dasar yang ditujukan bagi anak usia 0-6 tahun. Usia ini dapat disebut masa emas karena pada usia ini anak masih sangat mudah dalam menerima sesuatu hal apa pun. Sangat bagus jika pada masa ini anak sudah mulai diajak untuk tertarik dengan media RUPIN ini. Mulai dari melihat, dengan isi media tersebut yang banyak terdapat macam-macam pembelajaran di dalam media RUPIN tersebut. Terdiri dari pembelajaran untuk mengenal angka, Mengenal geometri, mengenal huruf abjad dan hijaiyah, mengenal tekstur kasar dan halus dan ada tempat untuk praktek langsung di dalam media RUPIN ini.

Pendidikan anak usia dini memiliki peran yang sangat penting dalam aspek perkembangan dan pembentukan karakter anak berakhlak mulia, kreatif, inovatif dan bermoral, pendidikan anak usia dini tidak hanya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang keilmuan saja akan tetapi juga proses menumbuhkan, memotivasi, mendorong, membiasakan dan lingkungan yang mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal. Sebelum anak masuk pendidikan formal peran orang tua sangat penting dalam mendidik anak seperti yang dikatakan Hamka, kepandaian orang tua dalam mendidik anak adalah menjadi penolong guru. Dan sebaliknya jika anak itu hanya dibiarkan saja oleh orang tuanya, diserahkan saja kepada guru, dipercaya guru dapat memimpin sendiri dan orang tua bersikap masa bodoh, cuek kepada anak, guru akan merasa kesulitan karena memang jelas kerja sama antara guru dan orang tua sangat berperan penting dalam masa perkembangan anak yang golden age.

Perkembangan kognitif merupakan salah satu aspek penting dari perkembangan untuk mengembangkan kemampuan berpikir anak. Sehingga baik orang tua maupun guru perlu mengetahui tahapan tumbuh kembang anak. Jika ada kendala pada perkembangan sebelumnya maka perkembangan selanjutnya akan menemui kendala.1

Pengembangan kognitif untuk pendidikan anak usia dini dapat dilakukan oleh guru, dengan cara memfasilitasi peserta didik pada saat kegiatan pembelajaran seperti menentukan tujuan, materi dan media pembelajaran. Media rumah pintar yang saya buat ini dengan menggunakan bahan dasar kardus dan media rumah pintar ini salah satu media yang efektif untuk menyampaikan pesan-pesan secara visual melalui gambar, simbol atau tulisan yang diletakkan pada rumah pintar dan dapat di fahami atau ditangkap secara mudah bagi anak.

1 Sudarna, Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogyakarta, Indonesia: Distribusi Nasional, 2014)

(3)

Kegunaan dari media rumah pintar ini dapat digunakan untuk pembelajaran mengenalkan huruf baik itu huruf abjad maupun huruf hijaiyah, angka, gambar dan bentuk-bentuk geometri.

Kognitif anak usia 4-5 Tahun di RA Adduriyat Kota Cilegon masih belum berkembang dengan baik. Ada anak yang sudah bisa mengerjakan dengan baik, dan ada anak yang belum bisa mengerjakan seperti yang diharapkan. Hal ini kemungkinan model pembelajaran yang digunakan guru sedikit kurang diminati peserta didik. Perkembangan anak tentunya harus diperhatikan secara optimal melalui berbagai praktik yang tentunya dapat meningkatkan kognisinya (kesadarannya) karena saat masih kecil anak merupakan masa emas.

Pengembangan kognitif pada dasarnya dimaksudkan agar anak mampu mengeksplorasi terhadap dunia sekitar melalui panca inderanya, sehingga dengan pengetahuan yang didapatnya anak memainkan perannya sebagai makhluk Tuhan yang harus memberdayakan apa yang ada di dunia ini untuk kepentingannya dan orang lain. Apabila kognitif tidak dikembangkan maka fungsi pikir tidak dapat digunakan dengan cepat dan tepat untuk mengatasi situasi dalam rangka memecahkan masalah lingkup perkembangan kognitif meliputi pengetahuan umum dan sains, konsep bentuk, warna, ukuran, konsep bilangan, lambang bilangan dan huruf. Pencapaian-pencapaian perkembangan anak yang optimal menjadi hal yang sangat penting, salah satunya adalah kognitif.

Menurut Piaget, bermain dapat melatih keterampilan kognitif secara menyenangkan dan rileks melalui tahapan yang sederhana dibagi dengan cara kelompok.2 Dengan bermain yang menyenangkan dan menarik mampu memberikan pengalaman dan mengembangkan kemampuan kognitifnya dalam menciptakan ide pikiran anak yang cemerlang, membantu anak memahami dunia sekitar, anak dapat menemukan sesuatu.

Media merupakan sesuatu yang digunakan untuk bahan pembelajaran sehingga dapat menarik perhatian, minat dan pikiran peserta didik dalam kegiatan belajar agar tercapai tujuan pembelajaran tertentu. Media pembelajaran yang saya buat ini memiliki peranan yang sangat penting dalam menahan keberhasilan dalam proses belajar anak, dengan adanya media ini juga dapat membuat pembelajaran anak lebih menarik dan sangat menyenangkan.3

2 Panney Upton, Psikologi Perkembangan, Terj. Noermalasari Fajar Widuri (Jakarta: Erlangga, 2012), hlm.131.

3 Usep Kusniawan, Pengembangan Media Pembelajaran Anak Usia Dini, (Malang: Gunung Samudera, 2016), h.6

(4)

Belajar menggunakan media akan lebih cepat diterima anak seperti belajar menggunakan media rumah pintar yang di mana media rumah pintar ini anak mampu berhitung, mengenal bentuk geometri beserta mengenal warna, juga bisa mengenal huruf abjad dan huruf hijaiyah, bisa mengenal tekstur kasar dan halus melalui atap rumah, dan mulai bisa menulis dalam media tersebut. Pembelajaran menggunakan media merupakan pengalaman belajar anak yang menyenangkan dan memberi kepuasan tersendiri pada anak.

Akan tetapi beberapa hasil penelitian menunjukkan masih ada beberapa anak rendahnya aspek perkembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan yang seharusnya anak usia 4-5 tahun sudah mampu berhitung dan menulis lambang bilangan 1 sampai 5 tetapi di RA Adduriyat masih ada beberapa anak yang menulis angka nya masih terbalik posisinya begitupun dengan huruf abjad dan huruf hijaiyah. Maka diadakannya media ini dalam membantu belajar anak untuk menciptakan suasana yang menyenangkan dan menarik, membantu pertumbuhan dan perkembangan anak, mengembangkan kreativitas dan mengetahui cara untuk menyelidiki dan menyelesaikan masalah yang dihadapi sekaligus sebagai pusat perhatian anak untuk bisa mendengarkan.

Salah satu upaya dalam mengembangkan kognitif peneliti menggunakan pembelajaran media RUPIN, media ini adalah media pembelajaran yang terdapat pembelajaran kognitif dengan memfokuskan mengenal angka 1-5 beserta konsep lambang bilangan, menulis huruf, mengenal huruf abjad dan hijaiyah, mengenal bentuk geometri beserta warna, mengenal tekstur kasar dan halus.

Berdasarkan permasalahan latar belakang di atas yang peneliti lakukan di dalam perkembangan kognitif berhitung, menulis, membaca anak belum berkembang secara menyeluruh hal ini terlihat pada hasil presentase di atas, maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan Media Rumah Pintar (RUPIN) Untuk Mengembangkan Kognitif Anak Usia 4-5 Tahun di RA Adduriyat Kota Cilegon”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang akan di kaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengembangan media rumah pintar (RUPIN) untuk mengembangkan kognitif pada anak usia 4-5 tahun?

(5)

2. Bagaimana kelayakan penggunaan dari media rumah pintar (RUPIN) untuk mengembangkan pembelajaran kognitif pada anak usia 4-5 tahun?

C. Tujuan Pengembangan

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah disampaikan di atas, peneliti bertujuan sebagai berikut:

1. Untuk menghasilkan media RUPIN dalam mengembangkan kognitif pada anak usia 4-5 tahun

2. Untuk mengembangkan pembelajaran kognitif pada anak usia 4-5 tahun di RA Adduriyat Kota Cilegon

D. Manfaat Pengembangan

Penelitian ini memiliki beberapa manfaat penelitian yaitu:

1) Bagi peneliti : dapat menambah wawasan tentang cara mengembangkan kemampuan kognitif

2) Bagi peserta didik : penelitian ini diharapkan mampu mengembangkan kemampuan kognitif dalam mengenal lambang bilangan, huruf hijaiyah dan abjad, mengenal bentuk geometri beserta warnanya, mengenal tekstur kasar dan halus melalui media rumah pintar (RUPIN)

3) Bagi guru : penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi baru agar dapat lebih optimal dalam mengembangkan kemampuan kognitif terutama kemampuan berhitung, menulis melalui media RUPIN

4) Bagi sekolah : diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan yang positif bagi penyelenggaraan

(6)

E. Deskripsi Teori 1.1. Anak Usia Dini

1.1.1. Definisi Anak Usia Dini

Menurut National Association For The Education Young Children (NAEYC) menyatakan bahwa anak usia dini merupakan anak yang berada pada usia nol sampai dengan delapan tahun. Pada masa tersebut merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek dalam rentang kehidupan manusia. Proses pembelajaran terhadap anak harus memerhatikan karakteristik yang dimiliki dalam tahap perkembangan anak.

Menurut Bacharuddin Musthafa, anak usia dini merupakan anak yang berada pada rentang usia antara satu hingga lima tahun. Pengertian ini didasarkan pada batasan pada psikologi perkembangan yang meliputi bayi berusia 0-1 tahun, usia dini berusia 1-5 tahun, masa kanak-kanak akhir, berusia 6-12 tahun.

Berbeda halnya dengan Subdirektorat Pendidikan Anak Usia Dini yang membatasi pengertian istilah usia dini pada anak usia 0-6 tahun, yakni hingga anak menyelesaikan masa taman kanak-kanak. Hal ini berarti menunjukkan bahwa anak- anak yang masih dalam pengasuhan orang tua, anak-anak yang berada dalam Taman Penitipan Anak, Kelompok Bermain, dan Taman Kanak-Kanak merupakan cakupan definisi tersebut.4

Setiap anak memiliki sifat yang unik dan terlahir dengan potensi yang berbeda-beda dengan memiliki kelebihan bakat, dan minat sendiri-sendiri. Misalnya, ada anak berbakat menyanyi, ada pula yang berbakat menari, bermusik, bahasa, dan olahraga. Anak usia dini mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental yang paling pesat. Pertumbuhan dan perkembangan dimulai sejak pranatal, yaitu sejak dalam kandungan.

Periode usia dini dalam perjalanan kehidupan manusia merupakan periode penting bagi pertumbuhan otak, intelegensi, kepribadian, dan aspek perkembangan yang lainnya. Artinya terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan pada masa ini maka dapat mengakibatkan terhambatnya pada masa-masa selanjutnya.

4 Ahmad Susanto, Pendidikan Anak Usia Dini (Konsep Dan Teori) (jakarta: PT bumi aksara, 2017).

(7)

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa anak usia dini adalah anak yang berusia 0-6 tahun, yang sedang berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan awal masa kanak-kanak, yang memiliki karakteristik yang unik dan memiliki perbedaan dengan usia selanjutnya.

1.2. Konsep Perkembangan Kognitif 1.2.1. Definisi Kognitif

Perkembangan kognitif merupakan salah satu aspek perkembangan yang sangat penting di stimulasi sejak dini pada anak. Jika tidak berkembang, aspek ini akan berpengaruh terhadap aspek perkembangan lain. Oleh karena itu, penting bagi pendidik yakni guru dan orang tua untuk menstimulasi aspek ini secara tepat.5

Pendidikan dan pembelajaran pada anak harus dilakukan untuk memberikan konsep dasar yang bermakna bagi anak melalui pengalaman nyata dan memungkinkan mereka untuk menunjukkan aktivitas dan rasa ingin tahu yang tinggi. Dalam rentang usia 0-8 tahun, anak mengalami masa keemasan, yaitu saat anak mulai peka untuk menerima berbagai macam rangsangan. Ini juga merupakan periode pertama peletakan fondasi dasar untuk mengembangkan agama, moral, motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan seni. Sehingga harus disiapkan dan dibina sejak dini untuk mencapai pembangunan yang optimal.6

1.2.2. Tahapan Perkembangan Kognitif Pada Anak Usia Dini

Pengembangan adalah proses kumulatif. Artinya perkembangan sebelumnya akan menjadi dasar untuk perkembangan selanjutnya sehingga baik orang tua maupun guru perlu mengetahui tahapan tumbuh kembang anak. Apabila dalam pengembangan sebelumnya terdapat kendala, maka pengembangan selanjutnya akan menemui kendala. Piaget dalam sudarna membagi perkembangan kognitif menjadi empat fase, yaitu fase sensorimotor, fase pra operasi, fase operasi konkrit, dan fase operasi formal.

Perkembangan kognitif anak usia dini itu tahapan yang sangat penting.

Karena, keterampilan kognitif akan berkembang paling cepat dalam usia 5 tahun pertama kehidupannya dan sangat berhubungan dengan kesiapan anak belajar di sekolah nanti. Akan tetapi, memantau perkembangan kognitif anak itu tidak semudah

5 Wanda Mingga Pangarti, Yaswinda, “Pembelajaran Berbasis Multimedia Untuk meningkatkan kemampuan Kognitif Anak Usia Dini”, Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 7 Issue 3, (2023)

6 Sudarna, Pendidikan Anak Usia Dini, Yogyakarta, Indonesia: Distribusi Nasional, (2014)

(8)

mengukur pertumbuhan fisik motoriknya. Sampai dengan usia 3 tahun juga sebetulnya anak mulai mengalami masa-masa emas yang sangat penting dan tidak boleh terlewatkan. Dikarenakan pada masa-masa seperti itu, perkembangan kognitif anak masih bertumbuh dan berkembang dengan cepat. Dan untuk cara mengajarkan anak di umur 0-4 tahun itu anak tidak harus belajar dengan cara paksaan tetapi dengan cara bermain sambil belajar.

Perkembangan kognitif adalah keterampilan anak dalam berpikir. Beberapa kemampuan ini termasuk bagaimana cara ia memerhatikan, mengingat dan mengumpulkan informasi, hingga memecahkan masalah. Perkembangan kognitif juga menjadi bagian dari perkembangan otak. Meski kelihatannya ada banyak aspek yang terlibat dalam perkembangan kemampuan kognitif anak, tapi dalam berbagai hal ini bisa dipelajari dengan anak secara bertahap.

Seiring dengan tahapan perkembangan anak termasuk bertambahnya usia, fungsi otak anak akan membantunya untuk mengembangkan satu persatu kemampuan kognitif. Kita sebagai calon orang tua ataupun yang sudah menjadi orang tua, sangat penting untuk mengajarkan perkembangan kognitif anak sejak menginjak usia sekolah ataupun boleh sebelum anak menginjak usia sekolah itu sangat bagus tetapi dengan cara tidak paksa. Semakin bertambahnya usia, kemampuan kognitif anak semakin bertambah, dan setiap anak memiliki tahapan yang berbeda.

1.3. Media Rumah Pintar

1.3.1. Definisi Media Rumah Pintar

Media rumah pintar ini merupakan media grafis yang juga termasuk ke dalam media dua dimensi dan sangat efektif untuk penyampaian pesan dalam kegiatan pembelajaran. Media rumah pintar adalah kardus yang dilapisi dengan karton dan terdapat jemuran huruf hijaiyah dan abjad, tanaman bunga dalam angka penjumlahan, belajar menulis, serta menyesuaikan bentuk geometri, pada media ini tersedia bagian kardus yang dilapisi dengan kertas karton yang berfungsi untuk mengenal tekstur kasar dan halus yang sudah disediakan pada atap rumah yang sudah dibuat. Media rumah pintar ini berisi aktifitas-aktifitas sederhana seperti menyusun huruf hijaiyah dan abjad.

(9)

Carol Seefelt dan Babara A. Wasik memberikan pendapat tentang pengertian kemampuan mengenal huruf pada anak usia dini adalah suatu kesanggupan untuk mengenali tanda-tanda dari tanda aksara dalam tata tulis yang merupakan anggota abjad yang melambangkan bunyi bahasa.7 Belajar huruf adalah suatu komponen yang hakiki dari perkembangan baca tulis. Anak mampu membaca beberapa kata serta mampu mengenal huruf cetak dilingkungan sekitarnya sebelum mereka mengetahui abjad. Anak yang mampu menyebutkan huruf pada daftar abjad, hijaiyah, dalam belajar membaca tidak memiliki kesulitan dari pada anak yang tidak mengenal huruf.8

Salah satu upaya dalam mengembangkan kognitif peneliti menggunakan pembelajaran media rumah pintar, media ini adalah media pembelajaran yang terdapat pembelajaran kognitif dengan memfokuskan mengenal angka dari 1-5, mengenal huruf hijaiyah dan abjad, mengenal bentuk geometri, belajar menulis serta mengenal tekstur kasar dan halus. Dan manfaat dari pembelajaran ini melatih perkembangan anak belajar berhitung, melatih anak untuk membedakan warna, melatih anak membedakan tekstur kasar dan halus. Dari pendapat di atas jelaslah bahwa guru menjalankan tugas-tugasnya sebagai pendidik yaitu guru dapat mengajarkan berhitung kepada anak muridnya dengan permainan edukatif.

1.3.2. Definisi Pengembangan Media Pembelajaran Rumah Pintar

Media Rumah Pintar merupakan hasil rancangan media dengan variasi unik dan terbaru serta dimaksudkan untuk dapat memecahkan temuan bermacam masalah di pra penelitian dengan menghasilkan produk media pembelajaran yang efektif efesien serta menarik. Media rumah pintar merupakan media yang sejenis seperti papan pintar yang banyak berbagai macam permainan yang dapat menstimulasi perkembangan kognitif anak usia 4-5 tahun dengan cara yang menyenangkan dan seru. Media rumah pintar menstimulasi anak untuk bisa belajar berfikir dan memecahkan masalah sederhana.9

Media rumah pintar yang saya buat ini terbuat dari kardus dan juga dilengkapi kertas karton yang bisa menutupi kardus. Media rumah pintar ini bisa digunakan untuk awal mula anak mengenal angka dan huruf dan mulai memecahkan masalah

7 Seefeldt, Carol., & Barbara A Wasik, Pendidikan Anak Usia Dini, (Alih bahasa: Pius Nasar), (Jakarta : Indeks, 2006)

8 Wasik, Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta : PT Indeks, 2011)

9 Humaroh, “Pengembangan Media Maxe Magic Untuk Meningkatkan Nilai Agama Sejak Dini Pada Kelompok A di TK Al-Azhar Kowel Pamekasan", 2019

(10)

yang dia lakukan. Dengan dibuatkannya media rumah pintar ini karna peneliti bisa melihat dengan keadaan murid di RA Adduriyat belum begitu banyak yang bisa membaca, menghitung, mengenal huruf dan angka. Maka dari itu, peneliti berfikiran untuk membuat media rumah pintar ini.

Penelitian dan pengembangan media pembelajaran, media rumah pintar ini memiliki kelebihan dan kekurangan baik dari fungsi atau pemakaiannya. Adapun kelebihan media rumah pintar ini adalah : 1) Rumah pintar dibuat sesuai dengan tahap perkembangan anak dan lebih menarik dari permainan rumah pintar pada umumnya, 2) Media rumah pintar bisa dibuat oleh siapa saja karena berbahan dari barang-barang sekitar seperti potongan kardus, dan botol plastik. media ini juga dapat dimainkan dengan cara yang cukup seru yaitu menyesuaikan bentuk geometri pada lubang- lubang yang disediakan, menyusun huruf hijaiyah dan abjad, mengenal tekstur kasar dan halus, menulis ilmu apa yang sudah mereka dapatkan dari media tersebut dan menghitung sesuai jumlah, 3) Permainan ini dapat dijadikan latihan untuk anak yang memiliki masalah dalam keterlambatan perkembangan, 4) Media rumah pintar penerapannya berbasis projek sehingga memberikan pengalaman langsung kepada anak serta mengasah imajinasi dan kemampuan berpikir anak, 5) Media rumah pintar dapat dimainkan di dalam kelas.

Adapun kekurangan dari media ini adalah media rumah pintar dalam pembelajaran hanya berupa persepsi visual, tidak menggunakan unsur audio atau audio visual, biasanya anak cenderung ke audio atau audio visual.

1.3.3. Cara Mengaplikasikan Media Rumah Pintar Untuk Anak Usia 4-5 Tahun

Cara ini hanyalah panduan tertulis dari peneliti terhadap penggunaan media rumah pintar, caranya adalah tergantung bagaimana kreatifitas pendidik dalam mengaplikasikan media tersebut. Adapun langkah-langkah memainkannya yaitu : 1) Guru menyiapkan alat dan bahan ajar (media rumah pintar), 2) guru melakukan kegiatan pembuka seperti berdoa 3) guru menjelaskan cara bermain dan memperkenalkan media, 4) guru mengajak murid dan mendampingi murid-murid untuk bermain menempel atau menyusun huruf hijaiyah dan abjad di jemuran yang sudah dibuat, mencocokkan/memasang bentuk geometri ke dalam lubang-lubang bentuk yang sesuai, menyimpan jumlah bunga sesuai angka bilangannya, mengenal tekstur kasar dan halus, setelah itu anak mencoba menulis dalam bagian belakang

(11)

rumah. Dalam hal ini guru dapat memberikan arahan yang mengasah kemampuan berpikir anak, 5) guru menjelaskan cara memainkan media tersebut.

F. Kerangka Berpikir

Dalam pengembangan proses pembelajaran masih banyak peserta didik yang gampang bosannya dengan cara ceramah atau ucapan tanpa media bahan ajar yang dipakai oleh guru sehingga perkembangan motivasi belajar peserta didik ini mengalami penurunan.

Hal-hal tersebut terkadang membuat tujuan pembelajaran tidak tercapai sesuai rencana pembelajaran yang telah disusun. Oleh karena itu, diperlukan sebuah bahan ajar yang mudah diterapkan kepada kegiatan belajar peserta didik disekolah.

Proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi, yaitu proses penyampaian isi materi pembelajaran dari sumber pesan (guru) ke penerima pesan (peserta didik) melalui suatu media. Penggunaan media dalam proses pembelajaran merupakan salah satu upaya untuk menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna dan berkualitas.

Produk yang akan dikembangkan adalah media pembelajaran rumah pintar yang akan digunakan untuk meningkatkan minat belajar peserta didik. Penggunaan media rumah pintar dipilih karena salah satu penunjang semangat belajar peserta didik dan menjadi tolak ukur apakah pembelajaran yang dilaksanakan dapat berhasil dan sesuai dengan harapan. Meskipun demikian, media ini memiliki manfaat untuk menarik perhatian peserta didik sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. Pertimbangan inilah yang membuat peneliti ingin menerapkan media pembelajaran rumah pintar dalam kegiatan pembelajaran yang nantinya akan membantu meningkatkan minat belajar peserta didik.

G. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu : terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara penerapan media pembelajaran rumah pintar untuk meningkatkan kognitif peserta didik.

H. Metode penelitian

Metode yang digunakan pada judul penelitian ini adalah jenis penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) dengan metode pengembangan ADDIE. Research and Development (R&D) merupakan jenis penelitian yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk, dan menguji keefektifan produk tersebut. Dalam penelitian

(12)

dan pengembangan rangkaian proses atau langkah-langkah dalam rangka mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada.

Metode R&D didefinisikan sebagai metode penelitian yang secara sengaja, sistematis, bertujuan untuk mencari atau menemukan, merumuskan, memperbaiki, mengembangkan, menghasilkan, menguji keefektifan produk, model, metode, prosedur yang efektif, efisien dan bermakna.

Penelitian ini menggunakan model pengembangan ADDIE. Model ADDIE terdiri dari lima tahap di antaranya adalah Analisis (Analyze), Desain (Design), Pengembangan (Development), Pelaksanaan (Implementation), dan Evaluasi (Evaluation). Alasan peneliti memilih menggunakan metode pengembangan ADDIE dikarenakan model pengembangan ini memiliki keunggulan pada tahapan kerjanya yang sistematik. Setiap fase dilakukan evaluasi dan revisi dari tahapan yang dilalui, sehingga produk yang dihasilkan menjadi produk yang valid.

a) Populasi sampel sumber data a. Pendidik

Pendidik yang menjadi sumber data penelitian hanya satu pendidik wali kelas A2. Pendidik tersebut juga akan menjadi validator dari produk yang telah dirancang.

b. Peserta didik

Peserta didik menjadi sumber data penelitian untuk memperoleh data kebutuhan media rumah pintar, dan hanya berasal dari satu sekolah saja yaitu RA ADDURIYAT kota cilegon. Karena media rumah pintar yang akan dihasilkan hanya untuk skala kecil atau bisa di bilang masih satu lingkup sekolah itu saja.

c. Sumber data

Sumber data yang menjadi peneliti produk pengembangan penelitian ada tiga, di antaranya sebagai berikut:

1. Pendidik

Validasi produk membutuhkan saran dan penilaian dari pendidik kelompok A2 yang menjadi sumber data kebutuhan prototipe media pembelajaran pada tahapan sebelumnya. Dalam penelitian ini pendidik yang memvalidasi produk media rumah

(13)

pintar ialah guru yang berkompeten dalam bidang pendidikan anak usia dini yaitu ibu hoyanah, S.Pd berasal dari RA Adduriyat, sekolah tempat peneliti melakukan penelitian.

2. Dosen Ahli

Dosen ahli yang bertindak sebagai penguji dan memberikan saran perbaikan media pembelajaran rumah pintar, terdiri atas satu dosen ahli yang memvalidasi media pembelajaran yang telah peneliti buat. Yaitu dosen sebagai validator media.

3. Wali Kelas A2

Validasi produk juga membutuhkan saran dan penilaian dari wali kelas A2 yang menjadi sumber data kebutuhan prototipe media pembelajaran pada tahapan sebelumnya.

b) Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan data penelitian adalah sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Observasi ini dilakukan pada saat pengumpulan data untuk menyusun proposal skripsi, teknik observasi dilakukan untuk memperoleh data melalui pengamatan secara langsung ke lokasi penelitian untuk mempermudah pengambilan data. Data yang diteliti adalah guru, peserta didik dan media yang digunakan.

2. Tes

Tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian. Fungsi tes secara umum, ada dua macam fungsi yaitu :

1) Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hubungan ini tes berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.

(14)

2) Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab melalui tes tersebut akan dapat diketahui sudah seberapa jauh program pengajaran yang telah ditentukan, telah dapat dicapai.

Metode tes digunakan untuk mengetahui aspek kognitif siswa. Dengan adanya tes akan membantu sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap materi. Tes awal (pre-test) adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada peserta didik. Tes ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh para peserta didik.

Tes akhir (post-test) adalah tes yang dilaksanakan sesudah bahan pelajaran diberikan kepada peserta didik. Tes ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh para peserta didik. Bahan tes yang digunakan pada post test ini, sama dengan bahan yang diberikan pada saat pre test.

3. Angket

Angket merupakan alat pengumpulan data yang memuat sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab oleh subjek penelitian. Penelitian ini menggunakan angket untuk memperoleh data dengan cara menyebarkan angket kepada ahli media, ahli materi, dan juga wali kelas kelompok A2 sebagai pengamat pada saat berlangsungnya proses uji coba produk kepada pengguna yaitu anak kelompok A2 usia 4-5 tahun RA Adduriyat untuk mengetahui kelayakan produk yang peneliti kembangkan.

c) Instrumen penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat ukur yang digunakan dalam proses pengumpulan data. Penelitian ini menggunakan tiga instrumen, instrumen pertama observasi yang dilakukan untuk memantau kegiatan proses belajar mengajar dikelas kelompok A2 (RUQOYAH). Instrumen kedua berupa tes yang digunakan untuk menilai perkembangan kognitif anak. Instrumen ketiga berupa angket yang dilakukan untuk mengetahui tingkat minat belajar membaca, menghitung dan mengenal geometri setelah pembelajaran dilaksanakan.

d) Analisis data

(15)

Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah analisis data. Data harus dipilih dengan baik agar data yang diperoleh valid. Tujuan peneliti melakukan analisis data agar dapat menginterpretasikan segala hasil penelitian dalam bentuk uraian/penjelasan kemudian diinformasikan kepada masyarakat luas. Teknik analisis data digunakan untuk pemecahan masalah yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti.

e) Perencanaan desain produk

Perencanaan media yang saya buat itu seperti bentuk rumah yang berisi jemuran hijaiyah, menyusun kata, konsep bilangan dan angka bilangan, dan bentuk geometri. Dan dibuatnya dengan bahan-bahan kardus, kertas karton, origami, stik es krim, tutup botol, dan lem tembak. Media yang saya buat ini dapat mengembangkan kegiatan gemar membaca dan menghitung dapat menjadi kebiasaan kalangan peserta didik. Pada nilai karakter gemar membaca, menghitung ini diaplikasikan ke dalam literasi ekonomi. Media yang dimasukkan merupakan media yang disesuaikan dengan nilai karakter gemar membaca dan menghitung yang sudah dituangkan ke dalam literasi rumah pintar ini.

f) Validasi desain

Validasi desain merupakan proses penilaian rancangan produk yang dilakukan dengan memberi penilaian berdasarkan pemikiran rasional, tanpa uji coba dilapangan. Validasi produk dapat dilakukan dengan meminta beberapa orang pakar dalam bidangnya untuk menilai desain produk yang kita buat. Para pakar tersebut diminta memberikan masukan yang dapat dijadikan dasar perbaikan desain produk tersebut.10

Validasi produk tentang media kartu kata mencakup validasi ahli media, validasi ahli materi yang dilakukan dalam bentuk kolom yang sudah revisi oleh masing-masing pakar tenaga ahli di bidangnya. Validasi ahli media dilakukan oleh 1 orang validator yang ahli dari bidang media dan pengembangan. Sedangkan validasi ahli materi dilakukan oleh 1 orang validator yaitu tenaga yang ahli dalam pendidikan khususnya dalam gemar membaca dan menghitung.

Adanya penilaian atau pemberian nilai yang dimaksudkan untuk membandingkan mana yang lebih efektif. karena media yang dulu hanya terpisah huruf abjad, hijaiyah dan bilangan. Penilaian ini dilakukan dengan memberikan masukan secara deskriptif dengan penyampaian pemikiran secara rasional.

10 Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015)

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Emzir. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. (Jakarta: Rajawali Pers).

Humaroh. 2019. Pengembangan Media Maxe Magic Untuk Meningkatkan Nilai Agama Sejak Dini Pada Kelompok A di TK Al-Azhar Kowel Pamekasan

Mingga Pangarti Wanda, Yaswandi. 2023. Pembelajaran Berbasis Multimedia Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Usia dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini.

Panney Upton. 2012. Psikologi Perkembangan, Terj. Noermalasari Fajar Widuri Jakarta:

Erlangga.

Seefeldt, Carol. & Barbara A Wasik. 2006. Pendidikan Anak Usia Dini. (Alih Bahasa:

Pius Nasar). Jakarta: Indeks.

Sudarna. (2014). Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta, Indonesia: Distribusi Nasional.

Susanto, Ahmad. 2017. Pendidikan Anak Usia dini (Konsep dan Teori). Jakarta: PT.

Bumi Aksara

Usep Kurniawan. 2016. Pengembangan Media Pembelajaran Anak Usia Dini. Malang:

Gunung Samudera.

Wasik. 2011. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks.

Referensi

Dokumen terkait

Masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah melalui penggunaan media gambar dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak usia 4-5 tahun dengan mengenalkan angka,

 Jean Piaget menyebut perkembangan anak usia dini sebagai tahap operasional dalam perkembangan kognitif, karena anak pada usia ini belum siap terlibat dalam operasi mental logis

Pemberian perlakuan ( Treatment ) yang dilakukan yaitu terdapat empat (4) tahap dengan masing-masing tahapan yang menstimulasi aspek perkembangan kognitif anak usia 5-

perkembangan kognitif anak usia dini. Observasi yang peneliti telah lakukan pada sebuah lembaga PAUD yaitu PAUD Monapa Kabupaten Konawe Selatan, hal ini terlihat

Aplikasi Media Pembelajaran Kognitif Pada Anak Usia 5 sampai 6 Tahun pada Taman Kanak-Kanak Jati Kencana, digunakan sebagai media pembelajaran anak didik Usia 5

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengembangkan model pembelajaran berbasis permainan sirkuit yang sesuai dengan perkembangan anak usia dini, (2) mengetahui

Aspek perkembangan pada Pendidikan Anak Usia Dini salah satunya mengembangkan aspek perkembangan kognitif. Aspek perkembangan kognitif terdapat kemampuan mengenal

Dokumen ini membahas tentang perkembangan konsep matematika dan sains pada anak usia