Pengembangan Mini Paludarium Sebagai Media Pembelajaran IPA Mata Pelajaran Ekosistem di SMP Negeri 18 Kota Bengkulu. Dengan demikian, media Paludarium cocok dan menarik untuk digunakan sebagai media pembelajaran materi IPA materi ekosistem di SMP Negeri 18 Kota Bengkulu.
- Latar Belakang Masalah
- Identifikasi Masalah
- Batasan Masalah
- Rumusan Masalah
- Tujuan Penelitian
- Manfaat Penelitian
Media pembelajaran yang cocok digunakan pada materi ekosistem ini adalah media pembelajaran Paludarium yang menggunakan pendekatan kontekstual. Untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran Paludarium pada pembelajaran materi IPA dan ekosistem di SMP Negeri 18 Kota Bengkulu.
Paludarium
- Pengertian Paludarium
- Manfaat Paludarium
- Perbedaan Paludarium dengan Aquascape dan Akuarium konvensional
- Bentuk dan Bagian-bagian Paludarium
- Keunggulan Paludarium
- Peralatan yang dibutuhkan dalam Pembuatan Paludarium
- Bahan yang dibutuhkan dalam Pembuatan Paludarium
- Teknik Menyusun Paludarium
- Cara merawat Paludarium
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru mata pelajaran IPA SMP Negeri 18 Kota Bengkulu, media pembelajaran Paludarium tidak digunakan pada materi ekosistem. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan mengetahui kelayakan Paludarium sebagai alat bantu pengajaran IPA pada materi ekosistem di SMP Negeri 18 Kota Bengkulu. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Paludarium Sebagai Media Ajar IPA Topik Ekosistem di SMP Negeri 18 Kota Bengkulu”.
Media Pembelajaran
- Pengertian Media Pembelajaran
- Jenis Media Pembelajaran
- Tujuan Media Pembelajaran
- Fungsi Media Pembelajaran
- Manfaat Media Pembelajaran
- Kelebihan dan Kekurangan Media Pembelajaran
Penggunaan media pembelajaran dapat meningkatkan minat siswa dalam mempelajari hal-hal baru pada materi yang diberikan guru sehingga mudah dipahami. Jenis media pembelajaran visual dibedakan menjadi dua, yaitu media visual stasioner dan media visual bergerak.
Hubungan Paludarium dengan Media Pembelajaran
Pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual merupakan konsep pembelajaran yang membantu guru menghubungkan materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata siswa dan mendorong siswa untuk menghubungkan pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupannya sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep ini diharapkan hasil belajar akan lebih bermakna bagi siswa karena proses belajar terjadi secara alami berupa siswa bekerja dan mengalami aktivitas, dan bukan transfer ilmu dari guru ke siswa.30.
Ekosistem
- Pengertian Ekosistem
- Komponen Dalam Ekosistem
- Tipe-Tipe Ekosistem
- Aliran Energi Dalam Ekosistem
- Daur Biogeokimia
- Interaksi Dalam Ekosistem
Rantai makanan Hubungan makan dan dimakan antar organisme dengan urutan tertentu biasa disebut rantai makanan. Produsen yang sama dapat membentuk beberapa rantai makanan yang saling berhubungan sehingga membentuk jaring-jaring makanan. Unsur karbon yang ada di atmosfer berupa gas karbon dioksida (CO2), sedangkan unsur oksigen berupa gas oksigen (O2).
Karbon dioksida masuk ke komponen biotik melalui organisme fotoautotrofik (tumbuhan hijau) dan kemoautotrof (bakteri kemoautotrofik) dalam proses fotosintesis dan kemosintesis. Belerang terkandung dalam hampir semua protein dan oleh karena itu merupakan unsur yang sangat penting bagi semua makhluk hidup.59 Belerang diserap oleh tumbuhan dalam bentuk ion sulfat dari tanah dan diberikan kepada hewan dalam bentuk protein. Sebagian belerang dari tanah mengalir ke laut dan sebagian lagi dipecah menjadi gas H2S dan SO2, yang kembali ke tanah dalam bentuk air hujan.
Interaksi dalam ekosistem adalah hubungan antar komponen biotik suatu ekosistem, baik yang sejenis maupun yang berbeda jenis. Netral, merupakan hubungan yang tidak saling mengganggu antar individu makhluk hidup dalam satu ekosistem.
Lembar Kerja Siswa
- Pengertian Lembar Kerja Siswa
- Fungsi dan Tujuan Lembar Kerja Siswa
- Unsur-Unsur Lembar Kerja Siswa
Persaingan merupakan suatu bentuk hubungan antar populasi dalam suatu ekosistem, dimana terdapat kesamaan kepentingan antar populasi untuk bersaing memperebutkan sumber daya tertentu sehingga menimbulkan persaingan. Alelopati merupakan suatu bentuk interaksi dimana suatu organisme menghasilkan zat yang dapat mencegah munculnya organisme lain. Antibiosis adalah suatu bentuk interaksi dimana suatu organisme menghasilkan zat antibiotik yang menghambat atau membunuh organisme tersebut.31.
Fungsi dan tujuan lembar siswa adalah sebagai bahan ajar yang memudahkan siswa memahami materi yang mengandung unsur pengembangan aspek kognitif yang memuat alur kerja untuk meningkatkan pemahaman materi dan keterampilan. LKS terdiri dari enam unsur utama ditinjau dari strukturnya, yaitu judul, pedoman belajar, kompetensi inti atau materi pokok, informasi penunjang, tugas atau langkah kerja dan penilaian. Sedangkan jika dilihat dari formatnya, LKS memuat sedikitnya delapan unsur, yaitu judul, keterampilan dasar yang ingin dicapai, waktu penyelesaian, peralatan atau bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, keterangan singkat, langkah kerja, tugas yang harus dilaksanakan, dan laporan. harus dieksekusi. 32.
Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Sebagai Bahan Ajar Mata Pelajaran Pengetahuan Pangan Siswa Kelas X Jasa Boga di SMK Muhammadiyah 1 Moyudan.
Penelitian Relevan
Kelayakan tersebut terlihat dari penilaian Paludarium yang memperoleh skor rata-rata sebesar 84,2% mencapai interpretasi baik. Nilai rata-rata uji coba lapangan terbatas (36 siswa) post-test Paludarium adalah 82,77, nilai rata-rata uji lapangan berskala (72 siswa) post-test Paludarium adalah 83,54, ketuntasan belajar klasikal post-test Paludarium adalah 82,77. Uji coba lapangan terbatas setelah penggunaan Paludarium 97,2%, dan uji lapangan skala besar setelah penggunaan Paludarium 81,9%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Paludarium dapat digunakan sebagai alat bantu pembelajaran biologi pada mata pelajaran ekosistem di SMA 34 Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama mengembangkan Paludarium.
Kerangka Berpikir
Media paludarium menyajikan konsep pembelajaran dengan menampilkan miniatur ekosistem yang terdiri dari ekosistem darat dan perairan dalam wadah kaca yang dapat menarik perhatian siswa. Media ini dapat menghubungkan langsung materi pembelajaran dengan situasi kehidupan nyata.
- Jenis Penelitian
- Tempat dan Waktu Penelitian
- Tempat
- Waktu
- Prosedur Penelitian
- Potensi Masalah
- Pengumpulan data
- Desain Produk
- Validasi Desain
- Revisi Desain
- Uji Coba Produk
- Revisi Produk
- Produk akhir
- Teknik Pengumpulan Data
- Instrumen Pengumpulan Data
- Kuisioner/Angket
- Angket Kelayakan Media dan Lembar pengamatan Paludarium
- Lembar pengamatan Paludarium
- Wawancara
- Dokumentasi
- Teknik Analisis Data
- Teknik Analisis Hasil Validasi
- Teknik Analisis Hasil Angket Respon Guru dan Peserta didik
37 Permana, Anggi, “Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Computer Aided Ignition System Pada Pembelajaran di SMK Ma’arif Salam Magelang”. Berdasarkan hasil pengujian produk, jika tanggapan guru dan siswa menyatakan produk ini menarik, maka produk ini dapat dikatakan telah dikembangkan hingga menjadi produk akhir. Jika produk belum sempurna, maka hasil percobaan ini digunakan untuk memperbaiki dan menyempurnakan produk yang diproduksi. , sehingga dapat tercipta produk akhir berupa media pembelajaran Paludarium pada materi ekosistem. Angket praktikum berisi tanggapan siswa dan guru mengenai kemudahan penggunaan, efisiensi waktu pembelajaran, serta daya tarik dan manfaat Media Paludarium sebagai media pembelajaran IPA berbasis pendekatan kontekstual dan lembar observasi siswa sebagai alat observasi siswa.
Pengisian angket respon guru dilakukan dengan melakukan uji coba lapangan yang akan mengevaluasi kesesuaian media Paludarium sebagai media pembelajaran dan kesesuaian lembar observasi Paludarium sebagai lembar observasi siswa. Angket respon siswa diselesaikan pada saat melakukan uji coba lapangan untuk menilai kelayakan pelaksanaan dan pengembangan media pembelajaran serta menilai kesesuaian LKS sebagai lembar observasi siswa. Lembar observasi Paludarium digunakan sebagai instrumen observasi siswa yang berisi pertanyaan-pertanyaan tentang ekosistem yang terdapat pada media pembelajaran Paludarium yang dikembangkan.
Proses penyusunan skala likert dilakukan secara sistematis sehingga setiap item kuesioner mengukur indikator variabel yang akan diukur. Validator kemudian mengisi kuesioner dengan mencentang kategori yang telah ditunjukkan peneliti berdasarkan skala Likert.
Temuan Lapangan
- Potensi dan Masalah
- Pengumpulan Informasi
- Pengembangan Produk Awal
- Validasi Ahli
- Uji coba produk
- Hasil produk akhir
Analisis kebutuhan guru dilakukan dengan melihat aspek proses pengajaran, bahan ajar yang digunakan, kendala yang dihadapi guru dalam memberikan materi ekosistem, pentingnya dan kebutuhan media ajar Paludarium, untuk menyesuaikan dengan kebutuhan guru. mengembangkan media Paludarium untuk aspek-aspek tersebut. Label digunakan untuk memberikan informasi tentang tumbuhan, hewan, nama media dan produsennya, serta petunjuk perawatan dan penggunaan media Paludarium. Berdasarkan hasil pemeriksa bahasa pada lembar observasi Paludarium pada materi ekosistem siswa kelas VII SMP diperoleh skor 90% (skor kelayakan sangat baik).
Berdasarkan hasil validator materi lembar observasi Paludarium pada materi ekosistem siswa kelas VII SMP diperoleh hasil sebesar 94,66% (skor kelayakan sangat baik). Berdasarkan hasil validator media/desain media Paludarium siswa kelas VII SMP diperoleh hasil sebesar 94,54% (skor kelayakan sangat baik). Media Paludarium, setelah lolos tahap validasi ahli media dan setelah selesai perbaikan, produk diuji dengan uji coba kelompok kecil yang terdiri dari 15 siswa kelas VII SMP Negeri 18 Kota Bengkulu dan 1 orang guru IPA.
Dari hasil tersebut terlihat bahwa penggunaan media Paludarium dapat membantu dan memudahkan siswa dalam memahami dan menjawab pertanyaan mengenai materi ekosistem. Peneliti melakukan validasi bahasa dan validasi materi untuk mengetahui kesesuaian lembar observasi Paludarium, serta validasi media/desain untuk mengetahui kesesuaian media Paludarium pada materi pembelajaran IPA ekosistem siswa VII SMP dengan menggunakan skala likert.
Pembahasan Hasil Penelitian
- Pengembangan produk
- Pembahasan Hasil Tahap Validasi dan Revisi Produk
- Pembahasan Hasil Uji Coba Produk dan Kelayakan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di SMP Negeri 18 Kota Bengkulu diperoleh data bahwa masih kurangnya media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran ekosistem. Karena saat ini penggunaan metode konvensional sudah lazim dapat membuat siswa bosan dan tidak mau belajar, ditambah lagi alat pembelajaran yang menarik tidak ada. Dari temuan di atas, maka perlu disediakan media pembelajaran yang dapat memotivasi dan menarik minat siswa dalam belajar serta mampu menguraikan materi dengan lebih realistis dan jelas serta mampu menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari sehingga memudahkan siswa. . untuk memahami materi yang disampaikan.
Mengingat media pembelajaran ekosistem yang menarik belum diterapkan di SMP Negeri 18 Kota Bengkulu, maka peneliti berencana mengembangkan media pembelajaran Paludarium materi ekosistem di Kelas VII SMP. Media Paludarium ini merupakan media pembelajaran yang mampu menggambarkan ekosistem secara nyata sehingga siswa dapat. Dari hasil jawaban siswa terlihat bahwa media pembelajaran Paludarium mencapai poin 86,13%. Dari penilaian tersebut dapat diasumsikan bahwa media Paludarium layak digunakan, karena menurut Komala, dkk, dalam Penelitiannya, Paludarium sebagai media pembelajaran biologi pada topik ekosistem dapat meningkatkan hasil belajar siswa.53 Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Umma bahwa media Paludarium mampu memvisualisasikan suatu ekosistem secara realistis.
Dari hasil observasi siswa dengan menjawab pertanyaan tentang ekosistem Paludarium pada Lembar Observasi Paludarium memperoleh nilai rata-rata sebesar 81,58 yang termasuk dalam kategori baik berdasarkan interval penilaian pengetahuan. itu media pembelajaran. Jadi sesuai dengan hasil penelitian yang disampaikan Nurseto dalam jurnal Economics and Education, penggunaan media pembelajaran dapat merangsang keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga dapat menciptakan sikap positif terhadap isi atau materi pembelajaran. memudahkan siswa dalam memahami materi substantif yang dipelajari.
Kesimpulan
Saran
Pengembangan media pembelajaran ular tangga untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan hasil belajar IPS di sekolah dasar. Pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual dengan bantuan Media Realia terhadap hasil belajar matematika siswa IV. kelas di SDN 1 Harapan Jaya Bandar Lampung (disertasi doktor, UIN Raden Intan Lampung). Sistem informasi kuesioner untuk mengukur skala kebutuhan bahan pembelajaran tambahan untuk penunjang pengambilan keputusan di sekolah menengah menggunakan skala likert.
Pengembangan Media Pembelajaran Video Animasi Berbasis Sparkol Videoscribe Pada Mata Pelajaran Penataan Produk BDP Kelas XII SMK Negeri 1 Boyolangu Tulungagung. Pengembangan Media Mockup 3D pada Materi Intrusi Magma pada Mata Kuliah Geologi Umum Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Surabaya. Pengaruh Media Realia terhadap kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMK Negeri 8 Medan tahun ajaran 2018/2019.
Pengembangan media Paludarium pada materi ekosistem hutan hujan tropis pada jurusan ekologi Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Surabaya. Pengembangan Media Pembelajaran Menggunakan Sparkol Videoscribe Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Ringan Kelas VIII SMP Negeri 01 Kerjo Disertasi Doktor Tahun Pelajaran Universitas Negeri Semarang).