• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengembangan model bimbingan kelompok agentik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengembangan model bimbingan kelompok agentik"

Copied!
168
0
0

Teks penuh

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model pembelajaran kelompok agen untuk meningkatkan perilaku prososial siswa SMA yang memenuhi kriteria validitas dan praktikalitas. Mengembangkan Model Kepemimpinan Kelompok Agenik untuk Meningkatkan Perilaku Prososial Siswa SMA.

Latar Belakang Masalah

Bertentangan dengan ekspektasi ideal, data di lapangan menunjukkan bahwa perilaku prososial siswa belum berkembang secara maksimal. Upaya peningkatan perilaku prososial siswa melalui kegiatan bimbingan kelompok sejalan dengan perspektif representasi diri teori kognitif sosial.

Tujuan Penelitian Pengembangan

Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Pentingnya Penelitian Pengembangan

Guru bimbingan dan konseling/konselor memperoleh pemahaman tentang perencanaan dan penggunaan model media suportif sehingga dapat menerapkan model bimbingan kelompok agenik untuk secara efektif meningkatkan perilaku prososial siswa sekolah menengah.

Asumsi Penelitian Pengembangan

Definisi Operasional

Perilaku prososial, diartikan sebagai tindakan membantu, berbagi, dan menghibur yang dilakukan secara sukarela, tanpa sepengetahuan orang yang ditolong, atau sebagai respon terhadap situasi yang menggugah emosi dan situasi darurat yang dialami oleh teman sebaya dan orang lain yang membutuhkan yang dapat diukur dengan menggunakan siswa. skala perilaku prososial (SPPS). Bagian tinjauan literatur membahas tentang perilaku prososial, perspektif self-agency, konseling kelompok agen dan rancangan pengembangan model konseling kelompok agen untuk meningkatkan perilaku prososial siswa.

Perilaku Prososial

  • Definisi Perilaku Prososial
  • Jenis-jenis Perilaku Prososial
    • Perilaku Prososial Berdasarkan Konteks dan Motif
    • Perilaku Prososial Berdasarkan Respon Positif yang Diharapkan terhadap Kondisi Negatif yang Dialami Orang Lain
    • Jenis Perilaku Prososial Berdasarkan Sasaran Tindakan
  • Motif dan Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Prososial
    • Keprihatinan Empatik
    • Perspective-taking
    • Penalaran Moral Prososial
  • Urgensi Perilaku Prososial pada Siswa SMP

Perilaku prososial publik diartikan sebagai tindakan yang bermanfaat bagi orang lain, yang dilakukan di hadapan pengamat lain (Carlo & Randall, 2002). Penelitian menunjukkan bahwa kemampuan menanggapi kebutuhan orang lain merupakan salah satu bentuk perilaku prososial.

Perspektif Agensi Diri

Agensi Diri Menurut Teori Kognitif Sosial

Penelitian menemukan bahwa efikasi diri empatik memiliki hubungan positif dengan perilaku prososial (Caprara & Steca, 2005; Eklund et al., 2012). Sumber terakhir dari efikasi diri berkaitan dengan keadaan fisiologis dan emosional yang dialami ketika mempertimbangkan suatu tindakan (Bandura, 1997; Nabi, 2016).

Jenis-jenis Agensi Diri

Keadaan ini mendorong masyarakat untuk beralih ke agen yang dimediasi secara sosial, yaitu agen proksi, melalui proses interaksi dengan individu dan kelompok individu lain (Walborn, 2014; Zimmerman & Schunk, 2003). Individu juga beralih ke kontrol proksi ketika mereka tidak dapat memberikan pengaruh langsung, karena mereka belum mengembangkan cara untuk melakukannya, karena mereka yakin orang lain dapat melakukannya dengan lebih baik, atau tidak ingin membebani diri mereka sendiri dengan aspek kontrol langsung yang memberatkan (Bandura , 1999b). .

Karakteristik Agensi Diri

Pemikiran antisipatif dipengaruhi oleh konsekuensi eksternal, lebih cenderung menggunakan tindakan yang berpotensi menghasilkan konsekuensi positif. Beberapa tindakan yang umumnya mempunyai konsekuensi positif diadopsi secara langsung (Bandura, 1999a), namun sebagian besar diadaptasi atau dimodifikasi untuk memenuhi kebutuhan (Bandura, 1999b). Pemantauan independen terhadap tindakan yang diatur mempengaruhi kualitas tindakan individu.

Bimbingan Kelompok Agentik

Definisi Bimbingan Kelompok

Menurut Prayitno (1995), konseling kelompok adalah kegiatan pemberian informasi kebutuhan khusus kepada anggota kelompok dengan menggunakan dinamika kelompok. Gibson & Mitchell (2003) mengemukakan bahwa konseling kelompok adalah kegiatan kelompok yang berfokus pada pemberian informasi atau pengalaman melalui kegiatan yang terencana dan terorganisir. Kegiatan konseling kelompok yang efektif berupaya mengaktifkan dinamika kelompok untuk tujuan pengembangan diri anggota kelompok.

Landasan Teoritis Bimbingan Kelompok Agentik

Menggunakan istilah yang dipopulerkan oleh Plato, Meichenbaum (1977) menamakan proses pernyataan dan deskripsi diri sebagai dialog internal, yaitu proses self-talk dan self-listening. Meminjam istilah yang dikemukakan oleh Tsang (2005), proses kedua dialog ini disebut dialog reflektif, yaitu berbicara dengan diri sendiri dan orang lain secara individu maupun kelompok. Individu dipandang sebagai arsitek pengalaman pribadi yang dapat mempengaruhi data yang dihasilkan dan dikumpulkan.

Komponen Penyelenggaraan Bimbingan Kelompok Agentik

  • Pemimpin Kelompok
  • Anggota Kelompok
  • Topik dan Tahap Perkembangan Kelompok
  • Keterampilan dan Teknik Bimbingan Kelompok Agentik

Kemudian menurut Prayitno (2017), jumlah anggota kelompok kurang dari 4 orang atau lebih dari 10 orang akan menurunkan efektivitas kepemimpinan kelompok. Berdasarkan tinjauan pendapat para ahli tersebut, jumlah anggota kelompok pengarah agen bervariasi antara 8 hingga 10 orang. Tahap akhir dari model pengelolaan kelompok disebut sebagai tahap akhir yang merupakan masa persiapan bagi seluruh anggota kelompok untuk mengakhiri kegiatan pengelolaan kelompok.

Desain Pengembangan Model Bimbingan Kelompok Agentik untuk Meningkatkan Perilaku Prososial SiswaMeningkatkan Perilaku Prososial Siswa

Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah model konseling kelompok untuk meningkatkan perilaku prososial siswa SMA. Upaya peningkatan perilaku prososial siswa melalui layanan bimbingan dan konseling pada penelitian ini dilakukan melalui penerapan model konseling kelompok agenik. Model bimbingan kelompok agenik untuk meningkatkan perilaku prososial siswa dirancang untuk dilaksanakan dalam empat pertemuan.

Gambar 2.1 Prosedur Umum Kegiatan Model Bimbingan Kelompok Agentik untuk Meningkatkan Perilaku Prososial Siswa Sekolah Menengah Pertama
Gambar 2.1 Prosedur Umum Kegiatan Model Bimbingan Kelompok Agentik untuk Meningkatkan Perilaku Prososial Siswa Sekolah Menengah Pertama

Model Penelitian Pengembangan

Tahap implementasi secara keseluruhan berada di luar skema penelitian, karena merupakan langkah nyata untuk menerapkan model yang telah dikembangkan ke dalam kegiatan nyata (Perbadi, 2016). Di sisi lain, tahap implementasi memerlukan waktu pelaksanaan yang sangat lama dan pendanaan yang besar, sehingga dikhawatirkan akan mempengaruhi penyelesaian penelitian peneliti. Sedangkan tahap evaluasi belum sepenuhnya dilaksanakan karena berkaitan erat dengan ringkasan evaluasi hasil yang akan diperoleh pada tahap pelaksanaan.

Prosedur Penelitian Pengembangan

  • Tahap Analisis Kebutuhan
  • Tahap Desain Produk
  • Tahap Pengembangan Produk
  • Tahap Implementasi Produk
  • Tahap Evaluasi Produk

Pengecekan perilaku prososial siswa dilakukan dengan cara observasi siswa, wawancara dengan konselor sekolah dan pegawai sekolah lainnya. Produk yang akan dirancang dalam penelitian ini adalah model bimbingan kelompok agentik untuk meningkatkan perilaku prososial pada siswa SMP. Secara skematis gambaran tata cara pelaksanaan tahapan pengembangan model bimbingan kelompok agentic untuk meningkatkan perilaku prososial pada siswa SMP dengan menggunakan paradigma perkembangan ADDIE ditunjukkan pada Gambar 3.2 di bawah ini.

Gambar 3.2 Prosedur Pengembangan Model Bimbingan Kelompok Agentik untuk Meningkatkan Perilaku Prososial Siswa SMP
Gambar 3.2 Prosedur Pengembangan Model Bimbingan Kelompok Agentik untuk Meningkatkan Perilaku Prososial Siswa SMP

Uji Coba Produk

  • Desain Uji Coba Produk
  • Jenis Data
  • Instrumen Pengumpulan Data
    • Lembar Penilaian Kevalidan Produk
    • Lembar Penilaian Kepraktisan Produk
    • Skala Pengukuran Keefektifan Produk
    • Format Observasi
    • Format Wawancara
  • Teknik Analisa Data
    • Teknik Analisis Data Kuantitatif

Konselor sebagai subjek uji coba kelompok kecil atau uji coba lapangan terbatas berperan sebagai pemimpin kelompok dalam kegiatan konseling kelompok agenik. Sedangkan data kualitatif diperoleh dari: (1) komentar dan saran ahli untuk lembar validasi, (2) hasil wawancara/diskusi dengan ahli mengenai prototipe produk, (3) komentar dan saran pengguna untuk lembar validasi, (4) hasil hasil wawancara/diskusi dengan pengguna mengenai prototipe produk, (5) komentar dan saran dari pembimbing (ketua kelompok) pada bagian angket, (6) hasil wawancara dengan pembimbing (ketua kelompok) selama percobaan, (7) komentar dan saran dari siswa (anggota kelompok) pada bagian angket, dan (8) hasil observasi uji coba produk. Data kuantitatif yang diperoleh pada tahap uji kelompok kecil dianalisis menggunakan teknik uji-t untuk menguji signifikansi perbedaan perilaku prososial pada siswa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Tabel 3.1 Interpretasi Indeks Aiken’s V
Tabel 3.1 Interpretasi Indeks Aiken’s V

Hasil Analisis Kebutuhan Pengembangan Model

  • Gambaran Perilaku Prososial Siswa dan Upaya Pengembangan Melalui Pelayaan BK
  • Tujuan Umum Penelitian Pengembangan
  • Analisis Karakteristik Siswa
  • Sumber Daya Penunjang
  • Sistem Penyajian Potensial

Bab ini menjelaskan tentang temuan dan hasil penelitian pengembangan model bimbingan kelompok agenik untuk meningkatkan perilaku prososial pada siswa SMP. Bab ini khusus membahas tentang hasil pengembangan yang diperoleh berdasarkan tujuan penelitian yaitu terciptanya model bimbingan kelompok agenik untuk meningkatkan perilaku prososial siswa SMP yang memenuhi kriteria validitas dan kepraktisan produk. Untuk itu dirumuskan tujuan umum penelitian pengembangan yang akan dirancang dan dikembangkan, yaitu terciptanya model bimbingan kelompok untuk meningkatkan perilaku prososial siswa SMP yang memenuhi kriteria validitas dan kepraktisan. produk.

Hasil Desain Prototipe Model

Inventarisasi Tugas

Inventarisasi tugas adalah daftar lengkap item tugas kinerja yang dibutuhkan siswa untuk mencapai tujuan aktivitas yang dipertimbangkan dalam tahap analisis. Hasil dari proses inventarisasi tugas adalah gambaran umum yang menggambarkan tugas-tugas penting yang diperlukan siswa untuk mencapai tujuan kegiatan. Dari Gambar 4.1 terlihat ada beberapa tugas kinerja yang diperlukan siswa untuk mencapai tujuan umum kegiatan.

Tujuan Kegiatan

Tujuan kinerja siswa berkaitan dengan tujuan peningkatan kemampuan memahami dan mengekspresikan perilaku prososial, yaitu: pengembangan pengetahuan dan pemahaman tentang perilaku prososial, pengembangan kemampuan merasakan kesulitan atau kebutuhan orang lain, pengembangan kemampuan memberikan pengakuan, kasih sayang dan situasi sosial orang lain, pengembangan keterampilan penalaran moral prososial dan ekspresi perilaku prososial terhadap orang lain yang membutuhkan pertolongan dalam lingkungan sosial nyata. Siswa mampu mempunyai rasa percaya diri terhadap kemampuan pribadi dan kelompoknya dalam berdiskusi dan menguasai jenis topik yang dibicarakan. Siswa mampu percaya pada kemampuannya dalam mengekspresikan perilaku prososial terhadap orang lain yang membutuhkan dalam lingkungan sosial nyata.

Desain Model dan Media Pendukung Model

Dari Gambar 4.2 terlihat bahwa kegiatan bimbingan kelompok agen dirancang untuk diselesaikan dalam empat kali pertemuan. Bagikan sumber daya Anda dengan teman dan orang lain yang berada dalam kondisi yang merangsang secara emosional. Bagikan sumber daya yang Anda miliki dengan teman dan orang lain yang sangat membutuhkan bantuan.

Gambar 4.2 Desain Awal Model Bimbingan Kelompok Agentik.
Gambar 4.2 Desain Awal Model Bimbingan Kelompok Agentik.

Hasil Pengembangan Prototipe Model

Hasil Uji Coba Ahli

  • Hasil Analisis Data Kuantitatif
  • Hasil Analisis Data Kualitatif
  • Kesimpulan Hasil Analisis dan Revisi Formatif
  • Pengujian Kepraktisan Prototipe Model
  • Hasil Pengujian Keefektifan Model Hipotetik

Tingkat kejelasan teks materi yang digunakan model kepemimpinan kelompok agen untuk meningkatkan perilaku prososial pada siswa SMP. Tingkat akurasi materi yang digunakan model kepemimpinan kelompok agen untuk meningkatkan perilaku prososial pada siswa SMP. Tingkat daya tarik citra suportif digunakan pada model bimbingan kelompok agenik untuk meningkatkan perilaku prososial pada siswa SMP.

Tabel 4.3 Hasil Validasi untuk Aspek Kejelasan Model Bimbingan Kelompok Agentik
Tabel 4.3 Hasil Validasi untuk Aspek Kejelasan Model Bimbingan Kelompok Agentik

Model Akhir Hasil Pengembangan

Model Bimbingan Kelompok Agentik untuk Meningkatkan Perilaku Prosososial Siswa

Konseptualisasi Model Bimbingan Kelompok Agentik

Dasar pemikiran model bimbingan kelompok agenik antara lain tinjauan literatur mengenai perilaku prososial sebagai objek kajian model yang memerlukan intervensi khusus melalui bimbingan dan konseling aktivitas kelompok. Tujuan khusus model bimbingan kelompok agenik adalah membantu konselor menstimulasi siswa untuk, (1) mengembangkan keterampilan sosialisasi siswa dengan mendiskusikan topik tertentu bersama-sama, (2) percaya diri akan kemampuannya berdiskusi, memahami, dan menguasai topik yang dibahas. , (3) mengaktifkan kemampuan mengendalikan dan mengarahkan pikiran, perasaan, emosi dan tindakan melalui upaya individu, proksi atau kolektif, (4) mengembangkan wawasan, pengetahuan dan keterampilan prososial melalui kegiatan bimbingan kelompok agen, (5) mengembangkan empati, simpati, keterampilan pengambilan perspektif dan penalaran moralitas prososial siswa melalui berbagai aktivitas kolektif dalam kegiatan bimbingan kelompok agenik, dan (6) pengembangan keyakinan pribadi dan kolektif tentang kemampuannya dalam mewujudkan perilaku prososial dalam kehidupan sosial nyata. Teori yang mendukung model bimbingan kelompok agen mencakup tinjauan teoritis tentang perilaku prososial, perspektif pengembangan agensi, dan bimbingan kelompok agen.

Desain Aplikasi Model Bimbingan Kelompok Agentik

Media-media Pendukung Model

Media pendukung model yang dihasilkan antara lain: skenario atau naskah materi, format evaluasi proses, format evaluasi hasil, Skala Perilaku Prososial Mahasiswa (SPPS), dan rencana pelaksanaan pengabdian (RPL).

Keterbatasan Penelitian

Untuk memperoleh data kegunaan model yang lebih representatif dan akurat, sebaiknya peneliti selanjutnya lebih banyak menguji bimbingan dan konseling guru/konselor SMA berdasarkan pengalaman langsung mempraktikkan model bimbingan kelompok agenik. Ketiga, belum adanya data respon siswa mengenai pelaksanaan kegiatan berdasarkan laporan pengalaman setelah kegiatan rintisan model bimbingan kelompok agenik. Berdasarkan tujuan penelitian, penelitian ini menemukan: (1) model bimbingan kelompok agenik untuk meningkatkan perilaku prososial siswa yang dikembangkan memenuhi kriteria validitas produk dengan revisi, dan (2) model bimbingan kelompok agenik untuk meningkatkan perilaku prososial siswa. ' peningkatan perilaku prososial yang sedang dikembangkan dan memenuhi kriteria kepraktisan produk dengan revisi.

Kevalidan Model Bimbingan Kelompok Agentik untuk Meningkatkan Perilaku Prososial Siswa

Pengujian statistik kesepakatan ahli pada aspek kejelasan model membuktikan bahwa tingkat kejelasan konsep teori konseling kelompok berada pada kategori sedang (0,78). Pengujian 129ecade129129v persetujuan ahli pada aspek kegunaan model membuktikan bahwa tingkat kegunaan topik/materi bimbingan kelompok agen berada pada kategori sedang (0,78). Pengujian statistik kesepakatan ahli pada aspek kegunaan model juga membuktikan bahwa tingkat kegunaan alat evaluasi bimbingan kelompok agenik berada pada kategori sedang (0,78).

Kepraktisan Model Bimbingan Kelompok Agentik untuk Meningkatkan Perilaku Prososial SiswaPerilaku Prososial Siswa

Pengujian statistik terhadap aspek pemahaman konseptual membuktikan bahwa pemahaman konselor terhadap penjelasan teoritis perilaku prososial dan perspektif agensi berada pada kategori sedang (0,78). Pengujian statistik pada aspek perencanaan model membuktikan bahwa penilaian konselor terhadap kecukupan waktu pelaksanaan pedoman kelompok lembaga dengan waktu layanan bimbingan dan konseling yang tersedia di sekolah berada pada kategori sedang (0,56). Kemudian, pengujian statistik pada aspek penilaian model membuktikan bahwa penilaian konselor terhadap kepemimpinan kelompok lembaga memudahkan siswa dalam merencanakan dan menentukan perilaku prososial yang akan dilakukan berada pada kategori sedang (0,78).

Simpulan

Saran

  • Saran Pemanfaatan Produk
  • Saran Pengembangan Produk Lebih Lanjut

Trajectories of prosocial behavior and physical aggression in middle childhood: links to adolescent school dropout and physical violence. Empathy and self-regulation as mediators between parenting and adolescent prosocial behavior towards strangers, friends and family. Oxytocin receptor gene and prosocial behavior interact to buffer the relationship between stress and physical health.

Gambar

Gambar 2.1 Prosedur Umum Kegiatan Model Bimbingan Kelompok Agentik untuk Meningkatkan Perilaku Prososial Siswa Sekolah Menengah Pertama
Gambar 3.1 Paradigma Pengembangan ADDIE (Branch, 2009)
Gambar 3.2 Prosedur Pengembangan Model Bimbingan Kelompok Agentik untuk Meningkatkan Perilaku Prososial Siswa SMP
Gambar 3.3 Desain Eksperimen Pretest-Posttest Control Group Design 3.3.2 Subjek Uji Coba Produk
+7

Referensi

Dokumen terkait

Powered by Moodle Elearning Universitas Muhammadiyah Jakarta PANDUAN Dosen Mahasiswa QUICK LINKS sikad ristek dikti jurnal umj repository umj CONTACT US  JL... Ma'mun Murod,