Pengembangan model pembelajaran biologi berbasis budaya Tudang Sipulung (BTS) dalam meningkatkan pemecahan masalah, berpikir kritis dan keterampilan kognitif mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Makassar. Model pembelajaran BTS akan dijadikan sebagai salah satu dasar pengembangan pendidikan IPA khususnya pengembangan model pembelajaran Biologi.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Galbreath dalam Amin (2015) Abad 21 merupakan era ilmu pengetahuan yang memerlukan modal intelektual yang harus dimiliki peserta didik. Diusahakan untuk belajar lebih bermakna dalam budaya lokal dan dalam proses pembelajaran dengan merangkul sistem budaya dan nilai-nilai yang terdapat pada masyarakat tempat siswa berada.
Tujuan Penelitian dan Pengembangan
Hal ini mengandung makna bahwa individu yang telah menyelesaikan pendidikan sarjana harus mampu berpikir dalam sistem yang kompleks, sehingga mampu menciptakan berbagai alternatif pemecahan masalah secara komprehensif. Oleh karena itu, pengembangan model pembelajaran berbasis budaya Tudang Sipulung untuk memberdayakan kemampuan pemecahan masalah, berpikir kritis, dan kognitif siswa sangat diperlukan.
Spesifikasi Produk yang Diharapkan
Untuk model pembelajaran BTS ini diperlukan suatu sistem pendukung yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), suatu alat yang digunakan dosen sebagai pedoman untuk mengatur mahasiswa dalam melaksanakan pembelajaran di kelas pada setiap pertemuan. Lembar Kerja Siswa (SWK), merupakan alat yang digunakan siswa untuk membangun pengetahuan, memahami informasi, menganalisis masalah, menguji dugaan, menarik kesimpulan dan mengevaluasi.
Pentingnya Penelitian Pengembangan
- Kegunaan bagi Pengembangan Ilmu
- Kegunaan Praktis
Serta kemampuan mengembangkan karakter siswa, sikap gotong royong, kejujuran dan menghargai keberagaman antar siswa.
Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan 1. Asumsi dalam Penelitian Pengembangan
Definisi Operasional
Kemampuan pemecahan masalah merupakan hasil kemampuan siswa dalam: (1) merumuskan masalah, (2) merencanakan pemecahan masalah, (3) melaksanakan rencana, (4) memberikan umpan balik, yang diukur dengan menggunakan soal-soal yang dipadukan dengan tes pembelajaran kognitif. hasil. Kemampuan berpikir kritis merupakan penilaian terhadap kemampuan siswa dalam berdiskusi, yaitu; (1) interpretasi, (2) pengenalan, (3) analisis, (4) evaluasi, (5) penjelasan dan (6) pengaturan diri/umpan balik, evaluasi diri terhadap hasil belajar.
Budaya Tudang Sipulung
Tudang sipulung (tudang = duduk, sipulung = berkumpul), istilah tudang sipulung secara harfiah berarti duduk bersama, namun secara konseptual. Beberapa nilai budaya Bugis - Makassar selanjutnya akan dikaitkan dengan konsep tudang sipulung (Pelras. 2006).
Teori –Teori yang Mendasari Pengembangan Model Pembelajaran Biologi Berbasis Budaya Tudang Sipulung
- Teori Bruner
- Teori Psikologi Kognitif
Interaksi dalam kegiatan pembelajaran tidak lepas dari pengaruh sosial budaya yang ada di sekitar siswa. Untuk itu diperlukan suatu proses pembelajaran yang dapat mengubah konsep atau gagasan awal siswa yang sering kali bertentangan dengan konsep yang benar c.
Model Pembelajaran dan Pengembangannya
Dalam hal ini guru bertugas mengatur dan menyajikan apa yang perlu dipelajari siswa, sedangkan peran siswa disini adalah mengontrol apa yang disampaikan guru. Pembelajaran bermakna terjadi bila informasi yang dipelajari siswa diorganisasikan oleh guru sesuai dengan struktur kognitif yang dimiliki siswa, sehingga siswa dapat menghubungkan informasi baru dengan struktur kognitifnya.
Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Budaya Tudang Sipulung
Kelompok pribadi adalah bagaimana seorang fasilitator menggunakan teknik-teknik yang bersifat non-direktif atau tidak langsung dalam mengumpulkan informasi dari siswa tentang dunia di sekelilingnya. Dalam pendekatan ini, tugas-tugas kompleks dipecah menjadi tugas-tugas yang lebih spesifik sehingga mudah dikuasai siswa.
Komponen Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Budaya Tudang Sipulung Hal pokok yang dipaparkan pada fase sintaks adalah fase-fase sintaks dan
Efek pembelajaran yang diharapkan dari model pembelajaran berbasis budaya Tudang Sipulung adalah keterampilan pemecahan masalah, keterampilan berpikir kritis, dan keterampilan kognitif. Pengembangan dan penggunaan perangkat pembelajaran berbasis budaya Tudang Sipulung diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
Kemampuan Pemecahan Masalah
Karakteristik pembelajaran yang mendorong keterampilan pemecahan masalah sangat relevan dengan filosofi, tujuan, dan isi yang dipelajari dalam pembelajaran biologi. Filosofi pembelajaran biologi yang menekankan pada dorongan berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah juga merupakan bagian dari ciri-ciri yang tercermin dalam penguatan keterampilan pemecahan masalah.
Kemampuan Berpikir Kritis
Cottrel (2005) juga menyatakan bahwa berpikir kritis merupakan aktivitas kognitif yang berkaitan dengan penggunaan pikiran. Batasan berpikir kritis yang lebih komprehensif dikemukakan oleh Facione (2013) sebagai pengaturan diri dalam memutuskan (menilai) sesuatu.
Kemampuan Kognitif
- Hasil Penelitian yang Terkait
Chen 2005 menyatakan bahwa siswa yang berlatar belakang budaya Tionghoa memiliki kemampuan akademik yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang berlatar belakang budaya Barat. Selain peningkatan keaktifan siswa, terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa antara siswa yang menerapkan pembelajaran biologi berbasis budaya lokal dengan siswa yang tidak menerapkan pembelajaran biologi berbasis budaya lokal.
Kerangka Konseptual
Pembelajaran berbasis budaya merupakan strategi untuk menciptakan lingkungan belajar dan merancang pengalaman belajar yang memasukkan budaya sebagai bagian dari proses pembelajaran. Produk akhir dievaluasi berdasarkan aspek kualitas produk yang teridentifikasi, diharapkan pengembangan dan penggunaan perangkat pembelajaran berbasis budaya Tudang Sipulung dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, berpikir kritis dan kognitif siswa dalam proses pembelajaran biologi di pendidikan yang lebih tinggi. Berdasarkan uraian di atas, kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Model Penelitian &Pengembangan
Siklus yang berlangsung merupakan siklus umpan balik dan berhenti setelah solusi yang diinginkan diperoleh. Teori pembelajaran - Nilai budaya Tudang Sipulung - Kondisi proses pembelajaran Biologi - Model yang diterapkan dosen - Penggunaan LKM - Situasi kelas.
Prosedur Pengembangan
- Subyek Penelitian
- Jenis Data
- Instrumen Pengumpulan Data
Lembar ini bertujuan untuk memperoleh data mengenai keterlaksanaan dan efektivitas penerapan model pembelajaran berbasis budaya Tudang Sipulung. Instrumen ini untuk memvalidasi rencana pelaksanaan perkuliahan (RPP) dan lembar kegiatan mahasiswa (LKM) yang mengacu pada pengembangan model pembelajaran berbasis budaya Tudang Sipulung. 5) Lembar Validasi Tes Hasil Belajar.
Teknik Analisis Data
- Analisis Data Kevalidan Model
- Analisis Data Kepraktisan Model
- Analisis data Keefektifan model pembelajaran berbasis budaya Tudang sipulung sipulung
Iij adalah nilai rata-rata pada aspek ke-i pernyataan ke-j, m adalah banyaknya pernyataan pada aspek ke-i. IO adalah rata-rata skor total seluruh aspek, Ai adalah rata-rata skor aspek ke-i.
Hasil Penelitian & Pengembangan
- Prelimenary Research (Penelitian/Pengkajian Awal)
- Realisasi Model dan Perangkat
Pada bagian 1) Dasar pemikiran pengembangan model pembelajaran BTS memuat pertimbangan-pertimbangan utama yang mendasari pentingnya model BTS dalam proses pembelajaran. Frekuensi skor kemampuan pemecahan masalah pada uji coba I dan uji coba II penerapan model pembelajaran BTS disajikan pada Tabel 4.7.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian, analisis data menunjukkan bahwa model pembelajaran BTS meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Berdasarkan hasil analisis data disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa melalui penggunaan model pembelajaran BTS.
Kajian Produk yang Telah Direvisi
- Temuan Penelitian Terkait Penerapan Model Pembelajaran Biologi Berbasis Budaya Tudang Sipulung
Sintaks model pembelajaran BTS tahap ke-4 mendorong siswa untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis, yang dapat. Model pembelajaran Biologi berbasis budaya Tudang Sipulung terbukti meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, berpikir kritis, dan kognitif siswa.
Kelebihan Model Pembelajaran
Model pembelajaran biologi berbasis budaya Tudang Sipulung merupakan model pembelajaran baru yang dikembangkan oleh peneliti dan belum diterapkan dalam skala besar. Hasil penelitian ini memberikan kontribusi terhadap proses internalisasi nilai-nilai budaya tudang sipulung dalam proses pembelajaran biologi.
Kendala-Kendala yang Dialami selama Penelitian
Kelemahan Penelitian
- Kesimpulan
Hasil uji efektivitas kemampuan pemecahan masalah mengalami peningkatan frekuensi pada kategori sangat tinggi terdapat peningkatan sebesar 36%, pada kategori tinggi juga terjadi peningkatan frekuensi yaitu sebesar 56% terdapat 6 (enam) ) indikator kemampuan berpikir kritis yang diamati pada penelitian ini, dan seluruh indikator tersebut mengalami peningkatan pada uji coba I dan uji coba II. Kemampuan kognitif Pada data uji coba II yang diperoleh persentase pada kategori tinggi meningkat menjadi 36% dan pada kategori sangat tinggi meningkat menjadi 16.
Saran Pemanfaatan dan Pengembangan Produk Lebih Lanjut
Pengembangan model pembelajaran terpadu berbasis budaya untuk meningkatkan apresiasi siswa terhadap budaya lokal Jurnal Pendidikan Cakrawala. Pengembangan Model Pembelajaran Biologi Menggunakan Pendekatan Eksplorasi Lingkungan untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Pribadi, Sosial, Rasional, Metakognisi dan Kognisi Mahasiswa FMIPA Universitas Negeri Semarang.
Rasional
Salah satu nilai kearifan lokal yang berkembang dan mempunyai potensi khususnya di kawasan budaya Bugis-Makassar adalah nilai yang terkandung dalam bentuk budaya “tudang sipulung”. Budaya Tudang Sipulung merupakan salah satu alternatif solusi permasalahan yang bersumber dari budaya masyarakat Bugis-Makassar di Sulawesi.
Kondisi Pembelajaran Saat Ini
Pembelajaran berbasis budaya merupakan strategi untuk menciptakan lingkungan belajar yang mengintegrasikan budaya sebagai bagian dari proses pembelajaran. Aktivitas mengkonstruksi konsep dan prinsip biologi tidak lepas dari proses berpikir yang merupakan aktivitas kognitif, sedangkan aktivitas kognitif manusia hanya dapat berlangsung dalam lingkungan sosial dan budaya.
Konsep Budaya Tudang Sipulung
Tudang sipulung (Tudang = duduk, Sipulung = berkumpul), istilah tudang sipulung secara harafiah berarti duduk bersama, namun secara konseptual merupakan ruang bagi masyarakat untuk mengungkapkan kepentingannya guna mencari solusi atas permasalahan yang dihadapinya (Faisal, 2008 ). Beberapa nilai budaya Bugis - Makassar selanjutnya akan dikaitkan dengan konsep tudang sipulung.
Teori Tingkah Laku
Nilai siri' maksudnya adalah seseorang tidak hanya sekedar mengharapkan pertolongan dan terus menerima pertolongan saja, dan dari pihak yang memberi pertolongan juga tidak boleh terus menerus memberikan pertolongan dengan cara menolong orang yang ditolong. untuk memecahkan dan mengatasi permasalahan yang mereka hadapi sendiri.
Teori Kognitif
Oleh karena itu, yang dimaksud dengan belajar menurut pandangan ini bukan hanya apa yang dapat diamati dan diukur, namun yang lebih penting adalah bagaimana anak berpikir, mempersepsi dan bertindak berdasarkan informasi. Teori kognitif memandang individu sebagai pengolah informasi yang aktif, sehingga individu dapat merepresentasikan informasi apa pun berdasarkan tingkat pengetahuan yang dimilikinya dan menciptakan representasi pengetahuan darinya.
Teori Konstruktivistik
Informasi yang mereka temui dan apa yang mereka lakukan ketika belajar (Hoy, dkk. 2005). staf). Secara umum, Hoy et al (2005) menyatakan bahwa apa yang disebut konstruktivisme menekankan kontribusi peserta didik dalam memberikan makna dan pembelajaran melalui aktivitas individu dan sosial.
Teori Bruner
Beberapa pemikir konstruktivis seperti Vygotsky menekankan pembagian dan konstruksi sosial dalam pembentukan pengetahuan (konstruktivisme sosial); sementara yang lain seperti Piaget melihat konstruksi individu sebagai yang utama (konstruktivisme individu). Model pembelajaran Biologi berbasis budaya Tudang Sipulung sangat memperhatikan interaksi sosial dalam pembelajaran, khususnya interaksi antara dosen dengan mahasiswa, mahasiswa dengan mahasiswa.
Teori Psikologi Kognitif
Sintaks model pembelajaran berbasis budaya Tudang Sipulung terdiri dari 5 langkah yaitu langkah 1 orientasi dan motivasi, langkah 2 rekonstruksi, langkah 3 diskusi kelompok kecil, langkah 4 presentasi kelas dan langkah 5 evaluasi. Pengembangan model pembelajaran berbasis budaya Tudang Sipulung didasarkan pada teori konstruktivis, teori Vygotsky dan teori Bruner serta memperhatikan aspek budaya Tudang Sipulung pada masyarakat Bugis-Makassar.
Perencanaan
Merancang Aktivitas Pembelajaran
Setelah melakukan diskusi kelompok, setiap kelompok diminta menarik kesimpulan dan mempersiapkan diskusi kelas. Setiap kelompok mendemonstrasikan hasil kerjanya, dan setiap kelompok harus mampu mempertahankan hasil kerja kelompoknya dan memberikan masukan kepada kelompok lain.
Mengelola Lingkungan Belajar
Lingkungan belajar dalam model pembelajaran BTS melibatkan siswa terlibat dalam proses pemecahan masalah yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan kemampuan kognitifnya. Model pembelajaran BTS mendorong siswa untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis, yang dapat membantu mereka mengatasi permasalahan yang dihadapi, berpikir rasional, serta menemukan dan mengembangkan alternatif solusi terhadap permasalahan tersebut. Zubaidah (2016) menyatakan bahwa pembelajaran biologi dapat berperan dalam memberdayakan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual.
Pedoman Pelaksanaan Assesment
Keterampilan pemecahan masalah dan kemampuan kognitif siswa diukur dengan menggunakan teknik tes soal esai. Keterampilan pemecahan masalah diukur menggunakan soal-soal yang diintegrasikan dengan tes hasil belajar kognitif. Keterampilan berpikir kritis diukur menggunakan lembar observasi aktivitas siswa.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
Siswa dapat melakukan percobaan untuk membuktikan perbandingan genotip dan fenotip pada persilangan monohibrid dan dihibrid.