BAB 1 PENDAHULUAN
B. Prosedur Pengembangan
Keterangan; Tahap 1: Preliminery research Tahap 2: Prototyping stage Tahap 3: Asessment
b) Apabila hasil menunjukkan bahwa prototype-1 valid dengan revisi, maka dilakukan revisi dan hasilnya dikonsultasikan kembali pada validator sehingga diperoleh prototype-2, selanjutnya dilakukan ujicoba lapangan.
c) Apabila hasil analisis menunjukkan bahwa prototype-1 tidak valid, maka dilakukan revisi sehingga diperoleh prototype-1. Setelah itu meminta penilaian validator disusul dengan analisis. Demikian seterusnya sampai menghasilkan prototype-2.
Dengan demikian terjadi siklus aktivitas.
b. Uji Kepraktisan
Tahap ini dilakukan untuk mempertimbangkan mutu rancangan yang akan dikembangkan, juga membuat keputusan melalui pertimbangan yang matang. Evaluasi mencakup proses menghimpun, memproses dan menganalisis informasi secara
sistematis. Hal ini dilakukan untuk menilai kualitas pemecahan yang dipilih.
Selanjutnya direvisi kemudian kembali kepada kegiatan merancang, dan seterusnya.
Siklus yang terjadi ini merupakan siklus umpan balik dan berhenti setelah memperoleh pemecahan yang diinginkan. Aktivitas-aktivitas pada tahap ini difokuskan pada dua hal, yakni memvalidasi dan mengadakan uji-coba lapangan. Untuk kegiatan validasi, yakni memvalidasi prototype-1 pengembangan model pembelajaran . berbasis budaya tudang sipulung beserta perangkat dan instrument yang digunakan.
Tahapan ini diwujudkan suatu model pembelajaran sebagai lanjutan dari tahap perancangan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini merupakan realisasi hasil
perancangan model, meliputi 1) menyusun sintaks pembelajaran, 2)menentukan sistem sosial, yakni situasi atau aturan-aturan yang berlaku dalam proses pembelajaran
berbasis budaya tudang sipulung, 3) menyusun prinsip-prinsip reaksi, yaitu memberikan gambaran bagi pengajar tentang bagaimana menyikapi dan meresponss perilaku-
perilaku yang ditunjukkan oleh para peserta didik selama pembelajaran, 4) menentukan sistem pendukung, yaitu kondisi yang diperlukan agar model pembelajaran yang dibuat dapat dilaksanakan dengan baik, 5) menyusun dampak pembelajaran, baik dampak instruktusional maupun dampak pengiring: .
Kegiatan pada tahap ini bertujuan untuk mengetahui apakah model
pembelajaran dan perangkat-perangkat yang dikembangkan telah memenuhi kriteria kepraktisan. Adapun kegiatan yang dilakukan pada waktu uji coba lapangan sebagai berikut;
1. Memperkenalkan rancangan model pembelajaran BTS kepada dosen model dengan menyerahkan RPP, LKM dan tes hasil belajar agar dosen model dapat mempelajari tahapan dalam model pembelajaran BTS. Mensosialisasikan model pembelajaran BTS kepada para pengamat dengan menyerahkan lembar observasi aktivitas
mahasiswa dan dosen. Mendiskusikan dengan para pengamat mengenai hal-hal yang belum dimengerti oleh para pengamat.
2. Mengujicobakan prototype model pembelajaran BTS yang telah memenuhi kriteria kevalidan
3. Menganalisis hasil ujicoba lapangan, kemudian melakukan revisi berdasarkan hasil ujicoba lapangan.
Lembar observasi keterlaksanaan digunakan sebagai pedoman mengamati kepraktisan model menggunakan perangkat pembelajaran yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. Kepraktisan model pembelajaran berbasis budaya tudang sipulung di ukur dari 3 aspek pengamatan/penilaian, yaitu 1) keterlaksanaan sintaks, 2) keterlaksanaan sistem sosial, dan prinsip reaksi pengelolaan. Pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung.
c. Uji Keefektifan
Untuk mengetahui keefektifan model dalam memberdayakan kemampuan pemecahan masalah, kemampuan berpikir kritis, dan kemampuan kognitif mahasiswa.
Instrumen tes berupa pertanyaan terbuka (bentuk essay) sesuai dengan kisi-kisi tes.
Kemampuan pemecahan masalah yang diukur mengacu pada pemecahan masalah Polya, yaitu (1) merumuskan masalah, (2) merencanakan penyelesaian masalah, (3) melaksanakan rencana, (4) melakukan umpan balik (feed back). Kemampuan berpikir kritis yang diukur mengacu kepada Faccione (1) menginterpretasi, (2) mengidentifikasi, (3) menganalisis, (4) melakukan evaluasi, (5) melakukan eksplanasi, dan (6) self
regulation/feedback, melakukan evaluasi diri hasil belajar. Kemampuan kognitif yang diukur melalui tes ini adalah meliputi ranah kognitif meliputi kemampuan mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6).
C. Uji Coba Produk 1. Desain Uji Coba
Ujicoba diterapkan bulan oktober - desember di semester ganjil tahun ajaran 2015 jurusan pendidikan biologi Universitas Muhammadiyah Makassar. Jumlah peserta mata kuliah ini 25 mahasiswa. Ujicoba dilakukan sebanyak 2 kali. Pembelajaran
masing-masing dilakukan sebanyak 8 kali pertemuan sesuai dengan RPP yang disediakan.
2. Subyek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah mahasiswa semester 1 jurusan pendidikan biologi Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Jenis Data
Produk hasil penelitian dan pengembangan ini meliputi: model pembelajaran BTS, perangkat pembelajaran, dan instrumen penelitian. Adapun jenis data dan sumber data yang dibutuhkan pada proses pengembangan produk tersebut.
Jenis data yang diperlukan dalam pengembangan model pembelajaran BTS adalah data kevalidan, kepraktisan dan keefektifan. Data tentang kevalidan model diperoleh dari penilaian validator terhadap model pembelajaran BTS. Data tentang kepraktisan model pembelajaran BTS diperoleh dari penilaian observer berdasarkan hasil pengamatan keterlaksanaan model pembelajaran BTS. Selanjutnya data tentang keefektifan model pembelajaran BTS, terdiri dari 4 komponen, yaitu (1) peningkatan kemampuan pemecahan masalah yang terekam dalam tes hasil belajar, (2) kemampuan berpikir kritis mahasiswa, (3) kemampuan hasil belajar kognitif mahasiswa, dan (4) aktivitas dan respons mahasiswa yang diperoleh dari penilaian observer dan angket respons mahasiswa.
4. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) lembar validasi, (2) lembar observasi, (3) angket respons mahasiswa, dan (4) tes hasil belajar.
1) Lembar Validasi Model Pembelajaran Berbasis budaya Tudang Sipulung
Lembar ini untuk memperoleh kevalidan model pembelajaran berbasis budaya Tudang Sipulung. Data kevalidan model pembelajaran berbasis budaya tudang sipulung yaitu hasil penilaian terhadap prototipe-1 model pembelajaran berbasis budaya tudang sipulung yang sudah tersusun. Data kevalidan diperoleh dari empat validator ahli dalam pendidikan biologi dan satu orang yang dipandang pakar dalam bidang kebudayaan.
2) Lembar Validasi Kelayakan Penerapan Model BTS
Lembar ini bertujuan untuk memperoleh data keterlaksanaan dan keefektifan penerapan model pembelajaran pembelajaran berbasis budaya tudang sipulung. Sumber data diperoleh dari 2 orang ahli/praktisi pendidikan Biologi dan/atau mempunyai
pengalaman mengajar Biologi.
3) Lembar Validasi Kuesioner Responss Mahasiswa
Instrumen ini digunakan untuk memperoleh data mengenai pendapat atau komentar mahasiswa terhadap proses pembelajaran.
4) Lembar Validasi RPP dan LKM
Instrumen ini untuk memvalidasi rencana pelaksanaan perkuliahan (RPP) dan lembar kegiatan mahasiswa (LKM) yang mengacu pada pengembangan model pembelajaran berbasis budaya tudang sipulung.
5) Lembar Validasi Tes Hasil Belajar
Validasi tes hasil belajar yang digunakan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah, berpikir kritis, dan hasil belajar kognitif. Instrumen tes berupa pertanyaan terbuka (bentuk essay) sesuai dengan kisi-kisi tes.