pengembangan model pembelajaran cooperative
Bebas
249
0
0
Teks penuh
(2) ABSTRACT. Yogi Yunefri, 2020. Development of Cooperative Oriented Problem Learning Models in the Data Structure Course. Based on preliminary studies and needs analysis (needs analysis) conducted in the Data Structure course, it was found that learning outcomes and problemsolving skills in the Data Structure course were still low, so it was necessary to develop a learning model that was relevant to the current learning situation. This study aims to develop a cooperative oriented problem (COP) learning model in the Data Structure course that is valid, effective and practical. This type of research is Research and Development, methods and procedures for developing the application of the ADDIE model (Analysis, Design, Development, Implementation and Evaluation). Cooperative Oriented Problem learning model uses 7 steps; 1) Delivery of goals and motivation, 2) Intelligent Grouping, 3) Define the Problem, 4) Discussion, 5) Presentation, 6) Evaluation, 7) Reward. The analysis technique uses the Aiken'V test, and the validity uses the expert test and Focus Group Discussion (FGD). The practicality test was carried out by applying the product to educators and students in the form of a product practicality questionnaire and to test the effectiveness of the product with the Two-Group Pretest and Posttest Design experiments. The research finding is a Learning Model Cooperative Oriented Problem (COP) in the Data Structure course. This Cooperative Oriented Problem Learning Model makes students able to improve the 4C (Critical Thinking, Communication, Collaboration, and Creativity) of students by working with their study groups, models and systems that support meeting validity criteria, compiled based on research and development models ( Research-Based Model) and suitable for use according to experts. The implication of this research is that the developed Cooperative Oriented Problem (COP) Model can improve learning outcomes in the Data Structure course. There was a change in attitude, both educators and students in achieving learning objectives. Change becomes the main condition in achieving an innovation. The increase in the average increase is actually 11% in the competencies of students, it can be assumed that the Cooperative Oriented Problem learning model is able to increase the competence of critical thinking, communication, collaboration, and creativity owned by students simultaneously. For the data structure model, the Cooperative Oriented Problem (COP) course makes it easier for abstract theories in data structure courses to apply to students, so that understanding this data structure theory can produce reliable programmers who can advance technological development in Indonesia. Keywords: Cooperative Oriented Problem (COP) Model, Data Structure.. i.
(3) ABSTRAK. Yogi Yunefri, 2020. Pengembangan Model Pembelajaran Cooperative Oriented Problem pada Mata Kuliah Struktur Data. Disertasi Pascasarjana Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang. Berdasarkan studi pendahuluan dan analisis kebutuhan (need analysis) yang dilakukan pada mata kuliah Struktur Data, ditemukan hasil belajar dan kemampuan memecahkan masalah dalam mata kuliah Struktur Data yang masih rendah, sehingga perlu pengembangan model pembelajaran yang relevan dengan situasi pembelajaran saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah model pembelajaran Cooperative Oriented Problem (COP) pada mata kuliah Struktur Data yang valid, efektif dan praktis. Jenis Penelitian ini adalah Penelitian dan Pengembangan (Research and Development), metode dan prosedur pengembangan menerapkan model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation and Evaluation). Model pembelajaran Cooperative Oriented Problem menggunakan 7 langkah; 1) Submission of goals and motivation, 2) Smart Grouping, 3) Define Problems, 4) Discussion, 5) Present, 6) Evaluation, 7) Reward. Teknik analisis menggunanakan uji Aiken’V, dan validitas menggunakan uji pakar dan Focus Group Discussion (FGD). Uji kepraktisan dilakukan penerapan produk kepada tenaga pendidik dan peserta didik dalam bentuk angket kepraktisan produk dan untuk menguji efektifitas produk dengan eksperimen Two-Group Pretest dan Posttest Design. Temuan penelitian adalah sebuah Model Pembelajaran Cooperative Oriented Problem (COP) pada mata kuliah Struktur Data. Model Pembelajaran Cooperative Oriented Problem ini mampu meningkatkan kemampuan 4C (Critical Thinking, Communication, Collaboration, dan Creativity) peserta didik dengan cara bekerja sama dengan kelompok belajarnya, model dan sistem pendukung memenuhi kriteria validitas, disusun berbasis model penelitian dan pengembangan (Research-Based Model) dan layak digunakan menurut para pakar. Implikasi penelitian ini bahwa Model Cooperative Oriented Problem (COP) yang dikembangkan mampu meningkatkan hasil belajar mata kuliah Struktur Data. Terjadi perubahan sikap, baik tenaga pendidik maupun peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Perubahan sikap menjadi syarat utama dalam mencapai keberhasilan sebuah inovasi. Terjadi peningkatan rata-rata sebenar 11% pada kompetensi yang dimiliki peserta didik, hal ini dapat di asumsikan bahwa dengan model pembelajaran Cooperative Oriented Problem mampu meningkatkan kompetensi critical thinking, communication, collaboration, dan creativity yang dimiliki peserta didik secara simultan. Bagi mata kuliah struktur data model Cooperative Oriented Problem (COP) ini mempermudah teori-teori abstrak dalam mata kuliah struktur data untuk dipahami peserta didik, sehingga dengan pemahaman teori struktur data ini dapat melahirkan programmer handal yang dapat memajukan perkembangan teknologi di Indonesia. Kata kunci: Model Cooperative Oriented Problem (COP), Struktur Data.. ii.
(4) iii.
(5) iv.
(6) PERNYATAAN. Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Karya tulis saya, disertasi dengan judul “Pengembangan Model Pembelajaran Cooperative Oriented Problem (COP) Pada Mata Kuliah Struktur Data” adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapat gelar akademik, baik di Universitas Negeri Padang maupun di Perguruan Tinggi lainnya. 2. Karya tulis ini murni gagasan, penilaian dan rumusan saya sendiri, tanpa bantuan tidak sah dari pihak lain kecuali arahan tim promotor dan tim pembahas. 3. Di dalam karya tulis ini tidak terdapat hasil karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali dikutip secara tertulis dengan jelas dan dicantumkan pada daftar rujukan. 4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran pernyataan ini maka saya bersedia menerima sanksi akademik, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma dan ketentuan hukum yang berlaku.. Padang, 24 Agustus 2020 Saya yang menyatakan,. Yogi Yunefri NIM. 15193033. v.
(7) KATA PENGANTAR. Puji Syukur peneliti haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penyusunan disertasi ini dapat diselesaikan. Teriring salam dan salawat kepada junjungan Rasulullah Nabi Muhammad SAW., yang telah menyampaikan risalah kehidupan untuk menuntun umat manusia ke arah yang lebih baik. Disertasi ini berjudul Pengembangan Model Pembelajaran Cooperative Oriented Problem pada Mata Kuliah Struktur Data. Disertasi ini disusun dengan tujuan mengembangkan sebuah model pembelajaran pada mata kuliah Struktur Data di Program Studi Teknik Informatika Universitas Lancang Kuning sebagai salah satu pilihan model pembelajaran pada mata kuliah Struktur Data. Disertasi ini peneliti susun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Doktor S3 Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada: 1. Prof. Ganefri, M.Pd, Ph.D, selaku Rektor Universitas Negeri. 2. Prof. Dr. Nizwardi Jalinus, M.Ed selaku Promotor I dan Drs. Syahril, ST, MSCE, Ph.D, selaku Promotor II yang telah membimbing, memotivasi dan memberikan arahan sehingga disertasi ini dapat diselesaikan. 3. Dr. Dedy Irfan, S.Pd, M.Kom selaku Pembahas yang telah membimbing, motivasi, memberikan arahan dan masukan dalam menyelesaikan disertasi ini. 4. Dr. Fahmi Rizal, M.Pd., M.T selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang. 5. Prof. Dr. Ambiyar, M.Pd selaku Ketua Program Studi Doktor S3 Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Fakultas Teknik Universitas Negeri. 6. Prof. Dr. Ivan Hanafi, M.Pd selaku Penguji Luar Institusi yang telah memberikan pengarahan dan masukan dalam penyempurnaan penelitian disertasi ini.. vi.
(8) 7. Rektor Universitas Lancang Kuning, Dekan Fakultas Ilmu Komputer, Ketua Program Studi dan rekan-rekan sejawat pada Program Studi Teknik Informatika Universitas Lancang Kuning yang memberikan dorongan moril kepada peneliti hingga peneliti dapat menyelesaikan disertasi ini. 8. Rekan-rekan mahasiswa Program Doktor Pascasarjana Universitas Negeri Padang khususnya angkatan 2015 yang telah memberikan sumbangan pikiran dan dukungan moril, balk selama perkuliahan maupun selama pelaksanaan penelitian sampai pada penyusunan naskah disertasi ini. 9. Disertasi ini saya persembahkan kepada Ayahanda Jufrinata, SH, Ibunda Yunidasti, SH, istri tercinta Adinda Bunga Aprilliani, S. Kom., serta anakku Arrazka Makayla Yukai, Adinda Mayzen Yunefri, M.Pd, AIFO, Ayahanda Syahril, Mama Umi Reyhan, adinda Yunnike Sabrina dan sahabat Sutejo, M.Kom atas segala cinta, pengorbanan, doa serta harapannya kepada peneliti semoga Allah senantiasa memberikan kesehatan dan kebahagiaan kepada mereka semua. Ucapan terima kasih ini sekaligus merupakan ungkapan rasa sayang yang dalam atas pengorbanannya merelakan kebahagiaan kebersamaan dalam rangka menyelesaikan studi ini, saudara-saudara peneliti di Universitas Lancang Kuning yang tidak bisa peneliti sebutkan satu demi satu, terima kasih atas segala dukungan, semangat serta doa yang telah diberikan. Karya sederhana ini merupakan bagian dedikasi peneliti untuk mereka semua. 10. Semoga disertasi ini dapat menjadi salah satu bagian yang berguna dalam pembelajaran mata kuliah teknologi informasi di negeri tercinta ini. Peneliti menyadari bahwa disertasi ini masih terdapat banyak kekurangan, dengan demikian peneliti mengharapkan saran, masukan terutama dari dosen dan mahasiswa yang mempelajari Struktur Data, oleh karena itu saran dan masukan. yang. konstruktif. dapat. dikirimkan. ke. [email protected].. Padang, 24 Agustus 2020 Peneliti. vii. email.
(9) DAFTAR ISI. Halaman ABSTRACT ..................................................................................................... i. ABSTRAK ...................................................................................................... ii. PERSETUJUAN AKHIR DISERTASI ....................................................... iii. PERSETUJUAN KOMISI UJIAN DISERTASI ........................................ iv. PERNYATAAN .............................................................................................. v. KATA PENGANTAR .................................................................................... vi. DAFTAR ISI ................................................................................................... viii. DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi. DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii. DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv. BAB I.. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1. B. Identifikasi Masalah .................................................................... 17. C. Pembatasan Masalah ................................................................... 18. D. Perumusan Masalah .................................................................... 18. E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 19. F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 19. G. Spesifikasi Produk yang Diharapkan .......................................... 19. H. Pentingnya Pengembangan ......................................................... 20. I. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan .................................. 21. J. Definisi Operasional ................................................................... 22. BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran .............................................. 24. 1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ..................................... 24. 2. Model Pembelajaran ............................................................... 26. B. Model Problem Based Learning ................................................. 27. 1. Pengertian Problem Based Learning ..................................... 29. 2. Jenis Masalah Pada Problem Based Learning ....................... 32. viii.
(10) 3. Penerapan Model Problem Based Learning di Berbagai Kampus dan Negara ............................................................................. 36. 4. Ciri-ciri Khusus Problem Based Learning ............................. 40. C. Model Pembelajaran Cooperative Tipe STAD ........................... 44. 1. Karakteristik dan Komponen Model Cooperative Tipe STAD ............................................................................. 44. 2. Langkah-Langkah (Sintak) Pembelajaran Cooperative Tipe STAD ........................................................ 47. 3. Model Pembelajaran Cooperative Based Learning ............... 49. D. Karakteristik Mata Kuliah Struktur Data .................................... 50. E. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan ........................................ 55. F. Kerangka Konseptual .................................................................. 61. G. Pertanyaan Penelitian .................................................................. 64. BAB III. METODE PENGEMBANGAN A. Model Pengembangan ................................................................. 65. B. Prosedur Pengembangan ............................................................. 66. C. Uji Coba Produk .......................................................................... 74. D. Subjek Uji Coba .......................................................................... 75. E. Jenis Data .................................................................................... 75. F. Instrumen Pengumpulan Data ..................................................... 77. 1. Instrument Pre-Research ....................................................... 77. 2. Instrument Validitas Produk .................................................. 78. 3. Analisa Data Pada Tahap Pre-Research ................................ 82. 4. Analisis Data Validitas ........................................................... 82. 5. Analisis Kepraktisan .............................................................. 83. 6. Analisis Efektivitas ................................................................ 84. BAB IV. HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN A. Proses dan Hasil Pengembangan ................................................ 89. 1. Analisis ................................................................................... 89. 2. Desain ..................................................................................... 91. 3. Pengembangan ....................................................................... 92. ix.
(11) 4. Implementasi .......................................................................... 112. 5. Evaluasi .................................................................................. 119. B. Analisis Data ............................................................................... 121. 1. Validitas ................................................................................. 121. 2. Efektifitas ............................................................................... 129. 3. Praktikalitas ............................................................................ 133. C. Pembahasan ................................................................................ 141. D. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Cooperative Oriented Problem ....................................................................... 157. E. Kebaruan Penelitian .................................................................... 159. F. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 162. BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................. 164. B. Implikasi ..................................................................................... 165. C. Saran ........................................................................................... 168. DAFTAR RUJUKAN .................................................................................... 170. LAMPIRAN .................................................................................................... 175. x.
(12) DAFTAR TABEL. Tabel. Halaman. 1.1. Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Kuliah Struktur Data Tahun Akademik 2016/2017 .................................................................. 9. 1.2. Kondisi Aktual dan Kondisi Optimal yang Diharapkan ......................... 14. 1.3. Penelitian tentang Model Pembelajaran Cooperative Tipe STAD dan Problem Based Learning ........................................................................ 15. 2.1. Perbedaan antara Masalah Terstruktur dan Masalah Tidak Terstruktur .............................................................................................. 33. 2.2. Model-Model Problem Based Learning ................................................. 36. 2.3. Perhitungan Skor Kemajuan STAD ....................................................... 47. 2.4. Tingkat Rekognisi Tim STAD ............................................................... 47. 2.5. Karakteristik Struktur Data ..................................................................... 51. 2.6. Sintak Model Pembelajaran Cooperative Oriented Problem ................. 53. 3.1. Kisi-Kisi Instrumen Analisis .................................................................. 68. 3.2. Jenis Data Penelitian ............................................................................... 75. 3.3. Instrumen Pre-Research ......................................................................... 77. 3.4. Instrumen Validitas Buku Model ............................................................ 78. 3.5. Instrumen Validitas Perangkat Pembelajaran ......................................... 78. 3.6. Instrumen Validitas Modul ..................................................................... 79. 3.7. Instrumen Validitas Media E-Learning .................................................. 80. 3.8. Instrumen Validitas Model (Sintak) ....................................................... 80. 3.9. Angket Respon Tenaga Pendidik ............................................................ 81. 3.10. Angket Respon Peserta Didik ................................................................. 81. 3.11. Kategori Praktikalitas .............................................................................. 83. 3.12. Kategori Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik ...................................... 85. 3.13. Indeks Reliabilitas Soal ........................................................................... 87. 3.14. Klasifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik ................................... 87. 4.1. Perbandingan Model Belajar Problem Based Learning, Cooperative Tipe STAD dengan Cooperative Oriented Problem ............ xi. 98.
(13) 4.2. Revisi Produk Buku Model (Sintak) Cooperative Oriented Problem ...... 120. 4.3. Revisi Produk Awal Media E-Learning .................................................... 120. 4.4. Revisi Produk Awal Panduan Mengajar ................................................... 121. 4.5. Revisi Produk Awal Modul Struktur Data ................................................ 121. 4.6. Daftar Nama Validator dan Bidang Keahlian ........................................... 122. 4.7. Hasil Validitas Modul Mata Kuliah Struktur Data ................................... 128. 4.8. Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ................. 131. 4.9. Uji Homogenitas Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ............. 132. 4.10. Uji T Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen .............................. 132. 4.11. Uji Praktikalitas Pengembangan Model COP oleh Tenaga Pendidik ..... 134. xii.
(14) DAFTAR GAMBAR. Gambar. Halaman. 2.1. Kerangka Konseptual Pengembangan Model Pembelajaran Cooperative Oriented Problem ................................................................. 64. 4.1. Analisa Kebutuhan Tenaga Pendidik terhadap pengembangan Model Pembelajaran Cooperative Oriented Problem ............................... 90. 4.2. Analisa Kebutuhan Tenaga Peserta Pendidik terhadap Pengembangan Model Pembelajaran Cooperative Oriented Problem ............................... 91. 4.3. Halaman Utama Web Smart Cooperative Oriented Problem ................... 113. 4.4. Halaman Input Nilai .................................................................................. 113. 4.5. Halaman Upload Materi ............................................................................ 114. 4.6. Halaman input Tugas ................................................................................ 114. 4.7. Halaman Input Soal Online........................................................................ 115. 4.8. Halaman Pembagian Kelompok ................................................................ 115. 4.9. Menu Mengaktifkan Ujian Tengah Semester (Online) ............................. 117. 4.10. Format Rekapitulasi Penilaian Nilai Akhir Mata Kuliah Struktur Data ......................................................................................................... 119. 4.11. Hasil Analisis Sintak .............................................................................. 123. 4.12. Validitas Modul ...................................................................................... 124. 4.13. Validitas Media Pembelajaran ................................................................ 125. 4.14. Validitas Panduan Aplikasi SCOP .......................................................... 126. 4.15. Panduan Mengajar Cooperative Oriented Problem ............................... 126. 4.16. Buku Model Cooperative Oriented Problem ......................................... 127. 4.17. Grafik Tingkat Validitas Produk Pengembangan Model Cooperative Oriented Problem ................................................................................... 128. 4.18. Grafik Penilaian Kompetensi Abad 21 Menggunakan Model Cooperative Oriented Problem ................................................................................... 129. 4.19. Pratikalitas Produk Pengembangan Model Cooperative Oriented Problem dari Aspek Tenaga Pendidik ................................................................... 135. 4.20. Praktikalitas Modul Pembelajaran pada Skala Kecil .............................. 136. xiii.
(15) 4.21. Praktikalitas Modul Pembelajaran Skala Besar ...................................... 137. 4.22. Praktikalitas Aplikasi SCOP pada Skala Kecil ....................................... 138. 4.23. Praktikalitas Aplikasi SCOP Skala Besar ............................................... 138. 4.24. Praktikalitas Buku Panduan Aplikasi SCOP pada Skala Kecil ............... 139. 4.25. Praktikalitas Buku Panduan Aplikasi SCOP pada Skala Besar ............... 140. 4.26. Grafik Tingkat Praktikalitas Produk Pengembangan Model COP dari Aspek Peserta Didik ........................................................................ xiv. 140.
(16) DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran. Halaman. 1. Instrumen Analisis Kebutuhan Pengembangan Model Pembelajaran Cooperative Oriented Problem pada Mata Kuliah Struktur Data ............... 175. 2. Hasil Penilaian Angket Analisis Kebutuhan Pengembangan Model Cooperative Oriented Problem (Kondisi saat ini oleh Peserta Didik) ........ 180. 3. Hasil Penilaian Angket Analisis Kebutuhan Pengembangan Model Cooperative Oriented Problem (Prioritas dalam Pembelajaran oleh Peserta Didik) ...................................................................................... 181. 4. Hasil Penilaian Angket Analisis Kebutuhan Pengembangan Model Cooperative Oriented Problem (Kondisi saat ini oleh Pendidik) ............... 182. 5. Hasil Penilaian Angket Analisis Kebutuhan Pengembangan Model Cooperative Oriented Problem (Prioritas dalam Pembelajaran oleh Peserta Didik) ...................................................................................... 183. 6. Daftar Hadir FGD ........................................................................................ 184. 7. Lembar Validasi Para Ahli (Experts) terhadap Model Cooperative Oriented Problem ........................................................................................ 185. 8. Hasil Penilaian Validator terhadap Model Cooperative Oriented Problem ....................................................................................................... 190. Lembar Validasi Para Ahli (Experts) terhadap Modul ............................. 191. 10. Lembar Validasi Para Ahli (Experts) terhadap Media Pembelajaran ....... 195. 9.. 11. Hasil Penilaian Validator terhadap Media Pembelajaran Mata Kuliah Struktur Data dengan Model Cooperative Oriented Problem ................................ 196. 12. Lembar Validasi Para Ahli (Experts) terhadap Panduan Mengajar .......... 200. 13. Hasil Penilaian Validator terhadap Panduan Mengajar pada Mata Kuliah Struktur Data dengan Model Cooperative Oriented Problem .................. 201. 14. Lembar Validasi Para Ahli (Experts) terhadap Buku Model..................... 205. 15. Lembar Penilaian Validator terhadap Buku Model Cooperative Oriented Problem ..................................................................................................... 206. 16. Lembar Praktikalitas Respon Tenaga Pendidik terhadap Modul .............. 210. xv.
(17) 17. Lembar Praktikalitas Respon Tenaga Pendidik terhadap Panduan Mengajar ................................................................................................... 211. 18. Hasil Analisis Data Angket Respon Tenaga pendidik terhadap Kepraktisan Panduan Mengajar Mata Kuliah Struktur Data dengan Model Cooperative Oriented Problem ................................................................. 214. 19. Lembar Praktikalitas Respon Tenaga Pendidik terhadap Media Pembelajaran................................................................................... 211. 20. Hasil Analisis Data Angket Respon Tenaga Pendidik............................... 218. 21. Foto Kegiatan............................................................................................. 232. xvi.
(18) BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya kualitas pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan. Hasil survei dilakukan oleh Education For All (EFA) Global Monitoring Report (2011) yang dikeluarkan oleh UNESCO dan diluncurkan di New York, menunjukkan bahwa indeks pembangunan pendidikan Indonesia pada urutan 69 dari 127 negara yang disurvei. Indonesia masih tertinggal dari Brunei yang berada di peringkat 34 yang masuk kelompok prestasi belajar tinggi bersama Jepang yang mencapai posisi nomor satu di dunia (Winahya, 2012), Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, misalnya pengembangan kurikulum nasional dan lokal peningkatan kompetensi tenaga pendidik melalui pelatihan, pengadaan buku dan alat pelajaran, pengadaan dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun hingga saat ini mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang berarti (Suyanto, 2008). Masalah rendahnya kualitas pendidikan pada setiap jenis jenjang pendidikan merupakan salah satu permasalahan utama dalam bidang pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. masyarakat dan banyak pakar pendidikan menyatakan bahwa mutu pendidikan di Indonesia belum sesuai dengan harapan (Roza, 2007). Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia dapat dibuktikan antara lain dari rendahnya standar kelulusan yang ditetapkan untuk pelajar sekolah menengah yang menjadi calon peserta didik untuk perguruan tinggi. Sehubungan dengan hal itu, kualitas pada pendidikan tinggi di Indonesia masih kalah bersaing dibanding dengan bangsa-bangsa lain, baik ditingkat serumpun maupun internasional. peringkat pendidikan. Indonesia akhir-akhir ini berada pada urutan 109 dari 134 lembaga pendidikan yang ada di negara Asia (Dwirahmah, 2013). Di sisi lain,. 1.
(19) 2. pendidikan di Indonesia hingga saat ini masih banyak diperdebatkan oleh berbagai kalangan pemerhati pendidikan. Kesenjangan pemerataan pendidikan masih menjadi fakta yang ditemukan di berbagai pelosok wilayah di Indonesia, dengan berbagai kendala yang muncul ke permukaan dan menjadi isu hangat tentang pendidikan di Indonesia (Prihantoro, 2011). Menurut Podhorsky (2006) menyatakan bahwa perbaikan pendidikan hendaknya dimaknai sebagai upaya penciptaan program-program yang berfokus pada perbaikan praktik mengajar dan belajar, bukan semata-mata berfokus pada perancangan kelas dengan menyampaikan kurikulum. Program pendidikan dan pembelajaran harus diarahkan dan berorientasi pada program-program pengembangan potensi peserta didik. Hal ini secara implisit ditegaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025, yaitu “Pendidikan untuk menyiapkan masyarakat yang demokratis, yang mampu menghadapi kehidupan global yang kompetitif, dan inovatif serta mampu mengembangkan keberagaman menuju terciptanya suatu masyarakat Indonesia yang bersatu di atas kekayaan kebudayaan sehingga merasa bangga jadi bangsa Indonesia”(Bappenas, 2005). Menurut Nizwardi (2016) perkembangan teknologi abad ke 21 menuntut manusia memasuki era transisi, perubahan kemampuan manusia akan menimbulkan kemampuan manual (Manual Skills) menuju kemampuan otak (Brain Skills). Apapun jenis pekerjaan dan profesi yang dijalani, semuanya membutuhkan keterampilan berpikir (Thinking Skills). Apapun jenis pekerjaan dan profesi yang dijalani, membutuhkan kemampuan untuk mengumpulkan informasi, menggunakan informasi, dan menganalisis informasi. Pekerjaan akan berkecimpung dengan berbagai masalah dan membutuhkan kemampuan untuk memecahkan masalah itu sendiri, kemampuan kreativitas dan sikap kritis untuk melakukan berbagai inovasi dan perubahan, sebagai tantangan dari daya saing yang tinngi dalam dunia usaha dan industri. Abad ke 21 membutuhkan orang-orang yang mempunyai kemampuan untuk berani mengambil keputusan, agar fungsi dan hasil pekerjaan yang dilaksanakan akan menjadi lebih baik, efektif dan efisien..
(20) 3. Tantangan Pendidikan Teknologi di Indonesia menjadi sangat penting karena akan hadirnya Masyarakat Ekonomi Asean (Asean Economic Community). Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) merupakankan bentuk integrasi ekonomi di kawasan ASEAN. MEA merupakan babak baru bagi perkembangan perekonomian yang memberikan peluang serta tantangan bagi Negara anggotanya. Dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN tidak hanya membuka arus perdagangan barang atau jasa, tetapi juga pasar tenaga kerja profesional,. seperti. pengacara,. dokter. dan. lainnya.. Tantangan. bagi. pengembangan tenaga kerja produktif menjadi hal yang mutlak yang harus mampu bersaing, secara kuantitas mereka yang berada dalam usia muda akan mendominasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara satu atau dua dekade kedepan. Bila generasi muda kita menjadi tenaga kerja dengan keterampilan rendah (Low Skilled), mereka akan kalah bersaing dengan tenaga kerja luar. Oleh karena itu perguruan tinggi harus berperan untuk mempersiapkan tenaga kerja yang siap bersaing, memiliki kompetensi yang mampu menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (Wangke, 2015). Relevansi pendidikan adalah kesesuain antara pendidikan dengan perkembangan di masyarakat. Program keahlian dan jurusan banyak sekali yang tidak relevan dengan dunia industri yang dibutuhkan, yang lebih memperhatikan adalah yang tidak relevannya kualitas pendidikan dengan persyaratan lapangan kerja. Indikasi untuk melihat tidak relevansi antara pendidikan dengan dunia kerja ini dapat diketahui dengan mudah oleh orang awam, yaitu melihat banyaknya jumlah pengangguran intelektual saat sekarang. Pada dalam kenyataannya, banyak pula lowongan atau posisi dalam perusahaan tidak terisi karena tidak ada lulusan atau output pendidikan yang mengisinya. Persyaratan atau kriteria yang dimintanya tidak ada yang memenuhi, akibatnya untuk memperoleh tenaga kerja yang dibutuhkan itu, perusahaan tidak jarang harus sampai melakukan pembajakan tenaga kerja (Hijacking of Man Power). Maka sangat diperlukan sinkronisasi dan sinergi tiga elemen yaitu pemerintah dalam kebijakan dibidang pendidikan, kualitas tamatan sarjana yang dicetak perguruan tinggi dan lapangan pekerjaan..
(21) 4. Pemerintah, pemerintah daerah, perguruan tinggi serta pendidikan tinggi lainnya dapat bersama-sama merumuskan mengenai perencanaan jumlah serta kualifikasi lulusan perguruan tinggi yang dibutuhkan di lapangan kerja. Pendidikan memberikan lingkungan bagi berkembangnya inovasi teknologi, sosial dan kebudayaan (Wijaya, 2016) Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas menunjukan bahwa lulusan pendidikan perguruan tinggi belum siap untuk memasuki dunia kerja. Kompetensi dapat diartikan sebagai knowledge, skill dan personal qualities (antusiasme) yang meliputi motive, attitude, value, self image dan trait yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan pekerjaan secara efektif sejalan dengan tujuan pendidikan. Kesenjangan kompetensi yang dihasilkan lembaga pendidikan tidak sesuai dengan yang dibutuhkan dunia kerja, apalagi untuk menciptakan lapangan kerja sendiri menjadi wirausaha yang membutuhkan kompetensi yang mampu dalam produksi. Mereka juga dituntut untuk kreatif, berani mengambil resiko, mampu memecahkan masalah, pandai mencari peluang serta memanfaatkannya. Kompetensi ini masih kurang terakomodasi dalam pembelajaran yang berlangsung di dunia pendidikan pada saat ini. Pembelajaran di perguruan tinggi selain menuntut kemampuan akademik (hard skill), peserta didik juga dituntut untuk dapat meningkatkan kemampuan personal (soft skills) sehingga peserta didik siap memasuki dunia kerja yang sesungguhnya setelah menyelesaikan studi. Pendidikan bidang Ilmu Komputer, seperti pendidikan teknik informatika, hendaknya selain memberikan teoriteori yang cukup, juga perlu memberikan praktik dan contoh-contoh pemecahan proyek-proyek nyata dengan memanfaatkan model, strategi, metode, dan media pembelajaran yang mendukung. Pada abad pengetahuan saat ini, paradigma belajar berorientasi pada proyek, masalah, penyelidikan (inquiry), penemuan dan penciptaan” (Wilson, 1996:34). Hal ini berarti memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengarungi seluruh ranah pembelajaran (kognitif, afektif, dan psikomotor), serta mengembangkan seluruh kecerdasannya (emosional, spiritual, sosial, dan sebagainya)..
(22) 5. Pembelajaran praktik belum secara serius dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip yang sahih untuk memberikan peluang peserta didik belajar cerdas, kritis, kreatif, inovatif, dan memecahkan masalah. Pembelajaran praktik yang diupayakan tenaga pendidik pendidikan teknik informatika belum menunjukkan sebagai suatu proses pengembangan kreativitas peserta didik. Hasil pengamatan awal menunjukkan adanya kecenderungan tenaga pendidik dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran praktik yang bersifat spekulatif, yang berakibat kegiatan pembelajaran praktik kurang menarik, membosankan, tidak menantang, produk yang dihasilkan tidak maksimal,dan kecenderungan gagal, Permasalahan utama dalam pembelajaran di perguruan tinggi adalah bagaimana perencanaan dan Kesiapan tenaga pendidik untuk mengelola pembelajaran agar tercapai kompetensi yang diinginkan dalam diri peserta didik. Secara konseptual, barangkali pengembangan strategi pembelajaran dapat diakui sebagai salah satu sarana bagi lembaga pendidikan untuk memberikan dan memperluas wawasan pembelajar tentang pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar lainnya dengan harapan dapat direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Peningkatan kualitas dan proses pembelajaran di perguruan tinggi perlu secara kreatif mengembangkan konsepkonsep pendidikan baru yang lebih komprehensif sekaligus kompetitif. Hal ini dapat dilakukan dengan pembaharuan metode pembelajaran yang lebih fleksibel, dengan menempatkan peserta didik sebagai subjek (Student-Centered Learning), dibandingkan sebagai objek pendidikan. Konsep pendidikan juga perlu didesain untuk menumbuhkan semangat kewirausahaan dan peningkatan soft skills serta success skills sehingga lulusan perguruan tinggi mempunyai karakter percaya diri yang tinggi, memiliki kearifan terhadap nilai-nilai sosial dan kultural bangsa, kemandirian serta leadership yang kuat (Kezar, 2000) Perguruan tinggi mengacu pada standarisasi proses pembelajaran yang diharapkan ada pembaharuan pembelajaran yang inovatif. Oleh karena itu, penelitian. ini. berupaya. mengembangkan. model. pembelajaran. untuk. mengembangkan kreativitas peserta didik, terutama aspek berpikir kreatif,.
(23) 6. inovatif, dan produktif, yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran dan pendidikan, sekaligus mampu meningkatkan kompetensi praktik peserta didik di bidang Ilmu Komputer. Pengembangan inovasi pembelajaran dalam penyelenggaraan pendidikan perguruan tinggi harus dilakukan oleh para pengelola pendidikan supaya kualitas serta mutu lulusannya sesuai dengan tuntutan pasar dunia kerja. Institusi pendidikan harus bisa mengantisipasi dan menghadapi perubahan yang terjadi dengan memanfaatkan berbagai kapabilitas yang ada. Perguruan tinggi adalah sebagai penyedia calon tenaga kerja, harus bisa memanfaatkan sumber daya yang dimiliki dan jaringan sumber-sumber kemitraan bersama pihak luar secara efektif, dimana tantangan dunia kerja semakin tinggi seiring dengan kemajuan zaman dan teknologi yang akan memasuki Masyarakat Ekonomi Asean. (MEA),. mengantisipasi. yang serta. mana. menuntut. menghadapi. perguruan. perubahan. tinggi. yang. harus. terjadi. bisa. dengan. memanfaatkan seluruh kemampuan yang ada (Wangke, 2015). Inovasi dan pengembangan proses pembelajaran adalah sebagai proses yang melibatkan manajemen, tenaga tenaga pendidik atau instruktur serta seluruh komunitas institusi termasuk pemangku kepentingan serta dapat melahirkan ide-ide baru dalam penyelenggaraan pada perguruan tinggi. Untuk itu usaha untuk mengatasi masalah tersebut peranan yang nyata yang dapat dilakukan adalah memfasilitasi sumber daya manusia yang memiliki keterampilan untuk melakukan perbaikan proses pembelajaran yang ada. Dalam proses ini yang dilakukan dengan menciptakan suatu model pembelajaran serta dapat merangsang sekaligus memudahkan terjadinya tindakan belajar, yaitu perbaikan proses pembelajaran. Wujud dari konkret ini supaya adanya interaksi antara peserta didik dengan sumber belajar, baik yang dirancang maupun yang dimanfaatkannya sehingga menghasilkan pengalaman belajar. Pengalaman belajar dapat berwujud pengetahuan, keterampilan, sikap terhadap satu bidang dan unjuk kerja profesional (Nurhayati, 2011). Menurut Maksum (2018) prestasi belajar yang diperoleh peserta didik dalam usaha menyelesaikan tugas-tugas selama ini mengikuti program.
(24) 7. pembelajaran bukanlah masalah yang berdiri sendiri, melainkan mempunyai kaitan erat dengan faktor-faktor lain. Banyak pakar berpendapat bahwa tingkat berprestasi belajar yang diperoleh peserta didik berkaitan erat dengan proses pembelajaran yang selalu menekankan kepada penyampaian informasi. Hal ini sejalan dengan pendapat Nur dan Wikandri (2000) yang mengidentifikasi kelemahan-kelemahan proses pembelajaran yang berkait dengan masalah pembelajaran, antara lain pedagogi yang berpusatkan kepada tenaga pendidik, kurangnya variasi dalam pembelajaran, tidak melihat keberagaman potensi peserta didik, metode evaluasi yang sekedar menguji ingatan dan rendahnya pengetahuan mengenai diri peserta didik dan strategi-strategi pembelajaran. Seterusnya, Maksum (2018) berpendapat ciri-ciri pembelajaran di atas memperlihatkan pengalaman pendidikan yang rusak (Deformation of Practice of Education) dan telah terjadi lapisan-lapisan pengalaman yang tidak teratur (Inverse Hierarchical Practice). Selanjutnya model pembelajaran yang terlalu berpusat kan kepada tenaga pendidik yang gagal dalam melatih peserta didik didalam keterampilan skill utama seperti prestasi akademik, keterampilan berpikir kritis, penyelesaian masalah, kerjasama dan keterampilan komunikasi. Pendapat yang sama juga diperkuat dan dikemukakan oleh Suyanto (2008) yang menyatakan bahwa masalah yang mendasar yang dihadapi oleh pendidikan di Indonesia saat ini tercermin dalam realitas pendidikan yang dijalani, yaitu dalam konteks model dan strategi pembelajaran di sekolahsekolah dan perguruan tinggi, sebagai tenaga pendidik masih kurang kreatif, kurang inovatif, karena masih memakai model dan strategi yang konservatif dan tradisional. Selayaknya tenaga pendidik sudah membaca kondisi zaman yang sangat dinamis, sehingga output pendidikan sudah memiliki mental yang bersifat mandiri, pemikiran kritis dan kreatif Sanjaya (2008). Pemikiran kritis dan kreatif adalah kunci sukses bagi peserta didik dalam mencapai keberhasilan akademik. Memiliki kemampuan pemikiran kritis dan kreatif akan sangat diperlukan peserta didik untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, oleh sebab itu sudah waktunya pembelajaran pada masa yang akan.
(25) 8. datang diarahkan kepada penumbuhan dan pengembangan kemampuan berpikir dan kreatif. Salah satu mata kuliah yang mengalami persoalan dalam pembelajaran adalah mata kuliah struktur data. mata kuliah ini wajib diberikan kepada peserta didik program studi teknik informatika pada jenjang sarjana strata 1. namun dalam pelaksanaan pembelajaran struktur data selama ini peserta didik dan tenaga pendidik telah menghadapi permasalahan. melalui observasi dalam pelaksanaan pembelajaran saat perkuliahan berlangsung terdapat persoalan rendahnya interaksi belajar peserta didik. persoalan ini ditunjukkan dengan fakta bahwa peserta didik masih merasa canggung untuk aktif dalam mata kuliah struktur data, sifat belajar peserta didik yang masih kaku dan hanya mengharapkan. materi. yang. diberikan. dari. tenaga. pendidik. melalui. pembelajaran konvensional merupakan tanda bahwa pembelajaran yang dilakukan baru bersifat satu arah (Nurhadi, 2002). Penulis memperhatikan bahwa keikutsertaan peserta didik dalam pembelajaran masih bermasalah, diperlihatkan bahwa ketekunan peserta didik dalam memperhatikan pembelajaran masih rendah. persoalan lain yang dihadapi adalah permasalahan motivasi belajar peserta didik yang terlihat rendah, di sisi lain, dalam kegiatan pembelajaran masih berpusat kepada tenaga pendidik sebagai penyaji informasi. tenaga pendidik belum mampu melibatkan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran dan meningkatkan motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran agar semakin tinggi minat peserta didik untuk memahami pelajaran yang diberikan, model pembelajaran yang terlalu berpusat kepada tenaga pendidik gagal dalam melatih keterampilan utama seperti keterampilan berpikir, penyelesaian masalah dan keterampilan komunikasi (Maksum, 2018). Masalah hasil belajar peserta didik pada mata kuliah struktur data yang telah dikemukakan di atas berdampak pada rendahnya hasil belajar peserta didik pada mata kuliah struktur data. Dokumentasi hasil belajar peserta didik pada program studi teknik informatika pada tahun akademik 2016/2017 dapat dilihat pada tabel berikut ini..
(26) 9. Tabel. 1.1. Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Kuliah Struktur Data Tahun Akademik 2016/2017 Tahun Akademik. 2016/2017. Tahun Akademik. 2016/2017. Tahun Akademik. 2016/2017. Kelas. TI.1. Nilai Peserta didik A B. Bobot Nilai 4 3. C D E. 2 1 0. T O T A L Nilai Peserta Kelas didik A B TI.2 C D E T O T A L Nilai Peserta Kelas didik A B TI.3 C D E T O T A L. Jumlah Persentase. Keterangan. 2 10. 5% 25%. Sangat Baik Baik. 20 4 4. 50% 10% 10%. Sedang Buruk Sangat Buruk. 40 Bobot Nilai 4 3 2 1 0. Jumlah Persentase 6 7 19 6 2. 15% 18% 48% 15% 5%. Keterangan Sangat Baik Baik Sedang Buruk Sangat Buruk. 40 Bobot Nilai 4 3 2 1 0. Jumlah Persentase 4 6 15 5 4. 12% 18% 44% 15% 12%. Keterangan Sangat Baik Baik Sedang Buruk Sangat Buruk. 34. Sumber: Sistem Informasi Akademik Universitas Lancang Kuning.. Berdasarkan hasil belajar pada Tabel 1.1 di atas maka dapat di ketahui bahwa Peserta didik masih membutuhkan peningkatan optimalisasi proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar. upaya dalam peningkatan hasil belajar tersebut harus menyesuaikan dengan persoalan-persoalan yang terjadi dalam pembelajaran. Hasil wawancara menguatkan dari analisis materi dari perolehan nilai sumatif peserta didik. Dari 15 peserta didik, semua peserta didik menjawab bahwa Struktur Data merupakan materi dari Ilmu Komputer yang sulit dipahami dengan alasan Struktur Data merupakan pelajaran yang.
(27) 10. materinya saling berkesinambungan sehingga peserta didik harus menguasai semua tahap Struktur Data. Padahal, tidak semua peserta didik mampu menguasai semua tahapan Teori Struktur Data. Akibatnya, peserta didik merasa tuntutan dalam kegiatan belajar-mengajar Struktur Data menjadi momok yang sangat besar dan tidak dapat dinikmati. Selain wawancara, peneliti juga mengumpulkan informasi melalui observasi pada awal bulan Agustus 2016. Dalam observasi yang dilakukan bersama rekan sejawat yang pengampu mata kuliah struktur data yang berasal dari Universitas Kuantan Singingi, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim, Universitas Islam Riau dan AMIK Mitra Gama. ternyata ditemukan permasalahan lain dalam pembelajaran, yaitu kurangnya keterampilan sosial diantara peserta didik di dalam mempelajari Struktur Data. Usaha yang dilakukan dalam penyempurnaan kegiatan pembelajaran mata kuliah Struktur Data ini adalah yang akan dilaksanakan akan difokuskan kepada upaya pengembangan. Model. Cooperative. Oriented. Problem,. yaitu. model. pembelajaran yang merupakan elaborasi antara Problem Based Learning (PBL) dengan Cooperative Tipe STAD. Penggelaborasian dua model ini diperlukan untuk mensinergikan antara antara model Problem Based Learning (PBL) dengan Cooperative Tipe STAD dalam pembelajaran. Seperti diketahui bahwa model PBL memerlukan penguasaan konsep pengetahuan yang baik, sehingga hal ini menjadi kelemahan model ini untuk peserta didik yang berkemampuan rendah. Oleh karena itu, keterbatasan tersebut akan teratasi oleh integrasi antara model antara Problem Based Learning (PBL) Cooperative Tipe STAD, dengan Cooperative Tipe STAD peserta didik mampu berkooperatif satu sama lainnya dalam kelompok kecil untuk dapat berkompetitif dengan kelompok kecil lainnya. Elaborasi antara dua model ini diharapkan juga mampu memotivasi siswa dalam proses belajar karna peserta didik yang memiliki peningkatan prestasi belajar di setiap topik akan mendapatkan penghargaan. Selanjutnya Barrows (1996) menyatakan bahwa rasional model PBL dilaksanakan karena dalam metode tradisional peserta didik mempunyai kelemahan dalam keterampilan penyelesaian masalah secara kolaboratif dan.
(28) 11. berpikir kritis. Mereka hanya bergantung kepada tenaga pendidik sebagai sumber informasi dan tidak mempunyai kesadaran tentang kelemahan diri mereka. Pendekatan tradisional hanya melahirkan peserta didik yang tidak kritis dan belajar secara pasif dan mereka kurang memahami informasi yang disampaikan. Oleh sebab itu, PBL berpotensi dapat menyelesaikan kelemahan yang terdapat dalam pendekatan tradisional. Selanjutnya menurut Savin-Baden (2003) untuk melihat pengalaman peserta didik di dalam PBL, umumnya menunjukan peserta didik lebih puas dan senang hati menimba pengalaman dengan. pembelajaran. PBL. dibanding. dengan. program. pembelajaran. konvensional. Pengembangan. model. Problem. Based. Learning. (PBL). untuk. pembelajaran mata kuliah Struktur Data pada perguruan tinggi dilakukan mengacu kepada model PBL Torp and Sage (2002) dari 8 (delapan) langkah, yaitu: (1) Meet the problem, (2) Understand the problem, (3) Define the problem statement, (4) Gather and share the information, (5) Generate Possible Solutions, (6) Determine the best fit of solutions, (7) Present the solutions, (8) Defrief the problem. Alasan model ini dipilih untuk dikembangkan, karena berdasarkan referensi yang ada bahwa model ini merupakan model PBL terbaru dan cocok untuk pendidikan orang dewasa, cocok untuk pembelajaran diluar medis dan kedokteran dan banyak diimplementasikan di Amerika Serikat untuk pendidikan K-16 atau untuk Post Secondary Education, walaupun model PBL ini sangat bagus dalam implementasi di Perguruan Tinggi di Amerika Serikat, namun tidak dapat diterapkan begitu saja di Indonesia, karena karakteristik masyarakat Indonesia sangatlah berbeda dengan penduduk di Amerika Serikat. Sebab dalam memilih model pembelajaran terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, diantaranya; (1) peserta didik atau peserta didik yang menjadi target, (2) infrastruktur dan sarana pendukung, (3) hasil pembelajaran yang diharapkan, dan (4) sosial ekonomi. Selanjutnya pengembangan Modul Cooperative Tipe STAD untuk pembelajaran mengacu kepada model STAD yang dikembangkan oleh Rusman.
(29) 12. (2005) dengan sintak yang terdiri dari 6 langkah yaitu: (1) Menyampaikan tujuan dan motivasi (2) Pembagian Kelompok (3) Presentasi Tenaga pendidik (4) Kegiatan dalam Tim (Kerja Tim); (5) Kuis (Evaluasi) dan (6) Penghargaan Prestasi Tim. Alasan model ini dipilih untuk dikembangkan. Berdasarkan uraian di atas, betapa pentingnya pengembangan model Cooperative Oriented Problem (COP) diimplementasikan dan dilaksanakan dalam pembelajaran. Maka karena itu Cooperative Oriented Problem dapat berpotensi mengembangkan berbagai skill seperti keterampilan, prestasi akademik, pemecahan masalah, keupayaan metakognisi, pemecahan masalah dan kemampuan bekerja sama. Mata kuliah struktur data merupakan satu mata kuliah keahlian yang memiliki peran yang besar dalam perkembangan teknologi informasi (TI), Struktur data adalah salah satu ilmu di bidang rekayasa piranti lunak komputer yang dapat mendukung potensi industri kreatif khususnya subsektor piranti lunak. Sehingga model pembelajaran Struktur Data sangat penting untuk dikembangkan agar dapat memberikan bekal dan keterampilan kepada peserta didik Perguruan Tinggi. Hasil tinjauan menunjukan bahwa pelaksanaan pembelajaran pada Program Studi Teknik Informatika yang dilaksanakan selama ini pada umumnya memberikan penjelasan secara teoritis dengan menggunakan metode ceramah serta media power point yang diselang seling dengan soal tanya jawab. Dan dari hasil pengamatan selama membina mata kuliah ini, masalah yang sering dihadapi peserta didik sukar untuk mengaplikasikan konsep-konsep yang ada pada mata kuliah struktur data kedalam bahasa pemrograman,. serta. rendahnya. kemampuan. penyelesaian. masalah,. terbatasnya keterampilan berpikir kritis yang dimiliki peserta didik, dan rendahnya motivasi peserta didik dengan mata kuliah yang berkaitan dengan tugas yang memerlukan kreativitas. Diduga kemungkinan faktor penyebab kendala ini antara lain kurangnya perhatian peserta didik saat tenaga pendidik menerangkan materi pembelajaran, karena model pembelajaran yang digunakan kurang tepat. dikarenakan model pembelajarannya selalu berpusat kepada tenaga pendidik yang cenderung gagal dalam mengembangkan.
(30) 13. berbagai skill seperti kemampuan memecahkan masalah, kemampuan pemikiran kritis, kemampuan berkomunikasi, dan kemampuan bekerjasama (Chen, 2008). Yang mana gambaran kelas yang dihadapi tersebut menunjukan adanya kesenjangan antara kondisi aktual yang dihadapi dengan kondisi optimal yang harus dicapai. Dari aspek lain penulis meninjau terhadap 40 peserta didik Teknik Informatika Universitas Lancang Kuning menunjukan para peserta didik ini menilai frekuensi metode ceramah yang digunakan tenaga pendidik dalam pembelajaran mata kuliah struktur data sekitar 75 persen. Di samping itu 65 persen peserta didik menyatakan bahwa pembelajaran mata kuliah struktur data kurang menarik serta kurang membuat peserta didik berpikir kritis, karena masih didominasi oleh model pembelajaran yang tradisional (Teacher Centered). Kenyataannya ini diperkuat oleh Taufiq Amir (2009) yang menyatakan bahwa kebanyakan anak didik mengalami keterbatasan dalam penyelesaian masalah, sebagian besar karena faktor didaktik, termasuk model pembelajaran yang berpusat pada tenaga pendidik (ceramah). Selanjutnya ditambahkan oleh Trianto (2009), bahwa sistem pendidikan di Indonesia pada umumnya masih menerapkan pola satu arah, sehingga pembelajaran seperti ini cenderung menjadi dogmatis, dominan hafalan, dan mengurangi kreativitas dan pemikiran kritis anak didik. Pengaruh dari fenomena ini adalah tingginya tingkat kegagalan peserta didik dalam mengikuti ujian labor, dimana peserta didik gagal dalam menerapkan teori struktur data kedalam bahasa pemrograman. Hal ini memberikan gambaran bahwa prestasi belajar peserta didik di dalam mata kuliah struktur data masih rendah serta menunjukan kondisi pembelajaran yang belum efektif dan optimal. Karena kenyataan ini menggambarkan bahwa prestasi belajar peserta didik dari berbagai aspek ini masih sangat perlu ditingkatkan. Beberapa. faktor. yang. telah. diidentifikasi. penyebab. terjadinya. kesenjangan antara kondisi aktual dengan kondisi optimal, yang seharus terjadi adalah di dalam pembelajaran masih berpusat pada tenaga pendidik sebagai.
(31) 14. penyaji informasi. Yang mana tenaga pendidik belum mampu melibatkan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran serta meningkatkan motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran agar semakin tinggi minat peserta didik untuk memahami pembelajaran yang diberikan. model pembelajaran terlalu terpusatkan kepada tenaga pendidik sehingga gagal dalam melatih keterampilan utama seperti menyelesaikan masalah, keterampilan berpikir serta berkomunikasi (Mossuto, 2009 dan Gabbin, 2002). Tabel 1.2. Kondisi Aktual dan Kondisi Optimal yang Diharapkan No. 1. 2.. 3.. 4.. 5.. 6.. 7.. Kondisi Aktual Peserta didik pasif dan tidak kritis Peserta didik kurang aktif dalam mencari sumber belajar Peserta didik tidak terbiasa menyelesaikan masalah sendiri dalam proses pembelajaran Peserta didik tidak memiliki kemampuan kolaborasi dan komunikasi yang baik Peserta didik belum mempunyai inisiatif untuk mengemukakan pendapat dalam menghadapi permasalahan pemahaman pembelajaran Peserta didik lebih cendrung bekerja sendiri-sendiri Peserta didik belum mendapat pengalaman bermakna (kongkrit) ketika belajar Struktur Data. Kondisi Optimal Yang diharapkan Peserta didik aktif dan berpikiran kritis Punya inisiatif sendiri mencari sumber belajar Peserta didik terbiasa menyelesaikan masalah sendiri dalam proses pemelajaran Peserta didik memiliki kemampuan kolaborasi dan komunikasi yang baik Peserta didik mempunyai inisiatif untuk mengemukakan pendapat dalam menghadapi permasalahan pemahaman pembelajaran. Peserta didik terbiasa dengan kerja kelompok (team work) Peserta didik mendapat pengalaman bermakna (kongkrit) ketika belajar Struktur Data. Peserta didik kurang kritis didalam memecahkan masalah sehingga pada akhirnya menyebabkan prestasi peserta didik menjadi rendah. Serta disisi lain juga tenaga pendidik kurang terbiasa menuntut peserta didik supaya lebih aktif dan kreatif untuk mendapatkan jawaban serta informasi terhadap pertanyaanpertanyaan yang dimunculkan didalam pembelajaran sehingga menyebabkan peserta didik kurang kritis. Apabila kondisi pembelajaran yang digambarkan.
(32) 15. berlangsung terus menerus maka implikasinya adalah tidak terlaksana aktifitas pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran didalam mata kuliah yang telah ditetapkan. Beberapa peserta didik yang mengikuti pembelajaran akan merasakan hambatan antara lain pembelajaran berpusat pada tenaga pendidik, belum optimalnya bimbingan serta interaksi edukatif antara tenaga pendidik dan peserta didik-peserta didik yang kurang optimal. Walaupun sudah banyak penelitian yang dilakukan tentang penerapan PBL dalam pembelajaran berbagai mata kuliah namum penelitian tentang pengembangan dengan mengelaborasikan Model Problem Baseb Learning dan Cooperative Tipe STAD dalam pembelajaran Struktur Data, belum pernah dilakukan di Indonesia. Pemilihan model Cooperative Oriented Problem yang akan dikembangkan dengan alasan bahwa hasil penelitian sebelumnya menujukan bahwa model Problem Based Learning (PBL) dan Cooperative Tipe STAD secara terpisah dapat mencari jalan keluarnya untuk memperbaiki permasalahan yang dihadapi yaitu terjadi kondisi aktual dan kondisi optimal yang bisa diharapkan pada pelaksanaan pembelajaran. Tabel 1.3.. Penelitian Tentang Model Pembelajaran Cooperative Tipe STAD dan Problem Based Learning. No 1. 2. 3. 4. 5. Judul Penelitian Problem Based Learning in Engineering Education Teaching of the concept of Enthalpy Using Problem Based Learning Aprroach The Effects of ProblemBased-Learning on the Academic Achievements of Medical Students in One Japanese Medical School, Over a TwentyYear Period Cultivating communication through PBL with ICT Simranjeet Cognitive and Social Factors Influencing. Penelitian (Dahms, 2014) (Gurses, Dogar and Geyik, 2015). (Niwa et al., 2016). (Judge, Osman and Yassin, 2011) (Mubuuke, Louw and Van. Keterangan Problem Based Learning bidang pendidikan teknik. Problem Based Learning Bidang Thermodinamika. Problem Based Learning pada mata kuliah Basic and Clinic Science. Problem Based Learning Bidang Biologi Contextual Problem Based learning..
(33) 16. No. 6. Judul Penelitian Students' Response and Utilization of Facilitator Feedback in a Problem Based Learning Context Facilitating problembased learning among undergraduate nursing students: A qualitative systematic review. Penelitian Schalkwyk, 2016). (Wosinski et al., 2017). Keterangan. Problem Based learning Bidang Keperawatan.. Tabel 1.3 menunjukkan bahwa pengembangan model pembelajaran berbasis masalah sangat penting karena metode Problem Based Learning memiliki banyak kelebihan antara lain: (1) Melibatkan peserta didik secara kompleks dan sesuai dengan dunia nyata, (2) Mendorong menyelesaikan permasalahan secara kompleks, (3) meningkatkan motivasi belajar, (4) menggunakan informasi dari beberapa disiplin ilmu, (5) adanya kerjasama dan kolaborasi, (6) Suasana kelas lebih menyenangkan (Gagne and Wager, 1992). Langkah-langkah model pembelajaran Cooperative Oriented Problem ini sangat perlu sekali dikembangkan sehingga dapat menjadi sebua model pembelajaran Cooperative Oriented Problem yang valid, praktis serta efektif pada pendidikan vokasi, khusunya pada mata kuliah struktur data yang mana diharapkan dapat mencapai hasil pemeblajaran yang lebih efektif dan optimal. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan secara komprehensif melalui studi literatur, observasi dan analisi kebuthan pembelajaran saat ini maka dapat diasumsikan bahwa diperlukan sebuah pembaharuan dan pengembangan model pembelajaran yang mampu merespon kebutuhan saat ini, terutama pada era revolusi industri 4.0 ini. Di era ini selain peserta didik diharapkan mampu memiliki kompetensi dan mahir dalam bidang yang digeluti tetapi tidak kalah penting diharapkan haruslah mampu mengkawinkan dua kompetensi ini dalam kehidupan sehari-hari yaitu kompetensi bidang dan berpikir kritis. Oleh sebab itu diperlukan sebuah penelitian dan kajian tentang model pembelajaran yang berjudul “Pengembangan Model Pembelajaran Cooperative Oriented Problem pada Mata Kuliah Struktur Data”..
(34) 17. B. Identifikasi Masalah Perkembangan teknologi dan informasi yang semakin pesat serta kebutuhan keahlian tenaga kerja yang handal mengharuskan adanya perubahan penyesuaian pembelajaran. Pembelajaran secara konvensional tidak efektif dalam menghasilkan lulusan Perguruan Tinggi yang kompetitif dan siap bekerja (Mursid, 2015). Keterbatasan waktu pembelajaran di kelas dan metode pembelajaran yang ada perlu dilakukan penyesuaian strategis pengelolaan pembelajaran, pengorganisasian isi pembelajaran dan peningkatan relevansi materi pembelajaran dengan kebutuhan dunia kerja. Perubahan dan penyesuaian tersebut erat kaitannya dengan kreativitas peserta didik, kemampuan berpikir kritis, menyelesaikan masalah kolaborasi, motivasi dan komunikasi serta technical skill peserta didik dan pembelajaran Struktur Data sangat berkaitan dengan variabel-variabel tersebut. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran Struktur Data pada Program Studi Teknik Informatika di Universitas Lancang Kuning adalah sebagai berikut: 1. Proses pembelajaran Struktur Data menggunakan model konvensional, tenaga pendidik menjadi pusat peran dalam mencapai hasil pembelajaran (Lecturer Centered) sehingga proses pembelajaran kurang mengembangkan kreativitas peserta didik dan cenderung membosankan. 2. Proses pembelajaran belum berorientasi pada peran peserta didik dalam menggunakan teori-teori Struktur Data dalam bahasa pemrograman sehingga data yang digunakan tidak tersimpan secara efisien. 3. Motivasi dan aktivitas belajar peserta didik rendah dalam pembelajaran Struktur Data. 4. Peserta didik kurang terlatih untuk berpikir kritis, kreatif, kolaboratif dan kerjasama. 5. Hasil belajar peserta didik dalam matakuliah Struktur Data masih belum memuaskan sehingga perlu ditingkatkan..
(35) 18. 6. Tenaga pendidik belum menerapkan alternatif dan metode pembelajaran yang menantang dalam mengelola pembelajaran di kelas sehingga belum menghasilkan kualitas dan efektivitas pembelajaran secara optimal.. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan keterbatasan yang ada, maka penelitian ini hanya berfokus pada pengembangan model pembelajaran Cooperative Oriented Problem pada mata kuliah Struktur Data serta perangkat pembelajaran pada mata kuliah Struktur Data tersebut. Persoalan-persoalan yang lain yang ada selama proses penelitian ini dibatasi dan dikesampingkan. Cooperative Oriented Problem ini dikembangkan untuk melatih kemampuan berpikir peserta didik dengan mengintegrasikan aspek Problem Based Learning ke dalam komponen model pembelajaran Cooperative Tipe STAD dan perangkat pembelajarannya. Tujuannya adalah agar meningkatkan kemampuan peserta didik dan menumbuhkan ide dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam bahasa pemrograman.. D. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana hasil pengembangan model pembelajaran Cooperative Oriented Problem pada mata kuliah Struktur Data bisa memenuhi kriteria valid di Program Studi Teknik Informatika Universitas Lancang Kuning? 2. Bagaimana hasil pengembangan model pembelajaran Cooperative Oriented Problem pada mata kuliah Struktur Data bisa memenuhi kriteria praktis di Program Studi Teknik Informatika Universitas Lancang Kuning? 3. Bagaimana hasil pengembangan model pembelajaran Cooperative Oriented Problem pada mata kuliah Struktur Data bisa memenuhi kriteria efekktif di Program Studi Teknik Informatika Universitas Lancang Kuning?.
(36) 19. E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian dan pengembangan yang hendak dicapai adalah: 1. Menghasilkan model pembelajaran Cooperative Oriented Problem pada mata kuliah Struktur Data yang memenuhi kriteria valid untuk digunakan pada program studi Teknik Informatika Universitas Lancang Kuning. 2. Menghasilkan model pembelajaran Cooperative Oriented Problem pada mata kuliah Struktur Data yang memenuhi kriteria efektif di program studi Teknik Informatika Universitas Lancang Kuning. 3. Menghasilkan model pembelajaran Cooperative Oriented Problem pada mata kuliah Struktur Data yang memenuhi kriteria praktis di program studi Teknik Informatika Universitas Lancang Kuning. 4. Menghasilkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan 4C (Critical Thinking, Communication, Collaboration, dan Creativity) pada mata kuliah struktur data.. F. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian dan pengembangan model pembelajaran Cooperative Oriented Problem adalah sebagai berikut: 1. Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Struktur Data di Perguruan Tinggi. 2. Meningkatkan kolaborasi, berpikir kritis, berkreasi inovatif, dan kreatif, kemampuan berkomunikasi, rasa bertanggung jawab, serta motivasi belajar peserta didik. 3. Memberikan kontribusi perbaikan kualitas pembelajaran Struktur Data pada Prodi Teknik Informatika di Universitas Lancang Kuning.. G. Spesifikasi Produk yang Dihasilkan Produk yang dihasilkan pada penelitian ini adalah suatu model pembelajaran Cooperative Oriented Problem yang praktis dan efektif dapat.
(37) 20. digunakan untuk membantu tenaga pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran Struktur Data. Produk tersebut berupa: 1. Buku model Cooperative Oriented Problem pada mata kuliah Struktur Data. 2. Buku panduan pembelajaran Cooperative Oriented Problem pada mata kuliah Struktur Data. 3. Buku ajar mata kuliah Struktur Data menggunakan model Cooperative Oriented Problem. 4. E-learning Cooperative Oriented Problem.. H. Pentingnya Pengembangan 1. Secara Teoritis Pengembangan model pembelajaran Cooperative Oriented Problem dapat memberikan kontribusi positif dalam pembelajaran Struktur Data di Perguruan Tinggi.. 2. Secara Praktis a. Bagi peserta didik model pembelajaran Cooperative Oriented Problem yang dikembangkan diharapkan dapat memberikan manfaat kemudahan belajar bagi peserta didik dengan membekali pengetahuan dan keterampilan tentang pembelajaran Struktur Data. Meningkatkan kompetensi, kolaborasi, berkomunikasi, berpikir kritis dan kreatif. b. Bagi tenaga pendidik model pembelajaran Cooperative Oriented Problem yang dikembangkan dapat membantu tenaga pendidik dalam mengoptimalkan pembelajaran Struktur Data, sebagai tambahan metode pembelajaran bidang ilmu komputer dan sebagai acuan model pembelajaran bagi matakuliah sejenis namun dengan tetap dilakukan pengkajian terlebih dahulu. c. Bagi Universitas model pembelajaran Cooperative Oriented Problem yang dikembangkan dapat sebagai bahan masukan dalam rangka.
(38) 21. perbaikan model pembelajaran pada berbagai matakuliah yang ada di Prodi Teknik Informatika sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. d. Bagi peneliti lain, model pembelajaran Cooperative Oriented Problem yang. dikembangkan. dapat. sebagai. bahan. masukan. dalam. mengembangkan model-model dalam pembelajaran.. I. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan Pengembangan model pembelajaran Cooperative Oriented Problem didasari atas asumsi: 1. Peserta didik belum memiliki motivasi yang kuat dan persiapan yang memadai dalam mengikuti matakuliah Struktur Data, sehingga diperlukan strategi khusus dalam menerapkan model pembelajaran Cooperative Oriented Problem. 2. Pengembangan model pembelajaran Cooperative Oriented Problem terbatas pada matakuliah Struktur Data untuk mengatasi permasalahan dalam matakuliah tersebut dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran serta meningkatkan kompetensi peserta didik yang relevan dengan kebutuhan tenaga kerja dan dunia industri piranti lunak komputer. 3. Penelitian lebih berfokus pada penerapan model pembelajaran Cooperative Oriented Problem dengan target peserta didik dapat menguasai materi kuliah Struktur Data dengan cepat melalui masalah-masalah. Sedangkan keterbatasan pengembangan model pembelajaran Cooperative Oriented Problem ini adalah hanya mengkaji model pembelajaran Cooperative Oriented Problem dengan membuat panduan pelaksanaan model pembelajaran Cooperative Oriented Problem dan perangkat pembelajaran mata kuliah Struktur Data..
(39) 22. J. Defenisi Operasional Defenisi Istilah dalam penelitian ini untuk menjelaskan istilah yang digunakan dan bersifat khas pada tulisan. Istilah tersebut adalah: 1. Model Pola yang digunakan dalam proses penyelenggaraan pembelajaran dan pengajaran berbasis masalah dengan konsep yang jelas yang terdiri atas struktur, komponen, isi komponen, langkah-langkah penggunaan, serta memiliki spesifikasi.. 2. Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan tenaga pendidik sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran (instruksional) dikelas. Sehubungan dengan hal itu, ada lima istilah yang digunakan dan berfungsi sebagai unsur penyusunan model yaitu sintak, sistem-sosial, prinsip-prinsip reaksi, sistem pendukung dan efek instruksional dan pengiring. Model menggambarkan kesamaan antara sejumlah item yang serupa, model menggambarkan proses, sebuah model mempresentasikan sesuatu. Trianto (2010:43) menyatakan bahwa model pembelajaran merupakan pendekatan yang luas dan menyeluruh serta dapat diklasifikasikan. berdasarkan. tujuan. pembelajarannya,. sintaks. (pola. aturannya), dan sifat lingkungan belajarnya.. 3. Validitas Menurut Sugiono (2009:43) bahwa validitas merupakan proses, kegiatan untuk menilai rancangan produk, dalam hal ini model pembelajaran Problem Based Learning baru secara rasional dan efektif dari yang lama atau tidak. Dikatakan secara rasional, karena validitas disini masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan..
(40) 23. 4. Praktikalitas Menurut kamus bahasa Indonesia (2002), praktikalitas berarti bahwa bersifat praktis, artinya mudah dan senang memakainya. Praktikalitas merupakan tingkat kemudahan dan kepraktisan produk yang dikembangkan dapat membantu tenaga pendidik dan peserta didik, sehingga kegiatan pembelajaran dapat mengembangkan kreativitas peserta didik..
(41) BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Hakikat Belajar Dan Pembelajaran 1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan perilaku fisik dan mental manusia dalam memahami lingkungan yang dinamis berupa fenomena alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia dan hal-hal yang bisa dijadikan bahan belajar. Gagne and Wager (1992) mengemukakan bahwa, “learning is a change in human disposition or capacity, wich persist over a period time, and wich is not simply ascribable to process of growth”. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus menerus, serta merupakan suatu kegiatan kompleks yang melibatkan stimulasi lingkungan dan proses kognitif peserta didik. Pengertian belajar telah banyak didefinisikan dan ditejemahkan oleh para ahli sebelumnya. Hariyanto (2014) mendefinisikan bahwa belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan , memperbaiki perilaku dan sikap. Sedangkan menurut Andrews (2001) belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman. Sama halnya dengan Slavin (2011) mengartikan juga bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman. Pengalaman dalam pengertian belajar dapat berupa pengalaman fisik, psikis, dan sosial, namun perilaku yang diakibatkan oleh pertumbuhan fisik dikarenakan karena pertambahan umur dan kematangan fisik tidak termasuk hasil belajar. Beberapa ahli pendidikan lainnya, mengemukakan pandangan yang berbeda terhadap pengertian belajar. Kelompok ahli behavioristik yang dipelopori House and Elliot (2007) memandang bahwa belajar itu adalah perubahan perilaku (tingkah laku) sebagai hasil dari interaksi antara stimulus dan respon. Para penganut aliran kognitif, antara lain Peaget,. 24.
(42) 25. Brunner, dan Ausubel (House and Elliot, 2007) memandang bahwa belajar tidak hanya sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon, tetapi juga melibatkan persepsi dan pemahaman peserta didik. Pada sisi lain penganut teori kontruktivisme, memandang bahwa belajar adalah usaha pemberian makna oleh peserta didik terhadap pengalaman yang diperolehnya melalui asimilasi dan akomodasi yang mutakhir (Budiningsih, 2005). Slavin (2011) menyatakan, “Peserta didik harus membangun pengetahuan dalam pikiran mereka sendiri. Sementara para ahli teori belajar humanistik memandang bahwa manusia memiliki potensi diri yang harus dikembangkan dan dihargai (Ansyar, 1989). Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan pengetahuan atau kemahiran berdasarkan alat indera dan pengalamannya. Oleh sebab itu apabila setelah belajar peserta didik tidak ada perubahan tingkah laku yang positif dalam arti tidak memiliki kecakapan baru serta wawasan pengetahuannya tidak bertambah maka dapat dikatakan bahwa belajarnya belum sempurna. Untuk mengukur seseorang telah belajar atau belum belajar perlu dilakukan perbandingan antara perilaku sebelum belajar dan setelah melakukan kegiatan belajar. Pembelajaran menurut Anni (2009) adalah seperangkat peristiwa (events) yang mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa sehingga peserta didik itu memperoleh kemudahan. Berliner & Calfee (1996) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan serangkaian peristiwa eksternal peserta didik yang dirancang untuk mendukung proses internal belajar. Peristiwa belajar dirancang agar peserta didik mampu memproses informasi nyata dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan. Untuk mencapai tujuan belajar hendaknya setiap komponen pembelajaran dapat saling berhubungan dan berkaitan dengan baik. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku peserta didik yang relatif menetap, sebagai hasil dari adanya.
(43) 26. pengalaman bermakna dalam interaksi dengan linkungannya. Sedangkan pembelajaran lebih kepada interaksi yang terjadi antara pendidik dan peserta didik. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, secara eksplisit dinyatakan dalam pasal 1 ayat 1 bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didiksecara aktif mengembangkan potensi dirinya. Oleh sebab itu pembelajaran haruslah dipandang sebagai serangkaian usaha sadar dan terencana oleh pendidik agar peserta didik bisa mencapai tujuan pendidikan itu.. 2. Model Pembelajaran Model secara sederhana diartikan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk mempresentasikan suatu hal. Sesuatu yang nyata dan dikonversi menjadi sebuah bentuk yang lebih komperhensif (Meyers, 2004). Dapat dimaknai juga bahwa model adalah suatu struktur konseptual yang , telah berhasil dikembangkan dalam suatu bidang dan dapat diterapkan, terutama untuk membimbing penelitian dan berfikir dalam bidang lain, biasanya dalam bidang yang belum berkembang (Marx & Goodson, 1976:235). Meyers (2004:95) mengungkapkan bahwa “models of teaching is an overall plan, or patern for helping student to learn specific kinds of knowledge, attitudes or skill”. Senada dengan hal tersebut Joyce and Weil (2015:385) menyatakan bahwa: “A models of teaching is a plan or pattern that we can use to design facce teaching ini classroom , film, tapes, and computer-mediated program and curiculums (long term courses of study)”. Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat diartikan bahwa model merupakan suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran yang disiapkan untuk membantu peserta didik belajar. lebih. keterampilan.. spesifik. berbagai. ilmu. pengetahuan,. sikap. ataupun.
Dokumen terkait
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan peningkatan antusias Peserta Didik dalam pembelajaran bola voli ketika materi passing bawah melalui model pembelajaran