PENGEMBANGAN VIDEO MODELING SIMBOLIS BERMUATAN KESENIAN TUNDANG UNTUK MENINGKATKAN HARMONI SOSIAL
SISWA SMP
Halida, Amallia Putri, YulineProgram Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Tanjungpura, Indonesia [email protected]
ABSTRAK
Sejatinya penelitan pengembangan ini dilatar belakangi oleh maraknya kasus tindakan kekerasan fisik maupun verbal yang dilakukan siswa. Informasi diperoleh melalui need assessment, menunjukkan rendahnya harmoni sosial siswa seperti kesadaran keberagaman budaya, toleransi, keterbukaaan diri dan menyelesaikan konflik secara konstruktif. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan bantuan konselor sekolah melalui pendekatan bimbingan secara terpadu dan terintegrasi dengan memasukkan budaya lokal dan teknologi. Perpaduan tersebut dilakukan melalui bimbingan kelompok dengan video modeling simbolis bermuatan kesenian tundang berisi nilai-nilai harmoni sosial. Penelitian ini mengadopsi dari pengembangan Borg and Gall, dengan melakukan enam tahap, yaitu (1) studi pendahuluan, (2) perencanaan, (3) pengembangan produk, (4) validasi produk, (5) revisi produk, dan (6) produk akhir.
Teknik analisis yang digunakan yaitu deskriptif, maksudnya mendeskripsikan setiap butir penilaian yang diberikan oleh para ahli dan calon pengguna. Tujuan penelitian pengembangan ini adalah membuat produk berupa panduan harmoni sosial dan video modeling simbolis bermuatan kesenian tundang sebagai media praktis bagi konselor sekolah untuk melaksanakan bimbingan. Penggunaan media berupa video kesenian tundang ini diharapkan dapat meningkatkan nilai-nilai harmoni sosial. Hasil penelitian mengungkap bahwa penilaian dari ahli media, ahli budaya dan calon pengguna menunjukkan bahwa video modeling simbolis bermuatan kesenian tundang memiliki validitas tinggi dan keberterimaan sangat baik. Saran dari penelitian ini yaitu mengingat penelitian ini hanya sampai uji ahli dan calon pengguna, bagi peneliti selanjutnya melakukan uji efektifitas untuk melihat keefektifan produk ini.
Kata kunci: Kesenian Tundang; Harmoni Sosial; Video Modeling Simbolis
ABSTRACT
Indeed, this development research is motivated by the rise of cases of physical and verbal violence by students. Information is obtained through a need assessment which shows the low level of social harmony among students, such as awareness of cultural diversity, tolerance, self-disclosure and resolving conflicts constructively. To overcome this, it is necessary to help school counselors through an integrated and integrated approach to guidance by incorporating local culture and technological. The combination is carried out through group guidance with symbolic modeling videos containing tundang art containing social harmony values. This study adopts the development of Borg and Gall, by carrying out six stages, namely (1) preliminary study, (2) planning, (3) product development, (4) product validation, (5) product revision, and (6) final product . The analysis technique used is descriptive, meaning that it describes each item of assessment given by experts and potential users.The purpose of this development research is to make a product in the form of social harmony guide with symbolic modeling videos containing tundang art as a practical medium for school counselors to carry out guidance. The use of media in the form of tundang art videos is expected to increase social harmony values. The results of the study revealed that the assessments of media experts, cultural experts and potential users showed that the symbolic modeling videos containing tundang art had high validity and very good acceptance. The suggestion from this study is that considering this research is only up to testing experts and potential users, for further researchers to do an effectiveness test to see the effectiveness of this product.
Keywords: Tundang Art; Social Harmony; Symbolic Modeling Videos
PENDAHULUAN
Harmoni sosial merupakan aksi seseorang untuk menjalani hidup serasi dan selaras bersama orang lain. Untuk mewujudkannya, individu dapat mengembangkan sikap saling pengertian, menghargai akan keberagaman budaya, keterbukaan diri, toleransi dan menjaga kedamaian. Harmoni sosial tidak akan bisa digapai, jika individu banyak syak wasangka buruk dan terlalu mengutamakan kepentingan kelompok tertentu. Perlunya kesadaran menciptakan tatanan kehidupan sosial yang selaras (Bell & Mo, 2014).
Individu yang sadar akan keberagaman budaya berkontribusi pada kemajuan bersama sehingga tercipta perkembangan peradaban dunia yang harmonis. Untuk menciptakan kehidupan yang harmonis membutuhkan tindakan, keterlibatan, bahkan perjuangan melalui proses (Li, 2020).
Sudah sepantasnya manusia berjuang agar bebas dari konflik dan bersikap menerima kekayaan pluralitas nilai yang (Chen et al., 2016; Smith- Augustine et al., 2014; Wiggan & Watson, 2016).
Pelajar di Indonesia sangat beragam, keberagaman terlihat dari latar belakang sosial, suku, adat, budaya, bahasa, tradisi, pendidikan, ekonomi, sudut pandang dan agama. Oleh karena itu agar tidak terjadi gesekan maupun kesenjangan perbedaan antar pelajar, maka semua elemen pendidikan saling bekerja sama untuk menciptakan kehidupan yang harmonis.
Berdasarkan fenomena yang terjadi di lapangan, sesungguhnya sekolah membutuhkan solusi untuk meningkatkan harmoni sosial.
Kondisi harmoni sosial siswa masih rendah, hal ini dapat dilihat dari kurangnya kesadaran keragaman budaya yang ada di sekitar lingkungan, toleransi, keterbukaan diri saat menemukan masalah serta rendahnya kemampuan menyelesaikan konflik secara konstruktif. Padahal, siswa Sekolah Menengah Pertama sangat perlu memiliki perilaku harmoni sosial agar dapat menyesuaikan diri di mana berada, menyadari keberagaman, toleransi terhadap perbedaan agama dan budaya lainnya, kejujuran dan dapat menjaga perdamaian (Permendikbud, 2014). Individu yang mempunyai kesadaran dan toleransi dapat hidup berdampingan secara damai di ruang sosial yang sama (Ames, 2019; Banban, 2018; D’Ambrosio, 2019).
Individu dan sekelompok masyarakat memahami ajaran agama yang dianut menumbuhkan toleransi terhadap tradisi sosial budaya setempat (Husin &
Ibrahim, 2016; Widayati, 2019).
Untuk mengatasi masalah harmoni sosial siswa, maka video modeling simbolis bermuatan kesenian tundang sebagai solusinya. Alasan diberikan video modeling karena seni ini mampu
mengcover karakter siswa melalui larik-larik pantun yang menyentuh terhadap perubahan kognitif dan tingkah laku seseorang. Melalui budaya lokal, individu lebih mudah dan faham dalam memaknai pesan yang tersimpan dalam larik-larik kesenian sehingga tujuan untuk menciptakan harmoni sosial tercapai. Selain itu, konselor tidak pernah memasukkan kesenian tundang dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling, oleh karena itu pada kesempatan ini dikenalkan budaya seni khas Melayu Kalimantan Barat. Hal ini dapat memperkuat identitas kebangsaan yang hampir punah tergerus lajunya budaya luar. Selama ini Guru BK selalu memberikan layanan mengacu pada pendekatan dari Barat. Pendekatan utama konseling Barat sudah dikembangkan dan teruji, serta diterapkan secara efektif di Barat namun perlu diuji kehandalannya, khususnya di Indonesia (Mappiare-AT, 2017). Kearifan lokal setempat bisa dijadikan sarana dalam memberikan layanan sehingga memberikan solusi bagi tercapainya tujuan (Mappiare-AT et al., 2020). Memberikan layanan membutuhkan berbagai model dengan mempertimbangkan kajian atas variabel budaya sesuai dengan keadaan setempat sehingga individu menjadi mandiri dalam mengambil keputusan.
Memandirikan siswa dalam latar budaya yang kompleks, konseling multibudaya berperan membantu memberikan pandangan hidup dan sistem nilai budaya peserta didik serta menjalankan fungsinya sebagai upaya curative, preventive, & development (Sue & Sue, 2015).
Dipilihnya siswa kelas VII SMP karena siswa mengalami masa transisi dari anak-anak ke remaja awal. Pada masa ini terjadi ambigu, ingin menyendiri dan bergaul bebas, suka meniru perilaku orang lain, membanding-bandingkan diri dengan orang lain, terjadi gejolak jiwa dengan teman sebaya (Santrock, 2012). Berdasarkan rentang usia 12 sampai dengan 15 tahun, individu berada pada tahap operasi formal, yaitu tahap berpikir yang dicirikan dengan kemampuan berpikir secara hipotesis, logis, abstrak, dan ilmiah (Asrori, 2018; Santrock, 2012). Artinya pada usia ini, siswa mulai dapat mengemukakan pendapatnya secara individual, mampu menganalisis kejadian sosial di sekitarnya secara abstrak, mampu berpikir kritis, mampu berpendapat sehingga kegiatan yang bersifat kelompok dapat dimanfaatkan untuk memberikan pengalaman.
Sasaran layanan yaitu aspek pribadi sosial, pada layanan pribadi memfokuskan peserta didik untuk memahami diri, mengoptimalkan kelebihan diri, menjadikan siswa
insan yang bertanggungjawab. Layanan sosial peserta didik bisa memahami keberagaman budaya, nilai-nilai, norma, sikap sosial positif.
Salah satu fungsi layanan bimbingan dan konseling di SMP adalah mengembangkan kepribadian sosial dan karakter setiap siswa (Halida et al., 2020)
Berdasarkan paparan di atas, diharapkan penelitian ini menghasilkan buku yang berisikan pelaksanaan langkah-langkah modeling simbolis bermuatan kesenian tundang untuk meningkatkan harmoni sosial siswa. Selanjutnya penelitian ini menentukan judul “Video Modeling Simbolis bermuatan Kesenian Tundang meningkatkan Harmoni Sosial Siswa SMP”
METODE
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research and development). Penelitian dan pengembangan ini memiliki tujuan untuk menghasilkan sebuah produk berupa buku dan video yang berisikan pelaksanaan modeling simbolis bermuatan kesenian tundang untuk meningkatkan harmoni sosial siswa SMP. Model pengembangan yang digunakan yaitu penelitian dan pengembangan (Bogh & Gall, 2003). Pada penelitian ini, peneliti melakukan adaptasi dari tahap model yang asli dengan menyederhanakan tahapan penelitian hingga tahap uji ahli dan calon pengguna. Adapun alur kerja penelitian dan pengembangan ini, terlihat pada gambar 1.
Gambar 1. Alur Kerja Penelitian dan Pengembangan
Pertama, studi pendahuluan. Pada tahap ini melakukan pengumpulan data-data hasil pengukuran skala harmoni sosial. Instrumen pengumpulan data yaitu melakukan need assessment berupa observasi dan wawancara di lapangan. Di samping itu, dilakukan kajian literatur yang bertujuan menentukan landasan teori yang relevan dengan penelitian sebagai acuan dalam mengidentifikasi masalah yang dapat menghasilkan gambaran dari yang dibutuhkan siswa. Kajian literatur dilakukan dengan
mengidentifikasi berbagai hasil penelitian terdahulu yang berkaitan atau memiliki kesamaan konsep serta saran yang diberikan oleh peneliti tersebut. Kedua, perencanaan, pada tahap ini yaitu merancang produk panduan yang didasarkan pada kajian berbagai penelitian. Ketiga, mengembangkan produk, pada tahap ini membuat produk awal berupa buku panduan dan video kesenian tundang terdiri dari larik-larik yang digubah disesuaikan dengan tema harmoni sosial.
Keempat, uji coba produk dan validasi produk,
pada tahap ini bertujuan menguji produk yang dibuat kepada para ahli untuk mengungkap keberterimaan dengan aspek ketepatan, kejelasan dan kemenarikan dari keseluruhan analisis data angka dan verbal dari para ahli. Verbal dari para ahli berupa saran dan masukan terkait format dari video yang dibuat dan konten baik dari panduan yang maupun gubahan larik-larik pantun. Setelah diuji coba, maka mendapatkan hasil yang diperoleh hasil penilaian dari ahli media, ahli budaya, ahli BK dan calon pengguna melalui angka pada setiap item, kemudian dianalisis dengan penghitungan persentase kesepakatan antar subjek. Data angka yang diperoleh melalui hasil penilaian dari ahli media, ahli budaya dan ahli BK serta calon pengguna pada setiap item dianalisis dengan menghitung presentasi kesepakatan antar subjek. Reliabilitas kesepakatan untuk setiap item penilaian terhadap keberterimaan produk dengan menggunakan rumus inter rater agreement.
Selanjutnya data verbal dilakukan untuk mendapatkan komentar, saran dan kritik dari para penilai baik dari ahli media, ahli budaya, ahli BK dan calon pengguna untuk dijadikan bahan perbaikan peneliti dalam melakukan pengembangan. Kelima, melakukan revisi produk berdasarkan penilaian dari para ahli dan calon pengguna. Keenam, produk akhir berupa panduan pelaksanaan video modeling simbolis bermuatan kesenian tundang untuk meningkatkan harmoni sosial siswa SMP.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Produk yang dihasilkan dalam penelitian dan pengembangan ini berupa panduan dalam melaksanakan modeling simbolis bermuatan kesenian tundang untuk meningkatkan harmoni sosial siswa SMP. Isi pada buku panduan pelatihan, meliputi (1) pendahuluan, (2) petunjuk umum merupakan hal apa saja yang harus disiapkan konselor, dan (3) prosedur atau langkah- langkah kegiatan modeling yang harus dilakukan konselor pada setiap sesi pertemuan. Adapun buku panduan yang dibuat sebagaimana gambar 2.
Selain buku panduan, produk yang dihasilkan adalah video yang berisi larik-larik pantun yang dituturkan oleh pemantun mengandung nilai harmoni sosial dengan empat subtema yang nantinya akan ditayangkan empat kali pertemuan melalui link URL yang disiapkan.
Pada gambar 3 dan 4 disajikan video kesenian tundang yang dituturkan oleh penundang.
Gambar 2. Buku panduan modeling
Gambar3. Link video kesenian tundang
Gambar 4. Video menuturkan kesenian tundang
Teknik yang digunakan yaitu mengadaptasi pada teknik sinema edukasi, yaitu setelah menonton video kesenian tundang kemudian merefleksi larik-larik pantun tersebut dilanjutkan dengan refleksi diri dan diskusi.
Pada Tabel 1 disajikan hasil penilaian dari ahli media, ahli konten, ahli budaya dan calon pengguna
Tabel 1. Penilaian Ahli
Ahli di bidang Skor
Penilaian konten panduan oleh ahli media
0,90 Penilaian format video oleh ahli
media
0,90 Penilaian format video oleh ahli
Bimbingan dan Konseling
0,96 Penilaian konten video modeling oleh
ahli Bimbingan dan Konseling
0,95 Penilaian gubahan larik-larik pantun
oleh ahli budaya
0,96 Penilaian konten video kesenian
tundang oleh ahli budaya
0,92 Penilaian format panduan oleh calon
pengguna/guru BK
0,95 Penilaian format video oleh calon
pengguna/guru BK
0,91 Penilaian konten panduan oleh calon
pengguna/guru BK
0,93 Penilaian konten video oleh calon
pengguna/guru BK
0,95
Dari tabel penilaian ahli di atas, dapat dijabar satu persatu di bawah ini. Penilaian konten panduan dari ahli media diperoleh nilai rata-rata sebesar 0,90. Penilaian format video modeling dari tiga ahli media, diperoleh nilai rata-rata 0,90 keduanya kategori tinggi. Artinya ketiga ahli media memberikan penilaian dari skala kelayakan terdiri dari ketepatan, kemenarikan dan kejelasan cenderung konsisten sesuai dengan indikator.
Selanjutnya penilaian konten panduan pelaksanaan modeling simbolis bermuatan kesenian tundang oleh dua ahli Bimbingan dan Konseling, diperoleh nilai rata-rata sebesar 0,96 dan penilaian konten video modeling kesenian tundang sebesar 0,95 kedua nilai kriteria tinggi. Artinya kedua ahli BK memberikan penilaian dari skala kelayakan kegunaan, ketepatan dan kemudahan cenderung konsisten sesuai dengan indikator. Penilaian konten budaya kesenian tundang oleh tiga ahli budaya, berdasarkan data yang diperoleh nilai rata-rata validitas penilaian unsur konten larik- larik kesenian tundang sebesar 0,96 dan penilaian konten video modeling kesenian tundang sebesar 0,92 kriteria tinggi. Artinya ketiga ahli budaya kesenian tundang memberikan penilaian dari skala kelayakan, kegunaan, ketepatan dan kemudahan cenderung konsisten sesuai dengan indikator.
Penilaian dari dua calon pengguna yaitu Guru BK, penilaian format panduan sebesar 0,95 dan penilaian format video modeling simbolis 0,91 keduanya kategori tinggi. Artinya penilaian dari calon pengguna memberikan penilaian dari skala kelayakan terdiri dari ketepatan, kemenarikan dan
kejelasan cenderung konsisten sesuai dengan indikator. Penilaian konten panduan diperolah nilai sebesar 0,93 dan konten video modeling simbolis bermuatan kesenian tundang sebesar 0,95 keduanya kategori tinggi. Artinya penilaian dari calon pengguna memberikan penilaian dari skala kelayakan terdiri dari kegunaan, ketepatan dan kemudahan cenderung konsisten sesuai dengan indikator.
Format buku panduan saran yang diberikan oleh penilai dan calon pengguna dirangkum menjadi sebuah kesatuan yaitu; logo institusi di letakkan di tengah dan buku panduan menggunakan time new romans. Untuk format video saran dari penilai dan calon pengguna yaitu 1) tulisan di running teks yang ada di video agak kecil; 2) warna tulisan terjemahan warna putih jadi kurang jelas; 3) sebelum memulai video sebaiknya ada prolog; 4) ada narator yang membacakan urutan kegiatan dalam video. Selanjutnya saran dari penilaian dan calon pengguna terkait konten panduan dan konten video kesenian tundang yaitu;
1) gubahan larik-larik kesenian tundang ada yang mirip, sehingga terkesan monoton; 2) model yang memperagakan kurang senyum, terkesan menghafal gerakan; 3) gerakan agak sama jadi terkesan monoton. Saran dan masukan yang disampaikan oleh penilai dipertimbangkan dalam penyempurnaan dan perbaikan panduan serta video modeling simbolis sehingga lebih baik lagi.
Sebelum melakukan pengembangan produk, dilakukan pengkajian hasil penelitian terdahulu terkait metode atau teknik untuk meningkatkan perilaku baik dalam fungsi BK pada aspek pencegahan. Adapun hasil penelitian terdahulu mengatakan video modeling bermuatan syair gulung efektif meningkatkan harmoni sosial di kelas VII SMP Kota Pontianak (Halida et al., 2022). Permainan ular tangga meningkatkan tanggungjawab siswa SMP (S. Putri & Ramli, 2016). Hasil penelitian (P. Putri et al., 2018) mengungkap bahwa bahwa permainan ular naga bermuatan nilai budaya Bengkulu meningkatkan self advocacy siswa. Selain penelitian di atas, tidak kalah menariknya hasil penelitian (Akbar, 2013) menyimpulkan bahwa metode Triparkoro sangat tepat diterapkan dalam pembelajaran nilai dan karakter kepatuhan untuk Sekolah dasar. Riset (Lestari, 2020) menyimpulkan bahwa harmoni sosial dapat dibangun dengan musik dalam ekspresi budaya orang Basudara Maluku. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa model konseling resolusi konflik berlatar belakang bimbingan komprehensif untuk meningkatkan kompetensi hidup damai dan harmoni siswa SMK (Sudrajat et al., 2017). Hasil need assessment dan wawancara
kepada beberapa konselor di enam sekolah Kota Pontianak menunjukkan kebutuhan yang tinggi terhadap metode layanan interaktif serta penggunaan media berupa video bermuatan kearifan lokal. Tingginya kebutuhan penggunaan media video karena video lebih praktis serta anak lebih mensejahterakan anak untuk mencapai target layanan untuk siswa (Kadafi et al., 2021)
Berdasarkan berbagai kajian penelitian terdahulu terhadap pemilihan metode dan mempertimbangkan tingkat kebutuhan konselor, maka dalam penelitian ini mengembangkan teknik modeling simbolis bermuatan kesenian tundang untuk meningkatkan harmoni sosial siswa SMP.
Penilaian produk dari ahli media, ahli budaya, ahli BK dan calon pengguna menunjukkan kesepakatan sangat tinggi terhadap kebergunaan produk.
Produk dinilai berguna sebab bersifat preventif, sehingga proses inplementasinya lebih relevan unutk guru BK mengisi jam BK di kelas. Produk juga dianggap berguna karena memenuhi kebutuhan buru BK dan siswa. Produk lain yang telah diterima untuk meningkatkan kesadaran menyelesaikan teknik secara konstruktif dengan media wayang golek (Putra et al., 2019).
Selanjutnya produk pengembangan teknik sinema edukasi mencegah perilaku bullying pada siswa SMP (Cahyaningrum et al., 2018). Produk yang dikembangkan oleh (Prabawa et al., 2018) juga telah diterima yaitu pengembangan website cyberconseling realita untuk meningkatkan keterbukaan diri SMK.
Dalam panduan terdapat aspek penilaian kemenarikan, ketepatan dan kejelasan yang menjabarkan butir-butir format maupun konten produk, para ahli dan calon pengguna sepakat memberikan nilai tinggi dengan alasan produk menarik, tepat dan jelas. Produk telah memenuhi syarat dengan desain tata letak yang mampu menarik perhatian siswa serta sampul panduan memuat gambar pertunjukan kesenian tundang serta teknik modeling simbolis mampu mewakili isi produk. Mempunyai ketepatan dan kejelasan karena sasarannya tepat dan jelas terlihat dari larik-larik kesenian tundang yang digubah tema harmoni sosial. Format video modeling simbolis bermuatan kesenian tundang dinilai penilai dengan kesepakatan kategori sangat tinggi untuk aspek kemenarikannya karena tampilan depan video kombinasi ciri khas rumah Melayu dan pertunjukan kesenian tundang, warna dari running teks, serta pencahayaan proporsional. Untuk penilaian konten video juga mendapat kesepakatan dari penilai kategori tinggi, karena pesan harmoni sosial jelas dan tepat tersampaikan melalui gubahan larik-larik tundang. Larik-larik yang digubah serta artikulasi pemantun itu mudah
dipahami siswa dengan menggunakan bahasa Melayu pola A-A-A-A sehingga berguna dan layak digunakan dalam layanan. Isi materi serta pemilihan tema sesuai dengan usia anak SMP sehingga mudah dipahami siswa. Selain itu layanan bimbingan kelompok juga tepat untuk pencegahan dengan memberikan video harmoni sosial melalui pertunjukan kesenian tundang.
Pemilihan video tepat dalam layanan karena menyesuaikan zaman, disenangi siswa karena lebih kekinian, lebih mudah dan praktis. Penggunaan film dalam pembelajaran dapat menarik siswa sehingga lebih termotivasi, lebih mampu mengingat materi sehingga tujuan tercapai (Costuchen & Dimitrova, 2022; Ma & Li, 2021;
Tserklevych et al., 2021).
Berdasarkan keberterimaan dan kelayakan produk baik panduan maupun video, produk ini memiliki beberapa keunggulan, diantaranya: (1) produk ini dapat dijadikan alternatif untuk layanan pribadi sosial; (2) menggunakan intervensi kombinasi teknik modeling simbolis bermuatan kesenian tundang yang sifatnya lebih inovatif, hal ini belum pernah dikembangkan pada ranah BK;
(3) panduan video dilengkapi link URL yang digunakan sebagai materi dalam layanan; (3) terdapat instrumen skala harmoni sosial yang sudah dikembangkan dan divalidasi, sehingga dapat digunakan untuk pretest dan posttest sebagai evaluasi..
PENUTUP
Produk pengembangan video modeling simbolis bermuatan kesenian tundang ini sebagai upaya preventif untuk meningkatkan harmoni sosial siswa SMP. Produk yang dikembangkan telah memenuhi penilaian dari para ahli dan pengguna sehingga produk dinilai berguna, mudah, tepat, menarik, jelas dan layak digunakan untuk SMP.
Saran ditujukan pada (1) Guru BK agar menjadikan produk panduan ini sebagai pengembangan harmoni sosial siswa; (2) peneliti selanjutnya melakukan kajian produk lebih dalam, untuk mengetahui keefektifan dari panduan yang dibuat.
REFERENSI
Akbar, S. (2013). Model Triprakoro Dalam Pembelajaran Nilai dan Karakter Kepatuhan untuk Sekolah Dasar. Jurnal Ilmu Pendidikan, 19(1), 106–112.
Ames, R. (2019, July). “Confucian harmony (he 和) as an optimizing symbiosis,” paper presented at the international workshop on
“harmony as a virtue” at Nanyang Technological University.
Asrori, M. (2018). Developing Students’ Prosocial Behavior based on their Value Orientations.
Atlantis Press. Advance Is Social Science, Education and Humanities Research. 1st International Conference on Information Technology and Education (ICE 2017),
174(Ice 2017), 80–85.
https://doi.org/10.2991/ice-17.2018.20 Banban, D. (2018). Harmony in diversity: an
empirical study of harmonious co-existence in the multi-ethnic culture of Qinghai.
International Journal of Anthropology and
Ethnology, 2(1), 1–23.
https://doi.org/10.1186/s41257-018-0010-6 Bell, D. A., & Mo, Y. (2014). Harmony in the
World 2013: The Ideal and the Reality.
Social Indicators Research, 118(2), 797–
818. https://doi.org/10.1007/s11205-013- 0439-z
Bogh, & Gall. (2003). Educational Research An Introduction (7th Edition) by Meredith D.
Gall, Walter R. Borg, Joyce P. Gall (z- lib.org).pdf.
Cahyaningrum, V. D., Handarini, D. M., & Simon, I. M. (2018). Pengembangan Panduan Pelatihan Empati Menggunakan Teknik Sinema Edukasi untuk Mencegah Perilaku Bullying Siswa Sekolah Menengah Pertama.
Jurnal Kajian Bimbingan Dan Konseling,
3(3), 139–145.
https://doi.org/10.17977/um001v3i32018p13 9
Chen, C. C., Ünal, A. F., Leung, K., & Xin, K. R.
(2016). Group harmony in the workplace:
Conception, measurement, and validation.
Asia Pacific Journal of Management, 33(4), 903–934. https://doi.org/10.1007/s10490- 016-9457-0
Costuchen, A. L., & Dimitrova, D. D. (2022).
Roman Palace : A Videogame for Foreign- Language Vocabulary Retention. IJET, 17(05), 87–102.
D’Ambrosio, P. J. (2019). The Confucian Philosophy of Harmony, Li Zehou, and Michael Sandel’s Suggested Collaborative Approach to Philosophy. Comparative and Continental Philosophy, 11(1), 68–83.
https://doi.org/10.1080/17570638.2019.1594 492
Halida, Mappiare-at, A., Ramli, M., Jagad, A., Dewantara, A., & Fitriyah, F. K. (2022). Is Symbolic Modeling Videos Containing Malay Values Effective to Improve Student’s Social Harmony? Pegegog, 12(3), 144–153.
https://doi.org/10.47750/pegegog.12.03.16
Halida, Mappiare-AT, A., Ramli, M., & Radjah, C.
L. (2020). Spectrum of Guidance and Counseling Services Implementation in Strengthening Character in Junior High School. Conference Proceeding, 501(Icet), 186–192.
https://doi.org/10.2991/assehr.k.201204.033 Husin, W. N. W., & Ibrahim, H. (2016). Religious
Freedom, The Malaysian Constitution and Islam: A Critical Analysis. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 217, 1216–1224.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2016.02.152 Kadafi, A., Wiyono, B. B., Muslihati, & Ramli, M.
(2021). Improving Prosocial Behavior Through Virtual Media Based on Religious Values in Elementary School Students.
Pegem Egitim ve Ogretim Dergisi, 11(4), 230–236.
https://doi.org/10.47750/pegegog.11.04.22 Lestari, D. T. (2020). Membangun Harmoni Sosial
Melalui Musik dalam Ekspresi Budaya Orang Basudara di Maluku. Panggung,
30(3), 375–391.
https://doi.org/10.26742/panggung.v30i3.12 67
Li, C. (2020). Bring Back Harmony in Philosophical Discourse: a Confucian Perspective. Journal of Dharma Studies,
2(2), 163–173.
https://doi.org/10.1007/s42240-019-00047-w Ma, H., & Li, J. (2021). An Innovative Method for Digital Media Education Based on Mobile Internet Technology. International Journal of Emerging Technologies in Learning,
16(13), 68–81.
https://doi.org/10.3991/ijet.v16i13.24037 Mappiare-AT, A. (2017). Meramu Model
Konseling Berbasis Budaya Nusantara:
KIPAS (Konseling Intensif Progresif Adaptif Struktur). In Naskah Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam bidang Ilmu Budaya Konseling pada Fakultas Ilmu Pendidikan. (pp. 1–65).
Mappiare-AT, A., Hidayah, N., Muslihati, &
Fauzan, L. (2020). Revitalization of the Ideal Value of Archipelago’s Culture through KIPAS Model Counseling. Atlantis Press.
Advance Is Social Science, Education and Humanities Research. 1st International Conference on Information Technology and Education (ICITE 2020), 508, 167–172.
https://doi.org/10.2991/assehr.k.201214.231 Permendikbud. (2014). Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta:
Kemendikbud RI, 1–45.
Prabawa, A. F., Ramli, M., & Fauzan, L. (2018).
Pengembangan Website Cybercounseling Realita untuk Meningkatkan Keterbukaan Diri Siswa Sekolah Menengah Kejuruan.
Jurnal Kajian Bimbingan Dan Konseling,
3(2), 59–68.
https://doi.org/10.17977/um001v3i22018p05 9
Putra, A. T., Handarini, dany moenindyah, &
Ramli, M. (2019). Media wayang golek untuk menumbuhkan kesadaran menyelesaikan konflik secara konstruktif bagi siswa SMP. Jurnal Pendidikan, 4(11), 1478–1484.
http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/EISS N:2502-471X.DOAJ-SHERPA/RoMEO- Google Scholar-IPI
Putri, P., Mappiare-AT, A., & Irtadji, M. (2018).
Panduan Permainan Ular Naga Bermuatan Nilai Budaya Bengkulu untuk Meningkatkan Self Advocacy Siswa SMP. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, 3(11), 1417–1422.
https://doi.org/10.17977/JPTPP.V3I11.1172 0
Putri, S., & Ramli, M. (2016). Pengembangan Media Permainan Simulasi Ular Tangga Untuk Meningkatkan Tanggung Jawab Belajar Siswa Smp. Jurnal Kajian Bimbingan Dan Konseling, 1(2), 40–46.
https://doi.org/10.17977/um001v1i12016p04 0
Santrock, J. W. (2012). Adolescence (fifteenth).
Mc Graw Hill Education. https://www.m- culture.go.th/mculture_th/download/king9/G lossary_about_HM_King_Bhumibol_Adulya dej’s_Funeral.pdf
Smith-Augustine, S., Dowden, A., Wiggins, A., &
Hall, L. C. (2014). International Immersion in Belize: Fostering Counseling Students’ Cultural Self-Awareness.
International Journal for the Advancement of Counselling, 36(4), 468–484.
https://doi.org/10.1007/s10447-014-9219-y Sudrajat, D., Ilfiandra, & Saripah, I. (2017). Model
Konseling Resolusi Konflik Berlatar Bimbingan Komprehensif untuk Mengembangkan Kompetensi Hidup Damai dan Harmoni Siswa SMK. Pedagogia, Jurnal Ilmu Pendidikan, 13(3), 140–154.
https://doi.org/10.17509/pedagogia.v13i3.60 00
Sue, D. W., & Sue, D. (2015). Counseling the Culturally Diverse: Theory and Practice. In I.
John WIley & Sons (Ed.), Wiley, (seven
edit). Published by John Wiley & Sons, Inc., Hoboken, New Jersey. www.wilwy.com Tserklevych, V., Prokopenko, O., Goncharova, O.,
Horbenko, I., Fedorenko, O., & Romanyuk, Y. (2021). Virtual Museum Space as the Innovative Tool for the Student Research Practice. International Journal of Emerging Technologies in Learning (IJET), 16(14), 213.
https://doi.org/10.3991/ijet.v16i14.22975 Widayati, E. (2019). The Worldview Of Social
Harmony Bulding In The Pluralisme A Phenomenology Study in Balun Village, Turi District, Lamongan Regency. Islamic Civilization, 1(1), 49–61.
Wiggan, G., & Watson, M. J. (2016). Teaching the Whole Child: The Importance of Culturally Responsiveness, Community Engagement, and Character Development in High Achieving African American Students.
Urban Review, 48(5), 766–798.
https://doi.org/10.1007/s11256-016-0377-6