• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengembangan modul berbasis contextual teaching

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengembangan modul berbasis contextual teaching"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATERI LINGKARAN

UNTUK SISWA KELAS VIII SMPN 13 PADANG

Romi Angrayani*), Anna Cesaria**), Mulia Suryani**)

*) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR

**) Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR

ABSTRACT

This research is motivated by the teaching materials, which do not facilitate students to learn independently and to find their own concept yet. The current teaching materials do not help the students to find their own concept and to connect the learning material with their daily lives. This research is aims to produce a module on the circle subject. The type of this research is developmental research using the ADDIE models. The ADDIE model consists of five phases:

Analysis, Design, Development, Implement and Evaluate. At the development phase, it is carried out the validity test and the practicality test is conducted at the implement phase. The result of module validity showed a very valid module with a percentage of 88.5%. The result of overall module’s practicality for the teachers showed that the module is a very practical: 89.4%. The results of the overall module’s practicalities for students showed that the module is a very practical module: 90.5%. It can be concluded that module on the circle subject is very valid and practice.

Key Words: Circle, Contextual Teaching and Learning (CTL), Module, Development

PENDAHULUAN

Salah satu prioritas kebijakan umum pembangunan pendidikan di Indonesia adalah peningkatan mutu pendidikan. Hal yang serupa juga diutarakan oleh Ahmadi (2014: 127), bahwa dalam proses meningkatkan mutu pendidikan, faktor terpenting yang akan bertanggung jawab dalam proses pendidikan adalah guru.

Depdiknas (2008: 1) menyatakan bahwa penyelenggaraan pendidikan di

seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) paling tidak dapat memenuhi standar minimal tertentu. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 41 tahun 2007 menegaskan tentang Standar Proses, yang antara lain mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran yang menyaratkan bagi pendidik pada satuan pendidikan untuk mengembangkan Rencana Pelaksanaan

(2)

Pembelajaran (RPP). Salah satu elemen dalam RPP adalah sumber belajar.

Dengan demikian, guru diharapkan untuk mengembangkan bahan ajar sebagai salah satu sumber belajar.

Salah satu pokok bahasan yang diajarkan dalam pembelajaran matematika di kelas VIII adalah materi lingkaran. Materi lingkaran merupakan materi awal yang diajarkan di Sekolah Menengah Pertama pada semester dua dan sebagai acuan untuk mempelajari materi selanjutnya.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SMPN 13 Padang pada tanggal 24-25 Februari 2015, guru menggunakan bahan ajar berupa buku teks dan strategi yang digunakan adalah ceramah dan ekspositori.

Sehingga dalam proses pembelajaran siswa hanya menunggu penjelasan dari guru, tidak terlibat aktif, dan tidak bisa belajar secara mandiri. Sedangkan bahan ajar yang digunakan merupakan buku teks yang telah memenuhi syarat kegunaan untuk digunakan dalam proses pembelajaran, akan tetapi belum mampu untuk memenuhi kebutuhan siswa dalam mengonstruksi konsep dan menyelesaikan soal yang berbeda dari contoh soal yang diberikan. Untuk itu,

sebagai seorang pendidik sudah seharusnya untuk mengembangkan bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.

Hasil wawancara dengan guru matematika SMPN 13 Padang, diperoleh informasi bahwa buku teks yang digunakan belum mampu membantu siswa dalam mengonstruksi konsep matematika dengan baik, khususnya pada materi lingkaran.

Sedangkan hasil wawancara dengan beberapa siswa kelas VIII SMPN 13 Padang, diperoleh bahwa siswa kesulitan dalam belajar. Selain itu, mereka belum bisa menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dan bagaimana pengetahuan itu akan digunakan.

Salah satu aspek yang dianggap cocok dan relevan dengan permasalahan di atas adalah penerapan pembelajaran individual yang memberi kepercayaan kepada kemampuan individu untuk belajar mandiri. Model pembelajaran individu tersebut salah satunya adalah sistem pembelajaran modul. Menurut Russel (dalam Wena, 2008: 230) sistem pembelajaran modul akan menjadikan pembelajaran lebih efisien, efektif, dan relevan.

(3)

Pendekatan yang dianggap tepat dalam mengembangkan bahan ajar adalah pendekatan kontekstual.

Menurut Trianto (2010: 107), pendekatan kontekstual atau yang dikenal dengan Contekstual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi dengan situasi dunia nyata siswa. Dengan adanya bahan ajar diharapkan siswa dapat mempelajari materi terlebih dahulu di rumah dan mempersiapkan diri sebelum proses pembelajaran di sekolah sehingga siswa terlibat aktif dan termotivasi dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang di atas maka dikembangkanlah modul berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Materi Lingkaran untuk Siswa Kelas VIII SMP. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan modul berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Materi Lingkaran untuk siswa kelas VIII SMP yang valid dan praktis.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan

menggunakan model ADDIE yang di kemukakan oleh Amri (2013: 264).

Model ini terdiri dari 5 tahap, yaitu:

1. Tahap Analisis (Analysis)

Beberapa langkah pokok dalam tahap ini, yaitu: analisis silabus, buku teks, literatur, dan karakteristik, serta wawancara.

2. Tahap Desain (Design)

Proses perancangan modul meliputi merancang modul dan melakukan evaluasi produk yang telah dirancang dengan menggunakan pedoman evaluasi diri.

3. Tahap Pengembangan (develop) Tujuan dari tahap ini adalah menghasilkan modul yang valid.

Validitas merupakan langkah yang dilakukan untuk melihat keabsahan, kebenaran modul dari segi materi, penyajian, bahasa dan keterbacaan, serta kegrafikan. Validasi dilakukan dengan memberikan lembar vaidasi kepada vaidator.

Hasil validasi dari validator terhadap seluruh aspek diolah dengan menggunakan rumus:

𝑁𝑉 = 𝑆

𝑆𝑀𝑥 100%

Riduwan (2010:89)

(4)

dengan:

NV : Nilai Validasi

S : Jumlah skor yang diperoleh SM : Jumlah skor maksimum 4. Tahap Implementasi (Implement)

Tujuan dari tahap ini adalah menghasilkan modul yang praktis.

Praktikalitas merupakan uji coba yang dilakukan untuk melihat keterpakaian modul dengan cara memberikan angket dan wawancara. Angket diberikan kepada 9 orang siswa dan 2 orang guru.

Nilai praktikalitas tiap item ditentukan dengan menggunakan rumus:

P = Jumlah semua skor

Skor maksimum × 100%

Setelah nilai praktikalitas diperoleh maka akan disesuaikan dengan kriteria yang ada pada tabel kriteria yang dimodifikasi dari Riduwan (2012: 89).

5. Tahap Evaluasi (Evaluate)

Tujuan dari tahap evaluasi adalah mengukur kualitas dari produk dan proses sebelum dan setelah pelaksanaan kegiatan. Pada pengembangan ini, evaluasi yang dilakukan terbatas pada evaluasi formatif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini menghasilkan suatu produk berupa modul pada materi lingkaran untuk siswa kelas VIII SMP.

Pengembangan ini dilakukan dengan model pengembangan ADDIE.

Tahap-tahap tersebut diuraikan sebagai berikut:

1. Tahap Analisis (Analysis)

Tahap analisis dalam penelitian ini meliputi analisis silabus, buku teks, literatus, karakteristik siswa, dan wawancara.

2. Tahap Perancangan (design)

Modul berbasis CTL dirancang menjadi 10 kegiatan belajar dengan sistematika sebagai berikut:

a. Materi pembelajaran pada modul dirancang sesuai dengan komponen pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL).

b. Contoh soal dan latihan yang terdapat pada modul relevan dengan materi yang disajikan.

c. Rangkuman pada modul berisi ringkasan materi tiap kegiatan pembelajaran.

d. Umpan balik merupakan petunjuk bagi siswa agar mencocokkan jawaban latihan mandiri yang ia

(5)

peroleh dengan kunci jawaban yang telah disediakan dalam modul 3. Tahap pengembangan (develop)

Tahap pengembangan bertujuan untuk menghasilkan modul berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) pada materi lingkaran yang valid. Validitas modul dilakukan oleh tiga validator, yaitu validator ahli matematika dari dosen matematika dan guru matematika dan validator ahli bahasa dari dosen bahasa Indonesia.

Validasi terhadap aspek materi dan penyajian dilakukan oleh dua orang validator, yaitu validator dari dosen matematika dan guru matematika sedangkan validasi terhadap aspek keterbacaan dan kegrafikan dilakukan oleh tiga orang validator, yaitu validator dari dosen matematika, guru matematika, dan dosen bahasa Indonesia.

Hasil validasi yang dilakukan terhadap tiga orang validator dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Validasi Aspek Rata-

rata Kategori Materi 89,7 Sangat valid Penyajian 87,5 Sangat valid

Bahasa dan

keterbacaan 85,4 Sangat valid Kegrafikan 91,6 Sangat valid Rata-rata 88,5 Sangat valid Tabel 1 menunjukkan bahwa modul berbasis Contekstual Teaching and Learning (CTL) pada materi lingkaran yang telah dirancang memenuhi kriteria sangat valid dengan rata-rata 88,5.

4. Tahap Implementasi (implement) Tahap implementasi bertujuan untuk menghasilkan modul berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) pada materi lingkaran yang praktis. Modul yang sudah valid diberikan kepada guru matematika dan siswa untuk melakukan uji pratikalitas guna mengetahui tingkat kepraktisan dari modul. Uji pratikalitas modul berbasis CTL dilakukan terhadap dua orang guru matematika di SMPN 13 Padang dan sembilan orang siswa kelas VIII SMPN 13 Padang. Siswa dipilih berdasarkan kemampuan akademik siswa pada pelajaran matematika, yaitu tiga orang berkemampuan tinggi, tiga orang berkemampuan menengah, dan tiga orang berkemampuan rendah.

(6)

Hasil angket praktikalitas oleh 2 orang guru SMPN 13 Padang diperoleh 89,4% dengan kriteria sangat praktis dan hasil angket praktikalitas oleh 9 orang siswa SMPN 13 Padang diperoleh 90,5% dengan kriteria sangat praktis. Sedangkan hasil wawancara dengan siswa diperoleh kesimpulan bahwa modul yang dikembangkan mampu dipahami siswa dengan baik, design dan tampilan yang dirancang membuat siswa bersemangat belajar.

Materi yang disajikan secara kontekstual memudahkan siswa dalam memahami materi lingkaran sehingga siswa mampu belajar mandiri. Hal ini berarti siswa SMP Negeri 13 Padang mampu memahami materi lingkaran dengan menggunakan modul berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) yang telah dikembangkan.

5. Tahap Evaluasi (Evaluate)

Pada penelitian pengembangan ini hanya dilakukan pada evaluasi formatif sedangkan evaluasi sumatif tidak dilakukan karena tujuan dari penelitian pengembangan ini untuk menghasilkan modul dengan basis Contextual Teaching and Learning (CTL) yang valid dan praktis sehingga tidak

diperlukan mengevaluasi keefektifan modul pada hasil belajar siswa.

KESIMPULAN

Modul berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) pada materi lingkaran untuk siswa kelas VIII SMP Negeri 13 Padang terdiri atas 10 kegiatan belajar dengan kriteria sangat valid dan sangat praktis.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Iif Khoiru dan Sofan Amri.

(2014). Pengembangan dan Model Pembelajaran Tematik Integratif. Jakarta: PT Prestasi Pustaka Raya

Amri, Sofan dan Muhammad Rohman.

(2013). Strategi dan Desain

Pengembangan Sistem

Pembelajaran. Jakarta: PT Prestasi Pustaka Raya

Departemen Pendidikan Nasional.

(2008).Panduan Pengembangan Bahan Ajar

Riduwan. (2010). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula.

Bandung: Alfabeta.

Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : PT Bumi Aksara

Wena, Made. (2008). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta Timur: PT Bumi Aksara

(7)

Referensi

Dokumen terkait

Several conditions that are regarded as risk factors for inflammation in the development of cardiovascular disease, include dyslipidemias, comprising increased total cholesterol, low

Analisis Manajemen Rantai Pasok pada Home Industry Gethuk Presiden Di Sragen.. Jurnal Ekonomi Dan Kewirausahaan,