• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengembangan modul berbasis problem based learning (pbl)

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengembangan modul berbasis problem based learning (pbl)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI PENYAJIAN DATA STATISTIK

UNTUK KELAS X SMA N 3 PADANG

Oleh

Sri Handayani*, Sefna Rismen**, Ainil Mardiyah**

*) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

**) Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

This research is motivated textbooks used yet fully facilitate students to learn independently, the language used is not communicative, and problems in the student book has a high degree of difficulty. Therefore, development of teaching materials in the form of a module-based Problem Based Learning (PBL). This research aims to determine the validity and practicalities of module-based Problem Based Learning (PBL) in the statistical data presentation material at SMA N 3 Padang. This type of research is the development of research using 4-D models, but this study is limited to the stage develop. Module 3 validated by experts regarding the content, construction, technical, as well as the language and readability module. The results of the validation module’s are categorized very valid with validity percentage 88.0%, and very practical categorized by the percentage of teachers with the practicality of 84.2%, and very practical by the student with practicality percentage 80.7%, which means that the module-based Problem Based Learning (PBL) on the statistical data presentation materials valid and practical use in SMA N 3 Padang.

Keywords: statistics, Problem Based Learning, module

PENDAHULUAN

Pendidikan mempunyai peranan penting dalam menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

Berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan, salah satunya dengan mengeluarkan peraturan tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses mensyaratkan guru untuk mengembangkan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP). Salah satu elemen RPP adalah bahan ajar, karena bahan ajar dapat membantu guru dan siswa mengungkapkan dan menyajikan pengalaman belajar sesuai konsep yang dipelajari, sehingga pembelajaran lebih bermakna.

Berdasarkan analisis buku siswa kurikulum 2013, diperoleh gambaran bahwa uraian materi pada buku siswa belum sepenuhnya memfasilitasi siswa dalam menemukan sendiri konsep,

(2)

memahami dan mengaplikasikan konsep matematika. Hasil wawancara dengan guru dan siswa diperoleh informasi bahwa buku siswa yang tersedia belum komunikatif karena bahasa dan soal yang disajikan dalam buku siswa memiliki tingkatan soal olimpiade.

Berdasarkan masalah yang dihadapi siswa dan guru, maka perlu dikembangkan bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa. Salah satu bahan ajar yang dapat dikembangkan oleh guru adalah modul.

Menurut Prastowo (2011:104) modul merupakan sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar mandiri tanpa atau bimbingan guru. Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa belajar dengan menggunakan modul dapat mendorong minat dan partisipasi siswa untuk aktif dan mandiri dalam pembelajaran.

Modul dirancang menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa. Latihan diberikan dari yang mudah kemudian ketingkat kesukaran yang lebih tinggi secara bertahap.

Modul dikembangkan sesuai dengan pendekatan scientifik dengan model Problem Based Learning (PBL) yaitu suatu model pembelajaran yang berlandaskan pada permasalahan nyata.

Modul ini dirancang sesuai langkah- langkah Problem Based Learning (PBL). Langkah-langkah menyusun adalah melakukan analisis kurikulum, menentukan judul modul yang disesuaikan dengan KD dan materi pokok yang akan dicapai, mengumpulkan referensi sebagai bahan penulisan, menulis modul dengan menggunakan kalimat efektif, mengevaluasi hasil tulisan dengan cara dibaca ulang dan meminta masukan dari orang lain, memperbaiki modul sesuai kekurangan yang telah divalidasi, serta menggunakan berbagai sumber ajar yang dapat memperkaya materi modul misalnya buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian (Prastowo, 2011: 85).

Pengunaan modul ini dapat mendorong siswa berfikir, mengaitkan dengan dunia nyata dan menganalisis sendiri permasalahan untuk menemukan konsep, memahami konsep serta menerapkan konsep matematika dalam permasalahan yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Rahima (51538) yang menghasilkan Modul Berbasis Masalah pada Pembelajaran Kalkulus Peubah Banyak 2 yang valid, praktis dan efektif.

Tujuan penelitian ini untuk menghasilkan bahan ajar berupa modul

(3)

berbasis Problem Based Learning (PBL) yang valid dan praktis pada materi Penyajian Data Statistik di SMA N 3 Padang. Sehingga, judul dari penelitian ini adalah “Pengembangan Modul Berbasis Problem Based Learning (PBL) pada Materi Penyajian Data Statistik untuk Kelas X SMA N 3 Padang”.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and development). Prosedur pengembangan model ini mengunakan model 4-D yang dikemukakan oleh Thiagarajan dkk dalam Trianto (2012: 93). Pada penelitian ini tahap penelitian terbatas sampai tahap develop. Tahap pendefenisian (define) dilakukan kegiatan analisis silabus, analisisi buku teks, analisis review literatur, analisis karakteristik siswa dan wawancara dengan siswa dan guru.

Tahap perancangan (design) dilakukan untuk merancang modul matematika pada materi penyajian data statistik. Tahap pengembangan dilakukan validasi dan praktikalitas modul berbasis Problem Based Learning (PBL) pada materi penyajian data statistik di SMA N 3 Padang.

Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah lembar validasi, lembar praktikalitas dan pedoman wawancara. Proses menentukan tingkat kevalidan, kriteria kevalidan, dan kriteria kepraktisan dihitung berdasarkan persentase hasil tabulasi tiap item dengan menggunakan skala Likert dalam Riduwan (2010: 89).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil tahap pendefenisian berupa analisis dan wawancara dengan guru dan siswa. Hasil analisis silabus diperoleh informasi bahwa materi yang diajarkan telah sesuai dengan kompetensi dasar pada kurikulum 2013.

Hasil analisis buku teks diperoleh informasi bahwa siswa menggunakkan buku teks mapel wajib untuk siswa dari kemendikbud, namun buku yang ada belum komunikatif dengan siswa dan belum mampu memfasilitasi siswa untuk belajar mandiri. Hasil analisis literatur adalah menganalisis buku-buku yang terkait dengan pengembangan modul dan pembelajaran berbasis Problem Based Learning (PBL). Hasil analisis karakteristik siswa adalah siswa sudah dapat menyusun hipotesisnya.

Hasil wawancara dengan guru dan siswa adalah bahwa selama ini siswa dan guru mengunakan bahan ajar yang membutuhkan banyak bimbingan guru.

(4)

Hasil tahap perancangan adalah modul berbasis Problem Based Learning (PBL) pada materi penyajian data statistika yang terdiri dari 3 kegiatan belajar, dimana setiap kegiatan belajar memuat uraian materi, latihan mandiri, kunci jawaban dan umpan balik. Komponen-komponen dalam modul berbasis Problem Based Learning (PBL), meliputi:

a. Penyajian masalah dalam uraian materi

Gambar 1. Masalah pada Modul

b. Mengorganisasikan kegiatan belajar siswa

Gambar 2. Mengorganisasikan siswa

c. Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok

Gambar 3. Membimbing Siswa

d. Menyajikan dan mengembangkan hasil karya

Gambar 4. Menyajikan Hasil Karya e. Evaluasi berupa latihan mandiri

Gambar 5. Latihan Mandiri

Tahap pengembangan dilakukan validasi modul berbasis Problem Based Learning (PBL) pada materi penyajian data statistik oleh 3 orang pakar yaitu pakar mengenai isi, kontruksi, teknis serta bahasa dan keterbacaan modul.

Hasil validasi modul berbasis Problem Based Learning (PBL) dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Validasi Modul Berbasis (PBL) Aspek yang

Dinilai

Validator 1 2 3 %

Isi - 35 28 87,5

Kontruksi - 27 22 87,5

Teknis 8 7 8 95,8

Bahasa dan

Keterbacaan 14 13 14 85,4 Jumlah

Keseluruhan 88,0 %

(5)

Berdasarkan Tabel 1, hasil validasi modul berbasis Problem Based Learning (PBL) pada materi penyajian data statistik dikategorikan sangat valid, dengan persentase validitas modul 88,0%. Uji pratikalitas dilakukan kepada dua orang guru matematika dan enam orang siswa. Kepraktisan modul dinilai dari berbagai aspek, yaitu aspek penyajian materi, manfaat dan tampilan.

Hasil uji pratikalitas dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Uji Pratikalitas Modul Berbasis (PBL)

Validator % Prakti Kalita

s

Kategori

Guru 84,1 Sangat Praktis Siswa 80,7 Sangat Praktis

Berdasarkan data pada Tabel 2 diketahui bahwa modul memiliki kategori sangat praktis oleh guru dengan persentase kepraktisan 84,1%.

Modul juga dikategorikan sangat praktis oleh siswa dengan persentase kepraktisan 80,7 %.

Hasil wawancara dengan ketiga validator dan enam orang siswa diperoleh informasi bahwa modul berbasis Problem Based Learning (PBL) pada materi penyajian data

statistik sudah valid dan praktis untuk setiap aspek. Hasil analisis validasi dan pratikalitas serta wawancara, dapat dinyatakan bahwa modul berbasis Problem Based Learning (PBL) pada materi penyajian data statistik yang dihasilkan di SMA N 3 Padang sudah penyajian data statistik pada modul telah diuraikan sesuai kompetensi dasar pada silabus, sesuai dengan tahap PBL, dan bahasa yang digunakan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa serta dapat digunakan pada pembelajaran penyajian data statistik di SMA N 3 Padang.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa modul berbasis Problem Based Learning (PBL) pada materi penyajian data statistik valid dengan tingkat kevalidan 88,0 %. Modul ini juga praktis digunakan di SMA N 3 Padang dengan kategori sangat praktis oleh guru yaitu 84,1 % dan dikategorikan sangat praktis oleh siswa dengan persentase 80,7 %.

DAFTAR RUJUKAN

Andi, Prastowo.2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press

(6)

Depdiknas. 2013. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Depdiknas

Permendiknas No. 41. 2007. Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Rahima. 2010. “Pengembangan Modul Berbasis Masalah Pada pembelajran Kalkulus Peubah Banyak 2", Thesis.

Padang: UNP

Riduwan. 2012. Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti Pemula. Bandung:

Alfabeta

Trianto. 2007. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif.

(7)

Referensi

Dokumen terkait

yang berjudul “ Pengembangan Modul Fisika Berbasis Problem Based Learning (PBL) dan Analogi untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Sains Pada Materi Hukum Gravitasi

Berdasarkan hasil validasi diperoleh bahwa e-modul IPA berbasis problem-based learning layak digunakan baik dari segi materi maupun media serta layak dalam uji coba

Berdasarkan hasil dari penelitian ini diperoleh bahwa: Pengembangan E-Modul biologi berbasis Problem Based Learning (PBL) pada materi pokok sistem imun untuk siswa kelas XI

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pengembangan perangkat pembelajaran berupa modul ajar PSP berbasis PBL pada materi ukuran pemusatan data yang telah dikembangkan oleh

Hasil penelitian menunjukkan bahwa :1modul pembelajaran fisika berbasis PBL yang dihasilkan layak untuk digunakan dengan nilai rata-rata dari kedua validator, validasi pengguna

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan yang didapat dari penelitian tersebut adalah: 1 Proses pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis Problem Based Learning PBL menggunakan beberapa tahapan

Kesimpulan Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan mengenai pengembangan e- modul fisika berbasis PBL pada materi fluida statis SMA kelas XI di SMA diperoleh kesimpulan

KESIMPULAN Berdasarkan penelitian dan hasil analisis data validasi yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa validasi dari modul praktikum berbasis problem based learning pada