• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengembangan modul pembelajaran ipa berbasis inkuiri

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengembangan modul pembelajaran ipa berbasis inkuiri"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Bagaimana kelayakan modul pembelajaran IPA berbasis inkuiri terbimbing bagi siswa kelas VII SMP khususnya pada materi klasifikasi makhluk hidup. Bagaimana aplikasi praktis modul pembelajaran IPA berbasis inkuiri terbimbing untuk siswa kelas VII SMP khususnya pada materi klasifikasi makhluk hidup.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Spesifikasi Produk

Modul pembelajaran dirancang secara ilustratif agar mudah dipahami dan lebih menarik, dilengkapi dengan gambar nyata, informasi tambahan (sekilas), soal evaluasi, serta teka-teki silang dan daftar pustaka. Modul pembelajaran memenuhi komponen kualitas buku ajar yaitu kelayakan isi, kepraktisan penggunaan baik isi, bahasa, penyajian dan grafik.

Asumsi Pengembangan

LANDASAN TEORI

Penelitian Dan Pengembangan

Media Pembelajaran

Modul

Jika diperlukan pemisahan atau pemisahan materi dari suatu standar kompetensi atau kompetensi inti, hendaknya dilakukan secara hati-hati dan dengan pertimbangan fleksibilitas standar kompetensi atau kompetensi inti yang harus dikuasai siswa. Menentukan dan mengatur waktu belajar yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan belajar siswa.

Model Inkuiri

Masalah yang disajikan adalah masalah yang menantang siswa untuk memecahkan pokok masalah dalam rumusan masalah, tentu ada jawabannya dan siswa didorong untuk menemukan jawaban yang tepat. Sebagai jawaban tentatif, hipotesis harus diuji kebenarannya.Salah satu cara guru dapat mengembangkan kemampuan menembak atau berhipotesis pada setiap siswa adalah dengan mengajukan pertanyaan yang berbeda yang dapat mendorong siswa untuk merumuskan jawaban tentatif atau mampu merumuskan berbeda. evaluasi kemungkinan jawaban atas suatu masalah. dipelajari. Proses pengumpulan data tidak hanya membutuhkan motivasi yang kuat dalam belajar tetapi juga ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikir Siswa menyampaikan hasil percobaan yang telah dilakukan berdasarkan data yang telah terkumpul.

Pengujian hipotesis adalah penentuan jawaban mana yang dianggap dapat diterima menurut data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan tidak hanya berdasarkan argumentasi, didukung oleh data yang ditemukan dan dipertanggungjawabkan. Untuk mencapai kesimpulan, guru harus mampu menunjukkan kepada siswa untuk menyimpulkan hasil percobaan berdasarkan data yang dikumpulkan dengan bimbingan guru.

Tujuan penggunaan model pembelajaran inkuiri adalah untuk mengembangkan kemampuan berpikir sistematis, logis dan kritis atau mengembangkan intelektual sebagai bagian dari proses mental.

Teka-Teki Silang

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa strategi teka-teki silang adalah salah satu bentuk permainan dimana kita mengisi titik-titik kosong yang merupakan jawaban dari pertanyaan. Kekhasan strategi ini adalah mengandung unsur kegairahan dan melatih kemampuan berpikir dalam pertanyaan setiap kata yang terbentuk baik secara vertikal maupun horizontal yang saling berkaitan satu sama lain. Strategi pembelajaran teka teki silang ini termasuk dalam bagian active learning atau strategi pembelajaran aktif.

Pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif, artinya melibatkan siswa secara aktif belajar untuk melakukan sesuatu dan memikirkan apa yang dilakukannya dalam proses pembelajaran. Dengan aktif belajar mendengar, menerima dan mengingat siswa tidak sekedar atau dengan kata lain siswa berada dalam keadaan pasif, melainkan siswa diajak berpikir dan memahami sendiri materi pelajaran.29 Di sini siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Keterlibatan aktif siswa dalam proses pengajaran diharapkan berupa keterlibatan mental (intelektual dan emosional) yang dalam beberapa hal diikuti dengan aktivitas fisik.

Kajian Pustaka

Dari penelitian dan penelitian yang dilakukan peneliti baik mengembangkan produk pembelajaran maupun. Penelitian ini dan penelitian yang dilakukan oleh peneliti sama-sama menggunakan teka-teki silang dimana.

Kerangka Berpikir

METODE PENELITIAN

  • Prosedur Pengembangan
  • Subjek Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data

Pada tahap ini peneliti menghasilkan produk awal berupa modul berbasis inkuiri terbimbing yang dikolaborasikan dengan teka-teki silang khususnya pada materi klasifikasi makhluk hidup. Keluaran utama dari penelitian pengembangan ini adalah modul pembelajaran IPA berbasis inkuiri terbimbing pada klasifikasi makhluk hidup yang dikolaborasikan dengan teka-teki silang untuk siswa kelas VII SMPN 1 Kaur. Kegiatan penelitian Tahap 1 adalah analisis kebutuhan modul pembelajaran IPA berbasis inkuiri terbimbing pada materi klasifikasi makhluk hidup yang dikolaborasikan dengan teka-teki silang untuk siswa kelas VII sekolah menengah.

Setelah melakukan analisis kebutuhan dan mengenali permasalahan yang ada di lapangan, langkah selanjutnya adalah mengembangkan produk awal modul pembelajaran IPA berdasarkan penelitian terarah pada materi klasifikasi makhluk hidup dalam hubungannya dengan permainan teka-teki silang. Analisis data yang digunakan dalam pengembangan modul berbasis penelitian klasifikasi makhluk hidup ini bertujuan untuk mengukur hasil validasi ahli materi, media dan bahasa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari penilaian bahasa, pengembangan modul pembelajaran IPA berbasis Inkuiri Terbimbing yang dikolaborasikan dengan permainan teka-teki silang sangat layak untuk digunakan.

Hasil penelitian pengembangan ini berupa modul pembelajaran IPA berbasis penelitian terbimbing pada materi klasifikasi makhluk hidup kolaborasi teka-teki silang untuk siswa kelas VII SMPN 1 Kaur yang divalidasi oleh pendidik ahli yang meliputi validasi materi, validasi bahasa, dan validasi media.

Gambar 3.2 Cover Modul  3.  Development (mengembangkan)
Gambar 3.2 Cover Modul 3. Development (mengembangkan)

DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Deskripsi Prototipe Produk

Hasil analisis kebutuhan berdasarkan angket survei guru IPA dapat dilihat pada tabel 4.1. Hasil analisis kebutuhan guru no. penggunaan sumber belajar materi klasifikasi makhluk hidup. Metode yang digunakan guru dalam mengajar adalah ceramah dan diskusi presentasi, penggunaan bahan ajar seperti modul sudah pernah digunakan sebelumnya namun terkesan kaku dan tidak menarik, saat ini masih menggunakan buku cetak dan LKS dalam pembelajaran IPA. 50% guru menggunakan permainan berupa permainan untuk mengidentifikasi klasifikasi makhluk hidup, dan 50% guru tidak menggunakan permainan dalam pembelajaran khususnya materi klasifikasi makhluk hidup.

Guru menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang menghambat guru dalam membuat media pembelajaran yaitu tidak adanya fasilitas pendukung, membutuhkan waktu yang lama dan kurangnya pengetahuan dan informasi guru tentang modul pembelajaran IPA berbasis inkuiri. Dengan dikembangkannya Modul Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terbimbing yang dikolaborasikan dengan permainan teka-teki silang diharapkan dapat mendorong siswa untuk aktif dan mandiri dalam pembelajaran, serta guru bersedia menggunakan modul ini dalam pembelajaran IPA khususnya pada klasifikasi. dari makhluk hidup. Materi yang digunakan untuk membuat modul ini adalah materi tentang klasifikasi makhluk hidup dengan sub pokok bahasan tentang ciri-ciri benda di lingkungan sekitar, ciri-ciri makhluk hidup dan klasifikasi makhluk hidup.

Hasil daripada langkah terakhir ini ialah modul ipa berasaskan penyelidikan berpandu tentang klasifikasi makhluk hidup kelas VII, yang kemudiannya sedia untuk disahkan oleh pakar untuk mengetahui kualiti reka bentuk asal modul.

Gambar 4.1 (a) layout halaman 3 (b) layout halaman 5  (c) layout halaman 10 (d) layout halaman 20
Gambar 4.1 (a) layout halaman 3 (b) layout halaman 5 (c) layout halaman 10 (d) layout halaman 20

Hasil Uji Lapangan Terbatas

Berdasarkan tabel hasil angket respon siswa di atas, secara keseluruhan persentase hasil respon siswa menunjukkan bahwa modul pembelajaran IPA berbasis inkuiri terbimbing terintegrasi teka-teki silang dapat dikategorikan Sangat Layak, baik dari segi bahasa, gambar maupun struktur, petunjuk. dan langkah-langkah kerja dalam modul, istilah-istilah yang terdapat dalam modul, tujuan dan isi modul serta dapat mendorong rasa ingin tahu siswa. Dari hasil respon mahasiswa juga terdapat beberapa saran perbaikan untuk menjadikan modul ini lebih baik lagi, diantaranya adalah warna modul yang perlu diperjelas lagi.

Analisis Data

Pada aspek penyempurnaan diperoleh skor total 13, skor maksimal 15 dengan persentase kesesuaian 86,6%, dan masuk dalam kriteria Sangat Sesuai. Skor 14 dicapai pada aspek rasa ingin tahu, skor maksimal 15 dengan tingkat kelayakan 93,3%, dan masuk dalam kriteria Sangat Layak. Pada aspek pengembangan kecakapan hidup diperoleh skor total 15, skor maksimal 15 dengan tingkat kelayakan 100%, dan masuk dalam kriteria Sangat Layak.

Dalam hal pengembangan pengetahuan keberagaman diperoleh skor 10, skor maksimal 10 dengan tingkat penerimaan 100%, dan dinyatakan dalam kriteria sangat dapat diterima. Dengan demikian tabel validasi ahli materi memberikan skor total 77, skor maksimal 80 dengan persentase 96,28%, dan produk modul yang dikembangkan dinyatakan sangat layak. Selain itu aspek tampilan tulisan mendapatkan skor total 18 dari 29 poin maksimal dengan persentase 90% kriteria sangat layak, aspek tampilan gambar mendapatkan skor maksimal 20 dari 20 dengan persentase 100%. kriteria sangat layak, aspek fungsi modul mendapat skor 19 dari 20 poin maksimal dengan persentase 95%, kriteria sangat layak dan manfaat modul mendapat skor 18 dari 20, skor maksimal adalah dengan persentase 90% , kriteria sangat layak.

Berdasarkan tabel evaluasi bahasa di atas, diperoleh skor 71 dari skor maksimal 75 dengan persentase rata-rata 94,66% dari kriteria “Sangat Berterima”. Untuk setiap aspek mendapatkan point yaitu aspek kesesuaian bahasa dengan perkembangan siswa yang mendapatkan skor 9 dari skor maksimal 10 dengan prosentase 90% pada kategori sangat layak, aspek komunikatif mendapat nilai skor 9 dari skor maksimal 10 dengan persentase 90%. kriteria sangat layak, aspek dialogis dan interaktif mendapatkan skor 10 dari skor maksimal 10 dengan persentase 100% banyak kriteria. layak, aspek lugas mendapat skor 10 dari skor maksimal 10 dengan persentase 100% kriteria sangat layak, aspek keterpaduan dan urutan pemikiran mendapat skor 9 dari skor maksimal 10 dengan persentase kriteria sangat layak 90%, aspek kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia yang benar mendapat skor 10 dari skor maksimal 10 dengan persentase 100%, kriteria sangat layak dan terakhir aspek penggunaan istilah dan simbol/symbol mendapat skor 14 dari skor maksimal 15, dengan persentase 93%, kriteria sangat layak. Dari tabel hasil tanggapan guru terhadap kepraktisan modul, dari poin maksimal 40 dengan prosentase 77,5% diperoleh poin total 31 dari kriteria kepraktisan, maka berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa pengembangan modul pembelajaran terarah berdasarkan penelitian tentang klasifikasi makhluk hidup yang bermitra dengan permainan teka-teki silang untuk siswa kelas VII termasuk dalam kriteria “Praktis”.

Tabel  di  atas  menunjukan  hasil  penilaian  ahli  validasi  yang  mana di dapat jumlah skor sebesar 75 dengan skor maksimal 80 serta  rata-rata  prsentase  diperoleh  hasil  sebesar  93,75%  dengan  kriteria  klayakan  “Sangat  Layak”
Tabel di atas menunjukan hasil penilaian ahli validasi yang mana di dapat jumlah skor sebesar 75 dengan skor maksimal 80 serta rata-rata prsentase diperoleh hasil sebesar 93,75% dengan kriteria klayakan “Sangat Layak”

Prototipe Pengembangan

PENUTUP

Saran

Bagi mahasiswa, modul ini diharapkan dapat menjadi sumber belajar mahasiswa dalam belajar mandiri khususnya pada materi klasifikasi makhluk hidup. Bagi guru, modul ini diharapkan dapat membantu dan menjadi salah satu acuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran dan instrumen yang praktis digunakan dalam pembelajaran. Bagi peneliti selanjutnya, kami berharap dapat terus mengembangkan modul ini ke tahap selanjutnya yaitu tahap uji coba ekstensif dan pendistribusian produk ke sekolah, guru dan siswa.

Pengembangan media pembelajaran berupa buletin berupa buku saku pembelajaran Buku saku pembelajaran IPA terpadu. Pengembangan modul IPA terpadu berbasis inkuiri terbimbing untuk siswa kelas VII. kelas sekolah menengah pertama dengan topik Energi adalah sumber daya. Pengembangan media pembelajaran berbasis komik pada mata pelajaran IPS IV. kelas Mi Nurul Hidayah Roworejo Negerikaton Pesawaran.

Pengembangan modul pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing pada elastisitas dan hukum Hooke” (Tesis Mahasiswa Pendidikan Fisika FKIP UNILA) diakses pada 15 September 2020.

Gambar

Gambar 3. 1 MODEL ADDIE
Gambar 3.2 Cover Modul  3.  Development (mengembangkan)
Tabel 3.2 Skala Likert
Tabel 3.3 Kriteria Kelayakan  Skor Persentase (%)  Interprestasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rahmatulloh, Rizkia Ananda. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Video Pembelajaran dan Teka-Teki Silang dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran IPS