• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BUKU TEKS MEMBACA DENGAN PENDEKATAN PROSES MEMBACA PADA TEMA 8 UNTUK SISWA KELAS IV MI MUHAMMADIYAH SINGASARI KECAMATAN KARANGLEWAS - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGEMBANGAN BUKU TEKS MEMBACA DENGAN PENDEKATAN PROSES MEMBACA PADA TEMA 8 UNTUK SISWA KELAS IV MI MUHAMMADIYAH SINGASARI KECAMATAN KARANGLEWAS - repository perpustakaan"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

Bahan pembelajaran yang dibahas dalam penelitian ini adalah bahan pembelajaran cetak berupa buku teks pembelajaran bahasa Indonesia di MI Muhammadiyah. Menurut Nasution, buku teks merupakan bahan ajar yang paling banyak digunakan di antara semua bahan ajar lainnya (Prastowo, 2011). Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa buku teks adalah teks-teks yang menjadi acuan sekolah yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan.

Penulis harus memahami struktur buku teks mulai dari halaman depan (sampul) hingga halaman terakhir sampul. Tata letak buku teks jelas berbeda dengan novel atau buku cerita karena struktur isi buku teks lebih rumit. Pada hakikatnya informasi dalam buku teks hanya dapat disajikan dalam bentuk teks, bentuk ilustrasi, atau bentuk teks dan ilustrasi.

Pada penelitian ini buku ajar yang dikembangkan adalah buku bacaan untuk siswa kelas IV MI Muhammadiyah. Merujuk pada penjelasan buku teks, maka dapat disimpulkan sebagai aspek penyusunan kerangka instrumen penilaian buku teks yang sedang dikembangkan. Selanjutnya aspek-aspek tersebut akan dikembangkan menjadi kisi-kisi instrumen penilaian produk pengembangan buku ajar yang selanjutnya akan divalidasi oleh para ahli.

Ilustrasi  dapat  digunakan  untuk  mempermudah  pembaca  dalam  memahami  materi  yang  sulit  dijelaskan  melalui  kata  –  kata  dan  mengurangi verbalisme agar tidak bosan, ini akan menjadi efektif  jika  sasarannya  adalah  anak  sekolah  dasar  diman
Ilustrasi dapat digunakan untuk mempermudah pembaca dalam memahami materi yang sulit dijelaskan melalui kata – kata dan mengurangi verbalisme agar tidak bosan, ini akan menjadi efektif jika sasarannya adalah anak sekolah dasar diman

Pembelajaran Membaca

Pernyataan tersebut memberikan gambaran bahwa proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang berlangsung antara guru dan siswa. Konteks pembahasan dalam penelitian ini berkaitan dengan pembelajaran membaca sebagai suatu keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap siswa Abidin (2012:4) mengemukakan bahwa pembelajaran membaca dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang dilakukan siswa untuk mencapai keterampilan membaca. . Pembelajaran membaca tidak sekedar dilakukan agar siswa mampu membaca, tetapi merupakan suatu proses yang melibatkan seluruh aktivitas mental dan kemampuan berpikir siswa untuk memahami, mengkritik, dan memperbanyak wacana tertulis.

Dalman (2013:8) juga menyatakan bahwa pembelajaran membaca harus berfokus pada aspek kemampuan memahami isi bacaan, oleh karena itu siswa harus dilatih secara intensif dalam memahami suatu teks bacaan. Pembelajaran membaca dilakukan tidak hanya agar siswa mampu membaca, tetapi juga kemampuan berpikir siswa dalam memahami, mengkritisi, dan mereproduksi wacana tertulis. Selain itu, pembelajaran membaca juga bertujuan agar siswa dapat memahami makna dari setiap tulisan atau bacaan yang dibacanya.

Berdasarkan prinsip yang dikembangkan, pembelajaran membaca sebaiknya diajarkan secara bertahap dengan menggunakan strategi yang dapat memotivasi siswa.Sebelum guru melaksanakan pembelajaran dalam pembelajaran, guru harus mengetahui tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa. Gruber (Rahim) mengemukakan beberapa teknik yang dapat digunakan guru untuk mengaktifkan skema siswa melalui kegiatan pra-membaca.Model metakognitif yang diberikan kepada siswa pada saat membaca dapat memberikan efek positif pada pemahaman individu karena dapat meningkatkan kemampuan belajar.

Dalam pembelajaran tematik, siswa harus mampu mengintegrasikan pengalaman bermakna ke dalam materi pembelajaran yang dibahas. Bermakna artinya siswa dalam pembelajaran tematik dapat memahami konsep yang dipelajarinya melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan konsep-konsep di dalam dan antar mata pelajaran. Dibandingkan dengan pendekatan konvensional, pembelajaran tematik terkesan lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran untuk pengambilan keputusan.

Psikologi perkembangan amat diperlukan dalam menentukan kandungan/bahan pembelajaran tematik yang disampaikan kepada pelajar supaya tahap keluasan dan kedalaman sesuai dengan tahap perkembangan pelajar. Fokus pembelajaran adalah untuk membincangkan tema yang paling berkait rapat dengan kehidupan pelajar. Pembelajaran bertema mempersembahkan konsep daripada topik yang berbeza dalam proses pembelajaran supaya pelajar dapat memahami konsep tersebut secara menyeluruh.

Ini adalah perlu untuk membantu pelajar menyelesaikan masalah yang mereka hadapi dalam kehidupan seharian.

Pendekatan Proses

Dalam konteks pembelajaran, kegiatan dapat diawali dengan pertanyaan dari guru kepada siswa. Dalam konteks pembelajaran, siswa dapat menulis prediksi tentang teks yang ingin dibacanya dan menuliskannya di buku catatannya sebelum membaca teks tersebut. Tujuan utama tahap ini adalah menghubungkan pengetahuan sebelumnya dengan teks yang akan dibaca.

Dalam konteks pembelajaran, kegiatan dapat dilakukan dengan penjelasan dari guru tentang hubungan antara pengetahuan sebelumnya atau materi pembelajaran sebelumnya yang telah dipelajari siswa. Kelima jenis model membaca ini dapat digunakan dalam kaitannya dengan jenis dan tujuan pembelajaran membaca di sekolah dan memungkinkan digunakan lebih dari satu model membaca. Membaca berpasangan dapat dilakukan dengan variasi membaca bersuara secara bergiliran, membaca dalam hati, dan pada waktu lain seluruh kelas membaca bersama.

Menurut Donoghue, membaca terbimbing melibatkan anak-anak dalam kelompok kecil yang homogen membaca teks yang sama dengan tingkat kesulitan yang sama, yaitu membaca terbimbing melibatkan anak-anak dalam kelompok kecil yang homogen membaca teks yang sama dengan tingkat kesulitan yang sama. 5) Membaca bebas (membaca mandiri). Dalam strategi ini, siswa diperbolehkan membaca seluruh atau sebagian teks, dan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Pada tahap ketiga ini yaitu merespon atau memberikan umpan balik, siswa memberikan respon terhadap kegiatan membaca mereka dan terus berusaha memahami isinya.

Setelah menjawab atau bereaksi terhadap isi bacaan, siswa kembali memperhatikan teks untuk mengeksplorasi isi bacaan lebih dalam. Pada tahap ini yang ditekankan adalah membaca ulang teks, karena ini merupakan salah satu strategi yang dapat membantu mengembangkan keterampilan membaca. Pada tahap ini dapat dilakukan kegiatan sebagai berikut: (1) reproduksi teks dalam bahasa sendiri; (2) bermain peran sesuai isi teks; (3) penyajian isi teks menggunakan Powerpoint Menurut Tompkins & Hoskisson (1995) &.

Pembelajaran membaca dengan pendekatan proses melalui langkah-langkah: persiapan membaca, membaca, merespons, mengeksplorasi teks dan memperluas interpretasi. Jika dipelajari, langkah-langkah tersebut berasal dari tiga langkah dalam belajar membaca, yaitu tahap pra-membaca, tahap membaca, dan tahap pasca-membaca.

Materi Pembelajaran

Secara umum materi pembelajaran membaca pada mata pelajaran ini adalah membaca teks cerita petualangan, teks laporan, teks informasi dan teks wawancara. Bahan ajar membaca ini masih perlu dikemas dalam rangkaian kegiatan proses membaca agar siswa dapat memahami materi secara utuh dan membangun pengetahuannya.

Tabel 2.2Materi Pembelajaran Membaca Kelas IV Tema 8
Tabel 2.2Materi Pembelajaran Membaca Kelas IV Tema 8

Teori Belajar yang Melandasi Pengembangan

Pendekatan konstruktivis mensyaratkan bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu dan pengalaman merupakan kunci utama pembelajaran bermakna. Pembelajaran bermakna tidak akan tercapai hanya dengan mendengarkan ceramah atau membaca buku tentang pengalaman orang lain.

Karakteristik Peserta Didik Sekolah Dasar

Perkembangan moral anak usia sekolah dasar adalah anak mampu mengikuti aturan atau tuntutan orang tua atau lingkungan sosialnya. Pada akhir usia ini (11 tahun-12 tahun), anak sudah dapat memahami alasan adanya suatu aturan. Secara umum ciri-ciri perkembangan anak awal kelas (1, 2, 3) sekolah dasar biasanya pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan, mampu mengendalikan tubuh dan keseimbangan.

Pada perkembangan tahap awal, siswa yang berada pada masa perkembangan dalam segala hal berada pada kelas bawah (kelas 1-3) dengan kelas tinggi (kelas 4-6). Tahapan masa perkembangan ini berkaitan dengan tahapan perkembangan kognitif siswa pada setiap kelompok umur, seperti yang dikemukakan oleh Piaget (1950) (Susanto menyatakan bahwa setiap tahap perkembangan kognitif mempunyai karakter yang berbeda-beda, yang secara umum diklasifikasikan menjadi empat tahap, yaitu : tahap sensorik motorik, tahap pra operasional, tahap operasional konkrit dan tahap operasional formal.Pada tahap pra operasional (2-7 tahun) kemampuan skema kognitif masih terbatas.Siswa suka meniru tingkah laku orang lain.

Tahap operatif konkrit (usia 7-11 tahun), pada tahap ini siswa sudah mulai memahami aspek kumulatif materi. Tahap operasional formal (11-15 tahun), pada tahap ini siswa telah mencapai usia remaja, perkembangan kognitif siswa pada tahap ini mempunyai kemampuan mengkoordinasikan dua jenis keterampilan kognitif secara bersamaan dan berurutan.

Kajian Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian ini dapat menjadi alternatif dan pedoman dalam pengembangan buku ajar membaca berdasarkan pendekatan proses. Berikut penelitian yang dilakukan oleh Dedy Irawan dengan judul “Mengembangkan Buku Teks Membaca Pendekatan Proses untuk Siswa Kelas IV”. Tujuan penelitian dan pengembangan ini adalah untuk menciptakan buku membaca berbasis pendekatan yang cocok dan layak digunakan dalam meningkatkan keterampilan membaca siswa IV. Hasil penelitian dan pengembangan penelitian ini adalah pembelajaran berdasarkan pendekatan proses buku teks topik 9 “makananku sehat dan bergizi”, yang dirancang dalam lima kegiatan membaca, yaitu: (1) persiapan; (2) membaca; (3) merespons; (4) pemahaman; dan (5) memperluas maknanya.

Pertama, proses membaca buku berdasarkan pendekatan yang telah membuahkan hasil yang layak digunakan di kalangan siswa IV. kelas dalam hal materi pembelajaran. Menurut ahli materi, nilai bahan bacaan ini berdasarkan pendekatan proses adalah 120,00 dengan predikat “B”, dan buku ajar itu sendiri termasuk dalam kategori “sangat baik”. Kemudian dikembangkan bahan bacaan berbasis pendekatan proses yang layak digunakan di kalangan siswa IV. kelas dari sudut pandang media pembelajaran.

Menurut ahli media, nilai buku bacaan berdasarkan pendekatan proses ini adalah 72,00 dengan predikat “B” dan teksnya sendiri masuk dalam kategori “baik”. Selain itu, proses membaca buku didasarkan pada pendekatan yang telah membuahkan hasil yang layak untuk diterapkan di kalangan siswa kelas IV dalam hal desain buku. Selain itu penelitian Devy Angraeny, Ina Mustafa, Anwar Efendi juga melakukan penelitian yang bertujuan untuk (1) menemukan kebutuhan siswa dalam belajar bahasa Indonesia berdasarkan studi literatur dan studi lapangan, (2) menjelaskan perencanaan awal dan pengembangan bahan ajar pembelajaran. menulis berdasarkan pendekatan proses berdasarkan analisis kebutuhan siswa, (3) mengetahui kesesuaian bahan ajar untuk pembelajaran menulis cerita berdasarkan pendekatan proses bagi siswa SMP menurut ahli bahasa dan guru.

Baik Indonesia maupun siswa (4) menghasilkan bahan ajar pembelajaran menulis cerita berdasarkan pendekatan berbasis proses yang layak digunakan. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bahan ajar pembelajaran menulis cerita berdasarkan pendekatan proses yang dikembangkan terdiri dari tiga kegiatan pembelajaran. Kegiatan Pembelajaran I berisi pengenalan cerita, sedangkan Kegiatan Pembelajaran II dan Kegiatan Pembelajaran III berisi tahapan menulis cerita dengan menggunakan pendekatan proses.

Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar berupa buku yang dikembangkan efektif untuk pembelajaran. Mengembangkan bahan ajar yang sesuai prosedur dapat menghasilkan bahan ajar yang layak digunakan oleh siswa.

Kerangka Pikir

Gambar

Ilustrasi  dapat  digunakan  untuk  mempermudah  pembaca  dalam  memahami  materi  yang  sulit  dijelaskan  melalui  kata  –  kata  dan  mengurangi verbalisme agar tidak bosan, ini akan menjadi efektif  jika  sasarannya  adalah  anak  sekolah  dasar  diman
Ilustrasi  juga  dapat  berupa  table  dan  grafik  untuk  menyampaikan  konsep/informasi  secara  menyekuruh  tanpa  menggunakan  banyak  kata dan rahmat
Tabel 2.1Rangkuman Aspek Penyusunan Kisi-kisi Instrumen  Penilaian Buku Teks Pelajaran
Table  2.1  merupakan  rangkuman  aspek  penyususnan  kisi-kisi  penilaian  buku  teks  pelajara  (Muslich,  2010:291)  dan  kelayakan  rancangan buku (Sitepu, 2012:127)
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hence, it can be concluded that the dummy and independent variables: the presence of COVID-19 (COVID19), Earnings Per Share (EPS), Net Profit Margin (NPM), Return On