• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan sumber daya manusia dapat dilakukan dengan perencanaan karir (career planning), pengembangan karir (career development), pengembangan organisasi (organization development/OD) dan manajemen dan penilaian kinerja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pengembangan sumber daya manusia dapat dilakukan dengan perencanaan karir (career planning), pengembangan karir (career development), pengembangan organisasi (organization development/OD) dan manajemen dan penilaian kinerja"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

Kondisi lingkungan kerja dikatakan baik apabila masyarakat dapat melakukan aktivitas secara optimal, sehat, aman dan nyaman. Menurut Basuki dan Susilowati (2016), lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada dalam lingkungan yang dapat mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung seseorang atau sekelompok orang dalam melaksanakan kegiatannya. Menurut Sedarmayanti (2016), lingkungan kerja fisik adalah segala kondisi fisik yang ada di sekitar tempat kerja, yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Persyaratan kesehatan lingkungan kerja dalam keputusan ini berlaku baik untuk kantor tunggal maupun kelompok. Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar pegawai selama ia bekerja, baik fisik maupun non fisik yang dapat mempengaruhi pegawai selama ia bekerja.

Faktor-faktor Lingkungan Kerja

Misalnya gedung dengan plafon yang tinggi akan menyebabkan pertukaran udara lebih banyak dibandingkan gedung dengan plafon rendah.Selain itu, luas ruangan dibandingkan dengan jumlah karyawan juga akan mempengaruhi pertukaran udara yang ada. Kebisingan merupakan suatu gangguan bagi seseorang, karena dengan adanya kebisingan maka konsentrasi dalam bekerja akan terganggu. Penataan ruang merupakan penataan ruang kerja yang biasanya mempengaruhi kenyamanan karyawan dalam bekerja.

Jenis-Jenis Lingkungan Kerja

Pertukaran udara yang cukup meningkatkan kesegaran jasmani karyawan, karena jika ventilasi cukup maka kesehatan karyawan terjamin. Menurut Robbins-Coulter dalam Handoko (2016:45), lingkungan dirumuskan menjadi dua, yaitu lingkungan umum dan lingkungan khusus. Fasilitas kerja adalah segala sesuatu yang dipakai, dipergunakan, ditempati dan dinikmati oleh pegawai, baik yang berhubungan langsung dengan pekerjaan maupun dengan berfungsinya pekerjaan dengan baik, sehingga dapat meningkatkan produktivitas atau prestasi kerja.

Segala benda yang dipergunakan dalam berkarya, namun tidak secara langsung dalam produksinya, melainkan sebagai sarana penunjang dan penyegaran dalam berkarya. Fasilitas yang digunakan oleh staf fungsi sosial antara lain penyediaan kendaraan bermotor, musala, dan fasilitas kesehatan. Teknologi merupakan alat kerja operasional yaitu segala benda atau barang yang berperan sebagai alat canggih yang langsung digunakan dalam produksi, seperti komputer, pengganda, kalkulator.

Lingkungan khusus adalah bagian dari lingkungan yang berkaitan langsung dengan pencapaian tujuan organisasi dan dapat mempengaruhinya dalam pelaksanaan tugas yang diberikan.

Indikator Lingkungan Kerja

Cahaya atau penerangan sangat bermanfaat bagi karyawan untuk menjamin keselamatan dan kelancaran kerja, oleh karena itu perlu diperhatikan keberadaan cahaya (cahaya) yang terang namun tidak menyilaukan. Oksigen merupakan gas yang dibutuhkan makhluk hidup untuk menunjang kehidupan, yaitu untuk proses metabolisme. Udara sekitar dikatakan kotor jika kadar oksigen di udara mengalami penurunan dan bercampur dengan gas-gas atau bau-bauan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh.

Salah satu jenis pencemaran yang cukup sulit diatasi oleh para ahli adalah kebisingan, yaitu suara-suara yang tidak enak didengar oleh telinga. Adanya bau di tempat kerja dapat dianggap sebagai pencemaran karena dapat mengganggu konsentrasi dalam bekerja, dan bau yang timbul secara terus menerus dapat mempengaruhi kepekaan penciuman. Penggunaan “AC” yang tepat merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk menghilangkan bau tidak sedap di sekitar tempat kerja.

Untuk menjaga lokasi dan lingkungan kerja dalam kondisi aman, maka perlu memperhatikan keselamatan kerja. Salah satu upaya untuk menjaga keselamatan di tempat kerja adalah dengan memanfaatkan staf Satuan Petugas Keamanan (SATPAM). Berdasarkan dua pernyataan berbeda yaitu dari Nitisemito (2016) dan Sedarmayanti (2016) mengenai lingkungan kerja diharapkan tercipta lingkungan kerja yang kondusif sehingga karyawan betah bekerja.

Dari dua pendapat yang berbeda peneliti memperoleh indikator yaitu suasana kerja, hubungan dengan rekan kerja, ketersediaan tempat kerja, penerangan, sirkulasi udara, kebisingan, bau tidak sedap dan keamanan.

Employee Engagement

  • Pengertian Employee Engagement
  • Aspek Employee Engagement
  • Tipe Employee Engagement
  • Faktor-faktor Pembentuk Employee engagement
  • Dampak Employee Engagement
  • Indikator Employee Engagement

Mercer (2011): Keterlibatan karyawan, disebut juga komitmen atau motivasi, mengacu pada keadaan psikologis karyawan yang prihatin terhadap keberhasilan organisasinya dan menunjukkan hasil kinerja yang lebih tinggi dari yang dibutuhkan. Lebih lanjut Kahn menyatakan bahwa karyawan yang terlibat berusaha untuk mempertahankan perannya dalam organisasi, mendorong energinya dalam perilaku peran (self-employment), dan menampilkan diri dalam suatu peran (self-expression). Keterlibatan fisik berarti bahwa karyawan terlibat dalam tugas, secara individu atau dalam tim.

Keterlibatan kognitif berarti karyawan lebih memperhatikan tugas dan perannya di lingkungan kerja. Karyawan yang terlibat secara konsisten menunjukkan kinerja tinggi, memanfaatkan bakat dan kelebihannya dalam bekerja, serta mendorong terciptanya inovasi. Disengaged: merupakan tipe karyawan yang lebih cenderung berkonsentrasi pada tugas dibandingkan pada tujuan dan hasil yang diharapkan dapat dicapai.

Karyawan yang yakin telah mencapai keadilan akan bertindak adil dalam organisasi dengan membangun ikatan emosional yang mendalam dengan organisasi (McBain, 2007 dalam Margaretha dan Saragih, 2008). Kekuatan merupakan karakter pegawai yang mempunyai tenaga yang besar, mau bekerja, tidak mudah lelah dan mampu mengatasi kesulitan. Dedikasi, yaitu karakter pegawai yang memiliki ikatan kuat dengan pekerjaannya, antusias, inspiratif dan bangga serta menyukai tantangan.

Immersion merupakan sifat pegawai yang menikmati pekerjaannya, berkonsentrasi penuh pada pekerjaan dan tidak dapat dipisahkan dari pekerjaannya, serta merasakan waktu berlalu dengan cepat dalam bekerja.

Kinerja

  • Pengertian Kinerja
  • Penilaian Kinerja
  • Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan
  • Indikator Kinerja Karyawan

Sinambela (2018), sukses adalah melaksanakan pekerjaan dan menyempurnakan pekerjaan sesuai dengan tanggung jawabnya guna mencapai hasil yang diharapkan. Kinerja pegawai sangat diperlukan, karena kinerja ini menunjukkan seberapa baik pegawai tersebut mampu melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya. Mangkunegara (2017) menyatakan bahwa kinerja pegawai adalah hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Kinerja merupakan hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dilakukan seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2017). Menurut Rivai dan Basri (2017), kinerja adalah kemauan seseorang atau sekelompok orang untuk melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dan dengan hasil yang diharapkan. Rivai (2017) menyatakan kinerja adalah kemauan seseorang atau sekelompok orang untuk melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dan dengan hasil yang diharapkan.

Rivai juga menjelaskan bahwa kinerja pada hakikatnya adalah prestasi yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya sesuai dengan standar dan kriteria yang ditetapkan untuk pekerjaan itu. Menurut Farida (2017), kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja pegawai adalah hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya dalam jangka waktu tertentu berdasarkan keterampilan, pengalaman, pengetahuan dan melaksanakan tugasnya. dengan serius.

Tujuan dari penilaian kinerja adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja karyawan di perusahaan dengan cara meningkatkan kinerja personel di perusahaan. Evaluasi terhadap kinerja pegawai dalam perusahaan harus dilakukan agar perusahaan dapat mengetahui prestasi yang diraih oleh pegawainya, yaitu apakah prestasi yang diraih itu baik, sedang, atau buruk. Oleh karena itu, pegawai hendaknya ditugaskan pada pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya (the right person in the right place, the right person in the right job).

Penelitian Terdahulu

Variabel kerjasama tim juga menjadi faktor yang paling dominan terhadap keterikatan karyawan di Ibis Style Hotel Surabaya. Penelitian ini menghasilkan faktor baru yaitu Faktor Employee Engagement yang variabel kontribusinya paling besar adalah lingkungan kerja. Analisis kondisi lingkungan kerja dalam meningkatkan keterikatan karyawan pada karyawan bagian produksi industri manufaktur di Cimahi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gambaran lingkungan kerja berada pada kategori baik, gambaran Employee Engagement berada pada kategori tinggi dan Employee Engagement dipengaruhi oleh lingkungan kerja. Hasil penelitian dengan menggunakan analisis jalur, dalam pengujian secara parsial menunjukkan bahwa hasil koefisien jalur tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Employee Engagement (Y), yaitu variabel rasa aman karyawan. Pengaruh lingkungan kerja terhadap komitmen kerja dengan efikasi diri sebagai variabel moderator pada karyawan Hotel Pelangi Malang.

Hasil dari penelitian ini adalah (1) kondisi lingkungan kerja, keterikatan kerja dan Efikasi Diri karyawan Hotel Pelangi Malang termasuk dalam kategori baik/tinggi, (2) lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap keterikatan kerja Hotel Pelangi Karyawan Malang, dan (3) Efikasi diri tidak dapat menjadi variabel moderator yang signifikan terhadap pengaruh lingkungan kerja terhadap keterikatan kerja pada karyawan Hotel Pelangi Malang. Hasil penelitian yang diperoleh adalah Lingkungan Kerja mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap Turnover Intention, Self. Efektivitas mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap niat berpindah, Konflik pekerjaan-keluarga mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap niat berpindah, Keterlibatan karyawan mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap niat berpindah.

Pengaruh kompensasi dan lingkungan kerja terhadap keterikatan karyawan pada staf bagian medis di Rskia Sadewa Yogyakarta.

Pengembangan Hipotesis

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan tidak dapat mempengaruhi kinerja pegawai secara langsung, karena gaya kepemimpinan merupakan interaksi antara manajemen puncak dengan pegawai, sehingga diperlukan variabel mediasi untuk meningkatkan kinerja pegawai. Walaupun lingkungan kerja tidak menjalankan proses produksi dalam suatu perusahaan, namun lingkungan kerja mempunyai dampak langsung terhadap karyawan yang melakukan proses produksi tersebut. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar pekerja selama bekerja, baik fisik maupun non fisik, langsung maupun tidak langsung, yang dapat mempengaruhi dirinya dan pekerjaannya selama bekerja (Nitisemito, 2015).

Lingkungan kerja fisik mencakup segala kondisi fisik di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan secara langsung maupun tidak langsung, misalnya kursi, meja, dan lain-lain. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin baik kondisi lingkungan kerja pada kedua organisasi outsourcing maka semakin baik pula tingkat kinerjanya. keterlibatan karyawan di antara karyawan di organisasi tersebut. Hasil penelitian Riki Gunawan (2019) menunjukkan bahwa gambaran lingkungan kerja berada pada kategori baik, gambaran Employee Engagement berada pada kategori tinggi, dan Employee Engagement dipengaruhi oleh lingkungan kerja.

Penelitian Pristiwiana Okta (2019) menunjukkan bahwa lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap work engagement pada karyawan Hotel Pelangi Malang. Definisi umum dari keterikatan karyawan dipahami sebagai keadaan yang diinginkan yang mencakup tujuan organisasi serta komitmen, keterlibatan, antusiasme, semangat, fokus pada bisnis dan sebagainya. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa keterikatan karyawan adalah perasaan, pemikiran dan sikap positif terhadap pekerjaan yang meningkatkan kinerja dan keterlibatan individu.

Vivi Putri Ramadhoani (2020) Hasil penelitian yang diperoleh adalah Lingkungan Kerja mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap Turnover Intention, Self-Efficacy mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap Turnover Intention, Work Family Conflict mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Turnover Intention. , Employee engagement mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap turnover niat.

Kerangka Pikir

Gambar

Tabel 2.1  Penelitian Terdahulu  No  Peneliti

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh self esteem, self efficacy dan locus of control terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan kerja sebagai variabel intervening: Studi pada Bank Jatim Syariah Cabang Malang