• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Materi Bangun Ruang Di Kelas V -

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Materi Bangun Ruang Di Kelas V -"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

92 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Prosedur yang digunakan sebagaimana metode penelitian dan pengembangan model 4D yaitu (Define, Design, Develop, Desseminate). Tahap pertama dalam penelitian dan pengembangan LKPD ini adalah pendefinisian (Define). Dalam tahap ini terdapat beberapa kegiatan yang peneliti lakukan yakni analisis awal, analisis siswa dan analisis konsep. Tahap kedua dalam penelitian dan pengembangan ini adalah desain (Design). Dalam tahap ini peneliti melakukan beberapa kegiatan diantaranya pembuatan instrumen, pemilihan media, pemilihan format serta rancangan awal. Tahap ketiga dalam model 4D adalah pengembangan (Develop). Pada tahap ini peneliti melakukkan beberapa kegiatan yakni validasi ahli, uji coba produk dan uji coba terbatas. Tahap terakhir dalam penelitian dan pengembangan adalah penyebaran (Desseminate). Pada tahap ini peneliti melakukan penyebaran gagasan, data serta produk yang telah dianggap layak pada sekolah. Penyebaran ini peneliti lakukan pada MI Raudlatul Athfal. Penelitian pengembangan ini mengahsilkan produk berupa Lembar Kerja Peserta Didik menggunakan model problem based learning pada materi bangun ruang.

2. Kelayakan produk pada penelitian ini yakni dilihat dari analisis angket validator, kemudian melakukan perbaikan atas saran validator kemudian dilihat dari respon guru dan siswa baik secara tertulis melalui angket respon juga melalui respon secara lisan. Berdasarkan angket validator, produk telah mendapatkan skor rata-rata 87% artinya produk telah mencapai predikat sangat baik menurut aspek penilaian dan dinilai

“layak (Valid)”. Perbaikan dilakukan atas saran dari validator yakni

(2)

93

meliputi tampilan serta komponen. Kemudian dalam uji coba ini tidak ada perbaikan, karena menurut penuturan guru kelas 5 produk ini telah

“layak (Valid)”. Baik secara isi, materi, tampilan dan bahasa. Hal ini juga terlihat dari angket respon guru yang mendapatkan skor rata-rata 89% artinya produk telah mencapai predikat sangat baikmenurut aspek penilaian dan dinilai “layak (Valid)”. Beitu juga dengan respon siswa terlihat sangat antusias dalam mengerjakan soal ataupun pada saat pembelajaran menggunakan LKPD. Hal ini terbukti dengan hasil analisis respon siswa yang mendapatkan 100% jawaban positif (YA) artinya produk telah mencapai predikat sangat baik menurut aspek penilaian dan dinilai “layak (Valid)”. Berdasarkan hasil dari pengembangan dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa LKPD menggunakan model pembelajaran problem based learning pada materi bangun ruang telah memenuhi kriteria valid atau dapat digunakan namun perlu direvisi kecil.

B. Saran

1. Peneliti hanya mengambil satu sekolah sebagai uji coba pengembangan.

Untuk menperoleh hasil yang optimal dan maksimal sebaiknya uji coba pengembangan dilakukan di beberapa kelas dan sekolah sehingga diperoleh hasil yang optiimal dan maksimal dari produk LKPD yang dikembangkan.

2. Untuk penelitian pengembangan selanjutnya agar dapat menghasilkan LKPD yang lebih bervariasi dan manarik, agar dapat memotivasi dan membuat peserta didik tertarik untuk belajar matematika sehingga pembelajaran matematika menjadi menyenangkan. Hendaknya peneliti selanjutnya lebih kreatif, inovatif dalam menciptakan bahan ajar lainnya tanpa mengurangi daya tepat guna sesuai dengan kebutuhan siswa, guru maupun sekolah.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis data dari angket pakar bahan ajar matematika mendapatkan persentase 96%, yang artinya produk pengembangan valid/ layak untuk digunakan, dari pakar

Hasil Angket Respon Peserta Didik Aspek yang Ditinjau Persentase Rata-rata (%) Kriteria Isi Kebahasaan Penyajian 98,61 98,76 96,30 Sangat kuat Sangat kuat Sangat kuat

Pada gambar 1 terlihat bahwa rata- rata skor akhir tes kemampuan pemecahan masalah matematik kelas eksperimen = 26,51 dan rata-rata skor akhir tes kemampuan

Pada Tabel 5 terlihat bahwa rata-rata data skor peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada kelas yang mengikuti discovery learning lebih tinggi

Pada gambar 1 terlihat bahwa rata- rata skor akhir tes kemampuan pemecahan masalah matematik kelas eksperimen = 26,51 dan rata-rata skor akhir tes kemampuan

Oleh karena skor rata-rata ke- mampuan pemecahan masalah matema- tika siswa kelas eksperimen yang dibe- lajarkan menggunakan metode IMPROVE lebih tinggi dari skor

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, 1 LKPD berbasis Problem Based Learning yang dikembangkan mendapatkan skor rata-rata persentase keseluruhan sebesar 87% dengan kategori layak atau

Jurnal Pendidikan Tambusai 9226 Expert Validasi Uji Praktikalitas Produk Angket Respon guru dan peserta didik Mengetahui tingkat praktikalitas produk Assessment Phase