• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian dan Pentingnya Kajian Geografi Fisik

N/A
N/A
2433@Ahmad Zaky Arby

Academic year: 2025

Membagikan "Pengertian dan Pentingnya Kajian Geografi Fisik"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

UTS GEOGRAFI FISIK PWK

Nama : Ahmad Zaky Arby

NIM : 083002400033

Mata Kuliah : Geografi Fisik

Hari/Tanggal : Kamis, 24 Oktober 2024

Dosen Pengampu : Herika, S.Si, M.Si, Ph.D

1. Jelaskan menggunakan kutipan misalnya Arief (2023) a. Apa yang dimaksud dengan geografi fisik

Geografi fisik adalah cabang ilmu geografi yang secara khusus mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan kondisi fisik dan proses alam yang terjadi di

permukaan Bumi. Ini mencakup berbagai fenomena alam seperti bentang alam, iklim, tanah, air, dan kehidupan tumbuhan serta hewan.

Menurut Geografi adalah keilmuan yang mengulas tentang bentuk muka Bumi. Hal ini senada dengan pengertian Geografi secara harfiah.(Eratosthenes)

b.Seperti apa pentingnya kajian geografi fisik untuk meninjau suatu wilayah/Kawasan/objek alam

Kajian geografi fisik memiliki peran yang sangat krusial dalam memahami karakteristik dan potensi suatu wilayah. Dengan memahami aspek fisik seperti topografi, iklim, hidrologi, dan geologi, kita dapat:

Merencanakan Tata Ruang yang Lebih Baik:

o Mencegah Bencana: Mengidentifikasi daerah rawan bencana seperti longsor, banjir, atau gempa bumi.

o Mengoptimalkan Penggunaan Lahan: Menentukan lahan yang sesuai untuk pertanian, permukiman, atau industri berdasarkan kondisi tanah, iklim, dan topografi.

(2)

o Melindungi Lingkungan: Mengidentifikasi area-area yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi atau ekosistem yang unik sehingga dapat dilindungi.

Mengelola Sumber Daya Alam:

o Mengidentifikasi Potensi Sumber Daya: Menemukan sumber daya alam seperti air, mineral, dan energi yang dapat dimanfaatkan.

o Mengelola Sumber Daya Secara Berkelanjutan: Merencanakan

pengelolaan sumber daya alam yang memperhatikan aspek lingkungan dan sosial.

Memahami Perubahan Lingkungan:

o Mendeteksi Perubahan Iklim: Mengamati perubahan iklim dan dampaknya terhadap lingkungan fisik.

o Menganalisis Dampak Kegiatan Manusia: Mengevaluasi dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan fisik, seperti deforestasi, polusi, dan erosi.

Mengembangkan Pariwisata:

o Mengidentifikasi Potensi Wisata: Menemukan destinasi wisata yang menarik berdasarkan keindahan alam dan keunikan geomorfologinya.

o Mengelola Destinasi Wisata: Merancang pengelolaan destinasi wisata yang berkelanjutan.

Singkatnya, kajian geografi fisik memberikan kita pemahaman yang mendalam tentang kondisi fisik suatu wilayah, sehingga kita dapat mengambil keputusan yang lebih baik dalam merencanakan pembangunan, mengelola sumber daya alam, dan melindungi lingkungan.

c. Permasalahan apa yang ditemui sehingga dibutuhkan kajian geografi fisik

Kajian geografi fisik menjadi sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia karena kita hidup berdampingan dengan alam. Berikut adalah beberapa permasalahan umum yang seringkali membutuhkan kajian geografi fisik:

1. Bencana Alam

Prediksi dan Mitigasi: Kajian geografi fisik membantu dalam mengidentifikasi daerah rawan bencana seperti gempa bumi, tsunami, banjir, dan longsor. Dengan pemahaman yang mendalam tentang kondisi geologi, hidrologi, dan topografi suatu wilayah, kita dapat merancang sistem peringatan dini dan langkah-langkah mitigasi yang efektif.

2. Pengelolaan Sumber Daya Alam

(3)

Air: Kajian hidrologi membantu dalam pengelolaan sumber daya air, seperti

penentuan lokasi pembangunan waduk, irigasi, dan pengelolaan daerah aliran sungai (DAS).

Tanah: Kajian pedologi membantu dalam pengelolaan lahan pertanian, perkebunan, dan kehutanan, serta dalam upaya konservasi tanah

3. Perubahan Iklim

Dampak Perubahan Iklim: Kajian geografi fisik membantu dalam memahami dampak perubahan iklim terhadap berbagai aspek lingkungan, seperti kenaikan permukaan air laut, perubahan pola curah hujan, dan peningkatan suhu.

4. Perencanaan Tata Ruang

Penentuan Lahan: Kajian geografi fisik membantu dalam penentuan lahan yang sesuai untuk berbagai aktivitas manusia, seperti permukiman, industri, dan pertanian.

Pengelolaan Lingkungan: Kajian ini juga penting dalam pengelolaan

lingkungan, seperti pengendalian pencemaran dan pelestarian kawasan lindung.

kajian geografi fisik sangat penting untuk memahami interaksi antara manusia dan lingkungan alam. Dengan memahami proses-proses alam yang terjadi, kita dapat mengambil keputusan yang lebih bijak dalam pengelolaan sumber daya alam, mitigasi bencana, dan perencanaan pembangunan.

d.Apa tujuan kajian geografi fisik

Kajian geografi fisik memiliki tujuan yang sangat luas dan mendasar, yaitu untuk memahami, menjelaskan, dan memprediksi fenomena-fenomena fisik yang terjadi di permukaan bumi. Secara lebih spesifik, tujuan kajian geografi fisik adalah:

1. Memahami Proses Alam:

o Mempelajari pembentukan bentang alam: Bagaimana gunung, lembah, pantai, dan bentuk lahan lainnya terbentuk.

o Menganalisis proses-proses geomorfologi: Seperti erosi, sedimentasi, dan pelapukan.

o Mempelajari iklim dan cuaca: Pola curah hujan, suhu, angin, dan fenomena cuaca lainnya.

o Memahami siklus hidrologi: Proses pergerakan air di bumi, dari penguapan hingga kembali ke tanah.

o Mempelajari proses-proses geologi: Seperti gempa bumi, vulkanisme, dan tektonika lempeng.

2. Mengelola Sumber Daya Alam:

(4)

o Mengidentifikasi potensi sumber daya alam: Mineral, energi, air, dan tanah.

o Merencanakan pemanfaatan sumber daya secara berkelanjutan: Agar tidak merusak lingkungan.

o Mitigasi bencana alam: Mengurangi dampak bencana seperti banjir, longsor, dan gempa bumi.

3. Merencanakan Tata Ruang:

o Menentukan lokasi yang sesuai untuk pembangunan: Permukiman, industri, pertanian, dan infrastruktur lainnya.

o Mencegah konflik penggunaan lahan: Mengurangi konflik antara berbagai kepentingan penggunaan lahan.

o Melindungi lingkungan: Melestarikan kawasan yang memiliki nilai ekologis tinggi.

4. Mempelajari Perubahan Lingkungan:

o Mendeteksi perubahan iklim: Meningkatnya suhu global, perubahan pola curah hujan, dan kenaikan permukaan air laut.

o Menganalisis dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan: Seperti deforestasi, polusi, dan urbanisasi.

5. Mendukung Pengembangan Ilmu Pengetahuan:

o Mengembangkan teori-teori baru: Tentang pembentukan bumi, proses- proses alam, dan interaksi manusia dengan lingkungan.

o Meningkatkan pemahaman tentang sistem bumi: Bagaimana berbagai komponen bumi (atmosfer, hidrosfer, litosfer, dan biosfer) saling berinteraksi.

Secara singkat, tujuan utama kajian geografi fisik adalah untuk memahami bumi, memanfaatkan sumber daya alam secara bijaksana, dan menjaga kelestarian lingkungan.

2. Pilihlah lokasi/wilayah/Kawasan/objek alam di Indonesia sebagai studi kasus kemudian buatlah Tinjauan Geografi Fisiknya, meliputi Kondisi Fisik (geologi, geomorfologi, pedologi, meteorologi, klimatologi, dll)

Tinjauan Geografi Fisik Gunung Lawu

Gunung Lawu, sebagai salah satu gunung berapi aktif di Pulau Jawa, memiliki karakteristik geografi fisik yang unik dan menarik untuk dipelajari. Berikut adalah tinjauan mengenai kondisi fisik Gunung Lawu yang meliputi geologi, geomorfologi, pedologi, meteorologi, dan klimatologi:

(5)

Geologi Gunung Lawu

Gunung Lawu terbentuk akibat aktivitas vulkanisme yang kompleks. Secara geologis, Gunung Lawu termasuk dalam jajaran gunung api Kuarter yang masih aktif. Batuan penyusun Gunung Lawu didominasi oleh batuan vulkanik seperti andesit, basal, dan tuf vulkanik. Aktivitas vulkanik yang berulang telah membentuk kerucut gunung yang khas dengan lereng yang curam.

Geomorfologi Gunung Lawu

Bentang alam Gunung Lawu sangat bervariasi, mulai dari lereng yang curam hingga puncak yang landai. Beberapa bentuk lahan khas yang dapat ditemukan di Gunung Lawu antara lain:

Kerucut Vulkanik: Merupakan bentuk lahan dominan yang terbentuk akibat akumulasi material vulkanik.

Lembah: Terbentuk akibat erosi oleh aliran air, baik sungai maupun air hujan.

Cadas: Batuan besar yang menonjol di permukaan akibat proses pelapukan.

Lapangan Lava: Daerah yang tertutup oleh aliran lava hasil erupsi gunung berapi.

Pedologi Gunung Lawu

Jenis tanah di Gunung Lawu sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim, batuan induk, dan

vegetasi. Umumnya, tanah di daerah pegunungan seperti Gunung Lawu termasuk dalam jenis Andosol yang kaya akan bahan organik dan memiliki sifat porous. Kandungan mineral dalam tanah juga bervariasi tergantung pada jenis batuan induknya.

Meteorologi dan Klimatologi Gunung Lawu

Iklim di Gunung Lawu dipengaruhi oleh ketinggian tempat dan letak geografisnya. Semakin tinggi suatu tempat, suhu udara akan semakin rendah. Curah hujan di Gunung Lawu cukup tinggi, terutama pada musim hujan. Angin di sekitar Gunung Lawu umumnya bertiup dari arah selatan dan tenggara.

Karakteristik iklim Gunung Lawu:

(6)

Suhu: Semakin tinggi, suhu semakin dingin. Puncak Gunung Lawu memiliki suhu yang lebih rendah dibandingkan dengan daerah kaki gunung.

Curah Hujan: Curah hujan tinggi, terutama pada musim hujan.

Kelembaban: Cukup tinggi, terutama di daerah hutan.

Angin: Bertiup dari arah selatan dan tenggara.

Perubahan Iklim dan Gunung Lawu Perubahan iklim global juga berdampak pada kondisi fisik Gunung Lawu. Peningkatan suhu global dapat menyebabkan perubahan pola curah hujan, mencairnya es di puncak gunung, dan berkurangnya tutupan vegetasi. Hal ini dapat berdampak pada stabilitas lereng, ketersediaan air, dan keanekaragaman hayati di Gunung Lawu.

Gunung Lawu memiliki keunikan geografi fisik yang dipengaruhi oleh sejarah vulkanisme, iklim, dan proses-proses geomorfologi. Pemahaman terhadap kondisi fisik Gunung Lawu sangat penting untuk pengelolaan sumber daya alam, mitigasi bencana, dan pengembangan pariwisata yang berkelanjutan.

3. Berikan penjelasan terkait Potensi Fisik (Letak, Aksesibilitas, Sarana Prasarana, dll) dari wilayah diatas jika dikembangan untuk Lokasi (pilih salah satu) Wisata/Pemukiman/Industri/Ekonomi/lainnya

Potensi Fisik Gunung Lawu untuk Pengembangan Wisata Alam

Gunung Lawu dengan keindahan alamnya yang khas, terutama area puncaknya yang menawarkan panorama yang sangat memukau, memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata alam. Berikut adalah beberapa potensi fisik yang mendukung pengembangan wisata alam di Gunung Lawu:

Letak dan Aksesibilitas

Letak Strategis: Gunung Lawu terletak di perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur, sehingga mudah dijangkau dari berbagai kota besar seperti Solo, Yogyakarta, dan Surabaya.

Aksesibilitas: Terdapat beberapa jalur pendakian yang dapat diakses dari berbagai titik, seperti Cemoro Kandang, Cemoro Sewu, dan Tawangmangu. Jalan menuju basecamp

(7)

pendakian umumnya sudah cukup baik, meskipun kondisi jalan bisa berubah tergantung musim hujan.

Kondisi Fisik Alam

Keanekaragaman Hayati: Gunung Lawu memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, mulai dari flora hingga fauna. Hutannya yang lebat menjadi habitat bagi berbagai jenis satwa, seperti burung, kera, dan rusa.

Pemandangan Alam: Puncak Gunung Lawu menawarkan pemandangan yang sangat indah, meliputi hamparan lautan awan, gunung-gunung sekitarnya, dan kota-kota di bawahnya.

Sumber Air: Terdapat beberapa sumber air panas alami di sekitar Gunung Lawu yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan wisata kesehatan.

Potensi Pengembangan Wisata

Wisata Pendakian: Gunung Lawu merupakan salah satu tujuan pendakian favorit bagi para pendaki. Jalur pendakian yang menantang dan pemandangan yang indah menjadi daya tarik utama.

Wisata Alam: Selain pendakian, Gunung Lawu juga memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata alam lainnya, seperti camping, trekking, dan观 鸟.

Wisata Edukasi: Gunung Lawu dapat dijadikan sebagai laboratorium alam untuk kegiatan pendidikan, seperti studi lingkungan dan geologi.

Wisata Religi: Beberapa tempat di Gunung Lawu dianggap sebagai tempat keramat, sehingga menarik minat wisatawan religi.

Sarana dan Prasarana

Perlu Pengembangan: Meskipun potensi wisatanya besar, sarana dan prasarana di sekitar Gunung Lawu masih perlu dikembangkan, terutama di jalur pendakian dan area puncak. Fasilitas seperti tempat parkir, toilet, dan warung makan perlu ditingkatkan kualitasnya.

Keterlibatan Masyarakat: Penting untuk melibatkan masyarakat sekitar dalam pengelolaan wisata agar dapat meningkatkan kesejahteraan mereka dan menjaga kelestarian lingkungan.

4.Jelaskan Faktor Pendukung (bentang alam, keunikan atau kekhususan, dll) dan

Penghambat (kurangnya hal tertentu, minimnya, sedikitnya suatu hal) untuk pengembangan Wisata/Pemukiman/Industri/Ekonomi/lainnya pada wilayah tersebut

Pengembangan Wisata Alam di Gunung Lawu

(8)

Faktor Pendukung:

o Bentang Alam: Keindahan alam yang menakjubkan, seperti puncak berkabut, hutan hujan tropis, dan sumber air panas.

o Keanekaragaman Hayati: Adanya berbagai jenis flora dan fauna endemik.

o Potensi Olahraga Ekstrim: Cocok untuk kegiatan pendakian, trekking, dan olahraga petualangan lainnya.

o Potensi Budaya: Adanya nilai-nilai budaya lokal yang unik dan menarik bagi wisatawan.

Faktor Penghambat:

o Aksesibilitas: Infrastruktur jalan menuju beberapa lokasi masih terbatas, terutama di musim hujan.

o Pengelolaan Sampah: Masalah sampah menjadi tantangan serius dalam menjaga kebersihan lingkungan.

o Kerentanan Bencana: Risiko bencana alam seperti longsor dan banjir.

o Kapasitas Daya Dukung: Terbatasnya kapasitas daya dukung lingkungan untuk menampung jumlah wisatawan yang besar.

Pengembangan Pemukiman di Sekitar Gunung Lawu

Faktor Pendukung:

o Ketersediaan Lahan: Tersedia lahan yang cukup luas untuk pengembangan pemukiman.

o Ketersediaan Air: Adanya sumber air dari sungai dan mata air.

o Suhu Udara Sejuk: Kondisi iklim yang sejuk dan nyaman untuk ditinggali.

Faktor Penghambat:

o Kemiringan Lahan: Banyak lahan yang memiliki kemiringan curam, sehingga sulit untuk dibangun.

o Kerentanan Bencana: Risiko bencana alam seperti longsor dan banjir.

o Keterbatasan Infrastruktur: Akses jalan, listrik, dan air bersih belum merata.

Pengembangan Industri di Sekitar Gunung Lawu

Faktor Pendukung:

o Ketersediaan Sumber Daya Alam: Potensi sumber daya mineral dan hutan.

o Ketersediaan Tenaga Kerja: Adanya sumber daya manusia yang cukup.

(9)

Faktor Penghambat:

o Lokasi yang Terisolasi: Aksesibilitas yang terbatas dapat menghambat distribusi produk.

o Regulasi Lingkungan: Adanya peraturan yang ketat terkait perlindungan lingkungan.

o Keterbatasan Infrastruktur: Fasilitas pendukung industri seperti jalan, listrik, dan air belum memadai.

Pengembangan Ekonomi Lain (Pertanian, Peternakan)

Faktor Pendukung:

o Kualitas Tanah yang Subur: Cocok untuk pertanian hortikultura dan tanaman obat.

o Ketersediaan Air: Sumber air yang cukup untuk irigasi.

o Potensi Peternakan: Terdapat lahan yang luas untuk pengembangan peternakan.

Faktor Penghambat:

o Kemiringan Lahan: Sulit untuk melakukan mekanisasi pertanian.

o Hama dan Penyakit: Serangan hama dan penyakit dapat merusak tanaman.

o Pasar: Akses ke pasar yang terbatas dapat menghambat pemasaran produk pertanian dan peternakan.

5. Berikan kesimpulan wilayah studi kasus tersebut berdasarkan tinjauan geografi fisik dan arahan pengembangannya, apakah

dapat dikembangkan atau tidak

Kesimpulan dan Arahan Pengembangan Wilayah Studi Kasus Gunung Lawu

Berdasarkan tinjauan geografi fisik yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Gunung Lawu memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan, terutama dalam sektor pariwisata. Keindahan alam yang menakjubkan, keanekaragaman hayati yang tinggi, dan letaknya yang strategis menjadi daya tarik utama.

Namun, pengembangan wilayah ini perlu dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan aspek keberlanjutan. Beberapa faktor pendukung dan penghambat yang telah diidentifikasi sebelumnya perlu menjadi pertimbangan dalam perencanaan pembangunan.

Arahan Pengembangan

1. Pariwisata Berkelanjutan:

(10)

o Fokus pada wisata alam: Mengembangkan berbagai aktivitas wisata alam seperti pendakian, trekking, dan wisata minat khusus (birdwatching, fotografi alam).

o Menerapkan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan: Mengelola sampah, menjaga kebersihan lingkungan, dan melibatkan masyarakat lokal dalam pengelolaan wisata.

o Membatasi jumlah pengunjung: Menetapkan kuota pengunjung untuk menjaga kelestarian lingkungan.

o Mengembangkan infrastruktur pendukung: Membangun fasilitas yang memadai seperti jalan, tempat parkir, toilet, dan pusat informasi.

2. Pemukiman:

o Pengembangan kawasan permukiman yang terintegrasi: Menggabungkan kawasan pemukiman dengan kawasan pertanian dan hutan.

o Menerapkan sistem pengelolaan sampah yang baik: Membangun tempat pembuangan sampah akhir yang memadai dan mengolah sampah organik menjadi kompos.

o Membangun sistem drainase yang baik: Mencegah terjadinya banjir dan longsor.

3. Pertanian dan Peternakan:

o Menerapkan pertanian organik: Mengurangi penggunaan pestisida dan pupuk kimia.

o Mengembangkan peternakan yang ramah lingkungan: Memanfaatkan limbah organik sebagai pupuk.

o Membentuk kelompok tani: Memperkuat kerjasama antar petani dan meningkatkan produktivitas.

4. Industri:

o Mengembangkan industri kecil dan menengah: Industri kerajinan tangan, makanan olahan, dan produk herbal.

o Menerapkan teknologi ramah lingkungan: Menggunakan energi terbarukan dan mengurangi limbah produksi.

DAFTAR PUSTAKA Jenis Publikasi

Jurnal Ilmiah:

(11)

o Geografi: Jurnal Geografi Indonesia, Jurnal Geografi Lingkungan, Jurnal Geografi Universitas Gadjah Mada, dll.

o Lingkungan: Jurnal Lingkungan Indonesia, Jurnal Lingkungan dan Pembangunan, dll.

o Pariwisata: Jurnal Pariwisata Indonesia, Jurnal Pariwisata dan Perhotelan, dll.

Buku:

o Buku teks geografi fisik, geomorfologi, klimatologi, dan pedologi.

o Buku tentang pariwisata berkelanjutan, pengelolaan kawasan konservasi, dan pembangunan pedesaan.

Laporan Penelitian:

o Laporan penelitian dari universitas, lembaga penelitian, atau pemerintah yang berkaitan dengan Gunung Lawu.

o Laporan studi kelayakan pariwisata.

Tesis dan Disertasi:

o Tesis dan disertasi yang membahas tentang potensi wisata, pengelolaan lingkungan, atau pembangunan masyarakat di sekitar Gunung Lawu.

Judul dan Penulis

Jurnal:

o Adjie, P.B. (2013). Analisis Ekowisata Gunung Lawu Kajian Berdasarkan Jalur Pendakian di Kabupaten Karanganyar. - Universitas Sebelas Maret.

o Galing Yudana, Isijabatul Aliyah, dan Rizon Pamardhi Utomo. 2015.

“Pengelolaan Kawasan Gunung Lawu Berwawasan Lingkungan dan Kearifan Lokal di Kabupaten Karanganyar”. Dalam Conference on Urban Studies and Development (CoUSD).

Buku:

o Sukandarrumidi, A. 1997. Geomorfologi Daerah Gunungapi Indonesia.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

o Budiharto, S. 2003. Geomorfologi. Yogyakarta: Andi.

Laporan Penelitian:

o Laporan penelitian Balai Besar Taman Nasional Gunung Merapi (BBTNGM) tentang kondisi ekosistem Gunung Lawu.

o

Pengertian & Jenis-jenis Ruang Lingkup Geografi - Quipper Blog

Referensi

Dokumen terkait

2) Suatu wilayah pedesaan yang memiliki keunikan dan daya tarik yang khas (baik berupa daya tarik/ keunikan fisik lingkungan alam pedesaan maupun kehidupan sosial

Berdasarkan berbagai kajian tentang kinerja karyawan maka dapat dijelaskan pentingnya pengelolaan SDM perusahaan sehingga harus mampu memahami karakter Sumber Daya Manusia terutama

Kajian Pengelolaan Sumberdaya Alam Danau Situgunung untuk Pengembangan Ekowisata di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.. Institut

Untuk itu penelitian ini akan melakukan analisis pentingnya kajian kualitas daya listrik di kampus UIN SUSKA Riau untuk mengetahui tingkat kebutuhan akan pentingnya kualitas

Dalam Penetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor IX/MPR/2001 tanggal 9 November 2001 tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam, dinyatakan

Selain itu pengelolaan DAS dapat disebutkan merupakan suatu bentuk pengembangan wilayah yang menempatkan DAS sebagai suatu unit pengelolaan sumber daya alam (SDA) yang secara

Sistem Pengelolaan Wilayah Sungai Di Asia- Pasifik Pengelolaan wilayah sungai dilaksanakan dengan menyesuaikan pada karakteristik setempat yang meliputi alam, kebutuhan akan