• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGERUKAN DAN/ATAU REKLAMASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGERUKAN DAN/ATAU REKLAMASI "

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

PEDOMAN TEKNIS

PELAPORAN KEGIATAN

PENGERUKAN DAN/ATAU REKLAMASI

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor :

Tentang : Pedoman Teknis Pelaporan Kegiatan A.829/AL.324/DJPL tanggal 28 Desember 2022 Pengerukan dan/atau Reklamasi

(6)

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Maksud dan Tujuan ... 1

1.3. Dasar Hukum... 2

1.4. Ketentuan Umum ... 3

1.5. Kewajiban Pemegang Persetujuan Kegiatan Pengerukan dan/atau Reklamasi ... 6

BAB II. TATA CARA PELAPORAN ... 8

2.1 Tata Cara Pelaporan Kegiatan Pengerukan dan Reklamasi oleh Pemegang Persetujuan Kegiatan kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut. ... 8

2.2 Tata Cara Pelaporan Kegiatan Pengerukan dan Reklamasi oleh Penyelenggara Pelabuhan kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut. ... 9

2.3 Tata Cara Pelaporan Kegiatan Pengerukan oleh pemegang persetujuan kepada Penyelenggara Pelabuhan ... 9

BAB III. FORMAT LAPORAN KEGIATAN PENGERUKAN DAN/ATAU REKLAMASI 11 3.1 Format Laporan Kegiatan Pengerukan dan/atau Reklamasi oleh Pemegang Persetujuan kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Laut: ... 11

3.2 Format Laporan Kegiatan Pengerukan dan/atau Reklamasi oleh Penyelenggara Pelabuhan kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut : ... 15

3.3 Format Laporan Kegiatan Pengerukan oleh Pemegang Persetujuan kepada Penyelenggara Pelabuhan: ... 19

BAB IV. PENUTUP ... 23

(7)

1 BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam rangka peningkatan terhadap jasa kepelabuhanan salah satunya perlu didukung kegiatan pengerukan dan/atau reklamasi yang dilaksanakan oleh Pemerintah dan swasta yang pada pelaksanaannya terlebih dahulu wajib memiliki persetujuan pekerjaan pengerukan dan/atau reklamasi yang ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan.

Penerbitan persetujuan pekerjaan tersebut harus mengacu kepada aspek keselamatan dan keamanan pelayaran serta aspek lingkungan hidup yang diatur di dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 125 Tahun 2018 tentang Pengerukan dan Reklamasi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 53 Tahun 2021 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 125 Tahun 2018 Tentang Pengerukan dan Reklamasi.

Dalam proses penerbitan persetujuan pekerjaan pengerukan dan/atau reklamasi terlebih dahulu perlu dilakukan evaluasi terhadap kelengkapan persyaratan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, apabila semua kelengkapan persyaratan terpenuhi maka diterbitkan Keputusan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut untuk Persetujuan kegiatan pekerjaan pengerukan dan/atau reklamasi.

Berdasarkan Pasal 15 huruf e dan pasal 31 ayat (1) huruf d Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 53 Tahun 2021 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 125 Tahun 2018 Tentang Pengerukan dan Reklamasi, diatur bahwa pemegang persetujuan pekerjaan pengerukan dan reklamasi wajib melaporkan pekerjaan secara berkala (setiap bulan) kepada Direktur Jenderal dengan diketahui oleh penyelenggara pelabuhan dan/atau syahbandar setempat.

Bahwa telah ada Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor HK.103/1/6/DJPL-18 tanggal 19 Februari 2018 tentang Standar Operasional Prosedur

Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan Pengerukan dan/atau Reklamasi namun tidak sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan hukum, sehingga perlu ditetapkan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Tentang Pedoman Teknis Pelaporan Kegiatan Pengerukan dan/atau Reklamasi.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dari disusunnya pedoman teknis pelaporan kegiatan pengerukan dan/atau reklamasi adalah sebagai pedoman dalam pelaporan dan mempermudah proses evaluasi.

Tujuan penyusunan pedoman teknis pelaporan kegiatan pengerukan dan/atau reklamasi untuk memudahkan proses pelaporan pekerjaan pengerukan dan/atau reklamasi.

(8)

2 1.3. Dasar Hukum

Landasan hukum pelaksanaan penyusunan Pedoman Teknis Kegiatan Pelaporan kegiatan pengerukan dan/atau reklamasi adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4849);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5731);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5093);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang Perlindungan Lingkungan Maritim (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5109);

6. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 203) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 106);

7. Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2022 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 33);

8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 36 Tahun 2012 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 942) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 71 Tahun 2021 Tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 36 Tahun 2012 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (Berita Negara

(9)

3 Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 942);

9. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 62 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 943) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 72 Tahun 2021 Tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 62 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 943);

10. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 125 Tahun 2018 Tentang Pengerukan dan Reklamasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1740) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 53 Tahun 2021 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 125 Tahun 2018 Tentang Pengerukan dan Reklamasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 695);

11. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 12 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Sektor Transportasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 257);

12. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 17 Tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 815);

13. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 19 Tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja Distrik Navigasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 825).

1.4. Ketentuan Umum

Dalam Peraturan Menteri Nomor PM 53 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 125 Tahun 2018 tentang Pengerukan dan Reklamasi yang dimaksud dengan:

1. Pengerukan adalah pekerjaan mengubah bentuk dasar perairan untuk mencapai kedalaman dan lebar yang dikehendaki atau untuk mengambil material dasar perairan yang dipergunakan untuk keperluan tertentu.

2. Reklamasi adalah pekerjaan timbunan di perairan atau pesisir yang mengubah garis pantai dan/atau kontur kedalaman perairan.

3. Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, dan energy lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk

(10)

4 kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah.

4. Kapal Keruk adalah kapal yang dilengkapi dengan alat bantu, yang khusus, digunakan untuk melakukan pekerjaan Pengerukan dan/atau Reklamasi.

5. Lokasi Pembuangan Hasil Pengerukan (Dumping Area) adalah lokasi yang digunakan untuk tempat penimbunan pembuangan hasil pekerjaan Pengerukan.

6. Alur-Pelayaran adalah perairan yang dari segi kedalaman, lebar, dan bebas hambatan pelayaran lainnya dianggap aman dan selamat untuk dilayari.

7. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas- batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat Kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh Kapal yang dilengkapi dengan gasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang Pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi.

8. Pelabuhan Utama adalah Pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan kaut daam negeri dan internasional, alih muat angkatan laut dalam negeri dan internasional dalam jumlah besar, dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang, serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan pelayanan antar provinsi.

9. Pelabuhan Pengumpul adalah Pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri, alih muat angkutan laut dalam negeri dalam jumlah menengah, dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang, serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan pelayanan antar provinsi.

10. Pelabuhan Pengumpan adalah Pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri, alih muat angkutan laut dalam negeri dalam jumlah terbatas, merupakan pengumpan bagi Pelabuhan Utama dan Pelabuhan Pengumpul, dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang, serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan pelayanan dalam provinsi.

11. Pelabuhan Laut adalah Pelabuhan yang dapat digunakan untuk melayani angkutan laut dan/atau angkutan penyeberangan yang terletak di laut atau di sungai.

12. Syahbandar adalah penjabat pemerintah di Pelabuhan yang diangkat oleh Menteri dan memiliki kewenangan tertinggi untuk menjalankan dan melakukan pengawasan terhadap dipenuhinya ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menjamin keselamatan dan keamanan pelayaran.

(11)

5 13. Penyelenggara Pelabuhan adalah Kantor Kesyahbandaran Utama atau Kantor Otoritas

Pelabuhan Utama atau Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Khusus Batam atau Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan yang berada di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.

14. Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) adalah wilayah perairan dan daratan pada Pelabuhan atau terminal khusus yang dipergunakan secara langsung untuk kegiatan Pelabuhan.

15. Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) adalah perairan di sekeliling daerah lingkungan kerja perairan Pelabuhan yang dipergunakan untuk menjamin keselamatan pelayaran.

16. Badan Usaha adalah Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah atau badan hukum Indonesia yang khusus didirikan untuk pelayaran.

17. Badan Usaha Pelabuhan adalah badan usaha yang kegiatan usahanya khusus di bidang pengusahaan terminal dan fasilitas Pelabuhan lainnya.

18. Pelaksana Kegiatan adalah Badan Usaha Pengerukan dan Reklamasi.

19. Pemilik Kegiatan adalah Penyelenggara Pelabuhan, Badan Usaha Pelabuhan, pengelola Terminal Untuk Kepentingan Sendiri, pengelola Terminal Khusus, badan usaha pemegang Izin pertambangan, dan instansi Pemerintah.

20. Badan Usaha Pengerukan dan Reklamasi adalah badan usaha yang khusus didirikan di bidang Pengerukan dan Reklamasi.

21. Terminal adalah fasilitas pelabuhan yang terdiri atas kolam sandar dan tempat Kapal bersandar atau tambat, tempat penumpukan, tempat menunggu dan naik turun penumpang, dan/atau tempat bongkar muat barang.

22. Terminal Khusus adalah terminal yang terletak di luar Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan yang merupakan bagian dari Pelabuhan terdekat untuk melayani kepentingan sendiri sesuai dengan usaha pokoknya.

23. Terminal untuk Kepentingan Sendiri adalah terminal yang terletak di dalam Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan yang merupakan bagian dari Pelabuhan untuk melayani kepentingan sendiri sesuai dengan usaha pokoknya.

24. Penilai adalah pihak yang melakukan penilaian secara independen berdasarkan kompetensi yang dimilikinya.

25. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat.

(12)

6 26. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan

Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom

27. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Perhubungan Laut.

28. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pelayaran.

29. Sekretariat Jenderal adalah Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan.

30. Direktorat Jenderal adalah Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.

31. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Perhubungan Laut.

32. Tim Teknis Terpadu Kantor Pusat adalah tim yang terdiri dari Sekretariat Jenderal dan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.

33. Tim Teknis Terpadu Unit Pelaksana Teknis adalah tim yang terdiri dari Syahbandar, Penyelenggara Pelabuhan dan Distrik Navigasi setempat.

1.5. Kewajiban Pemegang Persetujuan Kegiatan Pengerukan dan/atau Reklamasi

Berdasarkan Pasal 15 dan Pasal 31 Ayat (1) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 53 Tahun 2021 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 125 Tahun 2018 Tentang Pengerukan dan Reklamasi, diatur bahwa:

1. Pemegang Persetujuan Kegiatan Pengerukan memiliki kewajiban:

a. Membayar Penerimaan Negara Bukan Pajak atas persetujuan pekerjaan Pengerukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

b. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pelayaran serta kelestarian lingkungan;

c. Memasang tanda beserta rambu navigasi yang dapat dilihat dengan jelas baik siang maupun malam hari dan berkoordinasi dengan Syahbandar serta Distrik Navigasi setempat selama pelaksanaan pekerjaan Pengerukan;

d. Bertanggung jawab sepenuhnya atas dampak yang ditimbulkan dari pekerjaan Pengerukan yang dilakukan

e. Melaporkan pekerjaan Pengerukan setiap bulan kepada Direktur Jenderal dengan diketahui oleh Penyelenggara Pelabuhan dan/atau Syahbandar setempat; dan

(13)

7 f. Memulai pekerjaan Pengerukan paling lama 3 (tiga) bulan sejak persetujuan

pekerjaan Pengerukan diterbitkan.

2. Pemegang Persetujuan Kegiatan Reklamasi memiliki kewajiban:

a. Membayar Penerimaan Negara Bukan Bukan Pajak atas Persetujuan Pekerjaan Reklamasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

b. Memasang tanda beserta rambu navigasi yang dapat dilihat dengan jelas baik siang maupun malam hari dan berkoordinasi dengan syahbandar serta distrik;

c. Bertanggung jawab sepenuhnya atas dampak yang ditimbulkan dari pekerjaan Reklamasi yang dilakukan;

d. Melaporkan pekerjaan Reklamasi setiap bulan kepada Direktur Jenderal dengan diketahui oleh Penyelenggara Pelabuhan dan/atau Syahbandar setempat;

e. Menyerahkan hak pengelolaan lahan hasil pekerjaan Reklamasi kepada Penyelenggara Pelabuhan pada saat pekerjaan Reklamasi selesai dilaksanakan f. Menyerahkan seluas 5 % (lima persen) dari total lahan hasil pekerjaan Reklamasi

kepada penyelenggara Pelabuhan yang berlokasi di area hasil Reklamasi untuk digunakan kegiatan pemerintahan di bidang kepelabuhanan; dan

g. Memulai pekerjaan Reklamasi paling lama 3 (tiga) bulan sejak persetujuan pekerjaan Reklamasi diterbitkan.

(14)

8 BAB II. TATA CARA PELAPORAN

2.1 Tata Cara Pelaporan Kegiatan Pengerukan dan Reklamasi oleh Pemegang Persetujuan Kegiatan kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut.

Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 53 Tahun 2021 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 125 Tahun 2018 Tentang Pengerukan dan Reklamasi:

1. Pasal 11 huruf a, diatur bahwa kegiatan kerja keruk harus mendapat persetujuan dari Menteri melalui Direktur Jenderal untuk kegiatan kerja Keruk di Alur-Pelayaran dan wilayah perairan Pelabuhan Utama, Pelabuhan Pengumpul, dan Terminal Khusus;

2. Pasal 21 huruf a, diatur bahwa kegiatan kerja Reklamasi harus mendapat persetujuan Menteri melalui Direktur Jenderal untuk kegiatan kerja Reklamasi di dalam Daerah Lingkungan Kerja, dan;

3. Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan di wilayah perairan Pelabuhan Utama dan Pelabuhan Pengumpul serta terminal yang berada di luar Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan atau Terminal Khusus.

Tata cara dan alur pelaporan kegiatan pengerukan dan/atau reklamasi oleh pemegang persetujuan kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut adalah sebagai berikut:

1) Setelah Surat Keputusan Persetujuan terbit oleh DJPL disertai surat pengawasan, pemegang persetujuan berkoordinasi dengan penyelenggara Pelabuhan terkait pembentukan tim pengawas terhadap persetujuan tersebut;

2) Pemegang persetujuan dan tim pengawas mengadakan rapat koordinasi terkait dengan kemajuan pekerjaan pengerukan dan/atau reklamasi dimaksud dan dituangkan dalam berita;

3) Pemegang persetujuan menyusun laporan pekerjaan berdasarkan berita acara sesuai dengan format laporan progres pekerjaan pengerukan dan/atau reklamasi sesuai Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor ….;

4) Pemegang persetujuan menyampaikan laporan bulanan kegiatan pengerukan dan/atau reklamasi kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut dengan tembusan Penyelenggara Pelabuhan setempat.

Gambar 2. 1 Alur Pelaporan Pekerjaan Pengerukan dan/atau Reklamasi oleh pemegang persetujuan kegiatan DJPL SK Terbit

Menyampaikan laporan bulanan kepada DJPL

dengan tembusan Penyelenggara Pelabuhan Berkoordinasi dalam

Pembentukan Tim Pengawas (UPP/Disnav)

Rapat Koordinasi terkait kemajuan pekerjaan pengerukan dan/atau

reklamasi

(15)

9 2.2 Tata Cara Pelaporan Kegiatan Pengerukan dan Reklamasi oleh Penyelenggara

Pelabuhan kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut.

Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 53 Tahun 2021 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 125 Tahun 2018 Tentang Pengerukan dan Reklamasi:

1. Pasal 11 huruf b, diatur bahwa kegiatan kerja keruk harus mendapat persetujuan dari Menteri melalui Direktur Jenderal untuk kegiatan kerja keruk di Alur-Pelayaran dan wilayah perairan Pelabuhan Pengumpan yang sumber pendanaannya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

2. Pasal 24, diatur bahwa permohonan persetujuan kegiatan kerja Reklamasi yang sumber dananya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara disampaikan oleh Pemilik Kegiatan kepada Menteri melalui Direktur Jenderal.

Tata cara dan alur pelaporan kegiatan pengerukan dan/atau reklamasi oleh penyelenggara pelabuhan kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut adalah sebagai berikut:

1) Setelah Surat Keputusan Persetujuan telah terbit oleh DJPL disertai surat pengawasan, penyelenggara Pelabuhan membuat tim pengawas terhadap persetujuan tersebut terdiri dari KSOP/UPP dan Disnav setempat;

2) Penyelenggara pelabuhan menyusun laporan progress kegiatan pengerukan dan/atau reklamasi sesuai Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor ….;

3) penyelenggara Pelabuhan menyampaikan laporan bulanan kegiatan pengerukan dan/atau reklamasi kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut.

Gambar 2. 2 Alur Pelaporan Pekerjaan Pengerukan dan/atau Reklamasi oleh penyelenggara Pelabuhan kepada DJPL

2.3 Tata Cara Pelaporan Kegiatan Pengerukan oleh pemegang persetujuan kepada Penyelenggara Pelabuhan

Berdasarkan Pasal 11 huruf c Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 125 Tahun 2018 Tentang Pengerukan dan Reklamasi, disebutkan bahwa Penyelenggara Pelabuhan untuk kegiatan kerja keruk dengan volume pengerukan ≤ 100.000 m3 (kurang dari atau sama dengan serratus ribu meter kubik) di dalam Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan.

Tata cara dan alur pelaporan kegiatan pengerukan oleh pemegang persetujuan kepada Penyelenggara Pelabuhan adalah sebagai berikut

SK Terbit

Menyampaikan laporan bulanan kepada DJPL Pembentukan Tim

Pengawas (UPP/Disnav)

Menyusun laporan progress terkait kemajuan

pekerjaan pengerukan dan/atau reklamasi

(16)

10

SK Terbit

Rapat Koordinasi terkait kemajuan pekerjaan

pengerukan

Berkoordinasi dalam Pembentukan Tim

Pengawas

Menyampaikan laporan bulanan kepada

Penyelenggara Pelabuhan dengan

tembusan DJPL

1) Setelah Surat Keputusan Persetujuan telah terbit, penyelenggara Pelabuhan membuat tim pengawas terhadap persetujuan tersebut terdiri dari KSOP/UPP dan Disnav setempat;

2) Tim pengawas mengadakan rapat koordinasi dengan pemilik persetujuan terkait dengan progress kegiatan dimaksud dan dituangkan dalam Berita Acara;

3) Penyelenggara Pelabuhan melaporkan hasil rapat berupa laporan progress kegiatan kepada Penyelenggara dengan tembusan Direktur Pelabuhan Direktur Jenderal Perhubungan Laut.

Gambar 2. 3 Alur Pelaporan Pekerjaan Pengerukan dan/atau Reklamasi oleh pemegang persetujuan kepada Penyelenggara Pelabuhan

(17)

11 BAB III. FORMAT LAPORAN KEGIATAN PENGERUKAN DAN/ATAU REKLAMASI

3.1 Format Laporan Kegiatan Pengerukan dan/atau Reklamasi oleh Pemegang Persetujuan kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Laut:

LAPORAN PROGRES KEGIATAN

TERKAIT PERSETUJUAN PEKERJAAN PENGERUKAN DAN/ATAU REKLAMASI a.n.

….

TAHUN … YANG BERLOKASI DI ….

PERIODE…..

A. Dasar:

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4849);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5731);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5093);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang Perlindungan Lingkungan Maritim (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5109);

6. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 203) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 106);

7. Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2022 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 33);

(18)

12 8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 36 Tahun 2012 Tentang Organisasi

dan Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 942) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 71 Tahun 2021 Tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 36 Tahun 2012 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 942);

9. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 62 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 943) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 72 Tahun 2021 Tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 62 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 943);

10. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 125 Tahun 2018 Tentang Pengerukan dan Reklamasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1740) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 53 Tahun 2021 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 125 Tahun 2018 Tentang Pengerukan dan Reklamasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 695);

11. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 12 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Sektor Transportasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 257);

12. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 17 Tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 815);

13. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 19 Tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja Distrik Navigasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 825);

14. Berita acara rapat koordinasi pada tanggal…..

(19)

13 B. Data Administrasi Kegiatan:

1. Surat Keputusan : ……… *(Nomor SK PK3/PK2R/PK3R) 2. Kegiatan : ……... *(Nama item pekerjaan sesuai

dengan SK PK3/PK2R/P.K3R) 3. Pimpinan Perusahaan : ……... *(Nama pimpinan perusahaan

beserta jabatan) 4. Penanggung jawab

Kegiatan

: ……... *(Nama penanggung jawab kegiatan dari perusahaan beserta jabatan)

5. Pelaksana Kegiatan : ……... *(Nama kontraktor yang memiliki IUPR)

6. Sumber Anggaran *(Sumber anggaran untuk melaksanakan kegiatan) 7. Waktu Pelaksanaan : ……... *(Jangka waktu pelaksanaan

kegiatan) 8. Masa Berlaku

PK3/PK2R/PK3R

: ……... *(Jangka waktu berlakunya PK3/PK2R/PK3R)

C. Data Teknis Kegiatan:

1. Lokasi Kegiatan : ……... *(Lokasi kegiatan sesuai dengan SK PK3/PK2R/PK3R) 2. Kedalaman Eksisting : ……... m LWS *(Untuk kegiatan

pengerukan)

3. Desain Kedalaman : ……... m LWS *(Untuk kegiatan pengerukan)

4. Kemiringan (slope) : ……... *(Untuk kegiatan pengerukan) 5. Volume Keruk/Luas

Reklamasi

: ……... m3/Ha *(Desain volume/luasan) 6. Material

Keruk/Reklamasi

: ……... *(Jenis material keruk/

reklamasi)

7. Koordinat Lokasi : Titik koordinat lokasi kegiatan keruk/reklamasi:

a. __º __’ __” BT / __º __’ __” LS b. __º __’ __” BT / __º __’ __” LS c. __º __’ __” BT / __º __’ __” LS d. __º __’ __” BT / __º __’ __” LS

Titik koordinat lokasi pembuangan material keruk: *(Untuk kegiatan pengerukan) a. __º __’ __” BT / __º __’ __” LS b. __º __’ __” BT / __º __’ __” LS c. __º __’ __” BT / __º __’ __” LS d. __º __’ __” BT / __º __’ __” LS

Titik koordinat lokasi pengambilan material reklamasi (quarry): *(Untuk kegiatan reklamasi)

D. Progres Pelaksanaan Kegiatan:

*(Kemajuan fisik pekerjaan terakhir sejak dilakukannya klarifikasi lapangan dengan dilengkapi lampiran progres kegiatan)

(20)

14 E. Kendala-kendala Dalam Pelaksanaan Kegiatan:

*(Kendala yang terjadi pada waktu pelaksanaan kegiatan) F. Kesimpulan dan Saran:

*(Kesimpulan dan saran) G. Lampiran:

*(Kelengkapan data dan dokumentasi pada saat pelaksanaan kegiatan antara lain data batimetri, kurva S)

*(Lokasi, tanggal/bulan/tahun) Penanggung Jawab Kegiatan

(ttd dan stempel) (Nama Lengkap)

Jabatan

(21)

15 3.2 Format Laporan Kegiatan Pengerukan dan/atau Reklamasi oleh Penyelenggara

Pelabuhan kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut :

LAPORAN PROGRES KEGIATAN

TERKAIT PERSETUJUAN PEKERJAAN PENGERUKAN DAN/ATAU REKLAMASI a.n. ….

TAHUN … YANG BERLOKASI DI ….

PERIODE……..

A. Dasar:

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4849);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5731);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5093);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang Perlindungan Lingkungan Maritim (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5109);

6. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 203) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 106);

7. Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2022 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 33);

8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 36 Tahun 2012 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (Berita Negara

(22)

16 Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 942) sebagaimana telah diubah terakhir

dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 71 Tahun 2021 Tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 36 Tahun 2012 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 942);

9. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 62 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 943) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 72 Tahun 2021 Tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 62 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 943);

10. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 125 Tahun 2018 Tentang Pengerukan dan Reklamasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1740) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 53 Tahun 2021 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 125 Tahun 2018 Tentang Pengerukan dan Reklamasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 695);

11. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 12 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Sektor Transportasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 257);

12. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 17 Tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 815);

13. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 19 Tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja Distrik Navigasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 825);

14. Berita acara rapat koordinasi pada tanggal….

(23)

17 B. Data Administrasi Kegiatan:

1. Surat Keputusan : ……… *(Nomor SK PK3/PK2R/PK3R) 2. Kegiatan : ……... *(Nama item pekerjaan sesuai

dengan SK PK3/PK2R/P.K3R) 3. Pimpinan Perusahaan : ……... *(Nama pimpinan perusahaan

beserta jabatan) 4. Penanggung jawab

Kegiatan

: ……... *(Nama penanggung jawab kegiatan dari perusahaan beserta jabatan)

5. Pelaksana Kegiatan : ……... *(Nama kontraktor yang memiliki IUPR)

6. Sumber Anggaran *(Sumber anggaran untuk melaksanakan kegiatan) 7. Waktu Pelaksanaan : ……... *(Jangka waktu pelaksanaan

kegiatan) 8. Masa Berlaku

PK3/PK2R/PK3R

: ……... *(Jangka waktu berlakunya PK3/PK2R/PK3R)

C. Data Teknis Kegiatan:

1. Lokasi Kegiatan : ……... *(Lokasi kegiatan sesuai dengan SK PK3/PK2R/PK3R) 2. Kedalaman Eksisting : ……... m LWS *(Untuk kegiatan

pengerukan)

3. Desain Kedalaman : ……... m LWS *(Untuk kegiatan pengerukan)

4. Kemiringan (slope) : ……... *(Untuk kegiatan pengerukan) 5. Volume Keruk/Luas

Reklamasi

: ……... m3/Ha *(Desain volume/luasan) 6. Material

Keruk/Reklamasi

: ……... *(Jenis material keruk/

reklamasi)

7. Koordinat Lokasi : Titik koordinat lokasi kegiatan keruk/reklamasi:

e. __º __’ __” BT / __º __’ __” LS f. __º __’ __” BT / __º __’ __” LS g. __º __’ __” BT / __º __’ __” LS h. __º __’ __” BT / __º __’ __” LS

Titik koordinat lokasi pembuangan material keruk:

*(Untuk kegiatan pengerukan) a. __º __’ __” BT / __º __’ __” LS b. __º __’ __” BT / __º __’ __” LS c. __º __’ __” BT / __º __’ __” LS d. __º __’ __” BT / __º __’ __” LS

Titik koordinat lokasi pengambilan material reklamasi (quarry): *(Untuk kegiatan reklamasi)

D. Progres Pelaksanaan Kegiatan:

*(Kemajuan fisik pekerjaan terakhir sejak dilakukannya klarifikasi lapangan dengan dilengkapi lampiran progres kegiatan)

(24)

18 E. Kendala-kendala Dalam Pelaksanaan Kegiatan:

*(Kendala yang terjadi pada waktu pelaksanaan kegiatan) terlampir F. Kesimpulan dan Saran:

*(Kesimpulan dan saran) G. Lampiran:

*(Kelengkapan data dan dokumentasi pada saat pelaksanaan kegiatan antara lain data batimetri, kurva S)

*(Lokasi, tanggal/bulan/tahun) Penanggung Jawab Kegiatan

(ttd dan stempel) (Nama Lengkap)

Jabatan

(25)

19 3.3 Format Laporan Kegiatan Pengerukan oleh Pemegang Persetujuan kepada

Penyelenggara Pelabuhan:

LAPORAN PROGRES KEGIATAN

TERKAIT PERSETUJUAN PEKERJAAN PENGERUKAN a.n. ….

TAHUN … YANG BERLOKASI DI ….

PERIODE……..

A. Dasar:

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4849);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5731);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5093);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang Perlindungan Lingkungan Maritim (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5109);

6. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 203) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 106);

7. Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2022 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 33);

8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 36 Tahun 2012 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (Berita Negara

(26)

20 Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 942) sebagaimana telah diubah terakhir

dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 71 Tahun 2021 Tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 36 Tahun 2012 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 942);

9. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 62 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 943) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 72 Tahun 2021 Tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 62 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 943);

10. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 125 Tahun 2018 Tentang Pengerukan dan Reklamasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1740) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 53 Tahun 2021 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 125 Tahun 2018 Tentang Pengerukan dan Reklamasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 695);

11. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 12 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Sektor Transportasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 257);

12. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 17 Tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 815);

13. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 19 Tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja Distrik Navigasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 825);

14. Berita acara rapat koordinasi pada tanggal…..

(27)

21 B. Data Administrasi Kegiatan:

1. Surat Keputusan : ……… *(Nomor SK PK3)

2. Kegiatan : ……... *(Nama item pekerjaan sesuai dengan SK PK3)

3. Pimpinan Perusahaan : ……... *(Nama pimpinan perusahaan beserta jabatan)

4. Penanggung jawab Kegiatan

: ……... *(Nama penanggung jawab kegiatan dari perusahaan beserta jabatan) 5. Pelaksana Kegiatan : ……... *(Nama kontraktor yang memiliki

IUPR)

6. Sumber Anggaran *(Sumber anggaran untuk melaksanakan kegiatan)

7. Waktu Pelaksanaan : ……... *(Jangka waktu pelaksanaan kegiatan) 8. Masa Berlaku PK3 : ……... *(Jangka waktu berlakunya PK3) C. Data Teknis Kegiatan:

1. Lokasi Kegiatan : ……... *(Lokasi kegiatan sesuai dengan SK PK3)

2. Kedalaman Eksisting : ……... m LWS *(Untuk kegiatan pengerukan)

3. Desain Kedalaman : ……... m LWS *(Untuk kegiatan pengerukan)

4. Kemiringan (slope) : ……... *(Untuk kegiatan pengerukan) 5. Volume Keruk : ……... m3 (Desain volume)

6. Nama Kapal yang digunakan

: ……... Kapal milik Pelaksana kegiatan 7. Koordinat Lokasi : Titik koordinat lokasi kegiatan keruk:

a. __º __’ __” BT / __º __’ __” LS b. __º __’ __” BT / __º __’ __” LS c. __º __’ __” BT / __º __’ __” LS d. __º __’ __” BT / __º __’ __” LS

Titik koordinat lokasi pembuangan material keruk:

*(Untuk kegiatan pengerukan) a. __º __’ __” BT / __º __’ __” LS b. __º __’ __” BT / __º __’ __” LS c. __º __’ __” BT / __º __’ __” LS d. __º __’ __” BT / __º __’ __” LS

D. Progres Pelaksanaan Kegiatan:

*(Kemajuan fisik pekerjaan terakhir sejak dilakukannya klarifikasi lapangan dengan dilengkapi lampiran progres kegiatan) terlampir tabel 3.3 A s.d D

E. Kendala-kendala Dalam Pelaksanaan Kegiatan:

*(Kendala yang terjadi pada waktu pelaksanaan kegiatan) terlampir

(28)

22 F. Kesimpulan dan Saran:

*(Kesimpulan dan saran) G. Lampiran:

*(Kelengkapan data dan dokumentasi pada saat pelaksanaan kegiatan antara lain data batimetri, kurva S)

*(Lokasi, tanggal/bulan/tahun) Penanggung Jawab Kegiatan

(ttd dan stempel) (Nama Lengkap)

Jabatan

(29)

23 BAB IV. PENUTUP

Pedoman Teknis ini merupakan pedoman/panduan untuk pemegang persetujuan pekerjaan pengerukan dan/atau reklamasi kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut dan/atau Penyelenggara Pelabuhan dalam melaksanakan pelaporan kegiatan pengerukan dan/atau reklamasi yang ditetapkan berdasarkan peraturan yang berlaku untuk dapat dilaksanakan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab.

Pedoman Teknis ini dapat ditinjau ulang dan dilakukan penyempurnaan untuk keperluan pelaporan kegiatan pengerukan dan/atau reklamasi.

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 108 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 9 Tahun 2015 tentang Peraturan

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 67 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 873; MEMUTUSKAN: :

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 67 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 873; MEMUTUSKAN: :

12.Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 67 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 873 ; Menetapkan

12.Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 67 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 873 ; Menetapkan

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 67 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 873; MEMUTUSKAN:

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 125 Tahun 2018 tentang Pengerukan dan Reklamasi Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1740; Surat Direktur Jenderal Perhubungan Laut

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 67 tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 873; Menetapkan