• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGETAHUAN KESIAPSIAGAAN BENCANA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN DAN DOSEN KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGETAHUAN KESIAPSIAGAAN BENCANA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN DAN DOSEN KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA "

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENGETAHUAN KESIAPSIAGAAN BENCANA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN DAN DOSEN KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA

Rahel Dawiah1, Fitra Herdian2, Arie Sulistiyawati3, Jahidul Fikri Amrullah4

Program Studi Diploma Tiga Keperawatan, STIKes Dharma Husada

1email: raheldawiah25@gmail.com

2email: rayzyla0916@gmail.com

3email: sulistiyawatiarie@gmail.com

4email: jasielfa@yahoo.com

Abstract

Disaster preparedness is an activity that shows the level of effectiveness of a response to a disaster as a whole. The preparedness strategy in disaster management is a very important effort to be carried out as a first responder. This study aims to find out how disaster preparedness knowledge is among nursing students and nursing lecturers at STIKes Dharma Husada. The method used in this study is descriptive quantitative using a qualitative approach.

The sampling technique used was a random sampling of 37 nursing student respondents and nursing lecturers at STIKes Dharma Husada. Data collection using the Google form was sent to each student and lecturer of Nursing STIKes Dharma Husada on June 23, 2023. The results of the knowledge of nursing students and lecturers of Nursing STIKes Dharma Husada almost all of the respondents (84%) had good knowledge of disaster preparedness, a small number of the respondents (11%) had sufficient knowledge of disaster preparedness, a small portion of the respondents (5%) had insufficient knowledge on disaster preparedness. Knowledge of nursing students and lecturers of Nursing STIKes Dharma Husada on disaster preparedness is good. Students and lecturers increase their knowledge and disaster preparedness by participating in training and education.

Keywords: Knowledge, Preparedness, Disaster

Abstrak

Kesiapsiagaan bencana merupakan sebuah kegiatan dimana memperlihatkan tingkat keefektifan suatu respon terhadap adanya bencana secara keseluruhan. Strategi kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana merupakan upaya sangat penting untuk dilakukan sebagai first responder. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengetahuan kesiapsiagaan bencana pada mahasiswa keperawatan dan dosen Keperawatan STIKes Dharma Husada. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalak deskritif kuantitatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengambilan sempel yang digunakan adalah random sampling sebanyak 37 responden mahasiswa keperawatan dan dosen Keperawatan STIKes Dharma Husada. Pengumpulan data menggunakan google form yang dikirimkan kepada setiap mahasiswa dan dosen Keperawatan STIKes Dharma Husada pada tanggal 23 Juni 2023. Hasil pengetahuan pada mahasiswa keperawatan dan dosen Keperawatan STIKes Dharma Husada hampir seluruh dari responden (84%) memiliki pengetahuan baik pada kesiapsiagaan bencana, sebagian kecil dari responden (11%) memiliki pengetahuan cukup pada kesiapsiagaan bencana, sebagian kecil dari responden (5%) memiliki pengetahuan kurang pada kesiapsiagaan bencana. Pengetahuan mahasiswa keperawatan dan dosen Keperawatan STIKes Dharma Husada pada kesiapsiagaan bencana adalah baik. Mahasiswa dan dosen untuk lebih meningatkan pengetahuan dan kesiapsigaan bencana dengan mengikuti pelatihan dan pendidikan.

Kata Kunci: Pengetahuan, Kesiapsiagaan, Bencana

(2)

I. PENDAHULUAN

Negara Indonesia merupakan salah satu Negara yang tergolong rawan terhadap kejadian bencana alam, hal tersebut berhubungan dengan letak geografis Indonesia yang terletak diantara dua samudera besar dan terletak di wilayah lempeng tektonik yang rawan terhadap gempa bumi. Banyak gunung berapi yang masih aktif merupakan potensi munculnya bencana gempa bumi, awan panas, lahar, banjir dan letusan gunung berapi. Disamping bencana alam, Indonesia mempunyai potensi munculnya bencana akibat manusia seperti penggundulan hutan, penebangan liar yang dapat menyebabkan terjadinya banjir, tanah longsor, kebakaran hutan dan konflik sosial.

Seiring dengan perkembangan industrialisasi dan makin meningkatnya penggunaan bahan kimia, bahan radioaktif timbulnya bencana akibat ulah manusia (KemenKes RI, 2013)

Menurut laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), terdapat 3.531 peristiwa bencana alam di Indonesia sepanjang 2022. Bencana alam tersebut telah melanda 34 provinsi di dalam negeri. Jenis bencana yang paling banyak terjadi di Indonesia pada 2022 adalah banjir, yakni 1.524 kejadian atau 43,1% dari total bencana alam nasional. Ada pula 1.062 peristiwa cuaca ekstrem, 634 tanah longsor, 252 kebakaran hutan dan lahan (karhutla), 28 gempa bumi, 26 gelombang pasang/abrasi, serta 4 peristiwa kekeringan.

Kesiapsiagaan merupakan sebuah kegiatan dimana memperlihatkan tingkat keefektifan suatu respon terhadap adanya bencana secara keseluruhan. Strategi kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana merupakan upaya yang sangat penting untuk dilakukan, khususnya oleh perawat. Perawat sebagai tenaga kesehatan terbesar dan first responder serta pemberi pelayanan dalam tanggap darurat bencana dituntut untuk memiliki kesiapsiagaan bencana yang lebih tinggi dibandingkan dengan tim lain. Kemampuan perawat dalam kesiapsiagaan penanggulangan bencana harus didukung oleh dasar pengetahuan an sikap yang baik dalam disaster management.

Dalam perencanaan penanggulangan bencana diperlukan prinsip dimana salah satu yang

harus dimiliki adalah pengetahuan yang benar. Sikap mahasiswa keperawatan untuk merespon tanggap bencana sangat dibutuhkan dalam situasi kritis serta dalam merawat korban bencana (Kartika et al., 2018).

Mahasiswa keperawatan sebagai calon tenaga keperawatan dituntut untuk mengetahui tindakan dalam kesiapsiagaan penanggulangan bencana. Sebagai ujung tombak dalam pelayanan kesehatan, perawat memiliki peran yang penting dalam setiap peristiwa kebencanaan.

Maka dari itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian “Pengetahuan Kesiapsiagaan Bencana pada Mahasiswa Keperawatan dan Dosen Keperawatan STIKes Dharma Husada”.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Siaga bencana adalah upaya mempersiapkan diri, keluarga, dan komunitas di sekitar kita sebagai antisipasi ancaman bencana alam. Siaga bencana diharapkan dapat meminimalisir korban jiwa, korban luka, maupun kerusakan infrastruktur bangunan.

Bencana sering terjadi tanpa peringatan sehingga membutuhkan pengetahuan dan keterampilan untuk menghadapinya. Salah satu kebutuhan yang diperlukan untuk menghadapi bencana adalah rencana kesiapsiagaan.

Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB, 2022), kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisifasi bencana melalui pengorganisasian serta langkah yang tepat dan berguna.

Manajemen bencana merupakan mempelajari segala aspek yang berkaitan dengan bencana menggunakan ilmu pengetahuan, terutama risiko bencana bagaimana menghindari risiko bencana.

Manajemen bencana merupakan proses dinamis tentang bekerjanya fungsi-fungsi manajemen yang dikenal sebelumnya, seperti planning, organizing, actuating, dan controlling. Manajemen bencana bekerja dengan melakukan kegiatan pada tiap siklus/bidang kerja yakni pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan, tanggap darurat, serta pemulihan (Nurjannah, dkk, 2013).

(3)

Manajemen bencana menurut

University of Wisconsin merupakan serangkaian kegiatan yang didesain dalam mengendalikan situasi bencana darurat dan mempersiapkan kerangka untuk membantu orang yang rentan bencana dalam menghindari atau mengatasi dampak bencana tersebut.

Manajemen bencana menurut University British Columbia adalah suatu proses pembentukkan atau penetapan tujuan bersama dan nilai bersama (common value) untuk mendorong pihak-piihak yang terlibat (partisipan) untuk menyusun rencana dan menghadapi bencana, baik bencana potensial maupun aktual. (Khambali, 2017).

Kesiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui perorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna. Membangun kesiagaan adalah unsur penting, namun tidak mudah dilakukan karena menyangkut sikap mental dan budaya serta disiplin ditengah masyarakat. Kesiagaan adalah tahapan yang paling strategis karena sangat menentukan ketahanan anggota masyarakat dalam menghadapi datangnya suatu bencana.

Langkah lainnya yang perlu disiapkan sebelum bencana terjadi adalah peringatan dini. Langkah ini diperlukan untuk memberi peringatan kepada masyarakat tentang bencana yang akan terjadi sebelum kejadian seperti banjir, gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, atau badai. Dewasa ini sistem peringatan dini sudah berkembang pesat didukung oleh berbagai temuan teknologi. Di Indonesia, berbagai ramalan atau perkiraan akan datangnya bencana sudah banyak dilakukan seperti cuaca, gemapa, tsunami, dan banjir. Pemerintah telah memasang berbagai peralatan peringatan dini di berbagai kawasan Indonesia.

III. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini berupa penelitian deskriptif kuantitatif. Jenis penelitian deskriptif kuantitatif menurut (Robert Donmoyer Given, 2008: dalam Prajitno, 2015) adalah pendekatan-pemdekatan terhadap kaajian empiris untuk mengumpulkan, menganalisa, dan

menampilkan data dalam bentuk numerik dari pada naratif. Penelitian ini membahas mengenai Pengetahuan Kesiapsiagaan Bencana pada Mahasiswa Keperawatan dan Dosen STIKes Dharma Husada

Pendekatan waktu pengumpulan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Dalam penelitian kualitatif peneliti dituntut untuk memahami responden, validasi penelitian dituntut dari kemampuan peneliti, dan memerlukan data asli serta mengutamakan proses dari hasil penelitian (Raihan, 2017).

Populasi merupakan keseluruhan jumlah dari sebjek yang diteliti oleh seorang peneliti (Syafnidawaty, 2020). Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Keperawatan dan Dosen Keperawatan STIKes Dharma Husada dengan jumlah 443 orang terdiri dari 116 orang mahasiswa D3 Keperawatan, 308 mahasiswa S1 keperawatan dan 19 orang Dosen Keperawatan.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Kesiapsiagaan Bencana pada Mahasiswa Keperawatan dan Dosen Keperawatan STIKes Dharma Husada

No. Pengetahuan Frekuensi Presentase

1 Baik 31 84%

2 Cukup 4 11%

3 Kurang 2 5%

Total 37 100%

Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan hasil dari 37 responden yaitu baik sebanyak 31 responden (84%), cukup sebanyak 4 responden (11%), kurang sebanyak 2 responden (5%).

Disimpulkan bahwa Pengetahuan Kesiapsigaan Bencana pada Mahasiswa Keperawatan dan Dosen STIKes Dharma Husada menunjukan bahwa hampir seluruh dari responden memiliki tingkat pengetahuan baik 84%.

Berdasarkan hasil penelitian kepada 37 responden, terdapat hasil bahwa hampir seluruh responden memiliki pengetahuan baik terhadap kesiapsiagaan bencana sebanyak 31 responden (84%). Hasil tersebut menujukkan bahwa pengetahuan dalam kesiapsiagaan bencana responden baik. Hasil penelitian ini selaras dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan penelitian

(4)

sebelumnya yang telah dilakukan (Roffifah,

2019) menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan terhadap kesiapsiagaan bencana pada mahasiswa keperawatan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden telah memiliki sebagian dari perlengkapan menghadapi bencana diantaranya tas, baju, selimut, handphone, cadangan makanan dan minuman, perlengkapan P3K, kartu debit, serta perlengkapan sanitasi.

Kesiapsiagaan bencana merupakan salah satu bekal yang perlu ditanamkan kepada mahasiswa keperawatan. Secara tidak langsung kesiapsiagaan pada mahasiswa keperawatan berguna untuk memahami pentingnya membantu korban bencana dan meminimalkan angka mortalitas dan morbiditas akibat bencana (Rizqillah, 2018).

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Definisi Pengetahuan Kesiapsiagaan Bencana pada Mahasiswa Keperawatan dan Dosen Keperawatan STIKes Dharma Husada

No. Pengetahuan Frekuensi Presentase

1 Baik 35 94%

2 Cukup 1 3%

3 Kurang 1 3%

Total 37 100%

Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan hasil baik sebanyak 35 responden (94%), cukup sebanyak 1 responden (3%), kurang sebanyak 1 responden (3%). Disimpulkan bahwa Pengetahuan Kesiapsigaan Bencana pada Mahasiswa Keperawatan dan Dosen STIKes Dharma Husada dari definisi menunjukan bahwa hampir seluruh dari responden memiliki tingkat pengetahuan baik 94%.

Menurut peneliti ada beberapa faktor yang menyebabkan pengetahuan mahasiswa dan dosen baik yaitu dikarnakan mahasiswa dan dosen sudah mengalami dan menyaksikan bencana di sekitarnya, serta ditambahnya teknologi pada jaman sekarang tentang informasi.

Hal ini sejalan dengan apa yang dalam (Notoatmodjo, 2014) mengatakan pengalaman merupakan sesuatu yang pernah dialami oleh seseorang tentang sesuatu hal dari perjalanan hidupnya.

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Tujuan Pengetahuan Kesiapsiagaan Bencana pada Mahasiswa Keperawatan dan Dosen Keperawatan STIKes Dharma Husada

No. Pengetahuan Frekuensi Presentase

1 Baik 24 65%

2 Cukup 11 30%

3 Kurang 2 5%

Total 37 100%

Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan hasil baik sebanyak 24 responden (65%), cukup sebanyak 11 responden (30%), kurang sebanyak 2 responden (5%). Disimpulkan bahwa Pengetahuan Kesiapsigaan Bencana pada Mahasiswa Keperawatan dan Dosen STIKes Dharma Husada dari tujuan menunjukan bahwa hampir seluruh dari responden memiliki tingkat pengetahuan baik 65%.

Menurut (Rizqillah, 2018) sebagai calon perawat masa depan, mahasiswa keperawatan diharapkan mulai menumpuk tingakat kesiapan sedini mungkin. Hal ini didasarkan pandangan bahwa perawat sebagai first responder dan care giver dituntut memiliki tingkat kesiapan tang tinggi disbanding masyarakat umumnya.

Adekuasi kesiapsiagaan perawat dapat meningkatkan rasa percaya diri dan kualitas pelayanan yang diberikan.

Menurut (Ristiyani, 2014) hal-hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana pada individu diantaranya pelatihan bagaimana menyelamatkan diri sendiri dan orang lain, koordinasi antar pihak terkait serta upaya melaksanakan evakuasi ke tempat aman, menyiapkan perlengkapan darurat saat bencana, memberikan pertolongan pertama pada orang terluka dan upaya dalam pemulihan secara cepat.

Table 4.4

Distribusi Frekuensi Tahapan Pengetahuan Kesiapsiagaan Bencana pada Mahasiswa Keperawatan dan Dosen Keperawatan STIKes Dharma Husada

No. Pengetahuan Frekuensi Presentase

1 Baik 16 43%

2 Cukup 18 49%

3 Kurang 3 8%

Total 37 100%

(5)

Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan hasil

baik sebanyak 16 responden(43%), cukup sebanyak 18 responden (49%), kurang sebanyak 3 responden (8%). Disimpulkan bahwa Pengetahuan Kesiapsigaan Bencana pada Mahasiswa Keperawatan dan Dosen STIKes Dharma Husada dari tahapan menunjukan bahwa hampir setengah dari responden memiliki tingkat pengetahuan cukup 49%.

Dengan adanya responden yang berpengetahuan cukup maka perlu adanya tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan responden. Responden yang berpengetahuan cukup umunya terjadi pada kuesioner pengetahuan dari tahapan kesiapsiagaan bencana. untuk melatih hal iru perlu adanya penyuluhan tentang bencana guna meningkatkan pengetahuan dan upaya penyelamatan. Hal ini sejalan dengan penelitian (Daud R. dkk., 2014) dalam jurnal penerapan pelatihan siaga bencana daalam meningkatkan pengetahuan, sikap, dan tindakan.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti memaparkan beberapa kesimpulan, secara umum peneliti menyimpulkan bahwa Pengetahuan Kesiapsiagaan Bencana pada Mahasiswa Keperawatan dan Dosen STIKes Dharma Husada adalah baik dengan persentase pengetahuan 84%. Hal ini merujuk pada kriteria Arikunto, 2013 secara lebih khusus peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:

Hampir seluruh responden memiliki pengetahuan baik tentang kesiapsiagaan bencana (84%).

Sebagian kecil dari responden memiliki pengetahuan cukup tentang kesiapsiagaan bencana (11%).

Sebagian kecil dari responden memiliki pengetahuan kurang tentang kesiapsiagaan bencana (5%).

Dengan adanya penelitian ini diharapkan bagi mahasiswa dan dosen untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan kesiapsiagaan bencana dilingkungan rumah maupun kampus dengan mengikuti pelatihan dan pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Lastriana, N. (2021). Meminimalisasi Dampak, Yana: Kota Bandung Perlu Mitigasi Bencana.Www.Bandung.Go.Id.

https://www.bandung.go.id/news/read/5778/me minimalisasi-dampak-yana-kota-bandung- perlu-mitigasi-bencana

[2] Mustajab, R. (2023). BNPB: Bencana Alam Marak Terjadi di Jawa Barat pada 2022.

Www.DataIndonesia.Id.https://dataindonesia.id /varia/detail/bnpb-bencana-alam-marak-terjadi- di-jawa-barat-pada-2022

[3] indy Mutia Annur. (2023). Banjir sampai Kekeringan, Ini Bencana Alam di Indonesia

pada 2022. Www.Databoks.

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/20 23/01/04/banjir-sampai-kekeringan-ini- bencana-alam-di-indonesia-pada-2022

[4] Peraturan Presiden Republik Indonesia (2019), Tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana (diakses tanggal 01 Maret 2023)

[5] Adriana, Sarah, 2021. "Gambaran Pengetahuan Kesiapsiagaan Perawat dalam Sistem Penanggulangan Gawat Darurat dalam Manajemen Bencana di Rumah Sakit." KTI.

Medan: Politeknik KemenKes Medan

[6] Badan Nasional Penanggulangan Bencana (2022). Tentang Data Bencana di Indonesia (diakes tanggal 01 Maret 2023)

[7] Badan Nasional Penanggulangan Bencana (2022). Tentang Bencana di Jawa Barat (diakses tanggal 01 Maret 2023)

[8] Rizqillah, A. F. (2018). Diaster Preparedness: Survei Studi Pada Mahasiswa Keperawatan Universitas Harapan Bangsa Puwwokerto. Medisains: Jurnal Ilmiah Ilmu- ilmu Kesehatan, 16(3), 114-199

Referensi

Dokumen terkait

English language teaching research shows great interest in integrative and instrumental motivation; however, no research has been carried out on these two