PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bagaimana mendeskripsikan pengetahuan pekerja pada proyek pembangunan apartemen grand taman melati margonda 2 PT. Bagaimana gambaran perilaku pekerja di ketinggian gedung apartemen grand taman melati margonda 2 PT. Bagaimana hubungan pengetahuan dengan perilaku pekerja pada ketinggian di gedung apartemen grand taman melati margonda 2, PT.
Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan perilaku pekerja pada ketinggian pekerja proyek konstruksi di proyek pembangunan apartemen Grand Taman Melati Margonda 2, PT. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan pekerja pada proyek pembangunan apartemen Grand Taman Melati Margonda 2, PT. Untuk mengetahui gambaran perilaku pekerja pada ketinggian proyek gedung apartemen Grand Taman Melati Margonda 2, PT.
Ha : Terdapat hubungan antara pengetahuan bekerja di ketinggian dengan perilaku karyawan di komplek apartemen Grand Taman Melati Margonda 2. H0 : Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan tentang bekerja di ketinggian dengan perilaku karyawan di proyek Pembangunan Grand Taman Melati Margonda 2 apartemen.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
- Tujuan Umum
 - Tujuan Khusus
 
Manfaat Penelitian
- Manfaat Bagi Perusahaan
 - Manfaat Bagi STIKes Binawan
 - Manfaat Bagi Peneliti
 
Diharapkan peneliti dapat memperdalam pengetahuan dan pemahamannya terkait penerapan bidang keilmuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di perusahaan konstruksi khususnya dalam praktek bekerja di ketinggian ditinjau dari tingkat pengetahuan work in height dan perilaku kerja yang tinggi pada pekerja proyek konstruksi pada pembangunan apartemen Grand Taman Melati Margonda 2 PT. .
Ruang Lingkup Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
- Pengetahuan
 - Definisi Pengetahuan
 - Tingkat Pengetahuan
 - Faktor-faktor yang Mepengaruhi Pengetahuan
 - Perilaku
 - Definisi Perilaku
 - Bentuk Perilaku
 - Perilaku Aman
 - Definisi Perilaku Aman
 - Perilaku Tidak Aman
 - Definisi Perilaku Tidak Aman
 - Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku
 - Pengetahuan
 - Sikap
 - Persepsi
 - Motivasi
 - Umur
 - Lama Bekerja
 - Peran Rekan Kerja
 - Keselamatan Kerja
 - Definisi
 - Bahaya Bekerja Di Ketinggian
 - Manajemen Resiko Jatuh Dari Ketinggian
 - Perlengkapan Bekerja Di Ketinggian
 - Standar Proteksi Bekerja Di Ketinggian
 - Praktik atau Prosedur Kerja Aman Di Ketinggian
 - Pengendalian Bekerja Di Ketinggian
 - Kerangka Teori
 
8 4) Tes, yaitu orang mencoba perilaku baru 5) Adopsi, yaitu subjek berperilaku dengan cara baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap sesuatu. Kemampuan analitis merupakan kemampuan dimana seseorang dapat memecahkan suatu masalah dalam kelompok yang lebih kecil sehingga dengan mudah dapat melihat masalah yang ada dan lebih mudah memahaminya. Menurut Wawan & Dewi ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu faktor internal 1) pendidikan 1) pendidikan.
Lingkungan adalah segala keadaan yang ada di sekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku seseorang atau kelompok. Menurut Wawan dan Dewi, perilaku adalah respon individu terhadap stimulus atau tindakan yang dapat diamati yang memiliki frekuensi, durasi, dan tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari. Respon terhadap stimulus tersebut jelas berupa tindakan atau praktik yang mudah diamati dan dilihat oleh orang lain.
Sedangkan menurut Bird and Germain, perilaku aman adalah perilaku yang tidak dapat menimbulkan kecelakaan atau insiden. Perbedaan perilaku aman dengan perilaku kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bahwa perilaku aman hanya berfokus pada keselamatan, sedangkan perilaku K3 tidak hanya berfokus pada keselamatan tetapi juga kesehatan kerja. Perilaku tidak aman adalah suatu tindakan di tempat kerja yang berpotensi menyebabkan kecelakaan kerja karena tidak mengikuti prosedur kerja yang telah ditetapkan, didukung oleh ketidakmampuan untuk mengenali bahaya dan memutuskan untuk menghindarinya dengan tepat.
Berdasarkan beberapa penelitian dan teori perubahan perilaku yang telah dijelaskan sebelumnya, perilaku aman dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu. Pengetahuan adalah sesuatu yang diperlukan, tetapi itu bukanlah faktor yang cukup kuat bagi seseorang untuk bertindak berdasarkan pengetahuannya. Hal ini sejalan dengan tulisan Geller yang menyatakan bahwa perilaku seseorang tergantung pada apa yang mereka rasakan daripada risiko yang sebenarnya.
Oleh karena itu, untuk membawa perubahan perilaku, kekuatan pendorong yang ada harus ditingkatkan dan kekuatan penahan harus dikurangi. Faktor pendorong dalam hal ini adalah faktor yang mendorong motivasi kerja karyawan dan faktor penghambatnya adalah faktor penyebab ketidakpuasan karyawan. Menurut Cooper, orang sering berperilaku tidak aman karena orang tersebut tidak pernah terluka saat melakukan pekerjaannya dengan tidak aman.
Sementara itu, Geller menyatakan bahwa faktor pengalaman dari tugas yang sama dan lingkungan yang akrab dapat mempengaruhi seseorang untuk berperilaku tidak pasti dan terus berperilaku karena menyenangkan, menyenangkan dan menghemat waktu, dan perilaku cenderung berulang. Jika tidak praktis, pemeriksaan dapat dilakukan 3) Isolasi bahaya, jauhkan dari pekerja sejauh mungkin.
METODE PNELITIAN
- Kerangka Konsep
 - Hipotesis
 - Jenis dan Rancangan Penelitian
 - Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian
 - Variabel Penelitian
 - Variabel Bebas
 - Variabel Terikat
 - Definisi Operasional
 - Sumber Data Penelitian
 - Data Primer
 - Data Sekunder
 - Alat Penelitian
 - Pengumpulan Data
 - Pengolahan Data dan Analisa Data
 - Pengolahan Data
 - Analisa Data
 - Jadwal Penelitian
 
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah pekerja yang bekerja di ketinggian proyek pembangunan perumahan Grand Taman Melati Margonda 2 yang dibangun oleh PT. Sampel penelitian ini menggunakan metode overall sampling yaitu seluruh pekerja yang bekerja di ketinggian pada proyek pembangunan rumah tinggal Grand Taman Melati Margonda 2 yang dikerjakan oleh PT. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan pekerja pada ketinggian proyek perumahan Grand Taman Melati Margonda 2 oleh PT.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku pekerja pada ketinggian proyek gedung apartemen Grand Taman Melati Margonda 2 PT. Penelitian tentang hubungan antara pengetahuan dan perilaku kerja pada ketinggian tersebut telah dilakukan di Proyek Pembangunan Apartemen PT. Hasil uji Chi-Square diperoleh p-value < 0,05 dengan tingkat kepercayaan 95% atau 0,013 artinya ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku karyawan pada ketinggian.
Pengetahuan pekerja proyek perumahan Grand Taman Melati Margonda 2 tentang bekerja di ketinggian merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan perilaku kerja. Berdasarkan uji Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p < 0,05 yaitu 0,013 yang artinya ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan pekerja dengan perilaku pekerja saat bekerja di ketinggian. . Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja yang terbiasa bekerja di ketinggian lebih cenderung menjadi pekerja dengan pengetahuan yang baik (lebih luas).
Hal ini menunjukkan bahwa dengan pengetahuan karyawan yang baik (luas), perilaku dalam bekerja di ketinggian juga akan baik. Hal ini menandakan bahwa mereka mengetahui bahaya dan resiko bekerja di ketinggian melalui perilakunya, sehingga karyawan berperilaku baik. 36 Hasil penelitian ini juga menetapkan bahwa karyawan dengan perilaku kerja yang buruk pada ketinggian kurang umum di antara karyawan dengan pengetahuan yang buruk.
Hal ini menunjukkan bahwa para pekerja tersebut masih belum memiliki pelatihan dan informasi yang cukup tentang bekerja di ketinggian. Upaya tersebut antara lain pemberian pelatihan untuk bekerja di ketinggian, meskipun distribusi pelatihan masih belum dan belum mencakup semua pekerja, pekerja baru dan pekerja muda. Selain itu, terdapat kekurangan yang tidak diterapkan perusahaan yaitu tidak seragamnya pemasangan meja peringatan atau poster terkait keselamatan saat bekerja di ketinggian atau pekerjaan lainnya.
HASIL PEELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum PT. Adhi Persada Gedung
- Visi dan Misi
 - Visi
 - Misi
 
Adhi Persada Gedung Adhi Persada Gedung didirikan pada tanggal 10 Desember 2013 dan bergerak di bidang jasa konstruksi, khususnya pembangunan gedung bertingkat. Perusahaan ini dikembangkan untuk menjawab tantangan pertumbuhan industri jasa konstruksi khususnya gedung bertingkat yang mengalami pertumbuhan pesat. Seiring dengan tumbuhnya investasi high-rise baik dari BUMN maupun swasta, Adhi Persada Gedung optimis dan percaya diri berupaya untuk selalu mengaktualisasikan ide-ide sebagai pengembangan skill.
Menjadi spesialis konstruksi profesional, penyedia jasa konstruksi dengan nilai terbesar di Indonesia pada tahun 2018.
Hasil Penelitian
- Analisis Univariat
 - Gambaran Pengetahuan Pekerja di Ketinggian
 - Gambaran Perilaku Pekerja di Ketinggian
 - Gambaran Umur Pekerja
 - Gambaran Pendidikan Pekerja
 - Analisis Bivariat
 - Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Perilaku
 
31 Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa pekerja di gedung apartemen Grand Taman Melati Margonda 2 PT. Adhi Persada Gedung memiliki pengetahuan yang kurang (tidak memadai) dibandingkan dengan pengetahuan yang tinggi (cukup). Pekerja yang memiliki pengetahuan cukup (tinggi) sebanyak 22 orang (46,8%), sedangkan pekerja dengan tingkat pengetahuan kurang (rendah) sebanyak 25 orang (53,2%).
Nilai rata-rata tersebut kemudian dikategorikan menjadi dua yaitu >13,62 dengan perilaku baik dan <13,62 dengan perilaku buruk. 32 Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa pekerja proyek pembangunan apartemen Grand Taman Melati Margonda 2, PT. Pekerja dengan perilaku baik sebanyak 24 orang (51,1%), sedangkan pekerja dengan perilaku buruk sebanyak 23 orang (48,9%).
Berdasarkan hasil perhitungan, pekerja berusia di atas 30 tahun memiliki frekuensi terbanyak yaitu sebanyak 27 pekerja (57,4%), dan jumlah pekerja di bawah 30 tahun paling sedikit sebanyak 20 pekerja (42,6%). Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa tenaga kerja yang bekerja di bidang konstruksi masih menggunakan usia produktifnya untuk melakukan pekerjaan. Berdasarkan hasil perhitungan, pekerja berpendidikan SD sebanyak 3 orang (6,4%) memiliki frekuensi terendah, kemudian pekerja berpendidikan menengah memiliki frekuensi terbanyak yaitu 23 orang (48,9%), kemudian pekerja berpendidikan menengah memiliki jumlah frekuensi adalah 21 pekerja (44,7%), berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa pekerja (unskilled worker) yang bekerja di bidang konstruksi tidak memerlukan pendidikan tinggi.
Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa 15 dari 22 pekerja (10,8%) memiliki pengetahuan rendah dan perilaku buruk, dan 8 dari 25 pekerja (12,2%) memiliki pengetahuan tinggi dan perilaku buruk. Kemudian pekerja dengan pengetahuan rendah dan perilaku baik sebanyak 7 dari 22 pekerja (11,2%), dan pekerja dengan pengetahuan tinggi dan perilaku baik sebanyak 17 dari 25 pekerja (12,8%).
Pembahasan
- Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Perilaku Pekerja
 
Pengetahuan yang diperoleh pekerja melalui pendidikan formal, pelatihan, atau melalui membaca atau hasil penglihatan mendorong persepsi pekerja yang baik tentang perilaku di tempat kerja. Selain itu, sebaiknya pekerja lanjut usia yang sudah dilatih juga harus mengikuti pelatihan untuk menyegarkan atau meng-upgrade pengetahuannya, hal ini harus dilakukan secara rutin, rutin dan berkala agar pekerja tidak mudah lupa dengan materi yang diberikan. Diharapkan pengetahuan tentang kesehatan dan keselamatan kerja, termasuk bekerja di ketinggian, dan risiko keselamatan kerja dapat ditingkatkan.
39 7) Perusahaan sebaiknya membuat safety sign atau poster safety dengan gambar yang lebih dominan, dan menempatkannya di tempat yang strategis sehingga mudah terlihat. Lembar angket pengetahuan (dimodifikasi oleh peneliti) (Hubungan Keyakinan, Pengalaman, Pengetahuan, dan Sikap Terhadap Perilaku Keselamatan Tenaga Kerja Konstruksi) (25). 43 Lembar Kuesioner Perilaku (Dimodifikasi oleh peneliti) (Pengaruh budaya keselamatan kerja terhadap perilaku pekerja di proyek konstruksi) (26).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. Saat Anda melakukan pekerjaan, apakah tubuh dan anggota tubuh Anda sudah berada pada posisi yang tepat untuk melakukan pekerjaan?