• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggolongan Sektor Industri Pengolahan

N/A
N/A
YOHANES FH

Academic year: 2024

Membagikan " Penggolongan Sektor Industri Pengolahan"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Penggolongan sektor industri pengolahan didasarkan kepada banyaknya pekerja di perusahaan industri tersebut, tanpa memperhatikan apakah perusahaan itu menggunakan tenaga mesin atau tidak. Perusahaan industri pengolahan dibagi dalam 4 (empat) golongan yaitu:

a. Industri besar, banyaknya pekerja 100 orang atau lebih b. Industri sedang, banyaknya pekerja 20-99 orang

c. Industri kecil, banyaknya pekerja 5-19 orang

d. Industri rumahtangga (mikro), banyaknya pekerja 1-4 orang

Selain itu pengelompokan skala industri pengolahan juga berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Pelindungan, dan Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dikelompokkan berdasarkan kriteria modal usaha untuk pendirian/pendaftaran kegiatan usaha atau hasil penjualan tahunan. Kriteria modal usaha untuk pendirian/pendaftaran kegiatan usaha terdiri atas:

a. Usaha Mikro memiliki modal usaha sampai dengan paling banyak Rp1.000.000.000,00 satu miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;

b. Usaha Kecil memiliki modal usaha lebih dari Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) sampai dengan paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; dan

c. Usaha Menengah memiliki modal usaha lebih dari Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

d. Usaha Besar memiliki modal usaha lebih dari Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

Kriteria hasil penjualan tahunan terdiri atas:

a. Usaha Mikro memiliki hasil penjualan tahunan sampai dengan paling banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah);

b. Usaha Kecil memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah) sampai dengan paling banyak Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah); dan

c. Usaha Menengah memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah).

d. Usaha Besar memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah).

(2)

Berdasarkan kriteria diatas, skala industri di Lampung Barat masih didominasi oleh sektor Mikro-Usaha Kecil, yang dapat dipetakan dalam tabel sebagai berikut:

No Kecamatan Koperasi Perdagangan Industri Jasa Total (Klasifikasi)

1 Belalau 5 259 9 17 35 (Mikro)

2 Lombok

Seminung 5 63 11 4 78 (Mikro)

3 Balik Bukit 53 1672 82 176 1930 (Mikro)

4 Sumber

Jaya 14 1260 108 173 1541 (Mikro)

5 Kebun Tebu 6 411 142 122 675 (Mikro)

6 Way Tenong 24 739 30 80 849 (Mikro)

7 Sekincau 13 791 35 117 943 (Mikro)

Rekapitulasi Data Pelaku Koperasi dan UMKM (Buku Data Pelaku Koperasi dan UMKM : 2022)1

1 Dinas Koperasi UKM, Perindustrian dan Perdagangan, 2022, Buku Data Pelaku Koperasi dan UMKM Tahun 2022, Lampung Barat, Hlm. 2-350.

Referensi

Dokumen terkait

Determinan Pendapatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Sektor Industri Pengolahan di Kabupaten Jember; Dufi Rusanti; 100810201058; 2014; 74 halaman;

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel investasi dan jumlah tenaga kerja berpengaruh positif secara signifikan terhadap Pertumbuhan sektor industri pengolahan

Sedangkan pada keterkaitan kebelakang menunjukkan sektor industri pengolahan memiliki keterkaitan tinggi kedua yaitu 0,422 dan sektor pertanian menunjukkan nilai yang lebih

JUMLAH TENAGA KERJA SEKTOR INDUSTRI, JUMLAH INDUSTRI DAN PDRB SEKTOR INDUSTRI TERHADAP PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN (Studi pada wilayah Kabupaten Gresik 2006 –

Penelitian ini akan mengamati pengaruh investasi, rata-rata lama sekolah, upah buruh, jumlah industri mikro dan kecil, serta PDRB sektor industri pengolahan terhadap

Sementara itu, tenaga kerja sektor industri pengolahan, inflasi sektor industri pengolahan, dan jumlah unit usaha berpengaruh signifikan, sedangkan panjang jalan

Analisis keterkaitan langsung tidak langsung kedepan menunjukkan, sektor industri industri pengolahan memiliki nilai keterkaitan tertinggi sebesar 1,975 satuan sedangkan pada

Berdasarkan kinerja realisasi investasi terutama PMA & PMDN di sektor industri pengolahan di Jawa Barat, hingga tahun 2012 masih menunjukan kinerja yang baik sehingga kebutuhan total