Transliterasi kata Arab yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1987 dan 0543b/U/1987.
Vokal pendek __َ _
Vokal panjang 1
Vokal rangkap 1
Vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisah dengan apostrof ىتنأأ
Kata sandang alif + lam
Penelitian tesis ini membahas bagaimana ayat-ayat Al-Qur'an digunakan untuk mengobati penyakit. Seluruh pasien yang berobat di tempat ini dirawat dengan menggunakan ayat-ayat Alquran karya K.H Himamuddin.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Muhammad Yusuf, “Pendekatan Sosiologis Penelitian Al-Quran Hidup” dalam Metodologi Penelitian Hidup.., hal. Muhammad Chirzin, “Mengungkap Pengalaman Umat Islam Berinteraksi dengan Al-Qur’an”, dalam “Metodologi Penelitian Hidup”.., hal.
Rumusan Masalah
Menurut cerita Aziz al-Makky, pengobatan penyakit jiwa dengan menggunakan ayat Alquran muncul di daerah Kalisabuk pada tahun 1996, didasari oleh keprihatinan KH. Himamuddin Ridwan, penyakit jiwa memerlukan pengobatan khusus dalam penyembuhannya, antara lain berbagai jenis dzikir baik dengan Alquran atau sholawat dan pijat meridian akupunktur disertai Alquran atau tiupan disertai Alquran dan juga minum air putih diberi doa. Menyimpang dari fenomena tersebut, penulis tertarik untuk meneliti praktik pengobatan yang dilakukan oleh KH.
Himamuddin dengan diskusi yang fokus pada ayat-ayat Al-Qur'an yang dijadikan metode pengobatan penyakit jiwa yang dilakukannya di kawasan Kalisabuk, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah. Cara Mengobati Sakit Jiwa Menggunakan Al-Qur'an di Kalisabuk Kesugihan Wilayah Cilacap Jawa Tengah. Pada rumusan masalah kedua yang dimaksud adalah makna emik yaitu makna praktis menurut para pelaku, keluarga pasien dan masyarakat setempat, yang terlibat dalam proses pengobatan penyakit jiwa dengan ayat Al-Quran.
Tujuan dan Kegunaan Peneliian 1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya Al-Quran sebagai pengobatan berbagai penyakit.
Tinjauan Pustaka
Buku berjudul Belajar Al-Qur'an di Indonesia karya Mahmud Yunus di Quraish Shihab karya Howard M. Dalam buku ini mengajak kita mendalami keajaiban Al-Qur'an dalam menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Federspiel, Kajian Al-Qur'an di Indonesia dari Mahmud Yunus hingga Kuraish Shihab (Bandung: Mizan, 1996), hal.
Setiap saat Al-Qur'an menyerukan kekuatan lembut dan rahasia yang tersembunyi di dalam jiwa. Ali Wasik, “Fenomena Bacaan Al-Qur’an di Masyarakat (Studi Fenomenologi Masyarakat Dusun Srumbung Desa Segoroyoso Pleret Bantul). Penggunaan Ayat Al-Qur’an dalam Ritual Paging di Desa Jetis Juwiring Klaten” oleh Farkhani Ahmad.
Penelitian ini berupaya mengungkap praktik penggunaan ayat-ayat Al-Qur'an sebagai metode penyembuhan penyakit fisik. Lihat Ahmad Rafiq, “Sejarah Al-Qur’an dari Wahyu hingga Penerimaan (pencarian awal metodologi)” dalam Sahiron Syamsuddin (ed), Tradisi dan Peradaban Islam (Yogyakarta Bina Mulia Press, 2012), hal. Dengan demikian, penelitian ini menambah wacana mengenai fenomena masyarakat Islam dalam menyikapi Al-Qur'an.
Kerangka Teori
Skripsi yang ditulis Edi Kurniawan dengan judul “Membaca Al Quran di Ayyamul Byd” Kajian Al Quran yang hidup di Desa Sudimoro Giriharjo Panggang Gunung Kidul menjelaskan tentang prosesi pembacaan Al Quran di Ayyamul Byd yang dilakukan oleh masyarakat Sudimoro dan jamaah Masjid Aulia. , selain mengungkap penelitian juga signifikansi sosial budaya membaca Al-Quran dalam kehidupan mereka.29. Dari sekian banyak bahan pustaka, tidak ada satupun yang secara khusus membahas pemanfaatan ayat-ayat Al-Qur'an untuk mengobati penyakit jiwa. Selanjutnya penulis juga menggunakan teori solidaritas sosial yang dikemukakan oleh Emil Durkheim yaitu melihat praktik pembacaan ayat Al-Qur'an dalam praktik kedokteran yang dilakukan oleh K.H Himamuddin.
Fungsi sosial membaca ayat-ayat Al-Quran dapat diungkap dengan menggunakan kerangka kerja Emil Durkheim. Salah satu komponen masyarakat terpenting yang menjadi fokus perhatian Durkheim ketika memperhatikan pembangunan masyarakat adalah bentuk solidaritas sosial. Durkheim menyatakan bahwa solidaritas sosial adalah suatu keadaan hubungan antara individu dan/atau kelompok berdasarkan perasaan moral dan keyakinan yang dimiliki bersama dan diperkuat oleh pengalaman emosional bersama.
Individu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat namun mempunyai peran dan fungsi yang berbeda-beda dalam masyarakat namun tetap berada dalam satu kesatuan. Bagi Durkheim, pembagian kerja dapat meningkatkan solidaritas sosial, yang pada akhirnya menciptakan integrasi dalam heterogenitas. Praktek pengobatan dengan menggunakan ayat-ayat Alquran untuk menyembuhkan penyakit jiwa di Desa Kalisabuk akan menunjukkan signifikansi dalam banyak aspek kehidupan masyarakat dan pasien.
Metode Penelitian
Maka penulis menggunakan pendekatan ini karena bertujuan untuk mengungkap dan menemukan bagaimana amalan menggunakan ayat-ayat Al-Quran untuk mengobati penyakit jiwa. Serta pandangan dan makna masyarakat dan praktisi yang mengamalkan penggunaan ayat-ayat Al-Qur'an untuk mengobati penyakit jiwa. Selain itu, penulis juga tertarik dengan fenomena pemanfaatan ayat-ayat Al-Quran untuk pengobatan penyakit jiwa.
Selanjutnya masyarakat Desa Kalisabuk, beberapa pasien dan keluarga pasien Balai Pengobatan Penyakit Jiwa KH. Tujuan materi penelitian ini adalah amalan penggunaan ayat-ayat Al-Qur'an untuk pengobatan penyakit jiwa. Sedangkan tujuan formalnya adalah mengungkap makna penggunaan ayat-ayat Al-Qur'an dalam pengobatan penyakit jiwa.
Penulis masih menggunakan observasi non partisipan untuk memperoleh data dan informasi mengenai pemanfaatan ayat-ayat Al-Qur'an untuk pengobatan penyakit jiwa. Diantaranya dengan mengamati video dan foto pasien yang sedang dirawat serta mengamati buku-buku dan buku referensi yang masih berkaitan dengan penggunaan ayat-ayat Al-Qur'an untuk mengobati penyakit jiwa. Himamuddin secara khusus merujuk pada penggunaan ayat-ayat Al-Qur'an untuk mengobati penyakit jiwa.
Sistematika Pembahasan
Analisis deskriptif merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui alasan mengapa hanya ayat-ayat Al-Quran tertentu yang digunakan, yang menjadi alasan dibalik penggunaan ayat-ayat Al-Quran pilihan di Tempat Perawatan Penyakit Jiwa KH. Lalu adakah maksud dan tujuan penggunaan ayat-ayat tertentu dalam Al-Quran yang dipilih oleh KH. Bab ketiga menjelaskan tentang gambaran praktek pengobatan penyakit jiwa di desa Kalisabuk yang meliputi pra pengobatan, proses pengobatan dan pasca pengobatan, sehingga dapat diketahui bagaimana praktek pengobatan penyakit jiwa yang dilakukan.
Pada bab ketiga, KH Himamuddin Ridwan juga menjelaskan alasan penggunaan ayat al-Qir'an sebagai obat. Bab keempat bab ini berisi penjelasan jika ada yang melatarbelakangi praktek pengobatan penyakit jiwa yang dilakukan oleh KH Himamuddin Ridwan, sehingga dapat terjawab alasan dan tujuan praktek tersebut. Selanjutnya yang masih dijelaskan pada bab empat merupakan penjelasan dari pertanyaan kedua pada rumusan masalah sebelumnya yaitu mengenai pengertian praktek pengobatan penyakit jiwa yang dilakukan oleh KH Himamuddin Ridwan.
Secara operasional makna dalam penelitian ini adalah makna emik yaitu makna amalan menurut pelaku, yang meliputi makna amalan menurut keluarga pasien dan masyarakat Desa Kalisabuk.
Kesimpulan
Kemudian orang yang melakukan pengobatan memukulnya dengan alat tiup (sapu) diiringi pembacaan ayat Al-Qur'an sambil berseru, “Keluarlah wahai musuh Allah” atau sekadar mengucapkan bismillah. Jika semua langkah pengobatan sudah dilakukan, maka bagian terakhir dari rangkaian pengobatan dengan ayat Alquran adalah dengan memberikan air minum kepada pasien. Mengenai fungsi dan makna yang terkandung dalam penggunaan ayat-ayat Al-Qur'an untuk pengobatan penyakit jiwa, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya jika dilihat dari teori fungsionalisme sosial Durkheim, fungsi penggunaan ayat-ayat Al-Qur'an karena pengobatan penyakit jiwa sebagai makna solidaritas sosial, baik solidaritas sosial organik maupun solidaritas sosial mekanis.
Sedangkan berdasarkan teori sosiologi pengetahuan Karl Mannheim, makna mencakup tiga kategori makna, yaitu makna obyektif, makna ekspresif, dan makna dokumenter. Apabila pemaknaan tersebut dijelaskan oleh praktisi, maupun oleh keluarga pasien dan masyarakat setempat, maka mereka semua dapat menunjukkan makna obyektif yang sama, yaitu melihat pemanfaatan ayat-ayat Al-Qur’an sebagai bentuk kepedulian dan kepedulian. antusiasme. untuk ayat-ayat Al Quran yang digunakan untuk pengobatan gangguan jiwa perlu dikembangkan dan. Sehingga kegunaan ayat Alquran dalam pengobatan penyakit jiwa semakin dikenal banyak orang.
Oleh karena itu, jika dilihat dari makna ekspresifnya, praktisi yang menggunakan ayat-ayat Al-Qur'an untuk pengobatan penyakit merupakan wujud kecintaannya terhadap Al-Qur'an dan menjunjungnya sebagai kitab suci. Dengan kecintaannya terhadap Al-Qur'an, ia mewujudkan kecintaannya dengan mempelajarinya, membacanya, menghafalnya, mengamalkannya, dan menjadikannya sebagai vasila untuk menyembuhkan orang lain. Akhirnya makna dokumenter penggunaan ayat-ayat Al-Qur’an untuk pengobatan penyakit jiwa sebenarnya dapat diketahui jika kita mengkajinya secara mendalam, karena makna dokumenter merupakan makna tersirat dan tersembunyi yang tidak disadari dari praktik penggunaan ayat-ayat tersebut. ayat-ayat Al-Qur'an agar pengobatan ini bisa menjadi budaya yang utuh.
Saran-Saran
Fenomena Bacaan Al Quran di Masyarakat (Studi Fenomenologi Masyarakat Dusun Srumbung Desa Segoroyoso Pleret Bantul)”. Ayat Alquran apa yang digunakan oleh praktisi untuk merawat pasien penyakit jiwa? Bagaimana cara menyembuhkan pasien yang menderita penyakit jiwa dan diobati dengan bantuan ayat-ayat Alquran.
Sejak kapan praktik pengobatan penyakit jiwa dengan menggunakan ayat Alquran mulai diterapkan di Desa Kalisabuk? Apa alasan di balik praktik pengobatan penyakit jiwa dengan menggunakan ayat-ayat Alquran? Apa alasan dan motivasi terapis menggunakan ayat Al-Qur'an untuk mengobati penyakit jiwa?
Dimana praktisi pengobatan mempunyai keyakinan atau pemahaman untuk melakukan praktek pengobatan penyakit jiwa dengan menggunakan ayat-ayat Al-Qur'an. Apa harapan para praktisi pengobatan yang menggunakan ayat-ayat Al-Qur'an untuk mengobati penyakit jiwa? Menurut keluarga secara pribadi, apa pentingnya amalan penggunaan ayat Al-Qur'an untuk mengobati penyakit jiwa?
Apa harapan Anda sebagai keluarga pasien terhadap praktik pengobatan penyakit jiwa dengan menggunakan ayat Al-Qur'an ini? Apa harapan warga Desa Kalisabuk dengan pengobatan penyakit jiwa menggunakan ayat Alquran?
IDENTITAS DIRI
PENDIDIKAN FORMAL
PENDIDIKAN NON FORMAL