• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA "

Copied!
184
0
0

Teks penuh

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika melalui penggunaan alat ajar berupa tabel pecahan. Penelitian ini menggunakan metode PTK atau Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus dan setiap siklusnya terdapat tiga kali pertemuan. Subyek penelitian ini adalah 26 siswa yang terdiri dari 11 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki di kelas III SD Negeri 02 Restu Baru tahun ajaran 2018/2019.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dari data tersebut membuktikan bahwa masih banyak siswa yang belum menyelesaikan matematika. Saat wawancara dengan kepala sekolah, beliau mengatakan bahwa sekolah memiliki alat peraga matematika, namun tidak semua sekolah memiliki alat peraga matematika, alat peraga tersebut tidak pernah digunakan. Alat peraga memiliki peranan yang sangat penting, khususnya pada materi pecahan dalam matematika.

Identifikasi Masalah

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

  • Manfaat Penelitian

Bagi guru, dengan adanya sumber belajar akan memudahkan guru dalam mentransfer materi dan membuat guru lebih inovatif dalam pembelajaran di SD N 02 Restu Baru. Bagi sekolah SD N 02 Restu Baru yaitu memberikan kontribusi positif bagi kemajuan sekolah, yang terlihat dari peningkatan keterampilan profesional guru dan proses perbaikan hasil belajar siswa.

Penelitian yang Relevan

Penelitian berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Alat Ajar Asli pada Siswa Kelas IV SDN 1 Tambahrejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu TP. 10 Ngatiman, Peningkatan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Alat Ajar Asli pada Siswa Kelas IV SDN 1 Tambahrejo Kecamatan Gadingrejo , TP Kabupaten Pringsewu. Penelitian sebelumnya menggunakan alat peraga berupa alat peraga asli, sedangkan penelitian ini menggunakan tabel pecahan setara.

Pemahaman Konsep

  • Pengertian Pemahaman Konsep
  • Pentingnya pemahaman konsep
  • Pemahaman Konsep Matematis
  • Mengukur Pemahaman Konsep Siswa
  • Fungsi Alat Peraga
  • Kriteria Alat Peraga
  • Kelebihan dan Kekurangan Alat Peraga Papan Pecahan
  • Langkah-langkah Pembelajaran dengan Alat Peraga
  • Pengertian Matematika
  • Tujuan Pembelajaran Matematika

Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pengajaran 21 Alat pengajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk membantu guru 22 Suatu objek dalam pengajaran matematika dapat berupa alat pengajaran, alat, alat pengajaran atau tidak ada artinya. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa alat peraga adalah benda yang dapat digunakan oleh guru. Berdasarkan pengertian alat peraga di atas dapat dipahami bahwa fungsi alat peraga adalah sebagai alat peraga yang memiliki fungsi klarifikasi, sehingga memudahkan siswa dalam memahami konsep atau teori yang ingin disampaikan.

Hipotesis Penelitian

Defnisi Operasional Variabel

  • Variabel Terikat (Pemahaman Konsep)
  • Variabel Bebas (Alat Peraga Papan Pecahan)

Interpretasi terjadi ketika seorang siswa dapat mengubah satu bentuk informasi menjadi bentuk informasi lainnya. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menyebabkan perubahan atau timbulnya variabel terikat 34. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah “alat peraga papan split”.

Subjek Penelitian

Prosedur Penelitian

  • Tahap-Tahap Penelitian

Peneliti melakukan survei terhadap sekolah-sekolah yang akan dijadikan penelitian untuk mengidentifikasi permasalahan mengenai keyakinan siswa dan proses pembelajaran di kelas. Hasil analisis hasil dan tes yang dilakukan akan menjadi dasar untuk perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya. Pada siklus II disajikan tahapan yang sama dengan siklus I, sedangkan perhatian tetap diberikan dan materi pelajaran yang diberikan sesuai dengan kompetensi dasar.

Teknik Pengumpulan Data

  • Observasi
  • Dokumentasi

Karena penelitian ini bersifat kolaboratif, maka peneliti melakukan tindakan, mengamati dan mencatat sedikit demi sedikit yang terjadi dalam proses pembelajaran, sedangkan guru menjadi pengamat yang mengamati dan menggunakan lembar observasi. Tes lisan, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman konsep siswa dengan Standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran matematika dengan menggunakan alat peraga. Dokumentasi adalah cara yang digunakan untuk memperoleh informasi dari sumber atau dokumen tertulis, baik berupa buku, majalah, anggaran dasar, risalah rapat, catatan harian, dll.38 Dalam penelitian yang dilakukan, dokumentasi bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang profil seperti rencana penempatan , alamat sekolah, jumlah guru dan staf, jumlah siswa dan kegiatan pembelajaran selama pelaksanaan penelitian.

Instrumen Penelitian

Dokumentasi adalah cara yang digunakan untuk memperoleh informasi dari sumber atau dokumen tertulis, baik berupa buku, jurnal, peraturan, risalah rapat, catatan harian, dan sebagainya. rencana, alamat sekolah, jumlah guru dan staf, jumlah siswa dan kegiatan mengajar selama pelaksanaan penelitian. membandingkan pecahan sederhana. Mengilustrasikan dua pecahan dengan tabel pecahan 2) Kuis/tes siklus II. Membimbing siswa dalam mendiskusikan pemecahan masalah yang diberikan Melatih siswa untuk berani menyampaikan hasil kerja kelompoknya Menilai diskusi kelompok. Pengamat memberikan penilaian dengan memberikan poin pada kolom sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa.

Teknik Analisis Data

  • Analisis Data Kuantitatif
  • Analisis Data Kualitatif

Hasil observasi dituangkan dalam instrumen observasi yang berisi uraian singkat mengenai pemahaman, aktivitas siswa dan sikap siswa yang dinyatakan dalam persentase.

Indikator Keberhasilan

Hasil Penelitian

  • Deskripsi Lokasi Penelitian

Data. Rincian hasil observasi aktivitas guru dengan alat peraga dapat dilihat pada Lampiran 16. b) Pertemuan II. Detail lengkap. menurut hasil observasi pemahaman konsep siswa dapat dilihat pada lampiran 15. Hasil observasi aktivitas guru dengan alat peraga merupakan hasil pertemuan II. tingkat I dapat dilihat dari tabel 15 di bawah ini. Dapat dilihat dari Tabel 15 bahwa hasil observasi aktivitas guru menggunakan alat peraga papan tulis parsial adalah sebesar 88,75%.

Data lengkap hasil observasi aktivitas guru menggunakan alat peraga papan pecahan dapat dilihat pada Tabel 15. Data lengkap mengenai aktivitas guru dalam penggunaan alat peraga dapat dilihat pada Lampiran 16. c) Majelis III. Pada Tabel 23 diketahui hasil observasi aktivitas guru dengan bantuan alat bantu break board sebesar 90%.

Data lengkap hasil observasi aktivitas guru menggunakan alat peraga papan pecahan dapat dilihat pada Lampiran 16. b) Majelis II (kedua). Data lengkap mengenai hasil observasi pemahaman konsep siswa dapat dilihat pada Lampiran 15. Pada pengamatan guru terhadap penggunaan alat peraga papan pecahan, hasilnya seperti pada Tabel 25 berikut. Dari Tabel 25 terlihat bahwa pada pertemuan kedua siklus II persentase hasil observasi aktivitas guru dalam penggunaan alat peraga sebesar 90%.

Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 14. 3) Hasil tindakan.. a) Konsep Siswa Memahami hasil dengan tes lisan.

Gambar 7. Pertemuan pertama Siklus I
Gambar 7. Pertemuan pertama Siklus I

Pembahasan

  • Pembahasan Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan data hasil tindakan pada siklus I yang dapat dilihat pada Lampiran 13 terdapat 4 siswa yang tidak mengikuti postes yaitu Dimas, Jafar, Khoiri dan Maulana dan pada hasil tindakan pada siklus II yaitu dapat dilihat pada Lampiran 14 bahwa terdapat 1 siswa yang tidak mengikuti pre-test yaitu Damar dan 4 siswa yang tidak mengikuti post-test yaitu Arip, Ahmad, Andi dan Sofyan. Maka dalam diskusi ini, data yang dihitung untuk mengetahui hasil pemahaman konsep tes lisan dan tulis adalah data yang diperoleh 35 siswa, dikurangi 4 siswa yang tidak mengikuti postes pada siklus I tidak, 1 siswa yang melakukannya. tidak mengikuti postes dan 4 siswa yang tidak mengikuti postes pada siklus II sehingga menjadi 26 siswa. Persentase Siswa yang Menyelesaikan Tes Lisan Berdasarkan Gambar 11 terlihat peningkatan penguasaan konsep siswa pada tes lisan pada siklus I dan siklus II.

Ada seorang siswa bernama Ferdiyansyah, dia termasuk siswa yang pintar di kelas pada ujian lisan, terbukti pada siklus pertama skornya 100 dan pada siklus kedua posttestnya juga mendapat nilai 100. Dan nilai posttest lisannya adalah 50 sedangkan nilai posttest tertulis adalah 92. Dari data observasi siswa pada Lampiran 15, berdasarkan ketiga aspek yang diamati, data yang diperoleh dapat dilihat pada Gambar 14 berikut.

Hasil Observasi untuk memahami konsep siklus I Pada Gambar 14 diketahui bahwa pada siklus I pertemuan pertama terdapat lima anak yang mendapat penilaian “BAIK” yaitu siswa bernama Bayu, Ferdiansyah, Ayra, Alvian dan Rega . Pada pertemuan kedua siklus I banyak anak yang mendapat penilaian “BAIK” yaitu terdapat 17 siswa, diantaranya siswa bernama Andra, Riski, Ferdiansyah dan 14 orang lainnya. Hasil Observasi Pemahaman Konsep Siklus II Pada siklus II pertemuan pertama, terdapat 13 siswa yang mendapat penilaian “BAIK”, tidak ada siswa yang mendapat penilaian “RENDAH” dan 13 orang lainnya mendapat penilaian “CUKUP” diterima.

Kemudian pada pertemuan kedua juga tidak ada siswa yang mendapat nilai “KUNCI” dan ada dua siswa yang mendapat nilai “CUKUP” yaitu Dwi Yuniar dan Reva, sedangkan 24 siswa lainnya mendapat nilai “BAIK”.

Gambar  11. Persentase Siswa yang Tuntas dalam Tes Lisan  Berdasarkan  Gambar  11  dapat  dilihat  peningkatan  ketuntasan  pemahaman  konsep  siswa  pada  tes  lisan  di  siklus  I  dan  siklus  II
Gambar 11. Persentase Siswa yang Tuntas dalam Tes Lisan Berdasarkan Gambar 11 dapat dilihat peningkatan ketuntasan pemahaman konsep siswa pada tes lisan di siklus I dan siklus II

HASIL OBSERVASI PEMAHAMAN KONSEP

Analisis Hasil Penelitian

Oleh karena itu, kemampuan ini tidak dapat diberikan dengan paksaan, artinya konsep matematika yang diberikan oleh guru harus sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa. Materi matematika dapat tersampaikan dengan baik dan siswa dapat memahami konsep dengan alat peraga, alat peraga yang digunakan siswa dapat membantu mereka mendapatkan gambaran yang nyata, bukan hanya angan-angan tentang konsep matematika yang diberikan guru, sehingga jika memahaminya secara konseptual akan terhindar dari kesalahan saat belajar. mengerjakan soal. Pemahaman konsep siswa tidak menuntut siswa untuk menghafal materi yang dipelajari, melainkan berpikir sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa dengan menggunakan alat peraga yang disediakan oleh guru.

Diketahui dari hasil observasi bahwa siswa lebih memperhatikan saat guru menjelaskan materi dengan menggunakan alat peraga papan pecahan. Penggunaan alat peraga ini lebih menekankan pada pemahaman siswa tentang apa yang dimaksud dengan pecahan, yaitu sesuatu yang utuh kemudian dibagi sama rata, dan bagian yang dibagi disebut pecahan. Siswa usia 7-12 tahun akan lebih mudah memahami materi ketika belajar dengan menggunakan benda-benda konkrit. Oleh karena itu alat peraga papan pecahan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep matematika, dan jika siswa memahami konsep matematika diharapkan siswa dapat mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru dengan benar, tetapi dalam matematika agar siswa mendapatkan nilai yang baik. hasil belajar yang mereka butuhkan harus membiasakan diri mengerjakan soal-soal latihan.

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa alat peraga papan pecahan dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa kelas III. kelas SD Negeri 02 Restu Baru tahun pelajaran 2018/2019.

PENUTUP

Saran

Kepada IAIN Metro agar lebih memahami tugas seorang guru sekolah dasar dalam upaya peningkatan mutu pendidikan dasar dan dapat mengetahui permasalahan yang timbul di sekolah, sehingga dapat menjadi acuan bagi guru sekolah dasar dan guru sekolah dasar.

STANDAR KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR 3.1 Mengenal pecahan sederhana

MATERI PEMBELAJARAN Pecahan sederhana

METODE PEMBELAJARAN

LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Guru melakukan kegiatan tanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.

SUMBER DAN MEDIA BELAJAR

KOMPETENSI DASAR

MATERI PEMBELAJARAN Membandingkan Pecahan

  • membandingkan pecahan sederhana

Guru memberikan contoh soal yang berkaitan dengan nilai pecahan suatu bilangan dengan alat peraga o. Guru membimbing siswa menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan pecahan dengan bantuan tabel pecahan. Guru memberikan contoh soal yang berkaitan dengan nilai pecahan suatu bilangan dengan alat peraga.

Jadwal Tes Lisan Siklus II Nama Sekolah : SD Negeri 02 Restu Baru Mata Pelajaran : Matematika. Jadwal Tes Tulis Siklus II Nama Sekolah : SD Negeri 02 Restu Baru Mata Pelajaran : Matematika. Gunakan tanda < untuk pecahan yang lebih kecil atau tanda > untuk pecahan yang lebih besar pada pecahan berikut.

PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PELAJARAN

BARU TAHUN PELAJARAN 2018/2019

LANDASAN TEORI

Guru menjelaskan kepada siswa tentang materi penyelesaian soal pecahan dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan alat peraga papan tulis. Siswa berdebat dengan temannya tentang dua pecahan yang berbeda, tetapi nilainya sama dengan menggunakan sumber belajar.

FOTO DOKUMENTASI PENELITIAN
FOTO DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar

Gambar 7. Pertemuan pertama Siklus I
Gambar 8. Pertemuan kedua Siklus I
Gambar 9. Pertemuan Pertama Siklus II
Gambar 10. Pertemuan Kedua Siklus II
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pembatasan masalah adalah usaha untuk menetapkan batasan dari masalah penelitian yang akan diteliti. Penggunaan pembatasan masalah ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi faktor