• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Peta Digital dalam Pemetaan PBB pada Sektor Perkebunan, Perhutanan, dan Pertambangan

N/A
N/A
sekar nur

Academic year: 2024

Membagikan "Penggunaan Peta Digital dalam Pemetaan PBB pada Sektor Perkebunan, Perhutanan, dan Pertambangan "

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

“Penggunaan Peta Digital dalam Pemetaan PBB pada Sektor Perkebunan, Perhutanan, dan Pertambangan”

Diusulkan oleh:

1. Nafra Anandya C. 19/443698/TK/48894 2. Deri Arya Wiratama 19/446542/TK/49647 3. Sekar Nur Amalia 19/446566/TK/49671

Dosen Pembimbing:

Ir. Trias Aditya Kurniawan M, ST, M.Sc., Ph.D.

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK GEODESI DEPARTEMEN TEKNIK GEODESI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA 2022

(2)

Halaman Pengesahan Proposal Kerja Praktek

Penggunaan Peta Digital dalam Pemetaan PBB pada Sektor Perkebunan, Perhutanan, dan Pertambangan menggunakan metode SIG

Mahasiswa Pengusul,

Nafra Anandya Caesarea Deri Arya Wiratama Sekar Nur Amalia

19/443698/TK/48894 19/446552/TK/49657 19/443667/TK/48863

Menyetujui, Ketua Program Studi

Sarjana Teknik Geodesi

Dosen Pembimbing Kerja Praktek

Heri Sutanta, S.T., M.Sc., Ph.D Ir. Trias Aditya, ST, M.Sc., Ph.D.

NIP. 197605232002121002 NIP.197504222002121002

Mengetahui,

Ketua Departemen Teknik Geodesi

Ir. Trias Aditya, ST, M.Sc., Ph.D.

NIP.197504222002121002

(3)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... 2

BAB I PENDAHULUAN ... 3

I.1. Latar belakang ... 3

I.2. Tujuan ... 5

I.3. Manfaat ... 5

I.3.1. Manfaat Bagi Mahasiswa ... 5

I.3.2. Manfaat Bagi Perusahaan/Instansi ... 5

I.3.3. Manfaat Bagi Departemen ... 6

I.4. Ruang Lingkup... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

II.1. PBB ... 7

II.1.1. Objek PBB ... 7

II.1.2. Subjek PBB ... 8

II.2. Peta Digital... 8

II.3. Peta Tematik ... 9

II.4. Sistem Informasi Geografis ... 9

II.5. Perangkat Lunak SIG ... 9

II.5.1. ArcGIS ... 10

II.5.2. QGIS ... 10

BAB III RENCANA PELAKSANAAN ... 11

III.1. Lokasi Kerja Praktek ... 11

III.2. Persiapan Kerja Praktek ... 11

III.3. Jadwal Kerja Praktek ... 11

III.4. Tahapan Kerja Praktek ... 12

III.5. Target Luaran ... 13

III.6. Peserta Kerja Praktek ... 13

BAB IV PENUTUP ... 14

DAFTAR PUSTAKA ... 15

(4)

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar belakang

Kementerian Keuangan Republik Indonesia (disingkat Kemenkeu RI) adalah salah satu kementerian negara/lembaga di lingkungan Pemerintah Indonesia yang membidangi urusan keuangan. Kementerian ini berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden Republik Indonesia. Lembaga ini diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2020 Tentang Kementerian Keuangan. Dalam peraturan tersebut tertulis bahwa Kementerian Keuangan mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan negara dan kekayaan negara untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.

Kementerian Keuangan dibagi menjadi beberapa bagian, salah satunya Direktorat Jenderal Pajak. Direktorat Jenderal Pajak sendiri, terdiri atas 13 bagian yang tersusun atas 1 Sekretariat dan 12 Direktorat. Dalam Peraturan Kementerian Keuangan Nomor 184 tertulis bahwa Direktorat Jenderal Pajak mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknik di bidang perpajakan, salah satunya Pajak Bumi dan Bangunan. Pajak Bumi dan Bangunan merupakan pajak yang dikenakan kepada wajib pajak yang memiliki hak atas kepemilikan tanah dan/atau bangunan pada suatu wilayah yang kemudian disebut sebagai objek pajak.

Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah, kewenangan dalam pemungutan PBB Sektor Pedesaan dan Perkotaan telah didelegasikan ke pemerintah kabupaten/kota, sedangkan pemungutan PBB sektor Pertambangan, Perhutanan, Perkebunan dan sektor lainnya dilakukan oleh pemerintah pusat melalui Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Di awal tahun ini DJP mewajibkan kepada wajib pajak untuk menyampaikan surat pemberitahuan objek pajak (SPOP) secara elektronik.

SPOP merupakan surat yang digunakan oleh wajib pajak untuk melaporkan data objek pajak yang wajib diisi dengan benar, lengkap, jelas dan disampaikan kembali kepada kantor pelayanan pajak (KPP) yang wilayah kerjanya meliputi letak objek pajak paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah tanggal diterima SPOP. Penyampaian SPOP sektor perkebunan, migas dan panas bumi disampaikan paling lambat tanggal 1 Februari dan penyampaian SPOP sektor minerba, perhutanan dan lainnya dilakukan paling lambat tanggal 31 Maret setiap tahun. Data SPOP tersebut digunakan oleh sebagai dasar penerbitan surat pemberitahuan pajak terhutang (SPPT).

(5)

DJP Digital Map adalah Sistem Informasi Geografis (SIG) yang dikembangkan dengan tujuan menampilkan Objek PBB dan melakukan analisa penggalian potensi perpajakan dalam bentuk peta tematik. salah satu fiturnya adalah menyajikan informasi objek pajak PBB yang bersumber dari data SPOP. Sejalan dengan pemberlakuan kewajiban penyampaian SPOP secara elektronik yang dimulai tahun pajak 2020 fokus untuk sektor perkebunan dan perhutanan dilanjutkan tahun 2022 untuk sektor pertambangan. Tahun 2023 SIG diharapkan dapat dimanfaatkan untuk penggalian potensi untuk meningkatkan penerimaan negara yang optimal. Berdasarkan penataan organisasi sesuai PMK-184/PMK.01/2020, kegiatan pendataan, pemetaan objek pajak, pengawasan kepatuhan kewajiban PBB dilakukan oleh Seksi Pengawasan.

Dengan adanya kerja praktek ini, diharapkan dapat membantu instansi dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak untuk menampilkan Objek PBB dan melakukan analisa penggalian potensi perpajakan dalam bentuk peta tematik. Serta bagi mahasiswa, diharapkan dapat memperkaya pengetahuan dan pengalaman mahasiswa dalam melakukan praktek lapangan dengan berbagai metode, baik dari Sistem Informasi Geografis maupun Penilaian Pajak.

(6)

I.2. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam proses pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah:

a. Mahasiswa dapat memperoleh gambaran nyata mengenai penerapan ilmu yang telah didapatkan di bangku kuliah.

b. Mahasiswa memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru di perusahaan yang dapat membuka pemikiran yang lebih luas mengenai disiplin ilmu yang dipelajari selama ini.

c. Membuka peluang bagi mahasiswa untuk dapat memperkaya referensi data-data yang akan digunakan untuk membantu penyusunan tugas akhir sesuai dengan bidang minat yang dipilih.

d. Membantu mahasiswa untuk berpikir secara kritis dan sistematis ketika menghadapi sebuah permasalahan di lapangan.

e. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami sistem kerja perusahaan dengan turut andil dalam proses pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

f. Mengenalkan dan membiasakan diri terhadap suasana kerja yang sebenarnya sehingga dapat membangun etos kerja yang baik, serta sebagai upaya dalam memperluas cakrawala wawasan kerja.

I.3. Manfaat

I.3.1. Manfaat Bagi Mahasiswa

a. Meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan yang berkaitan dengan bidang pemetaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) pada sektor perkebunan, perhutanan, dan pertambangan dengan metode Sistem Informasi Geografis

b. Memperoleh gambaran nyata mengenai penerapan ilmu dan teori yang selama ini telah diperoleh melalui bangku kuliah dengan turut andil dalam melaksanakan pekerjaan di lapangan.

c. Dapat meningkatkan pemikirian yang kritis sehingga mahasiswa dapat memecahkan masalah yang dihadapi di lapangan secara logis dan sistematis.

I.3.2. Manfaat Bagi Perusahaan/Instansi

a. Memperoleh bantuan untuk penggunaan dan pemanfaatan peta digital dalam pemetaan PBB pada sektor perkebunan, perhutanan, dan pertambangan menggunakan metode SIG.

b. Hasil kegiatan dan analisis dari mahasiswa dapat menjadi bahan masukan bagi instansi dalam membuat kebijakan yang berkaitan dengan penggunaan dan

(7)

pemanfaatan peta digital dalam pemetaan PBB menggunakan metode SIG di masa yang akan datang.

I.3.3. Manfaat Bagi Departemen

a. Dapat menilai kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmu Sistem Informasi Geografis melalui pelaksanaan kerja praktek di Kementrian Keuangan.

b. Dapat menjadi tolak ukur bagi departemen yang mahasiswa-mahasiswanya akan melakukan penelitian dengan topik dan bidang yang sama.

I.4. Ruang Lingkup

Agar dalam pelaksanaan Kerja Praktek ini tidak keluar dari koridor yang ditentukan, maka dibuat batasan masalah yang meliputi sebagai berikut:

1. Pemanfaatan peta digital untuk survei lokasi objek Pajak Bumi dan Bangunan pada sektor perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.

2. Penyajian informasi dan melakukan pemetaan objek pajak bumi dan bangunan menggunakan peta digital pada sektor perkebunan, perhutanan, dan

pertambangan.

(8)

BAB II LANDASAN TEORI

II.1. PBB

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah pungutan yang harus dibayar atas keberadaan bumi dan bangunan yang memberikan manfaat dan status sosial ekonomi bagi seseorang atau badan yang mempunyai hak atasnya atau mendapatkan manfaat padanya.

Karena Pajak Bumi dan Bangunan bersifat material, besaran tarif ditentukan dari luas dan kondisi tanah atau bangunan yang ada. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1994, Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak negara yang sebagian besar penerimaannya merupakan pendapatan daerah yang antara lain dipergunakan untuk penyediaan fasilitas yang juga dinikmati oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Untuk memperoleh kebenaran database yang berhubungan dengan kebenaran nilai pajak bumi dan bangunan, maka Departemen Keuangan Negara Republik Indonesia menetapkan beberapa tahap dalam pengumpulan data objek dan subjek pajak Bumi dan Bangunan tersebut, yaitu pendaftaran, pendataan dan penilaian Objek Pajak.

II.1.1. Objek PBB

Salah satu faktor penentu besarnya nilai pajak yang harus dibayar adalah jenis objek pajak, yang dibagi menjadi objek pajak umum dan objek pajak khusus (Muliantara, 2009).

1. Objek Pajak Umum

Objek Pajak Umum adalah objek pajak yang miliki konstruksi umum dengan keluasan tanah berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Objek pajak umum terdiri atas:

a. Objek Pajak Standar

Objek pajak standar adalah objek pajak yang memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:

Tanah : < 10.000 m2 Bangunan : jumlah lantai < 4 Luas Bangunan : < 1.000 m2 b. Objek Pajak Non Standar

Objek pajak non standar adalah objek-objek pajak yang memenuhi salah satu dari kriteria berikut:

Tanah : > 10.000 m2 Bangunan : jumlah lantai > 4 Luas Bangunan : > 1.000 m2

(9)

2. Objek Pajak Khusus

Objek Pajak Khusus adalah objek pajak yang miliki konstruksi khusus atau keberadaannya memiliki arti yang khusus seperti lapangan golf, pelabuhan laut, pelabuhan udara, jalan tol, pompa bensin, dan lain-lain.

II.1.2. Subjek PBB

Menurut pasal 4 Undang-Undang No. 12 Tahun 1985 dan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 tentang PBB. Subjek yang harus membayar Pajak Bumi dan Bangunan adalah orang maupun badan/organisasi yang memiliki hak atau mendapatkan manfaat atas tanah atau bangunan.

Subjek yang dikenakan wajib pajak tersebut menurut UU PBB wajib dalam membayar Pajak secara tepat waktu setelah menerima Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT), Surat Ketetapan Pajak (SKP) dan Surat Tagihan Pajak (STP) dari Kantor Pelayanan PBB atau disampaikan melalui Pemerintah Daerah. Tempat pembayaran pajak tersebut telah ditentukan dalam SPPT yaitu Bank Persepsi, Kantor Pos atau Giro.

Jika suatu objek pajak tidak diketahui dengan jelas siapa yang memilikinya, maka yang menetapkan subjek pajak sebagai orang yang wajib membayar pajak adalah Direktorat Jenderal Pajak.

II.2. Peta Digital

Menurut Prihandito (1988), peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala dan sistem proyeksi tertentu. Perkembangan peta sendiri tidak terbatas pada peta dalam bentuk hardcopy (peta analog), peta dapat disajikan dalam bentuk digital melalui berbagai device. Peta digital merupakan representasi fenomena geografi yang disimpan dan nantinya akan ditampilkan serta dianalisis oleh komputer. Dalam definisi lain peta digital merupakan gambaran permukaan bumi yang disajikan secara digital yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi (Akhsin, Awaluddin and Suprayogi, 2016). Peta digital disajikan pada device digital seperti layar komputer maupun layar smartphone.

Keunggulan dari penggunaan petadigital adalah kebutuhan ruang penyimpanan peta yang tidak sebanyak yang dibutuhkan oleh peta analog, karena peta digital dapat disimpan dalam sebuah media berupa harddisk, flashdisk, memory card dan berbagai jenis media penyimpanan digital lainnya. Peta digital dapat pula disajikan dalam format yang interaktif bagi penggunanya, hal ini juga merupakan keunggulan dari peta dalam format digital tersebut.

(10)

II.3. Peta Tematik

Menurut Setyawan (2018) Peta tematik merupakan peta yang hanya menyajikan data-data atau informasi dari suatu konsep/tema yang tertentu saja, baik berupa data kualitatif maupun data kuantitatif dalam hubungannya dengan detail topografi yang spesifik, terutama yang sesuai dengan tema peta tersebut. Berbeda dengan peta rujukan yang memperlihatkan pengkhususan geografi (hutan, jalan, perbatasan administratif), peta- peta tematik lebih menekankan variasi penggunaan ruangan daripada sebuah jumlah atau lebih dari distribusi geografis. Distribusi ini bisa saja merupakan fenomena fisikal seperti iklim atau ciri-ciri khas manusia seperti kepadatan penduduk atau permasalahan kesehatan.

II.4. Sistem Informasi Geografis

Menurut Sutejo (2016), Sistem Informasi Geografis merupakan kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, meng-update, memanipulasi, menganalisis dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografi.

Saat ini SIG sudah banyak dikembangkan dan diterapkan oleh berbagai disiplin ilmu dan bidang aplikasi seperti survei pemetaan, pertanian, teknik sipil, planologi, geografi, geologi, kehutanan, navigasi dan transportasi. Walaupun diterapkan pada berbagai bidang ilmu, namun jika diperhatikan terdapat beberapa komponen mendasar yang digunakan dalam Sistem Informasi Geografis. Komponen-komponen Sistem Informasi Geografis tersebut adalah adalah : data input, data manajemen, manipulasi data, analisis serta data output (Muliantara, 2009).

II.5. Perangkat Lunak SIG

Perangkat Lunak SIG (software GIS) adalah salah satu dari komponen SIG yang berfungsi untuk menjalankan perintah operator atau analis, meliputi memasukkan data, menyimpan, memanipulasi, menganalisis, memodelkan, menampilkan, hingga sharing data dan informasi (Hussein, 2022). Software GIS biasanya mempunyai kesamaan tujuan dalam membantu proyek-proyek SIG, perbedaannya hanya pada bentuk tampilan, bahasa pemrograman, aturan main, dan fitur tambahannya.

Inti dari sebuah perangkat lunak SIG adalah mampu menyediakan fungsi-fungsi untuk penyimpanan, pengaturan, link, query, maupun analisa data geografis secara spasial.

Contoh perangkat lunak yang biasa digunakan dalam SIG adalah ArcGIS dan QGIS.

(11)

II.5.1. ArcGIS

ArcGIS adalah salah satu software yang dikembangkan oleh ESRI (Environment Science & Research Institue) yang merupakan kompilasi fungsi-fungsi dari berbagai macam software GIS yang berbeda seperti GIS desktop, server, dan GIS berbasis web.

Software ini mulai dirilis oleh ESRI Pada tahun 2000.

Produk Utama Dari ArcGIS adalah ArcGIS desktop, dimana ArcGIS desktop merupakan software GIS profesional yang komprehensif dan dikelompokkan atas tiga komponen yaitu: ArcView (komponen yang focus ke penggunaan data yang komprehensif, pemetaan dan analisis), ArcEditor (lebih fokus ke arah editing data spasial) dan ArcInfo (lebih lengkap dalam menyajikan fungsi-fungsi GIS termasuk untuk keperluan analisi geoprosesing) (Bappeda Provinsi NTB, 2013).

Aplikasi dasar yang merupakan aplikasi utama yang digunakan dalam ArcGIS adalah ArcMap. ArcMap digunakan untuk mengolah peta, seperti membuat (create), menampilkan (viewing), memilih (query), mengedit (editing), menyusun (composing), dan mempublikasi (publishing).

II.5.2. QGIS

QGIS adalah aplikasi SIG profesional yang dibangun dengan bangga berdasarkan Free and Open Source Software (FOSS). QGIS adalah perangkat Sistem Informasi Geografis (SIG) Open Source yang user friendly dengan lisensi di bawah GNU (General Public License). QGIS merupakan proyek tidak resmi dari Open Source Geospatial Foundation (OSGeo). QGIS dapat dijalankan pada Linux, Unix, Mac OSX, Windows, dan Android, serta mendukung banyak format dan fungsionalitas data vektor, raster, dan basis data (QGIS, 2022).

(12)

BAB III

RENCANA PELAKSANAAN

III.1. Lokasi Kerja Praktek

Lokasi Kerja Praktek dilaksanakan di Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Kemenkeu RI), dengan penempatan Kerja Praktek berada pada Direktorat Ekstensifikasi dan Penilaian yang merupakan bagian dari Direktorat Jenderal Pajak sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184. Kemenkeu RI beralamat di Gedung Djuanda I, Kementerian Keuangan, Jl. Dr. Wahidin Raya No.1, Pasar Baru, Sawah Besar, Central Jakarta City, Jakarta 10710.

III.2. Persiapan Kerja Praktek

Pada tahap ini, dilakukan identifikasi dan penentuan topik yang akan kami pelajari selama berlangsungnya Kerja Praktek di Kementerian Keuangan di Jakarta. Topik yang diajukan merupakan topik yang telah diketahui dan disetujui oleh dosen pembimbing Kerja Praktek dan pihak Departemen Teknik Geodesi. Harapannya topik yang kami ajukan dapat sesuai dengan kegiatan yang sedang berlangsung di Kementerian Keuangan dengan bimbingan dari staf ahli atau pembimbing Kerja Praktek dari pihak Kementerian Keuangan.

III.3. Jadwal Kerja Praktek

Waktu pelaksanaan Kerja Praktek ditentukan dengan mempertimbangkan kalender akademik Universitas Gadjah Mada tahun ajaran 2022/2023, dengan alokasi waktu pelaksanaan Kerja Praktek dilakukan selama 6 (enam) minggu, mulai dari tanggal 2 Januari 2023 s.d. 10 Februari 2023.

Rencana kegiatan Kerja Praktek dimulai sesuai alokasi waktu yang telah ditentukan.

Terhitung dari hari pertama Kerja Praktek berupa pengenalan instansi terkait hingga hari terakhir Kerja Praktek berupa pelaporan hasil Kerja Praktek, termasuk di dalamnya proses pembimbingan, pembuatan, dan penyerahan laporan. Berikut adalah gambaran umum jadwal kegiatan Kerja Praktek selama 6 (enam) minggu di Kementerian Keuangan Republik Indonesia.

(13)

Tabel 1. Rencana Kegiatan Kerja Praktek

Kegiatan

Minggu Ke-

1 2 3 4 5 6

Pengenalan Instansi Terkait Pelaksanaan Kerja

Praktek

Studi Literatur dan Observasi

Pengumpulan Data

Pengolahan Data Laporan Hasil Kerja

Praktek

Pembimbingan Laporan

Pembuatan Laporan

Penyerahan Laporan

III.4. Tahapan Kerja Praktek

1. Pengenalan terhadap Instansi Terkait

Pelaksanaan Kerja Praktek diawali dengan melakukan tahap pengenalan dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Kemenkeu RI). Pengenalan tersebut dapat berupa pengenalan visi dan misi, struktur organisasi, kedudukan, tugas, dan fungsi, hingga pengenalan tata letak ruangan serta kegiatan-kegiatan yang terdapat di Kemenkeu RI khususnya yang berhubungan dengan kegiatan yang berkaitan dengan topik yang kami ajukan.

2. Pelaksanaan Kerja Praktek

Pada tahap ini, mahasiswa melaksanakan Kerja Praktek dengan melakukan studi literatur dan observasi agar diperoleh input untuk melaksanakan pekerjaan, selanjutnya dilakukan pengumpulan dan pengolahan data untuk melaksanakan tugas yang diberikan oleh pihak Kementerian Keuangan RI yang sesuai dengan topik Kerja Praktek yang kami ajukan.

(14)

3. Laporan Hasil Kerja Praktek

Mahasiswa menyusun laporan Kerja Praktek yang termasuk di dalamnya adalah melakukan proses pembimbingan, pembuatan, dan penyerahan laporan sebagai bukti pertanggungjawaban terhadap segala tugas yang diberikan oleh Kementerian Target Luaran

Dalam pelaksanaan Kerja Praktek ini akan dihasilkan output berupa peta digital dan tematik hasil dari pemetaan Pajak Bumi dan Bangunan pada beberapa sektor, yaitu perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.

III.5. Peserta Kerja Praktek

1. Nama : Nafra Anandya Caesarea NIM : 19/443678/TK/48894

Jurusan : S1 Teknik Geodesi Fakultas Teknik Email : nafranandya@mail.ugm.ac.id

2. Nama : Deri Arya Wiratama NIM : 19/446542/TK/49647

Jurusan : S1 Teknik Geodesi Fakultas Teknik Email : deriaryawiratama@mail.ugm.ac.id

3. Nama : Sekar Nur Amalia NIM : 19/446566/TK/49671

Jurusan : S1 Teknik Geodesi Fakultas Teknik Email : sekarnuramalia19@mail.ugm.ac.id

(15)

BAB IV PENUTUP

Kerja Praktek merupakan kegiatan magang untuk mengaplikasikan ilmu selama perkuliahan yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk bisa terjun langsung dalam dunia lapangan. Dimana tidak hanya teori yang dipelajari di perkuliahan saja yang dibutuhkan melainkan juga kerjasama antar sesama unsur dan orang yang terlibat dalam pekerjaan juga mutlak diperlukan. Oleh karenanya, besar harapan kami selaku mahasiswa Teknik Geodesi Universitas Gadjah Mada untuk dapat bergabung, belajar bersama dan mendapat bimbingan dari Kementerian Keuangan RI untuk melaksanakan kegiatan Kerja Praktek dengan topik

“Penggunaan Peta Digital dalam Pemetaan PBB pada Sektor Perkebunan, Perhutanan, dan Pertambangan” dan kami akan bersungguh-sungguh untuk melaksanakan setiap kegiatan dalam Kerja Praktek. Oleh karena itu, untuk tanggapan dari pihak instansi atas permohonan Kerja Praktek ini dapat disampaikan melalui pemohon langsung,

Surel : sekarnuramalia19@mail.ugm.ac.id No.HP : 085741116757

Atau dapat melalui Departemen Teknik Geodesi,

Alamat : Jalan Grafika No.2, Fakultas Teknik, UGM, Yogyakarta Telepon : 0274-6492121

Fax : 0274-520226 Surel : geodesi@ugm.ac.id Situs :www.geodesi.ugm.ac.id

Demikian proposal kegiatan Kerja Praktek ini dibuat sebagai perlengkapan untuk mengajukan permohonan Kerja Praktek di Kementrian Keuangan RI. Hal-hal yang belum tercantum dalam proposal ini dapat diatur kemudian hari atas kesepakatan pihak-pihak yang bersangkutan. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian baik susunan kata maupun isi dalam proposal ini. Atas perhatian dan kerjasamanya, penulis ucapkan terima kasih.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Akhsin, M. I., Awaluddin, M. and Suprayogi, A. (2016). Jurnal Geodesi Undip Oktober 2013.

Jurnal Geodesi Undip, 5(4), pp. 132–139.

Aryono Prihandito. (1989). Kartografi. Mitra Gama Widya, Yogyakarta.

Bappeda Provinsi NTB. (2013). Bab 2 - Pengantar ArcGIS 10.

http://bappeda.ntbprov.go.id/wp-

content/uploads/2013/09/Bab02_PengantarArcGIS10.pdf

Muliantara, A. (2009). Sistem Informasi Geografis Dalam Penetapan Pajak Bumi dan Bangunan. Jurnal Ilmu Komputer, 2(1). Retrieved from

https://ojs.unud.ac.id/index.php/jik/article/view/2674

Pemerintah Indonesia. (1994). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan. Lembaran RI Tahun 1985, No. 68. Sekretariat Negara. Jakarta.

Pemerintah Indonesia. (1994). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1994 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan. Lembaran RI Tahun 1994. Sekretariat Negara. Jakarta.

Saddam Hussein. (2022). Aplikasi dan Software SIG. Diakses pada 1 September 2022, dari https://geospasialis.com/software-sig/.

Setyawan, D., Nugraha, A. L. and Sudarsono, B. (2018). Analisis Potensi Desa

Berbasis Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus: Kelurahan Sumurboto, Kecamatan Banyumanik, Kabupaten Semarang. Jurnal Geodesi Undip, 7(4), pp. 1–7.

Sutejo, S. (2016). Pemodelan UML Sistem Informasi Geografis Pasar Tradisional Kota Pekanbaru. Digital Zone: Jurnal Teknologi Informasi Dan Komunikasi, 7(2), 89–

99. https://doi.org/10.31849/digitalzone.v7i2.600

QGIS. (2022). QGIS - SIG Desktop Sumber Terbuka Terkemuka. Diakses pada 1 September 2022, dari https://qgis.org/id/site/about/index.html.

Referensi

Dokumen terkait