• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengkajian Kesehatan Keluarga: Kasus Ibu Hamil dengan Keterbatasan Ekonomi

N/A
N/A
Mita Purnama

Academic year: 2025

Membagikan "Pengkajian Kesehatan Keluarga: Kasus Ibu Hamil dengan Keterbatasan Ekonomi"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Skenario

Seorang perawat melakukan pengkajian kepada sebuah keluarga di wilayah binaan salah satu Puskesmas di provinsi Riau. Perawat mendapatkan keluarga Bapak R (21 tahun) dengan istrinya Ibu S (16 tahun) yang sedang hamil anak pertama dengan usia kehamilan 20 minggu. Bapak R sehari-hari bekerja sebagai buruh bangunan dengan penghasilan yang tidak menentu. Ibu S adalah ibu rumah tangga dengan pendidikan terakhir SMP. Bapak R dan Ibu S sehari-hari tinggal di rumah orang tua Bapak R bersama kedua adik perempuan Bapak R yang bersekolah di SMP dan SD. Dari hasil pemeriksaan didapatkan BB Ibu S 43 kg dan TB 157 cm dan tekanan darah Ibu S 97/60 mmHg. Ibu S mengatakan sebelum hamil biasanya berat badannya 40 kg. Ibu S terlihat sedikit pucat, lelah, dan lesu. Ibu S mengatakan tidak mengetahui bagaimana kehamilan yang sehat dan cara menjaga kesehatan selama kehamilan. Ibu S pernah mengunjungi bidan yang ada di dekat rumahnya untuk memeriksakan kehamilannya satu kali namun tidak pernah lagi mengunjungi karena terkendala biaya. Tempat tinggal Ibu S jauh dari Puskesmas dan Ibu S tidak memiliki kendaraan untuk ke Puskesmas. Ibu S merasa segan dengan mertuanya karena untuk biaya sehari-hari terkadang masih ditanggung oleh mertua. Ibu S dan Bapak R berharap perawat dapat membantu Ibu S untuk lebih sehat selama kehamilan dan bayinya juga sehat.

A. Pengkajian 1. Data Umum

Nama keluarga (KK) Alamat dan telepon Tipe keluarga Suku

Agama

: Keluarga Bapak R

: Kelurahan Sail, Kec. Cinta Raja (+62822 1130 1770) : Keluarga besar (extended family)

: Melayu : Islam

2. Komposisi Keluarga dan Data Dasar Anggota

Nama Usia Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Hubungan

Bapak R 21 Laki-laki SMA Buruh

Bangunan

Suami

Ibu S 16 Perempuan SMP Ibu Rumah

Tangga

Istri

Ayah Bapak R

40 Laki-laki SD Buruh

Bangunan

Ayah

(2)

Ibu Bapak R

37 Perempuan SD Ibu Rumah

Tangga

Ibu

Adik 1 14 Perempuan SMP Pelajar Adik

Adik 2 10 Perempuan SD Pelajar Adik

3. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

- Saat ini keluarga berada pada tahap childbearing, di mana Ibu S sedang hamil anak pertama

- Fokus keluarga seharusnya menyesuaikan diri dengan peran sebagai orang tua, memenuhi kebutuhan fisik dan emosional anak, menjaga keseimbangan antara peran sebagai pasangan dan orang tua, memastikan kesehatan dan perkembangan anak

4. Lingkungan Rumah

Jauh dari fasilitas pelayanan kesehatan (puskesmas) 5. Struktur Keluarga

Kepala keluarga : suami 6. Fungsi Keluarga

Fungsi Keterangan

Afektif Hubungan emosional antar anggota cukup baik, namun minim dukungan kesehatan

Sosialisasi Tidak diketahui pada kasus

Ekonomi Penghasilan dari suami tidak menentu yang tidak mencukupi dan terkadang biaya sehari-hari masih ditanggung mertua

Reproduksi Tidak diketahui pada kasus 7. Stress dan Koping Keluarga

a. Sumber Stress: penghasilan suami tidak tetap sebagai buruh bangunan, kebutuhan sehari-hari sebagian masih ditanggung mertua. Jarak tempat tinggal yang jauh dari Puskesmas, tidak memiliki kendaraan, serta terkendala biaya untuk kunjungan ke fasilitas kesehatan. Ibu S masih sangat muda (16 tahun), hamil anak pertama, belum memiliki pengalaman maupun pengetahuan tentang kehamilan sehat. Ibu S merasa segan dan tidak enak hati kepada mertua, menunjukkan adanya keterbatasan komunikasi atau dukungan emosional.

Minimnya pengetahuan dan akses informasi kesehatan dari lingkungan sekitar.

(3)

b. Respons Koping Keluarga: keluarga berusaha mengatasi keterbatasan dengan sekali mengunjungi bidan meskipun tidak dilanjutkan karena hambatan biaya.

Ibu S dan suami masih menunjukkan harapan dan keinginan untuk mendapatkan bantuan dari petugas kesehatan, menandakan adanya koping positif dan terbuka terhadap bantuan eksternal.

c. Penilaian Koping: koping belum efektif sepenuhnya, karena keluarga belum mampu mencari solusi berkelanjutan atas masalah kesehatan dan keuangan.

Namun, potensi peningkatan koping cukup baik karena keluarga bersikap terbuka dan memiliki motivasi untuk memperbaiki kondisi kehamilan.

8. Status Sosial Ekonomi

- Penghasilan utama berasal dari suami

- Keluarga berada dalam kategori ekonomi rendah

- Penghasilan cenderung tidak mencukupi kebutuhan kesehatan (pemeriksaan kehamilan) dan konsumsi gizi seimbang

9. Penampilan Umum

Ibu S terlihat sedikit pucat, lelah, dan lesu.

10. Pemeriksaan Fisik Berat badan : 43 kg Tinggi badan : 157 cm

Tekanan Darah : 97/60 mmHg Nadi : 90x/menit

Pernapasan : 20x/menit Suhu : 37°C

11. Kesehatan Saat Ini

- Berat badan hanya naik 3 kg selama masa kehamilan 20 minggu

- Tidak mengetahui bagaimana kehamilan yang sehat dan cara menjaga kesehatan selama kehamilan

- Hanya satu kali memeriksakan kehamilannya ke bidan 12. Harapan Keluarga Terhadap Petugas Kesehatan

Keluarga, khususnya Ibu S dan Bapak R, berharap agar perawat dapat membantu Ibu S agar lebih sehat selama kehamilan dan bayinya juga lahir dalam keadaan sehat.

B. Analisa Data

(4)

Data Objektif Data Subjektif Diagnosa Keperawatan - BB Ibu S: 43 kg; TB: 157

cm → IMT ±17,4 (underweight).

- BB sebelum hamil: 40 kg, artinya hanya naik ±3 kg dalam 20 minggu.

- Tekanan darah: 97/60 mmHg → cenderung rendah.

- Ibu S tampak pucat, lemas, dan lesu.

- Tinggal di rumah mertua, belum mandiri secara ekonomi

- Ibu S mengatakan tidak mengetahui bagaimana menjaga kesehatan selama kehamilan.

- Ibu S mengatakan terkendala biaya sehingga tidak rutin memeriksakan kehamilan.

- Ibu S mengatakan bahwa penghasilan suaminya tidak tetap dan untuk kebutuhan sehari-hari masih dibantu oleh mertua.

Defisit nutrisi b.d faktor ekonomi

- Tidak ada kendaraam untuk akses ke fasilitas Kesehatan

- Tingkat Pendidikan rendah (SMP) dan usia sangat muda (16 tahun)

- Ibu S mengatakan tidak mengetahui bagaimana kehamilan yang sehat dan cara menjaga kesehatan selama kehamilan

- Ibu S pernah mengunjungi bidan yang ada di dekat rumahnya untuk memeriksakan kehamilannya satu kali namun tidak pernah lagi mengunjungi karena terkendala biaya.

- Tempat tinggal Ibu S jauh dari Puskesmas dan Ibu S tidak memiliki kendaraan untuk ke Puskesmas

Ketidakefektifan

Manajemen Kesehatan dalam Keluarga

(5)

- Tinggal bersama orang tua suami

- Tidak melakukan kontrol kehamilan karena kendala ekonomi dan transportasi

- Ibu S merasa segan dengan mertuanya

- Masih bergantung secara ekonomi pada mertua

Gangguan Proses

Keluarga

C. Skoring

1. Defisit Nutrisi b.d Faktor Ekonomi

No. Kriteria Penilai Skor Keterangan

1. Sifat Masalah 3/3x1 = 1 Masalah aktual:

gejala sudah jelas muncul → berat badan rendah (43 kg), lemas, pucat, tekanan darah rendah, berat badan naik hanya 3 kg selama 20 minggu kehamilan

2. Masalah Dapat

Diubah

2/2x1 = 1 Masalah ini dapat diubah melalui edukasi gizi ibu hamil, pemberian makanan tambahan

dari program

puskesmas, serta peningkatan akses layanan kesehatan.

3. Potensi Masalah

Dapat Dicegah

3/3x1 = 1 Masalah sangat

mungkin dicegah karena kondisi ibu

belum masuk

komplikasi, akses

(6)

edukasi dan pelayanan kesehatan dasar masih dapat dijangkau, dan keluarga terbuka terhadap bantuan.

4. Menonjolnya

Masalah

2/2 × 1 = 1 Masalah ini sangat menonjol karena mempengaruhi langsung kesehatan ibu hamil dan tumbuh kembang janin.

Jumlah 4

2. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan dalam Keluarga

No. Kriteria Penilai Skor Keterangan

1. Sifat Masalah 3/3x1 = 1 Masalah jelas terlihat

(minim edukasi, tidak tahu menjaga kehamilan, jarang ANC).

2. Masalah Dapat

Diubah

1/2x2 = 1 Dapat diubah

sebagian, karena ada hambatan nyata seperti akses transportasi,

ketergantungan ekonomi, dan rasa segan terhadap mertua.

3. Potensi Masalah

Dapat Dicegah

2/3x1 = 2/3 Jika ditangani dini, komplikasi

(7)

kehamilan bisa dicegah, meskipun dengan tantangan logistik dan edukasi.

4. Menonjolnya

Masalah

2/2 × 1 = 1 Masalah sangat

menonjol secara klinis dan sosial- ekonomi.

Jumlah 11/3

3. Gangguan Proses Keluarga

No. Kriteria Penilai Skor Keterangan

1. Sifat Masalah 3/3x1 = 1 Masalah terlihat

jelas: keluarga muda tinggal menumpang, peran dan fungsi keluarga belum optimal, istri

segan pada

mertua, beban ekonomi masih ditanggung

2. Masalah Dapat

Diubah

1/2x2 = 1 Dapat diubah

sebagian, karena tergantung dukungan

mertua, kesiapan suami istri sebagai keluarga mandiri, serta intervensi dari

(8)

luar seperti edukasi.

3. Potensi Masalah

Dapat Dicegah

1/3x1 = 1/3 Potensi

pencegahan sulit karena anggota keluarga belum menunjukkan keterbukaan, hubungan komunikasi antaranggota kurang efektif, serta tidak ada peran dominan yang mampu mengarahkan atau mengelola fungsi keluarga dengan baik.

4. Menonjolnya

Masalah

2/2 × 1 = 1 Masalah

menonjol dalam konteks

dinamika keluarga, ketergantungan ekonomi, dan kurangnya pengambilan keputusan

mandiri dalam perawatan ibu hamil.

(9)

Jumlah 10/3

Diagnosa Prioritas: Defisit Nutrisi b.d Faktor Ekonomi

Referensi

Dokumen terkait

kecacingan pada ibu hamil dengan anemia di wilayah kerja

Petugas kesehatan Puskesmas Mojogedang II Kabupaten Karanganyar pada pelaksanaan sistem informasi kesehatan ibu hamil dalam proses pencatatan data ibu hamil,

Hubungan Tingkat Kemampuan Keluarga Melakukan Manajemen Nutrisi Dengan Status Nutrisi Ibu Hamil Trimester II Di Wilayah Kerja Puskesmas Mumbulsari Kabupaten Jember; Dyah

Kemudian hasil analisis bentuk dukungan keluarga menunjukan bahwa dari 30 responden ibu hamil aterm yang mengalami penyakit hipertensi mayoritas atau sekitar 27

Motivasi ibu hamil untuk mengikuti kelas Ibu Hamil di Wilayah Puskesmas 2 Mandiraja Kabupaten Banjarnegara sebagian besar mempunyai motivasi baik yaitu sebanyak 32

Distribusi Frekuensi Hubungan Dukungan Keluarga Dalam Pemenuhan Nutrisi Ibu Hamil Dengan Kejadian Pre Eklampsia di Wilayah Kerja Puskesmas Panti Kabupaten Jember

Metode yang akan digunakan adalah penyuluhan kesehatan pada ibu hamil tentang pemberian ASI eksklusif dan demontrasi perawatan payudara pada ibu masa dan nifas di wilayah kerja

Penelitian ini menganalisis tingkat pengetahuan ibu hamil di Puskesmas Batu Batu pada tahun 2021 tentang perdarahan pada kehamilan muda dan