• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengolahan limbah cair industri textile

N/A
N/A
Nenden Rahayu

Academic year: 2025

Membagikan "pengolahan limbah cair industri textile"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Pengelolaan Limbah Cair Industri Tekstil di

Kabupaten Bandung

Barat: Tinjauan Peraturan dan Parameter Utama

Presentasi ini akan membahas pengelolaan limbah cair industri tekstil di Kabupaten Bandung Barat berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Fokus pada parameter kunci yang harus diperhatikan dan dipenuhi oleh industri tekstil. Tujuan:

Meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap peraturan lingkungan.

by Nenden Rahayu

(2)

Dasar Hukum Pengelolaan Limbah Cair Industri

Tekstil

1

Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH).

2

Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021 tentang

Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

3

Permen LHK No. 68 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah.

4

Perda Kabupaten Bandung Barat No. 1 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

(3)

Parameter Utama Limbah Cair Industri Tekstil:

Definisi dan Dampaknya

pH

Tingkat keasaman atau kebasaan limbah.

Dampak: Korosi,

gangguan ekosistem perairan. Baku mutu yang ditetapkan:

Biasanya antara 6-9.

BOD (Biological Oxygen Demand)

Jumlah oksigen yang dibutuhkan

mikroorganisme untuk menguraikan bahan organik dalam limbah.

Dampak: Penurunan

kadar oksigen dalam air, kematian biota air. Baku mutu yang ditetapkan: <

50 mg/L.

COD (Chemical Oxygen Demand)

Jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan organik dan anorganik dalam limbah. Dampak:

Sama dengan BOD, indikasi pencemaran yang lebih luas. Baku mutu yang ditetapkan: <

100 mg/L.

TSS (Total

Suspended Solids)

Jumlah padatan tersuspensi dalam limbah. Dampak:

Kekeruhan air, gangguan fotosintesis,

pendangkalan sungai.

Baku mutu yang

ditetapkan: < 50 mg/L.

(4)

Parameter Warna dan Zat Berbahaya dalam Limbah Cair Tekstil

Warna

Indikasi adanya zat pewarna yang tidak terurai. Dampak: Gangguan estetika, menghalangi penetrasi cahaya matahari ke dalam air. Baku mutu yang ditetapkan: Skala Pt-Co < 50 TCU.

Logam Berat

Berasal dari proses pewarnaan dan finishing. Dampak: Toksik bagi manusia dan lingkungan, bioakumulasi. Baku mutu yang ditetapkan: Kromium < 0.5 mg/L, Tembaga < 1 mg/L.

Amonium (NH3)

Hasil penguraian bahan organik yang mengandung nitrogen. Dampak: Toksik bagi ikan, eutrofikasi. Baku mutu yang ditetapkan: < 5 mg/L.

Sulfida (S2-)

Berasal dari proses pengolahan tekstil tertentu. Dampak: Bau tidak sedap, korosif. Baku mutu yang ditetapkan: < 0.1 mg/L.

(5)

Teknologi Pengolahan Limbah Cair Industri Tekstil yang Umum Digunakan

Pengolahan Fisika

Sedimentasi, filtrasi, adsorpsi (dengan karbon aktif).

Contoh aplikasi:

Penyaringan padatan

tersuspensi,

penghilangan warna sebagian.

Pengolahan Kimia

Koagulasi-flokulasi, netralisasi, oksidasi- reduksi. Contoh

aplikasi:

Pengendapan logam berat, penurunan COD, penyesuaian pH.

Pengolahan Biologi

Activated sludge, trickling filter,

bioreaktor membran (MBR). Contoh

aplikasi:

Penghilangan BOD, COD, dan amonium.

(6)

Studi Kasus: Implementasi

Pengelolaan Limbah Cair yang Efektif

1

PT. Garmen Jaya

Industri tekstil di Kabupaten Bandung Barat berhasil menerapkan sistem pengelolaan limbah cair yang baik. Teknologi yang digunakan: kombinasi proses fisika, kimia, dan biologi. Hasil pengujian: penurunan parameter pencemaran signifikan. Manfaat: pengurangan biaya, peningkatan citra perusahaan.

2

Tantangan

Permasalahan awal: Tingginya beban pencemaran limbah. Solusi: Optimasi proses pengolahan, peningkatan efisiensi, dan pemantauan berkala.

3

Data Kuantitatif

Penurunan parameter pencemaran: BOD 70%, COD 65%, TSS 80% setelah implementasi sistem pengelolaan.

(7)

Monitoring dan Pelaporan Limbah Cair: Kewajiban

Industri Tekstil

Kewajiban melakukan monitoring kualitas limbah secara berkala (bulanan atau triwulanan).

Kewajiban melaporkan hasil monitoring kepada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung Barat.

Sanksi bagi pelanggaran baku mutu air limbah: denda administratif, pencabutan izin.

Pentingnya memiliki izin pembuangan limbah cair (IPLC).

(8)

Kesimpulan dan Rekomendasi

1

Investasi

Investasi dalam teknologi pengolahan limbah yang efektif merupakan investasi jangka panjang untuk keberlanjutan bisnis dan lingkungan.

2

Pembinaan

Peningkatan pengawasan dan pembinaan dari pemerintah, peningkatan kesadaran pelaku industri.

3

Teknologi Ramah Lingkungan

Penerapan teknologi yang lebih ramah lingkungan, seperti teknologi membran, bioremediasi, dan

pengolahan limbah terintegrasi.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : l) Sistem pengelolaan industri dan kondisi proses pengolahan limbah pada industri tekstil dikaitkan dengan mutu limbah yang dihasilkan

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Aplikasi Model Renko untuk Memprediksi Pola Pengendapan Lumpur Aktif di Sedimentasi Akhir pada Sistem Pengolahan Limbah Cair Industri

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Aplikasi Model Renko untuk Memprediksi Pola Pengendapan Lumpur Aktif di Sedimentasi Akhir pada Sistem Pengolahan Limbah Cair Industri

Satu dari metode untuk pengolahan limbah cair industri tekstil adalah dengan degradasi secara fotokatalisis dalam larutan dengan penyinaran menggunakan sinar

Hasil penelitian menunjukkan bahwa koagulan dari biji asam jawa dapat menangani limbah cair industri farmasi untuk parameter TSS, pH, BOD, dan NH4+, namun untuk

Berbagai metode pengolahan limbah cair untuk mengeliminasi kandungan anion maupun kation logam berat yang terdapat di dalam limbah cair sangat beragam.. Metode tersebut antara

Satu dari metode untuk pengolahan limbah cair industri tekstil adalah dengan degradasi secara fotokatalisis dalam larutan dengan penyinaran menggunakan sinar

Penelitian ini membahas pengolahan limbah cair industri pulp dan kertas menggunakan metode SR-AOP dengan katalis nanomaterial cobalt framework (Co@NC) yang disintesis dari