• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Teori 2.1.1 Program Penguatan Pendidikan Karakter 2.1.1.1 Pengertian Program Penguatan Pendidikan Karakter Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk membentuk manusia yang berkualitas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Kajian Teori 2.1.1 Program Penguatan Pendidikan Karakter 2.1.1.1 Pengertian Program Penguatan Pendidikan Karakter Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk membentuk manusia yang berkualitas"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

Menurut (Mulyasa, 2016), pendidikan karakter pada dasarnya memiliki kepentingan yang lebih tinggi daripada pendidikan akhlak, karena pendidikan karakter tidak hanya berkaitan dengan masalah benar dan salah, tetapi juga bagaimana menanamkan kebiasaan tentang hal-hal yang baik dalam kehidupan sehingga anak dapat memiliki kesadaran untuk mengamalkan kebajikan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Lickone dalam (Samani & Hariyanto, 2012) menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah upaya nyata untuk membantu seseorang memahami, peduli dan bertindak sesuai dengan landasan nilai-nilai etika. Hal ini senada dengan pendapat Screnko dalam (Samani & Hariyanto, 2012) yang mendefinisikan pendidikan karakter sebagai upaya sungguh-sungguh untuk mengembangkan, mendorong dan memberdayakan kepribadian positif melalui keteladanan, pembelajaran dan praktik meniru.

Oleh karena itu pendidikan karakter dapat diartikan sebagai usaha yang disengaja dalam proses memimpin dan menjadi teladan untuk dapat menerapkan dan menjadi manusia seutuhnya yang berkepribadian positif. Menurut (Kemendikbud, 2017), tujuan program PPK adalah untuk memantapkan nilai-nilai pembangunan karakter bangsa secara masif dan efektif melalui implementasi nilai-nilai utama Gerakan Revolusi Mental Nasional (religius, nasionalis), mandiri, gotong royong dan berintegritas) yang akan menjadi fokus pembelajaran, pembiasaan dan pembudayaan, sehingga pendidikan karakter bangsa benar-benar dapat mengubah perilaku, cara berpikir dan tindakan seluruh bangsa Indonesia menjadi lebih baik dan bermartabat. integritas. Namun, berbagai fakta seputar penurunan karakter anak-anak di sekitar kita menunjukkan bahwa ada yang salah dengan penerapan pendidikan karakter di sekolah.

Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) tidak merubah kurikulum yang sudah ada, tetapi mengoptimalkan kurikulum pada satuan pendidikan. Program PPK harus dilaksanakan di satuan pendidikan dengan cara yang berbeda-beda sesuai kerangka kurikulum, yaitu alokasi waktu minimal yang ditetapkan dalam kerangka dasar dan struktur kurikulum, dan kegiatan ekstrakurikuler yang dikelola satuan pendidikan sesuai dengan kekhususan dan karakteristik peserta didik, kearifan lokal. daya dukung dan kebijakan untuk setiap satuan pendidikan. Nilai-nilai utama PPK diintegrasikan ke dalam mata pelajaran sesuai dengan topik utama nilai-nilai PPK yang akan dikembangkan/diperkuat dalam sesi pembelajaran dan sesuai dengan karakteristik masing-masing mata pelajaran.

Kegiatan ekstrakurikuler dapat dilaksanakan melalui kerjasama dengan masyarakat dan pihak/lembaga lain yang terkait, seperti PMI, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Perdagangan, museum, rumah budaya, dan lain-lain, sesuai dengan kebutuhan dan kreatifitas satuan pendidikan.

Tujuan Evaluasi Program

Menurut Tyler dalam (Arikunto & Jabar, 2012), evaluasi program adalah suatu proses untuk mengetahui apakah tujuan program pendidikan telah tercapai. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa evaluasi program merupakan suatu sistem yang tujuannya untuk menentukan tercapainya tujuan program. Berdasarkan uraian tersebut dapat dikatakan bahwa tujuan evaluasi program adalah untuk mengetahui pelaksanaan, manfaat, pengaruh dan dampak suatu program sehingga dapat memberikan masukan terhadap keberlanjutan program.

Model Evaluasi Goal Free

Menurut (Wirawan, 2011), tahapan evaluasi dengan menggunakan model Goal Free adalah mempelajari program, mempelajari cetak biru program (efek positif, efek negatif dan efek samping), mengembangkan desain dan alat evaluasi, memastikan implementasi program telah mencapai tujuan. , mengumpulkan dan menganalisis data, menyiapkan laporan evaluasi dan memanfaatkan hasilnya. Penggunaan model evaluasi ini dikarenakan model evaluasi digunakan untuk mengevaluasi program dengan melihat segala sesuatu yang terjadi dalam pelaksanaan program, baik yang direncanakan maupun yang tidak direncanakan, menurut Sukardi dalam (Rubito & Soeparijanto, 2016). Scriven dalam (Rubito & Soeparijanto, 2016) berpendapat bahwa dalam Goal Free Evaluation tujuan digunakan sebagai titik awal yang penting untuk evaluasi, dengan kata lain tujuan tidak perlu diambil, hanya dievaluasi atau diperiksa.

PDCA cocok dengan model penilaian tanpa tujuan karena PDCA tidak hanya memfasilitasi rencana dan juga aktif, tetapi juga data dan hasil sehingga dapat diperiksa dan dianalisis kemudian apa yang perlu disesuaikan.

Kriteria Evaluasi

Kajian Penelitian Relevan

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa pelaksanaan program pendidikan karakter pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran kurang optimal. Kemiripan penelitian ini dengan apa yang peneliti lakukan adalah sama-sama menggunakan model evaluasi bebas tujuan. Kemiripan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah sama-sama dilakukan di tingkat sekolah dasar dan melakukan penelitian PPH.

Penelitian yang dilakukan oleh (Darmayanti & Wibowo, 2014) “Evaluasi Program Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Kabupaten Kulon Progo”. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja program pendidikan karakter pada jenjang sekolah dasar di Kabupaten Kulon Progo. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kesiapan sekolah dasar di Kabupaten Kulon Progo dalam melaksanakan program pendidikan karakter dinilai baik.

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran evaluasi program pilar karakter dalam meningkatkan sikap menghargai siswa di SD X. Penelitian ini hanya dilakukan di satu sekolah, sedangkan penulis melakukan penelitian di empat sekolah dasar. Untuk model evaluasi penelitian ini, penelitian evaluasi menggunakan model evaluasi Kirkpatrick Four Levels sedangkan penulis menggunakan model bebas tujuan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap dan menganalisis tingkat pendidikan karakter ranah afektif nilai kejujuran dan menemukan strategi peningkatan kejujuran siswa SD Muhammadiyah Sapen Yogyakarta. Penelitian ini menitikberatkan pada pendidikan karakter pada ranah afektif khususnya nilai kejujuran, sedangkan penulis melakukan survey terhadap semua karakter baik di dalam maupun di luar pembelajaran. Penelitian yang dilakukan oleh (Widowati & Retnowati, 2016) “Evaluasi Implementasi Pendidikan Karakter di SMA Negeri Kota Yogyakarta”.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi pendidikan karakter di SMA Negeri Kota Yogyakarta dibandingkan dengan cakupan aspek; (a) pengembangan diri, (b) integrasi mata pelajaran, dan (c) budaya sekolah kemudian dibandingkan dengan kriteria keberhasilan evaluasi. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi dengan pendekatan deskriptif kuantitatif, model evaluasi yang digunakan adalah model evaluasi discrepancy. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan program pengembangan karakter siswa berbasis agama di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Gorontalo, untuk mengetahui pelaksanaan program pengembangan karakter tersebut.

Terdapat persamaan antara penelitian ini dengan penelitian penulis yaitu sama-sama melakukan evaluasi pada tahap perencanaan. Penelitian ini akan fokus pada evaluasi program PPK pada seluruh kegiatan pembelajaran di gugus Teuku Umar Salatiga.

Kerangka Berpikir Penelitian

Penelitian ini menjadi dasar untuk melakukan penelitian evaluasi program, karena dalam penelitian evaluasi program dengan model tanpa kriteria tujuan dan indikator, PDCA menawarkan ruang untuk perencanaan dan implementasi, sehingga kita dapat mengetahui sejauh mana guru memahami pendidikan karakter. . Untuk jenis penelitian evaluasi dengan desain non target hanya ditemukan satu penelitian dengan tingkat pendidikan yang berbeda. Oleh karena itu, penelitian dengan judul Evaluasi Program Pengembangan Kepribadian (PPK) Berbasis Model Tanpa Tujuan di Sekolah Dasar merupakan hal yang baru dari penelitian selama ini.

Referensi

Dokumen terkait

The objective of this thesis work is to develop the Hexapod robot and implement the distribute control to the Hexapod robot.. The Hexapod robot is equipped with 18 servos motor