• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengurusan Triaj Hospital dan Curriculum Vitae Ns. Yudi Elyas

N/A
N/A
roslina niode

Academic year: 2025

Membagikan "Pengurusan Triaj Hospital dan Curriculum Vitae Ns. Yudi Elyas"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

Triage Management:

Pra & Intra Hospital

Oleh :

Ns. Yudi Elyas,S.Kep.M.Kep.Sp.KMB

(2)

Curiculum Vitae

Nama : Ns. Yudi Elyas, S.Kep, M.Kep.,Sp.KMB

NIRA : 31730118302

Lama Bekerja : 20Tahun

Pengalaman Bekerja : 1. Perawat ICU Bedah Jantung ICU PJT RSCM Jakarta 2. Ka. Ruang Bedah Jantung ICU ICU PJT RSCM Jakarta 3. Supervisor PJT (R.Rawat, ICU, ICCU ) PJT RSCM Jakarta 4. Koordinator ICU RSCM Jakarta

Jabatan Saat Ini : Clinical Care Manager (CCM) IGD RSCM Jakarta

Pendidikan :

Poltekes Bandung (2003)

Pendidikan ICU Bedah Jantung (CCNP) Institute Jantung Negara (IJN) Malaysia (2005)

S1 & Ners Keperawatan FIK UI (2013)

Magister Keperawatan (S2) FIK UI (2023)

Spesialis Keperawatan Medikal Bedah (Sp.KMB) FIK UI (2024) Pelatihan :

Kardiologi Dasar

Intensive Care Unit (ICU)

BLS & ACLS AHA 2015

TOT BLS & ACLS AHA

Asesor Keperawatan & TOT Keperawatan

BTCLS

Trainer :

BLS & ACLS Certified by AHA

Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS)

Pelatihan ICU (RSCM & HIPERCCI)

Pelatihan EWS & Code Blue system

PelatihanTriage IGD

Pelatihan Interpretasi EKG

Seminar & Workshop Keperawatan

Organisasi :

PPNI

HIPERCCI DKI (Pengurus)

INKAVIN (Anggota)

Provider BTCLS, BLS, ACLS

(3)
(4)
(5)

Apa yang akan anda lakukan?

(6)

Perlu diingat...

Kegawatdaruratan sehari – hari atau bencana, basis utama penanganan :

1. Triage

2. Primary survey 3. Secondary survay 4. Stabilisasi

5. Transfer (on going team)

6. Definitive care (rumah sakit)

(7)

Kasus

Sebuah keluarga yang terdiri dari 2 orang lansia (Kakek dan Nenek) Bersama 2 orang cucu. Cucu pertama seorang wanita gadis berusia 24 thn dan Cucu kedua balita berusia 3 thn.

Mereka naik perahu lalu terjadi kecelakaan krn perahu bergoyang kencang sehingga semua keluarga tercebur. Si kakek tampak masih bisa mengambang namun sdh mulai kelelahan.

Jika kebetulan kita ada disana sebagai petugas dan sudah menggunakan pengaman yang lengkap. Siapa yang akan ditolong terlebih dahulu ?

A. Nenek

B. Cucu 1

C. Cucu 2

D. Biarkan saja

(8)

SEJARAH TRIAGE

Triage = triase

Trier (perancis) = to sort = tempat dilakukan pemilahan;

memilah

Dominique Larrey (dokter masa Napoleon Bonaparte)

Flying Ambulance”, di Mesir

Tujuan triage : the right patient to the right hospital by the right ambulance at the right time.

Do the most for the most

Pusponegoro, 2015

(9)

Hakikat Triage

Sistem untuk memudahkan petugas mengenali korban.

Suatu proses dinamis, harus diulang – ulang selama masih dalam penanggulangan cederanya.

Dilakukan oleh triage officer terlatih.

Triage tidak disertai tindakan.

Triage dilakukan berdasarkan :

Airway, breathing, circulation, disability dan exposure

(mengancam nyawa);

keakutannya

Berat cedera

Jumlah pasien

Sarana kesehatan yang tersedia

Harapan hidup Jika ragu, tentukan skala/prioritas yang lebih tinggi

(10)

Dinamis : re triage

(11)

Siapa yang melakukan triage?

Dokter atau perawat terlatih

Orang pertama yang datang

Jika datang petugas yang memiliki kompetensi yang lebih baik, harus melakukan triage lanjutan dan berulang

Menentukan fasilitas terbaik untuk penanganan : ruang emergency; lapangan.

(12)

Jenis Triage

Triage Pra Hospital

1. SIT (single triase = triage pasien tunggal)

2. START (simple triage and rapid treatment)

3. SAVE (secondary assessment of victims endpoint)

Triage RS (Hospital Triage)

1. PACS

2. ESI

3. ATS

(13)

Triage Pra Hospital:

SIT (Single Triase)

Triage tunggal pra-rs, intra-rs.

Bukan korban massal.

Kategori pasien :

True emergency (A, B, C, D, E);

potential true emergency dan false emergency.

Emergency/immediate : AMI, perdarahan dalam (P1), urgent : stroke, App (P2) beberapa jam, non urgent : luka, dislokasi, fraktur (P3) walking wound; Dead (P4).

(14)

SIT

(15)

Triage Pra Hospital:

START

Korban dalam jumlah banyak

Prinsip mengatasi pasien dengan ancaman nyawa, jalan nafas tersumbat, perdarahan masif.

Triage officer dapat lebih dari 1 orang.

Lama START < 60 detik/pasien.

Dikelompokkan dalam 4 kategori :

Prioritas pada kelompok merah

(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)

Lalu bagaimana Langkah –

langkahnya?

(22)

1. Memanggil korban

“Bapak dan Ibu yang

dapat mendengar suara saya,

silahkan bergerak ke lapangan sebelah kanan saya, untuk mendapatkan pertolongan segera”

Label :

H – I – J – A - U

(23)

2. Check respirasi

Bagi korban yang tidak bisa berjalan

Jika tidak ada pernafasan

lakukan (manuver) / manuver tak respon (decease);

Jika RR > 30 x/menit (merah/Immediate);

Jika < 30 x/menit lanjutkan langkah ketiga

(24)

3. Check Perfusi

Pada korban RR < 30 x/menit);

Jika CRT > 2 detik (merah/

Immediate);

Jika CRT < 2 detik lanjutkan langkah ke-4

(25)

4. check status mental

Pada korban dengan CRT < 2 detik

Jika check status mental “can’t follow”...>

merah/ immediate

;

Jika check status mental “can follow”....> kuning/delay

(26)
(27)

Contoh kasus

Kasus 1

Pasien Laki – laki 38 tahun

Kesadaran masih komposmentis

Mengerang kesakitan (VAS 5)

Terdapat fraktur terbuka di kedua pahanya

Tidak dapat berjalan

Pernafasannya cepat 28 x/menit

Tekanan darah 100/60 mmHg

Nadi 120 x/menit

Kasus 2

Pasien laki - laki 28 tahun

Tidak sadarkan diri

Diketemukan pertama nafas tidak ada

Kemudian dilakukan patensi airway, nafas berespon 40 x/menit

(28)

Triage Pra Hospital:

SAVE

(secondary assessment of victims endpoint)

Dilakukan pada korban bencana, jumlah korban luar biasa, jauh melampaui kapasitas tersedianya SDM, sarana serta jauh dari fasilitas rumah sakit.

Kategori korban :

Korban – korban yang akan meninggal dengan apapun yang kita lakukan (Unsalvageable = kemungkinan meninggal).

Korban – korban yang akan hidup dengan apapun yang kita lakukan (Immediate = kemungkinan hidup).

Korban – korban yang akan mendapat keuntungan dengan tindakan – tindakan yang dilakukan dengan sarana yaang terbatas di lapangan (Delayed = dapat ditunda pelayanannya).

(29)

Tantangan yang dihadapi triage IGD → distribusi & manajemen lalu lintas pasien overload (berlebih).

Pasien overload → mengganggu pelayanan IGD. →

menghabiskan sumber daya IGD → pelayanan IGD tidak lagi efficient dan effective.

U/ Mencegah & mengantisipasi → sistem triage IGD.

Jenis triage di RS yang umum dipakai :

1. PACS

2. ESI

3. START

HOSPITAL TRIAGE

(30)

Patient Acuity Category Scale → pertama kali diperkenalkan di Singapura oleh SGH.

Terdiri dari 4 skala prioritas.

PACS 1 Pasien mengalami kolaps kardiovaskular /dalam kondisi yang mengancam nyawa tidak boleh delay, mis : major trauma, STEMI, cardiac arrest, gagal nafas, ALO.

PACS 2 pasien sakit berat, tidur di brankar/bed, dan distress berat tetapi keadaan hemodinamik stabil pada pemeriksaan awal stroke, closed fracture tulang panjang, asthma attack.

PACS 3 Pasien sakit akut, moderate, mampu berjalan, tidak beresiko kolaps Vulnus, demam, cedera ringan sedang

PACS 4 Pasien non emergency. Dapat dirawat di poli acne, dyslipidemia.

PACS

(31)

Diperkenalkan Amerika Serikat dan Kanada oleh perhimpunan perawat emergensi & dokter spesialis

emergensi. ESI diadopsi secara luas di Eropa, Australia, Asia, dan Indonesia.

Memiliki 5 skala prioritas.

Prioritas 1 – prioritas 5.

ESI

(32)

Prioritas 1 (label biru) Impending life/limb threatening problem Membutuhkan immediate life saving intervention (cito tindakan).

Parameter prioritas 1 Semua gangguan signifikan pada ABCD.

Misal : Cardiac arrest, status epileptic, hypoglycemic coma, dan lain lain.

Prioritas 2 (label merah) Potential life, limb, or organ threatening problem Pertolongan pada pasien urgent tidak dapat ditunda (should not wait). Parameter prioritas 2 adalah pasien pasien hemodinamik atau ABCD stabil dengan kesadaran turun tapi tidak koma (GCS 8 13), distress berat, dan high risk. Contoh : asthma attack, akut abdomen, electric injury.

ESI

(33)

Prioritas 3 (label jingga) Pasien pasien yang membutuhkan in – depth evaluation, pemeriksaan klinis menyeluruh.

Memerlukan “dua atau lebih” resources (sumber daya) fasilitas perawatan IGD.

Logikanya Makin banyak sumber daya/ resources yg dibutuhkan makin berat kegawatdaruratan prioritas 3 – 5 berkaitan dengan kebutuhan resources.

Contoh, sepsis memerlukan pemeriksaan laboratorium, radiologis, dan ECG. Sepsis stabil mempunyai prioritas lebih tinggi daripada typhoid fever tanpa komplikasi. Akan tetapi, sepsis berat tergolong prioritas 2 (merah) dan shock septic prioritas 1 (biru).

ESI

(34)

Prioritas 4 (label kuning) → pasien – pasien yang

memerlukan satu macam sumber daya perawatan IGD.

Contoh : Pasien BPH memerlukan pemasangan kateter urine, VL membutuhkan hecting sederhana, acute febrile illness (AFI) memerlukan pemeriksaan laboratorium.

Prioritas 5 (label putih) → Pasien – pasien yang tidak

memerlukan sumber daya. Hanya membutuhkan pemeriksaan fisik dan anamnesis, tanpa pemeriksaan penunjang.

Pengobatan pasien umumnya per oral atau rawat luka sederhana. Contoh : common cold, acne, excoriasi.

ESI

(35)

Kedua sistem hospital triage tersebut (PACS & ESI memiliki pijakan pemilihan pasien berdasarkan temuan klinis pada first sight atau initial assessment.

Persamaan ESI & PACS

(36)

Terletak pada dimensi parameter pemilahan.

ESI membagi kegawatan dalam dua parameter → gangguan ABCD dan parameter sumberdaya.

Gangguan yang sedang berlangsung (impending) pada ABCD mendapat prioritas pertama,

Gangguan ABCD tidak langsung (potential) memperoleh prioritas kedua.

PERBEDAAN ESI & PACS

(37)

Sumber daya diartikan makin banyak sumber daya dibutuhkan dalam manajemen suatu penyakit maka makin serius penyakit tersebut.

PACS tidak mengikut sertakan parameter sumberdaya → fokus pada parameter klinis pasien.

Sistem PACS → Pasien Emergency dan Non Emergency.

Paramater emergency ABCD, hemodinamik, distress, mampu beraktivitas atau terbaring, dan resiko kolaps

Non emergency tidak ditemukan urgensi pengobatan dan dapat dirawat secara poliklinis.

(38)

ATS

Australia Triage Scale

Berbasis layanan darurat di seluruh Australia dan Selandia Baru.

Semua pasien yang datang ke unit gawat darurat harus di triase.

Oleh tenaga terlatih dan perawat berpengalaman.

Penilaian triase dan kode ATS dialokasikan harus dicatat.

Perawat triase harus memastikan penilaian ulang terus menerus dari pasien yang menunggu, dan, jika gambaran klinis perubahan, pengulangan triase pasien disesuaikan.

(39)

Dokumen rincian penilaian triase

Mencakup sekurang-kurangnya rincian sebagai berikut:

Tanggal dan waktu penilaian

Nama perawat triase

Ketua penyelesai masalah

Terbatasnya riwayat penyakit yang relevan

Temuan penilaian yang relevan

Kategori triase awal dialokasikan

Setiap diagnostic, pertolongan pertama atau pengobatan yang harus diberikan

(40)

Persyaratan lingkungan dan peralatan

Area triase harus mudah diakses dan tandanya jelas.

Ukuran dan desain harus memungkinkan untuk pemeriksaan pasien, privasi dan akses visual untuk pintu masuk dan ruang tunggu, serta untuk keamanan staf.

Daerah harus dilengkapi dengan peralatan darurat, fasilitas untuk kewaspadaan standar

(Fasilitas cuci tangan, sarung tangan), langkah-langkah keamanan (alarm tekanan atau akses siap untuk keamanan bantuan).

Perangkat komunikasi yang memadai (telepon dan / atau interkom dll) dan fasilitas untuk triase merekam informasi.

(41)

Australian Triage Scale (ATS)

KATAGORI ATS WAKTU TUNGGU MAXIMAL INDIKATOR KINERJA

ATS 1 SEGERA 100%

ATS 2 10 MENIT 80%

ATS 3 30 MENIT 75%

ATS 4 60 MENIT 70%

ATS 5 120 MENIT 70%

(42)

Tujuan:

Untuk memastikan bahwa pasien ditangani berdasarkan kegawatan klinis mereka.

Untuk memastikan pengobatan yang tepat dan tepat waktu.

Untuk mengalokasikan pasien untuk penilaian yang paling sesuai dan daerah perawatan

Untuk mengumpulkan informasi yang memfasilitasi deskripsi departemen kasus

(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)

ATS 1

Penilaian dan pengobatan simultan Segera

Gagal jantung

GangguanPernapasan

Sumbatan jalan napas

Frekuensi Pernapasan <10/min

Distres pernapasan berat

Tekanan darah <80 (dewasa) atau syok pada anak / bayi

Tidak responsif atau hanya respon nyeri (GCS <9)

Berkelanjutan / kejang berkepanjangan

IV overdosis dan tidak responsif atau hipoventilasi

Gangguan perilaku berat dengan ancaman langsung kekerasan berbahaya

(49)

ATS 2

Penilaian dan pengobatan dalam waktu 10 menit

Risiko gangguan jalan napas - stridor parah atau mengeluarkan air liur dengan distres

Distres pernapasan berat

Peredaran kompromi

- Berkeringat atau belang-belang kulit, perfusi yang buruk

- HR <50 atau> 150 (dewasa)

- Hipotensi dengan efek hemodinamik

- Kehilangan darah yang parah

- Nyeri dada seperti gangguan jantung umumnya

Nyeri hebat - menyebabkan

BSL <2 mmol / l

Mengantuk, respon penurunan penyebab (GCS <13)

Hemiparesis akut / disfasia

Demam dengan tanda-tanda kelesuan (semua usia)

Asam atau splash alkali untuk mata - membutuhkan irigasi

(50)

Trauma multi besar (yang membutuhkan respon cepat tim terorganisir)

Trauma lokal berat - patah tulang besar, amputasi

Riwayat resiko tinggi

Meminum obat penenang beracun yang signifikan atau

Signifikan / berbahaya envenomation

Nyeri berat pada kehamilan ektopik

Perilaku / Psikiatri:

- Kekerasan atau agresif

- Ancaman langsung terhadap diri sendiri atau orang lain

- Membutuhkan atau telah diperlukan menahan diri

- Agitasi atau agresi berat

(51)

ATS 3

Penilaian dan memulai pengobatan dalam waktu 30’

Hipertensi berat

Kehilangan cukup banyak darah - apapun penyebabnya

Sesak napas sedang

Saturasi O2 90 - 95%

BSL> 16 mmol / l

Kejang (sekarang waspada)

Demam pada pasien dengan imunosupresi misalnya pasien onkologi, steroid Rx

Muntah terus-menerus

Dehidrasi

Kepala cedera dengan LOC singkat-sekarang waspada

Nyeri sedang sampai berat - apapun penyebabnya, yang membutuhkan analgesik

Nyeri dada non-jantung keparahan dan mungkin mob

Nyeri perut tanpa efek berisiko tinggi - mod parah atau pasien usia> 65 tahun

(52)

Cedera ekstremitas Moderat - deformitas, laserasi yang parah, luka lecet.

Limb - sensasi diubah, periode tak ada nadi

Trauma – riwayat dengan penyakit berisiko tinggi tanpa risiko tinggi lainnya

Neonatus stabil

Anak beresiko

Perilaku / Psikiatri:

- Sangat tertekan, risiko menyakiti diri

- Psikotik akut atau disorder penuh

- Situasional krisis, merugikan diri dengan sengaja

- Gelisah / menarik diri / berpotensi agresif

(53)

ATS 4

Penilaian dan memulai pengobatan dalam waktu 60’

Perdarahan ringan

Aspirasi Benda asing, tidak ada gangguan pernapasan

Cedera dada tanpa rasa sakit tulang rusuk atau gangguan pernapasan

Kesulitan menelan, tidak ada gangguan pernapasan

Cedera kepala ringan, tidak kehilangan kesadaran

Nyeri sedang, beberapa faktor resiko

Muntah atau diare tanpa dehidrasi

Peradangan mata atau benda asing - penglihatan normal

Trauma ekstremitas Minor - pergelangan kaki terkilir, patah tulang mungkin, laserasi robek yang membutuhkan tindakan atau intervensi - tanda-tanda vital normal, nyeri rendah / sedang

Nyeri kepala, tanpa gangguan neurovaskular

Bengkak "panas" pada sendi

Nyeri perut non-spesifik

Perilaku / Psikiatri:

- Semi-mendesak masalah mental kesehatan

- Berdasarkan pengamatan dan / atau tidak ada risiko segera untuk diri sendiri atau orang lain

(54)

ATS 5 Penilaian dan mulai pengobatan dalam waktu 120’

Nyeri minimal dengan tidak ada fitur berisiko tinggi

Riwayat penyakit dengan risiko rendah dan sekarang asimtomatik

Gejala kecil penyakit stabil yang ada

Gejala kecil dengan kondisi yang tidak berbahaya

Luka - lecet kecil, lecet ringan (tidak memerlukan jahitan)

Dijadwalkan kembali meninjau misalnya luka, perban yang kompleks

Imunisasi

Perilaku / Psikiatri:

- Dikenal pasien dengan gejala kronis

- Sosial krisis, baik pasien klinis

(55)

Triage tingkat kegawatan pasien berdasarkan keluhan pasien, klinis, dan TTV.

Terbagi kedalam 4 Prioritas

Prioritas 1 (Label Merah/Red Zone).

Prioritas 2 (Label Kuning/Yellow Zone).

Prioritas 3 (Label hijau/ Green Zone).

Prioritas 0 (Label hitam) DOA dgn tanda2 kematian khas.

MODIFIKASI TRIAGE

(56)
(57)
(58)

P1/RED ZONE

(59)

Pasien dgn kondisi mengancam nyawa, memerlukan intervensi segera dan evaluasi.

Pasien dibawa ke Ruang Resusitasi.

Waktu tunggu nol.

(60)

Penurunan kesadaran apapun penyebabnya.

Perdarahan berat.

Respiratory distress.

Syok tipe apapun.

High velocity injury.

Asfiksia, Cedera cervical spine, cedera pada maxilla.

Trauma kepala dgn koma dan proses shock yg cepat.

Multiple Fraktur.

Luka bakar > 30 % / Extensive burn

Crush injury.

STEMI.

Palpitasi karena gangguan irama jantung (SVT, AFRVR, AV blok)

Krisis hiperglicemia.

Red Zone - Kasus berat

(61)
(62)

P2/YELLOW ZONE

(63)

Pasien dgn penyakit yg akut sedang tanpa tanda syok.

Mungkin membutuhkan trolley, kursi roda atau jalan kaki.

Waktu tunggu 15 menit.

Semi-Critical care.

(64)

Perdarahan tanpa tanda2 syok.

Kasus keganasan dengan low intake/ dehidrasi sedang tanpa tanda2 syok.

Trauma thorax Non asfiksia.

Fr. Tertutup pada tulang panjang.

Luka bakar terbatas ( < 30 % dari TBW ).

Asma Ringan – Sedang.

PPOK ringan – sedang.

Hiperglicemia non crisis.

Stroke Infarct / TIA tanpa penurunan kesadaran.

Ileus Obstructive.

GE dengan dehidrasi sedang.

Hiperpireksia.

Vertigo sedang – berat (disertai mual dan muntah hebat).

NSTEMI tanpa tanda2 syok.

Yellow Zone - Kasus sedang

(65)
(66)

P3/GREEN ZONE

(67)

Pasien yg biasanya dapat berjalan dgn masalah medis yang minimal

Luka lama

Kondisi yang timbul sudah lama

Area Ambulatory / Ruang Non Kritis

Waktu tunggu 30 menit

(68)

Minor injuries

Seluruh kasus - kasus ambulant / jalan

Demam (Non hiperpireksia).

GE tanpa/dengan dehidrasi ringan.

Influenza.

Cephalgia dengan skoring nyeri ≤ 6.

ISPA.

Psikosa akut.

Hipertensi ringan.

Sindrom hiperventilasi.

Green Zone - Kasus ringan

(69)
(70)

TERIMAKASIH

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait