PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIKIH MATERI NAJIS DAN TATA CARA MENSUCIKANNYA MELALUI STRATEGI
PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS VII MTS NURUL HUDA KARANGTALOK
Abdul Manan
Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya E-mail: [email protected]
Abstract
Proses pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan antar guru dan peserta didik baik di sekolah maupun di luar sekolah. Dalam pemilihan model pembelajaran yang tepat dapat membantu guru untuk mencapai tujuan dalam pelaksanaan pembelajaran. Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar fikih materi najis dan tata cara mensucikannya melalui strategi problem based learning (PBL) pada siswa kelas VII semester ganjil MTs Nurul Huda Karangtalok Kabupaten Pemalang. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tempat penelitian perbaikan pembelajaran adalah di MTs Nurul Huda Karangtalok, Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah mata pelajaran Fikih.
Pengumpulan data dilakukan dengan lembar observasi dan tes formatif. Adapun tekhnik analisis data dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran. Hasil penelitian ini adalah pembelajaran melalui strategi problem based learning (PBL) memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar fikih materi najis dan tata cara mensucikannya pada siswa kelas VII MTs Nurul Huda Karangtalok.
Hal ini dapat dilihat pada pra siklus dari 15 siswa yang tuntas sebanyak 5 siswa (33,3%) dan yang belum tuntas 10 siswa (66,7%), siklus I dari 15 siswa yang tuntas sebanyak 9 siswa (60%) dan yang belum tuntas sebanyak 6 siswa (40%). Sedangkan pada siklus II, siswa yang tuntas sebanyak 14 siswa (93,3%) dan yang belum tuntas sebanyak 1 siswa (6,7%). Jadi, setelah diadakan Siklus II hasil belajar siswa meningkat sebesar 33,3%.
Kata kunci: problem based learning, hasil belajar fikih, najis
Pendahuluan
Proses pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan antar guru dan peserta didik baik di sekolah maupun di luar sekolah. Agar proses pembelajaran berjalan dengan baik, maka diperlukan langkah yang tepat yaitu menciptakan kegiatan belajar mengajar yang kondusif. Guru sebagai
pendidik harus bisa menjadikan proses pembelajaran sebagai hasil dari belajar yang membawa perubahan terhadap peserta didik terutama dari segi afektif, kognitif dan psikomotorik.
Guru dalam mengampu mata pelajaran sedikit banyak tentunya menjumpai permasalahan-permasalahan baik itu yang datang dari siswa maupun dari guru itu sendiri. Apalagi minimnya model pembelajaran yang diterapkan selama ini terkadang kurang bervariatif hanya mengandalkan metode ceramah saja sehingga pembelajaran cenderung terkesan monoton sedangkan siswa pasif.
Pemilihan model pembelajaran yang tepat dapat membantu guru untuk mencapai tujuan dalam pelaksanaan pembelajaran. Guru dapat menggunakan pembelajaran yang variatif agar siswa merasa senang dalam mengikuti pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran, diperlukan penerapan model pembelajaran yang tepat, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif yang bisa membuat siswa aktif baik secara sosial maupun emosional.
Fiqih merupakan salah satu diantara mata pelajaran yang lebih ditekankan dibanding mata pelajaran lain. Tetapi banyak siswa yang merasa kurang mampu dalam mempelajari fiqih. Kenyataan yang banyak dijumpai di sekolah selama ini adalah pembelajaran fiqih berlangsung secara tradisional yang meletakkan guru sebagai pusat belajar bagi siswa.
Pembelajaran Berbasis Masalah adalah penggunaan berbagai jenis kecerdasan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dunia nyata, kemampuan menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleks yang ada (Rusman, 2010:229)
Strategi Problem Based Learning (PBL) ini mempunyai level kognitif (berpikir) dari tingkat pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan kreatifitas. dan menggunakan kartu sebagai media pembelajaran. Strategi Problem Based Learning (PBL) bila diterapkan di MTs Nurul Huda Karangtalok Kabupaten Pemalang bisa digunakan sebagai strategi alternatif yang dirasa lebih bisa memahami karakteristik siswa. Karakteristik yang dimaksud disini adalah siswa lebih menyukai belajar sambil bermain, maksudnya dalam proses pembelajaran, guru harus membuat siswa tertarik dan senang terhadap materi yang disampaikan, sehingga nantinya tujuan pembelajaran dapat dicapai.
Diantara kelebihan problem based learning peserta didik dilatih untuk selalu berpikir kritis dan terampil dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang dihadapi. Dapat meningkatkan motivasi belajar dan aktivitas peserta didik di kelas. Peserta didik dapat terbiasa untuk belajar dari sumber yang relevan.
Kegiatan pembelajaran di kelas dapat berjalan lebih kondusif dan efektif karena peserta didiknya dituntut untuk lebih aktif (Sanjaya, 2006:218)
Berdasarkan hasil data awal di MTs Nurul Huda Karangtalok Ampelgading Pemalang ternyata masih mendapatkan kendala dalam upaya meningkatkan hasil belajar Fikih khususnya kelas VII. Kendala tersebut antara lain adalah kurangnya motivasi siswa untuk belajar Fikih. Kendala yang lain adalah siswa cepat lupa materi yang telah diajarkan karena kurangnya pemahaman siswa terhadap materi-materi yang diajarkan. Disamping itu juga siswa kurang begitu tertarik dengan model pembelajaran yang banyak didominasi oleh guru.
Dari beberapa kendala tersebut dikarenakan siswa kurang terlibat aktif dalam pembelajaran yang lebih cenderung menerima apa saja yang disampaikan oleh guru, lalu diam dan enggan dalam mengemukakan pertanyaan dan pendapat. Hal ini disebabkan karena guru masih cenderung menggunakan model pembelajaran yang banyak didominasi oleh guru, sementara siswa duduk secara pasif menerima informasi pengetahuan dan keterampilan. Hal inilah yang diduga merupakan salah satu penyebab terhambatnya kreativitas dan kemandirian siswa sehingga menurunkan hasil belajar Fikih siswa.
Penelitian tindakan kelas ini mempunyai banyak manfaat, diantaranya mempermudah peserta didik dalam berlatih dan belajar, sebagai upaya untuk memotivasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, sebagai upaya peningkatan kualitas dan prestasi khususnya pelajaran tematik, memberikan semangat bagi guru-guru di sekolah untuk melaksanakan penelitian-penelitian yang berkaitan dengan peningkatan prestasi belajar peserta didik, mendapatkan pengalaman langsung bagi peneliti dalam pelaksanaan pembelajaran tematik yang efektif dan kreatif (Anita Desy Ratnasari dkk, 2022:262).
Berdasarkan hasil data tersebut di atas, perlu diadakan penelitian dalam proses pembelajaran untuk mengetahui peningkatan hasil belajar fikih pada siswa kelas VII MTs Nurul Huda Karangtalok Kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2023/2024 yaitu melalui strategi Problem Based Learning (PBL).
Metode/Metodologi
Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pada hakekatnya PTK merupakan suatu proses dimana melalui proses ini guru menginkan adanya perbaikan, peningkatan, dan perubahan pembelajaran lebih baik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
Identifikasi Subbagian
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (1988:87), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah
direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan.
Karakteristik Peserta (Subjek)
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII pada pembelajaran fikih. Tempat penelitian ini adalah di MTs MTs Nurul Huda Karangtalok Kabupaten Pemalang. Pihak yang membantu dalam penelitian ini adalah Kepala madrasah sebagai supervisor dan teman sejawat sebagai observer (orang yang membantu observasi).
Desain penelitian
Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar yang diinginkan, pendekatan yang penulis lakukan adalah pendekatan kualitatif yang menghasilkan data secara tertulis maupun secara lisan. Aktivitas atau perilaku dan hasil belajar subyek yang diamati selama proses pembelajaran berlangsung dikelas. Pelaksanan tindakan kelas ini menggunakan dua siklus. Dimana setiap siklus harus melaksanakan tahapan demi tahapan yaitu:
1. Perencanaan
Pada titik ini, peneliti menjelaskan apa, mengapa, di mana, kapan, dan bagaimana penelitian itu dilakukan. Penelitian tindakan di kelas harus dilakukan secara kolaboratif, menghindari subjektivitas.
2. Pelaksanaan tindakan
Pada tahap pelaksanaan tindakan dilakukan kegiatan implementasi atau pelaksanaan rencana aksi. Dalam pelaksanaannya, peneliti harus mengikuti rencana yang telah disusun.
3. Observasi
Pada tahap observasi ada dua kegiatan yang perlu diamati yaitu aktivitas belajar siswa dan aktivitas mengajar guru. Observasi pembelajaran siswa dapat dilakukan oleh peneliti saat melakukan pembelajaran, Sambil mengamati proses pembelajaran, peneliti dapat meminta bantuan rekan- rekan yang bertindak sebagai kolaborator untuk melakukan pengamatan.
4. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan ketika kolaborator telah selesai mengamati peneliti dalam melakukan pembelajaran. Kegiatan ini dapat berupa diskusi hasil pengamatan kolaborator dengan peneliti.
Hasil Penelitian dan Pembahasan A. Hasil Penelitian
1. Analisis Data Pada Kondisi Awal Penelitian (Pra Siklus I)
Hasil belajar siswa pada mata pelajaran fikih materi najis dan tata cara mensucikannya sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Problem Based Learning (PBL) kelas VII semester ganjil MTs Nurul Huda Karangtalok tahun pelajaran 2023/20224 dapat diketahui bahwa pada pertemuan pertama dengan siswa peneliti memberikan soal (Pre Test) kepada siswa.
Pre test ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa sebelum dilaksanakanya siklus I dan siklus II. Siswa diberikan soal test dalam bentuk test tertulis. Untuk melihat nilai yang diperoleh siswa pada saat Pre Test dapat dilihat dari tabel berikut:
Dari hasil analisis data pada kondisi awal penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada pra siklus belum mencapai ketuntasan. Jadi persentase ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal pada tes awal (Pre Test) sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Problem Based Learning (PBL) adalah 33,3%. Hal ini disebabkan siswa belum mempelajari fikih materi najis dan tata cara mensucikannya, hal ini juga dikarenakan siswa belum dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan hal tersebut, selanjutnya peneliti melakukan tahap tindakan dengan menggunakan siklus I untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Problem Based Learning (PBL). Model pembelajaran ini diharapakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran Fiqih materi najis dan tata cara mensucikannya.
2. Analisis Data Pada Siklus I a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari Modul Ajar (MA) 1, LKPD 1, Soal Tes Formatif 1 dan media pembelajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengolahan pembelajaran dengan strategi Problem Based Learning (PBL), dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 24 Juli 2023 di Kelas VII dengan jumlah siswa 15 anak.
Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru, sedangkan yang bertindak sebagai pengamat adalah rekan sejawat. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan proses pelaksaaan pembelajaran.
Pada akhir proses pembelajaran siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses
pembelajaran yang telah dilakukan. Adapun data hasil belajar Fikih pada siklus I adalah sebagai berikut:
Tabel 1.
Hasil Belajar Fikih Pada Siklus I
No. N a m a KKM Nilai
Siklus I Keterangan
1. Afsya Septilia 78 50 Belum Tuntas
2. Ari Setyawan 78 90 Tuntas
3. Aura Melodia Salma 78 60 Belum Tuntas
4. Diah Ayu Pitaloka 78 40 Belum Tuntas
5. Dimas Kurniawan 78 80 Tuntas
6. Fendi Prasetiyo 78 60 Belum Tuntas
7. Fitriah Nuruljanah 78 90 Tuntas
8. Fuad Saeful Aqil 78 90 Tuntas
9. Giwang Unggul Leksono 78 60 Belum Tuntas 10. Muhammad Hamam
Khudlori 78 80 Tuntas
11. Muhammad Yasir Almahfuri 78 90 Tuntas
12. Naili Nurul Aini 78 80 Tuntas
13. Naslah Aulia Avriliani 78 70 Belum Tuntas
14. Rozanah 78 80 Tuntas
15. Safaanah Bilqis Ulandari 78 90 Tuntas
Rata-rata 74 Belum
Tuntas
Jumlah Tuntas 9
Jumlah Belum Tuntas 6
Persentase Ketuntasan 60%
Dari tabel di atas dapat dilihat dari 15 siswa pada siklus I yang tuntas berjumlah 9 orang dengan persentase ketuntasan 60%. Siswa yang belum tuntas berjumlah 6 orang atau dengan persentase 40%. Dengan nilai rata-rata kelas 74 dapat disimpulkan belum mencapai ketuntasan.
Jadi persentase krtuntasan hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus I setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Problem Based Learning (PBL) adalah 60%.
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti akan melakukan tindakan kembali untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi najis
dan tata cara mensucikannya. Untuk itu penelitian akan dilanjutkan pada siklus II.
3. Analisis Data Pada Siklus II a. Perencanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya. Revisi tersebut antara lain:
1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.
2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan.
3) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa sehingga siswa bisa lebih antusias.
Pada tahap ini peneliti menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari Modul Ajar (MA) 2, LKPD 2, Soal Tes Formatif 2 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolaan pembelajaran dengan strategi Problem Based Learning (PBL) dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 2023 di Kelas VII dengan jumlah 15 anak. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru, sedangkan yang bertindak sebagai pengamat adalah teman sejawat. Adapun proses pembelajaran mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan refisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Pada akhir proses pembelajaran siswa diberi tes formatif 2 dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan. Adapun data hasil belajar Fikih pada siklus II adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil Belajar Fikih pada Siklus II
No. N a m a KKM
Nilai Siklus
II
Keterangan
1. Afsya Septilia 78 80 Tuntas
No. N a m a KKM
Nilai Siklus
II
Keterangan
2. Ari Setyawan 78 100 Tuntas
3. Aura Melodia Salma 78 80 Tuntas
4. Diah Ayu Pitaloka 78 70 Belum Tuntas
5. Dimas Kurniawan 78 80 Tuntas
6. Fendi Prasetiyo 78 80 Tuntas
7. Fitriah Nuruljanah 78 100 Tuntas
8. Fuad Saeful Aqil 78 90 Tuntas
9. Giwang Unggul Leksono 78 80 Tuntas
10. Muhammad Hamam
Khudlori 78 80 Tuntas
11. Muhammad Yasir Almahfuri 78 80 Tuntas
12. Naili Nurul Aini 78 100 Tuntas
13. Naslah Aulia Avriliani 78 90 Tuntas
14. Rozanah 78 90 Tuntas
15. Safaanah Bilqis Ulandari 78 100 Tuntas
Rata-rata 87 Tuntas
Jumlah Tuntas 14
Jumlah Belum Tuntas 1
Persentase Ketuntasan 93,3 %
Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 87 dan dari 15 anak yang telah tuntas sebanyak 14 siswa dan 1 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 93,3% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus II ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus II ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran dengan strategi Problem Based Learning (PBL) membuat siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi.
Pada siklus II guru telah menerapkan pembelajaran dengan strategi Problem Based Learning (PBL) dengan baik dan dilihat dari hasil belajar siswa pelaksanaan proses pembelajaran sudah berjalan dengan baik.
Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakah selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada
pelaksanaan proses pembelajaran selanjutnya dapat meningkatkan proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
B. Pembahasan Penelitian 1. Siklus I
Hasil penelitian pembelajaran pada siklus I, untuk peningkatan hasil belajar Fikih tentang najis dan tata cara mensucikannya di kelas VII MTs Nurul Huda Karangtalok Kec. Ampelgading Kab. Pemalang masih belum sepenuhnya dipahami anak. Beberapa hal yang menyebabkan ini adalah:
a. Siswa kurang termotivasi untuk belajar Fikih, serta strategi pembelajaran yang diterapkan guru masih belum bisa membuat siswa aktif dalam pembelajaran di kelas.
b. Hasil belajar akhir siklus pembelajaran ke I ini semakin meningkat dibanding sebelum atau pra siklus, dari rata-rata 33,3% menjadi 60%
sehingga terdapat peningkatan sebesar 26,7%. Namun, secara klasikal belum mencapai ketuntasan.
2. Siklus II
Pada siklus II ini pengamatan yang diperoleh adalah:
a. Keaktifan siswa untuk mengikuti pembelajaran semakin meningkat, karena pembelajaran dengan strategi Problem Based Learning (PBL) lebih membuat semua siswa dapat berperan aktif secara merata.
b. Komunikasi antar guru dan siswa juga sering terjadi karena guru memperhatikan dan menghargai ide atau pendapat siswa.
c. Hasil belajar akhir siklus pembelajaran ke II ini semakin meningkat dibanding siklus I, dari rata-rata 60% menjadi 93,3% sehingga terdapat peningkatan sebesar 33,3%.
Dengan demikian, secara klasikal hasil belajar Fikih materi tentang najis dan tata cara mensucikannya di kelas VII semester ganjil MTs Nurul Huda Karangtalok Kec. Ampelgading Kab. Pemalang Tahun Pelajaran 2023/2024 dinilai sudah mencapai ketuntasan.
Adapun perbandingan antara kedua Siklus di atas, dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3. Perbandingan Hasil Belajar Fikih Pra Siklus, Siklus I dan II
Kategori Pra
Siklus Persentase Siklus
I Persentase Siklus
II Persentase
Tuntas 5 33,3 9 60 14 93,3
Belum
Tuntas 10 66,7 6 40 1 6,7
33,33
60
93,3
66,7
40
6,7 0
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Persentase Ketuntasan
Tuntas Belum Tuntas
Gambar 1. Persentase Peningkatan Tuntas dan Belum Tuntas
Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Pembelajaran melalui strategi Problem Based Learning (PBL) memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar fikih materi najis dan tata cara mensucikannya pada siswa kelas VII semester ganjil MTs Nurul Huda Karangtalok tahun pelajaran 2023/2024.
2. Hal tersebut dapat dilihat pada pra siklus dari 15 siswa yang tuntas sebanyak 5 siswa (33,3%) dan yang belum tuntas 10 siswa (66,7%), Siklus I dari 15 siswa yang tuntas sebanyak 9 siswa (60%) dan yang belum tuntas sebanyak 6 siswa (40%). Sedangkan pada Siklus II, siswa yang tuntas sebanyak 14 siswa (93,3%) dan yang belum tuntas sebanyak 1 siswa (6,7%). Jadi, setelah diadakan Siklus II hasil belajar siswa meningkat sebesar 33,3%.
Referensi
Anita Desy Ratnasari, Wahyudi, & Intan Permana. (2022). Journal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 12 No. 3, September 2022
Kemmis, S. dan Mc. Taggart, R. (1988). The Action Research Planner. Victoria
Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Shabri, H. A, (2005), Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, Jakarta: Quantum Teaching
Silberman, (2002). ActiveLearning:101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta:
Pustaka Insan Madani
Sudarman, (2005). Pengertian Inquiry Based Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sudjana, N, (2005), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya