Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Teacher (NHT) Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Bontokarampuang Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS di SD Inpres Bontokarampuang Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa. Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPS siswa SD Inpres Bontokarampuang Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa meningkat melalui penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT).
Khususnya pada Lingkup Kelas Peningkatan Hasil Belajar IPS Kelas IV SD Inpres Bontokarampuang Kecamatan Barombong.
Alternatif Pemecahan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Sebagai sumber informasi bagi peneliti lain yang ingin mengkaji secara mendalam permasalahan yang berkaitan dengan tingkat penguasaan suatu bidang termasuk IPS. Bagi siswa: diharapkan dengan selalu berpartisipasi aktif dalam pembelajaran IPS, siswa akan berdampak pada peningkatan proses dan hasil belajar siswa. Bagi guru: Diharapkan melalui hasil penelitian ini guru mempunyai alternatif model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam belajar.
Bagi Peneliti : Penelitian ini dapat dijadikan referensi atau bahan perbandingan bagi mahasiswa atau pihak lain yang akan melakukan penelitian sejenis. Hal ini juga dapat memberikan masukan kepada guru IPS khususnya kelas IV untuk meningkatkan hasil dan kemampuan kerjasama siswa secara lebih efektif dan efisien dengan cara menyesuaikan materi dan pengajaran dengan kemampuan yang ada pada siswa khususnya pada mata pelajaran IPS.
KAJIAN PUSTAKA
Kajian Pustaka
- Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) a) Pengertian Mata Pelajaran IPS
- Pembelajaran IPS
- Hasil Belajar
- Model Pembelajaran Cooperative Tipe Numbered Heads Together (NHT) A. Pengertian Cooperative Learning
Groos (1978) menyatakan dalam bukunya Sobayarin dan Raharjo (2005:14) bahwa tujuan pendidikan IPS adalah mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang baik dalam kehidupannya di masyarakat. Tujuan lain dari pendidikan IPS adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan penalaran untuk mengambil keputusan terhadap setiap masalah yang dihadapinya. Berdasarkan pengertian dan tujuan pendidikan IPS, nampaknya diperlukan suatu pola pembelajaran yang dapat menjembatani tercapainya tujuan tersebut.
Sehingga pembelajaran pendidikan IPS sangat bergantung pada upaya untuk mempelajari kemampuan dan keterampilan dasar bagi peserta didik, untuk menjadi manusia dan warga negara yang baik.
Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah penggunaan kelompok kecil untuk memaksimalkan pembelajaran mereka dan pembelajaran anggota lain dalam kelompok. Prosedur pembelajaran kooperatif dirancang untuk mengaktifkan siswa melalui diskusi dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang. Meskipun pendekatan ini akan berhasil dengan baik di kelas berkemampuan genap, kelas dengan kemampuan siswa berbeda sebenarnya lebih memerlukan pendekatan ini.
Sebab dengan memadukan siswa yang mempunyai kemampuan beragam maka siswa yang mempunyai kekurangan akan sangat terbantu dan akan dihasilkan siswa yang lebih banyak. Bertanggung jawab secara individu, Heterogen, Kepemimpinan yang beragam, Berbagai tanggung jawab, Penekanan pada tugas dan kerjasama, Memiliki keterampilan dalam hubungan sosial, Guru mengamati, Efektivitas tergantung pada kelompok.
Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Fase – Fase Pembelajaran Kooperatif
Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif
Numbered Heads Together (NHT) merupakan salah satu bentuk pembelajaran kooperatif yang terdiri dari empat fase yang digunakan untuk meninjau fakta dan informasi dasar yang berfungsi untuk mengatur interaksi siswa. Numbered Heads Together (NHT) digunakan untuk melibatkan beberapa siswa dalam mengkaji materi yang dibahas dalam suatu pelajaran dan memeriksa pemahaman mereka terhadap isi pelajaran. Ciri-ciri Numbered Heads Together (NHT) adalah guru hanya menunjuk satu siswa untuk mewakili kelompoknya.
Heads Together (NHT) memberikan siswa kesempatan untuk bertukar pikiran dan menghasilkan jawaban yang paling tepat. Siswa akan berusaha memahami konsep atau memecahkan masalah yang disampaikan guru seperti yang dikemukakan oleh Ibrahim, dkk (2002:7) bahwa pembelajaran kooperatif akan meningkatkan prestasi siswa atau tugas akademik penting lainnya dan akan membawa manfaat baik bagi siswa dari kalangan bawah maupun atas. . bersama-sama menyelesaikan tugas akademik. b) Fase pembelajaran numbered head Together (NHT). Tahapan pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) meliputi penomoran, bertanya, berpikir bersama, dan memberikan jawaban, Ibrahim, dkk.
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 4 orang dan setiap anggota diberi nomor 1-4. 2) Siswa bergabung dengan anggotanya masing-masing. B). Salah satu bentuk pembelajaran kooperatif yang diyakini peneliti dapat menjamin siswa berperan aktif dan menyenangkan dalam proses belajar mengajar adalah model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Togethers (NHT). Dengan demikian, NHT digunakan untuk lebih melibatkan siswa dalam mempelajari materi yang dibahas dalam suatu pelajaran dan untuk memeriksa pemahaman mereka terhadap isi pelajaran.
NHT merupakan salah satu bentuk pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa tahapan yang digunakan untuk mengkaji fakta dan informasi dasar yang berfungsi mengatur interaksi siswa, oleh karena itu guru sangat perlu mempersiapkan segala sesuatu yang perlu dipersiapkan dalam proses pembelajaran yang akan datang. Dari penjelasan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) di atas diketahui bahwa banyak tahapan yang harus diselesaikan dan perlu dipersiapkan segala sesuatu yang diperlukan nantinya.
Kerangka Pikir
Ketika dibagi dalam kelompok, siswa terkadang tidak akur dengan teman kelompoknya, sehingga terkadang siswa banyak bicara dan tidak aktif dalam tugas kelompok.
Hipotesis Tindakan
Jenis Penelitian
Setting/Lokasi Penelitian
Subyek penelitian
Prosedur Penelitian
Faktor siswa, melihat apakah hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dapat ditingkatkan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together. Faktor guru, dengan memperhatikan bagaimana kurikulum disusun dan sesuai dengan menggunakan model pembelajaran kolaboratif numbered head. Faktor sumber belajar, perhatikan sumber belajar yang digunakan dan apakah materi yang diberikan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Membuat skenario pembelajaran pelaksanaan tindakan dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT). Buatlah lembar observasi untuk melihat kondisi atau keadaan siswa di kelas selama penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru menuliskan nomor soal pada LKS setelah nomor soal bertambah, guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk mendiskusikan soal yang diberikan dalam waktu tertentu.
Guru menggambar banyak nomor soal yang menaik, guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk mendiskusikan soal yang diberikan dalam waktu tertentu. Kelompok memutuskan jawaban mana yang mereka anggap paling benar dan membiarkan setiap anggota kelompok mengetahui jawabannya. Guru mengambil salah satu nomor, siswa dan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasamanya, dan anggota kelompok yang lain berhak memberikan tanggapan terhadap jawaban kelompok tertentu.
Pada tahap ini hasil-hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan evaluasi dikumpulkan kemudian dianalisis, dari hasil tersebut dapat diketahui apakah sudah memenuhi tujuan yang telah ditetapkan dalam indikator kinerja. Pada siklus II dilaksanakan selama 4 kali pertemuan, pada dasarnya langkah-langkah yang dilakukan pada siklus II telah diberikan refleksi kemudian dikembangkan dan dimodifikasi pada tahapan siklus I dengan beberapa perbaikan dan penambahan sesuai dengan fakta yang ditemukan.
Instrumen Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Teknik analisis Data
- Indikator Keberhasilan
Seorang siswa dianggap tuntas belajar perseorangan apabila ia telah mencapai nilai minimal 65 dari nilai ideal dan 85% dari jumlah seluruh siswa telah tuntas belajar klasikal. Setelah observasi pertama, penelitian dilanjutkan pada bulan Oktober sampai November.Penelitian berlangsung dalam 2 siklus, dan setiap siklus terdiri dari 3 pertemuan. Setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi yang menunjukkan hasil belajar IPS setelah penerapan model kooperatif Numbered Heads Together (NHT) pada siswa kelas IV SD Inpres. Bontokarampung, Kec.
Pemaparan Hasil Penelitian
HASIL PENELITIAN SIKLUS I 1. Tahap Perencanaan
- Tahap Pelaksanaan Tindakan
- Tahap Observasi dan Evaluasi
Selama penelitian pada Siklus I, sikap setiap siswa terhadap IPS dicatat dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together. Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus I diberikan materi dan evaluasi selama 3 kali pertemuan, dan diberikan tes siklus pada pertemuan 4. Adapun data skor hasil belajar pada siklus I setelah dilakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan kepala bernomor Bersama tipe model pembelajaran kooperatif.
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa rata-rata skor hasil belajar IPS siswa setelah diterapkan model pembelajaran kolaboratif hitung kepala bersama pada siklus I dengan rata-rata kelas yaitu skor maksimum 90 dan skor minimum 25. Distribusi frekuensi dan persentase kategori Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Inpres Bontokarampung Pada Siklus I. Berdasarkan Tabel 4.2 dan 4.3 diatas dapat disimpulkan bahwa Hasil Belajar IPS yang diperoleh siswa kelas IV SD Inpres Bontokarampuang Kec.
Gowa setelah dilaksanakan model pembelajaran Numbered Heads Together pada siklus I memperoleh nilai rata-rata sebesar 58,7% dan berada pada kategori sedang. Selanjutnya apabila nilai hasil belajar IPS siswa dikategorikan berdasarkan ketuntasan belajar dengan menggunakan KKM, yaitu siswa dinyatakan tuntas secara individual apabila mencapai nilai 65% dan apabila siswa yang tuntas secara individu mencapai 80% dinyatakan tuntas. lengkap secara klasik. Grafik ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat dilihat sebagai berikut: siklus I, dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
Gowa dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan, pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga diisi dengan kegiatan pembelajaran, pertemuan keempat diisi dengan pemberian tes hasil pembelajaran (evaluasi siklus I). Gowa dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan, pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga diisi dengan kegiatan pembelajaran, pertemuan keempat diisi dengan pemberian tes hasil pembelajaran (evaluasi siklus I).
HASIL PENELITIAN SIKLUS II 1. Tahap Perencanaan
- Refleksi
Mengenai pelaksanaan tindakan kelas pada siklus II relatif sama dengan siklus I yaitu berlangsung selama 3 minggu atau 3 kali pertemuan dengan durasi setiap pertemuan 2 x 35 menit. Pada tahap ini dilakukan proses observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat dan melakukan evaluasi berupa tes hasil belajar Siklus II setelah 3 kali pertemuan. Data mengenai keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together semakin meningkat pada proses pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II dan diperoleh dari lembar observasi.
Persentase kehadiran siswa pada siklus II meningkat dibandingkan persentase kehadiran siswa pada siklus I, meskipun masih ada satu atau dua siswa yang hilang, aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran juga meningkat, siswa menjadi lebih aktif dalam bertanya ketika guru menjelaskan. bahan. Seperti pada Siklus I, tes hasil belajar pada Siklus II dilakukan dalam bentuk penilaian pada pertemuan pertama dan ketiga. Gowa setelah diterapkan model pembelajaran Numbered Heads Together pada siklus II memperoleh skor maksimal 90 dan skor minimal 60.
Distribusi frekuensi dan persentase kategori hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Inpres Bontokarampuang siklus II. Tabel 4.7 menunjukkan bahwa tidak ada lagi siswa yang memperoleh nilai sangat rendah atau rendah pada pelaksanaan tindakan Siklus II. Berdasarkan Tabel 4.6 dan Tabel 4.7 dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPS yang dicapai siswa Kelas IV setelah diterapkan model pembelajaran Numbered Heads Together pada Siklus II mencapai nilai rata-rata sebesar 75,9% dan berada pada kategori tinggi.
Setelah melakukan refleksi terhadap hasil pelaksanaan siklus I, diperoleh gambaran tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus II sebagai perbaikan atas tindakan yang dilakukan pada siklus I. Hal ini terlihat pada ketuntasan siswa. ' pembelajaran pada siklus I rata-rata 58,7 dan pertumbuhan pada siklus II dengan nilai rata-rata 75,9. Model pembelajaran kooperatif head-counted-together dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Inpres Kecamatan Bontokarampuang.
Pada siklus I persentase ketuntasan sebesar 40,7 yaitu 11 dari 27 siswa dengan nilai rata-rata 58,7 masih di bawah kriteria ketuntasan minimum (MCC) yaitu 65 atau berada dalam batas.