Jurnal Pendidikan & Pembelajaran Sekolah Dasar
244
Vol. 2 Issue (2) 2022
Jurnal Pendidikan & Pembelajaran Sekolah Dasar https://ojs.unm.ac.id/jppsd/index
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Discovery Learning Di Kelas V SD
Yunanda Wulandari1, Fine Refianne2, Estiyani3,
1,2,3 Prodi PPG UPGRIS , Indonesia
Kata kunci:
Discovery Learning;
Hasil Belajar Siswa;
Aktivitas Belajar Siswa;
Keterampilan Siswa.
Keywords:
Discovery Learning;
Student learning outcomes; Student Learning Activities;
Student Skills
Abstrak
Masalah dalam penelitian ini hasil belajar siswa rendah dilihat dari n i l a i s i s w a y a n g b e l u m m e n c a p a i K K M , siswa j u g a kurang aktif dalam proses pembelajaran karena pembelajaran masih berpusat pada guru.
Pembelajaran masih dominan menggunakan metode ceramah sehingga siswa mudah bosan dan jenuh pada saat pembelajaran. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada Tema 1 Materi Organ Gerak Hewan dan Manusia di SD 2 Bacin.Teknik analisis data penelitian ini menggunakan teknik analisis data kuantitatif, Penelitian ini dilaksanakan 3 kali siklus. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa, rata-rata kelas, ketuntasan belajar klasikal, aktivitas belajar, dan keterampilan siswa kelas V SD 2 Bacin.
Abstract
The problem of this study is that student learning outcomes are low seen from the value of students who have not reached the KKM, students are also less active in the learning process because learning is still teacher-centered.
Learning is still dominant using the lecture method so that students are easily bored and bored during learning. This research is a Classroom Action Research that aims to determine the improvement of student learning outcomes in Theme 1 Material of Animal and Human Movement Organs at SD 2 Bacin.
The data analysis technique of this study used quantitative data analysis techniques. This research was carried out 3 cycles. The results of the study can be concluded that the Discovery Learning model can improve student learning outcomes, class average, classical learning completeness, learning activities,
and skills of fifth grade students at SD 2 Bacin.
©Universitas Negeri Makassar 2022 Alamat Penulis1:
E-mail: [email protected]
e-ISSN: 2807-7016
PENDAHULUAN
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan stuktur kurikulum SD bahwa kurikulum 2013 dikembangkan dengan
pola pikir sebagai berikut: 1) pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada siswa, 2) pola pembelajaran satu arah menjadi pembelajaran
Jurnal Pendidikan & Pembelajaran Sekolah Dasar
245 interaktif guru, siswa, lingkungan dan masyarakat, 3) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring, 4) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains); 5) pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim); 6) pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia; 7) pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap siswa; 8) pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan 9) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.
Kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik. Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi dan menggunakan pengetahuan. Hal ini menyebabkan pembelajaran harus berkenaan dengan pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk mengonstruksi pengetahuan dalam proses kognitifnya. Peserta didik harus didorong untuk bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya dan berupaya keras mewujudkan ide- idenya (Bahrah dan Nasaruddin, 2022 : 133).
Kurikulum 2013 menekankan pembelajaran untuk siswa SD menggunakan pembelajaran tematik integratif. Pembelajaran tematik integratif merupakan pembelajaran yang memiliki karakteristik yang berpusat pada peserta didik dan memberi pengalaman langsung pada siswa. Aktivitas belajar siswa merupakan hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan oleh guru sehingga proses belajar mengajar yang ditempuh benar- benar memperoleh hasil yang optimal. Seseorang melakukan aktivitas karena didorong oleh adanya faktor-faktor kebutuhan biologis, insting, dan mungkin unsur-unsur kejiwaan yang lain serta adanya pengaruh perkembangan budaya manusia. Dalam persoalan ini Skiner lebih cenderung merumuskan dalam bentuk mekanisme stimulus dan respon. Mekanisme hubungan
stimulus dan respon inilah akan memunculkan suatu aktivitas. Dalam proses belajar mengajar, keaktifan siswa merupakan hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan oleh guru sehingga proses belajar mengajar yang ditempuh benar- benar memperoleh hasil yang optimal.
Berdasarkan hasil observasi di SD 2 Bacin, dalam melaksanakan pembelajaran Tematik di kelas V belum menggunakan berbagai model pembelajaran aktif dan masih bersifat konvensional. Biasanya dalam melaksanakan pembelajaran, guru hanya menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan saja. Guru lebih banyak menerangkan, sedangkan siswa hanya menyimak melalui buku pegangannya (LKS).
Setelah selesai penyampaian materi, guru langsung memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan soal-soal latihan yang ada di lembar kerja siswa. Guru tidak meminta pesera didik untuk aktif berdiskusi, bertanya maupun mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan teman-temannya. Guru bergantung pada metode ceramah, siswa pasif, sedikit tanya jawab, dan hanya mengerjakan soal-soal yang diberikan. Model pembelajaran yang kurang tepat dan kurangnya interaksi antara pesera didk dengan guru bisa menjadi salah satu penyebab lemahnya tingkat pemahaman peserta didik dalam mencerna pelajaran yang diberikan.
Hal ini diakui oleh guru tersebut bahwa dengan cara yang diterapkannya ini masih banyak siswa yang kurang menguasai materi terutama pada materi alat gerak Hewan dan Manusia. Terbukti dari hasil belajar siswa pada materi alat gerak hewan dan manusia masih banyak siswa di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu dari 12 siswa hanya 2 siswa yang dapat mencapai KKM, sedangkan 10 siswa masih di bawah KKM. Nilai KKM SD 2 Bacin yaitu 70.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka untuk menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna adalah dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning. Model pembelajaran Discovery Learning sesuai dengan pembelajaran tematik karena memungkinkan siswa terlibat langsung dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga mampu menggunakan proses mentalnya untuk menemukan suatu konsep atau teori yang
Vol, 2. No,2. Tahun 2022
246 sedang dipelajari. Hamalik (2011: 131-132) menyatakan bahwa model Discovery Learning adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa dimana kelompok-kelompok siswa dibawa kedalam satu persoalan atau mencari jawaban terhadap pernyataan- pernyataan di dalam suatu prosedur dan struktur kelompok yang dijelaskan secara jelas.
Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor diantaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki cara/model mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan (Sudirman, 2021: 271).
Penerapan pembelajaran dengan model Discovery Learning dapat mengembangkan belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak mudah dilupakan siswa. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Discovery Learning adalah suatu pembelajaran yang proses pembelajaran yang penyampaian materinya disajikan secara tidak lengkap dan mendorong siswa untuk terlibat aktif menemukan informasi, konsep-konsep, prinsip-prinsip, melalui percobaan dan pembelajaran langsung (Hosnan, 2014) Pernyataan Syah yang dikutip dalam Hosnan (2014: 289-290). Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan model Discovery Learning yang yakni, 1) memberikan stimulus kepada siswa, 2) mengidentifikasi permasalahan yang relevan dengan bahan pelajaran, merumuskan masalah kemudian menentukan jawaban sementara (hipotesis), 3) membagi siswa untuk kegiatan berdiskusi, 4) memfasilitasi siswa dalam kegiatan pengumpulan data dan mengolah data 5) mengarahkan siswa untuk menarik kesimpulan.
Hal ini diperkuat penelitian yang releven oleh Bambang Supriyanto tahun 2015
yang berjudul “Penerapan Discovery Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV B Mata Pelajaran Matematika Pokok Bahasan Keliling dan Luas Di SD Tanggul Wetan 02 Kecamtan Tanggul Kabupaten Jember”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui penerapan Discovery Learning, siswa memiliki pengalaman karena siswa melakukan sesuatu percobaan yang memungkinkan mereka untuk menemukan konsep atau prinsip-prinsip bagi diri mereka sendiri. Dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa Discovery Learning efektif meningkatkan hasil belajar siswa.
Tujuan pada penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus, tujuan umum adalah tujuan yang memiliki skala lebih luas dan bersifat umum.
Tujuan umum dilakukannya penelitian ini adalah : untuk mengetahui Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning Kelas V Tema 1 Organ Gerak Hewan dan Manusia di SD 2 Bacin Tahun Pelajaran 2022/2023. Sedangkan tujuan khusus adalah tujuan yang memiliki skala lebih sempit dan bersifat khusus. Tujuan khusus dari penelitian tindakan kelas ini yaitu : mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada tema 1 materi Organ Gerak Hewan dan Manusia di SD 2 Bacin, mengetahui peningkatan aktivitas siswa pada tema 1 materi Organ Gerak Hewan dan Manusia di SD 2 Bacin, mengetahui peningkatan keterampilan siswa pada tema 1 materi Organ Gerak Hewan dan Manusia di SD 2 Bacin.
Adapun manfaat yang dapat diperoleh melalui penelitian ini, yaitu: Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang model pembelajaran Discovery Learning sebagai pengaruh meningkatnya hasil belajar siswa, aktivitas siswa, dan keterampilan siswa.
Selain itu penelitian ini juga bermanfaat untuk mengembangkan kreatifitas dan inovasi pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan. Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat bagi : Siswa (Siswa
memperoleh pengalaman yang
menyenangkan, siswa menjadi lebih aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran, memudahkan siswa memahami materi), Guru (Membantu guru untuk meningkatkan kemampuan mengajar yang lebih kreatif dan
Jurnal Pendidikan & Pembelajaran Sekolah Dasar
247 menyenangkan, menambah model pembelajaran dan media pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah) dan bagi Peneliti (dapat digunakan sebagai cara pembelajaran untuk mengajar di waktu yang akan datang).
Dari ulasan latar belakang tersebut maka peneliti akan mengkaji melalui tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning Kelas V Tema 1 Organ Gerak Hewan dan Manusia di SD 2 Bacin Tahun Pelajaran 2022/2023”.
METODE PENELITIAN
Faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD 2 Bacin.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan melalui tiga siklus, dengan menerapkan model Discovery Learning. Metode pengumpulan data pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah tes dan non tes. 1) Teknik tes adalah cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi. 2) Teknik non-tes yaitu penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik, melainkan dengan melakukan pengamatan secara sistematis ( observation), melakukan wawancara (interview), menyebarkan angket (questionnare), dan memeriksa atau meneliti dokumen.
Instrumen penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan metode observasi, tes, dokumentasi, dan catatan lapangan. Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.
Dokumen berupa foto guna menggambarkan suasana kelas pada saat pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan berupa catatan tertulis mengenai apa saja yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan digunakan untuk mendeskripsikan proses pembelajaran tematik tema Organ Gerak Hewan dan Manusia subtema 1 sampai 3 menggunakan
model Discovery Learning
Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis data kuantitatif. Hasil setiap siklus dipergunakan untuk merefleksi langkah yang harus dilakukan selanjutnya. Urutan langkah- langkah penelitian tindakan 1) perencanaan yang meliputi : Menyusun perangkat, menyusun pedoman observasi aktivitas dan keterampilan siswa. 2) Tindakan : melaksanakan pembelajaran dengan model Discovery Learning sesuai RPP, 3) Observasi : mengamati hasil belajar siswa, aktivitas siswa, keterampilan siswa selama kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir, 4) Refleksi : mengevaluasi hasil pembelajaran, membuat daftar permasalahan yang terjadi, merencanakan perencanaan tindak lanjut, Apabila hasil belajar siswa belum ada peningkatan, maka bisa dilanjutkan ke siklus berikutnya sampai terdapat peningkatan hasil belajar siswa.
Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah : a) Minimal hasil belajar siswa kelas V SD 2 Bacin pada Tema 1 Organ Gerak Hewan dan Manusia mencapai KKM yang ditentukan oleh SD 2 Bacin yaitu ≥70 atau ketuntasan belajar klasikal kelas V SD 2 Bacin minimal mencapai ˃75 artinya, minimal 10 siswa dari 12 siswa telah masuk dalam kategori tuntas.
b) Minimal rata-rata aktivitas belajar siswa pada Tema 1 Organ Gerak Hewan dan Manusia pada siswa kelas V di SD 2 Bacin mengalami peningkatan hingga mencapai
˃75% dengan predikat nilai minimal AB. c) Minimal keterampilan siswa dalam pembelajaran dapat berhasil hingga mencapai
˃75%dengan kriteria pembelajaran baik dengan rentang nilai 65-84%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model Discovery Learning pada siswa kelas V SD 2 Bacin mendapatkan hasil sebagai berikut:Penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model Discovery Learning pada siswa kelas V SD 2 Bacin terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklus. Peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I mencapai 66% dengan nilai rata- rata kelas sebesar 68,75. Pada siklus II persentase ketuntasan sebesar 75% dengan
Vol, 2. No,2. Tahun 2022
248 nilai rata-rata 74,16 dan pada siklus III persentase ketuntasan sebesar 91,6% dengan nilai rata-rata 88,75%. Adanya peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I, siklus II dan siklus III menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Discovery
Learning berhasil meningkatkan hasil belajar siswa Tema 1 Organ Gerak Hewan dan Manusia. Pencapaian ketuntasan belajar dan nilai rata-rata siswa pada siklus I, siklus II dan siklus III digambarkan pada diagram berikut.
Gambar 1. Diagram Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I, Siklus II, dan Siklus III Berdasarkan hasil belajar siswa
diterapkannya model Discovery Learning pada siklus I, siklus II dan siklus III mengalami peningkatan. Hasil belajar siswa siklus II lebih baik daripada siklus I, dan siklus III lebih baik daripada siklus II.
Peningkatan tersebut terjadi karena beberapa faktor seperti proses adaptasi, suasana atau keadaan siswa, bimbingan diskusi dan materi setiap siklus berbeda. Pada siklus I, siswa secara keseluruhan belum bisa beradaptasi dengan tipe Discovery Learning, masih terlihat beberapa siswa pada saat pembelajaran belum fokus terhadap materi, dan juga belum mempersiapkan materi dengan baik. Pada siklus II, siswa sudah mulai beradaptasi dengan model Discovery Learning, tetapi beberapa siswa masih malu menyampaikan pendapatnya karena ada siswa yang selalu mengungkapkan pendapatnya terlebih dahulu. Pada Siklus III siswa sudah mengetahui hal apa yang
akan dilakukan dan juga sudah mengerti secara teknis model Discovery Learning, dan sebelum pembelajaran siswa sudah benar- benar menyiapkan materi yang akan dipelajari serta lebih aktif untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru.
Peningkatan hasil belajar tersebut
memiliki makna bahwa model Discovery Learning efektif untuk pembelajaran pada tema 1 Organ Gerak Hewan dan Manusia Subtema 1-3, karena pada model ini siswa didorong untuk belajar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dalam penyelesaian masalah secara mandiri dan keterampilan- keterampilan berfikir, sehingga mereka dapat menganalisis informasi yang diperoleh supaya bisa bertahan lama dalam ingatan sesuai dengan pendapat Slavin (dalam Nurul elkhalieqy, 2011).
Proses belajar yang dilakukan siswa mengakibatkan adanya perubahan perilaku. Perubahan perilaku yang dialami siswa sebagai hasil belajar ditandai dengan pemahaman siswa terhadap tema 1 Organ Gerak Hewan dan Manusia subtema 1-3 menjadi lebih baik. Perubahan perilaku yang diperoleh siswa sebagai hasil belajar sesuai dengan pendapat Susanto, (2013: 5) bahwa hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif maupun psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar
.
Penerapan pembelajaran model Discovery Learning dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V SD 2 Bacin pada Tema 1 Organ Gerak Hewan dan Manusia memperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 1. Perbandingan Skor Aktivitas Belajar Siswa 60
70 80 90 100
SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III
66,…
75
91,6
68,75 74,16
88,75
DIAGRAM HASIL BELAJAR SISWA
Hasil Belajar Rata-rata
Jurnal Pendidikan & Pembelajaran Sekolah Dasar
249 No As-pek
yang dinilai
Item yang diamati Siklus I Siklus II Siklus III 1.
D I S I P L I N
Kesiapan siswa mengikuti pembelajaran di kelas.
75,3 76,21 95,52
2. Kedisiplinan siswa dalam memperhatikan penjelasan guru.
63,7 68,13 90,85
3. Ketepatan waktu dalam
mengumpulkan tugas.
67,25 74,39 94,88
4.
P E R C A Y A D I R
I
Ketrampilan siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru.
69,2 73,35 82,56
5. Keberanian siswa dalam
mencoba hal-hal baru.
75,12 79,56 91,32
6. Semangat atau kesungguhan siswa selama mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Discovery Learning.
70,35 75,32 86,89
7. Percaya diri siswa dalam mempersentasikan hasil pekerjaan.
68,2 71,77 80,69
8.
T A N G G U N G J A W A B
Tingkat kerjasama dalam
kelompok untuk
menyelesaikan soal-soal.
66,01 73,12 85,31
9. Kesesuaian siswa maupun
kelompok dalam mengerjakan tugas sesuai dengan petunjuk.
69,35 72,86 84,69
10 Mengerjakan tugas dan
menuliskan jawaban
menggunakan tulisan sendiri.
70,89 79,02 86,23
JUMLAH 208,33 222,91 264,57
RATA-RATA 69,44 74,30 88,19
Berdasarkan data di atas terlihat adanya peningkatan aktivitas belajar siswa kelas 5 SD 2 Bacin dengan penerapan
model pembelajaran Discovery Learning.
Berikut data yang dapat dilihat berdasarkan grafik:
Vol, 2. No,2. Tahun 2022
250
Gambar 2. Aktivitas Belajar Siswa Berdasarkan diagram di atas
terdapat 3 aktivitas belajar siswa yang diamati pada siklus I, siklus II, maupun siklus III. Pada aspek disiplin siswa terjadi peningkatan yaitu yang semula siklus I sebesar 68,75 meningkat menjadi 72,91 pada siklus II, dan meningkat lagi pada siklus III sebesar 93,75. Aspek percaya diri juga mengalami peningkatan yaitu yang semula pada siklus I sebesar 70,83 meningkat menjadi 75 pada siklus II dan meningkat lagi pada siklus III sebesar 85,41. Untuk aspek tanggung jawab siklus I mencapai 68,75 meningkat menjadi 75 pada siklus II dan meningkat kembali pada siklus III sebesar 85,41.
Berdasarkan hasil penelitian yang
sudah dilakukan, menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada tema 1 Organ Gerak Hewan dan Manusia. Hal tersebut dapat dilihat pada hasil aktivitas belajar siswa siklus III yang sudah mencapai 85,41 dengan kategori Baik Sekali sehingga penelitian ini sudah mencapai indikator ketercapaian yang sudah ditentukan peneliti.
Penerapan pembelajaran model Discovery Learning dalam meningkatkan keterampilan belajar siswa kelas V SD 2 Bacin pada Tema 1 Organ Gerak Hewan dan Manusia memperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 2. Perbandingan Skor Keterampilan Belajar Siswa No Aspek yang
dinilai
Item yang diamati Siklus I Siklus II Siklus III 1. Bahasa
Indonesia
Waktu 69,03 73,46 86,45
Menunjukkan Bukti Pendukung. 65,66 74,88 91,23
Ketepatan 67,39 72,46 91,06
2. IPA Proporsi 72,27 74,93 86,05
Anatomi 69,89 79,18 89,63
Hasil Akhir 70,33 70,89 82,65
3. SBdP Proporsi 68,47 74,14 87,85
Komposisi 68,25 76,16 89,86
Pewarnaan 69,53 78,9 84,79
Jumlah 206,94 225 263,19
Rata-rata 68,98 75 87,73
Berdasarkan tabel di atas dapat kita amati bahwa hasil keterampilan siswa 60
70 80 90 100
Siklus I Siklus II Siklus III 68,75 72,91
93,75
70,83 75 85,41
68,75 75 85,41
Diagram Aktivitas Belajar Siswa
Disiplin Percaya Diri Tanggung Jawab
Jurnal Pendidikan & Pembelajaran Sekolah Dasar
251 siklus I, Siklus II, dan Siklus III baik mata pelajaran Bahasa Indonesia, IPA, maupun SBdP selalu mengalami peningkatan. Hal ini berarti model Discovery Learning dapat
meningkatkan keterampilan siswa pada siswa kelas V SD 2 Bacin tema 1 Organ Gerak Hewan dan Manusia. Hasil Peningkatan keterampilan siswa dapat dijelaskan pada diagram berikut:
Gambar 3. Keterampilan Belajar Siswa Hasil keterampilan belajar siswa
pada siklus I yaitu 68,98 dengan kategori Baik, meningkat pada siklus II dengan rata- rata 75 dengan kategori Baik, dan siklus III meningkat lagi menjadi 87,73 dengan kategori Sangat Baik. Hasil keterampilan belajar siswa siklus III sudah mencapai indikator keberhasilan. Oleh sebab itu penelitian ini cukup dilaksanakan 3 siklus saja.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan Penelitian Tindakan Kelas yang telah dilakukan dapat ditarik simpulan bahwa : Model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar klasikal siswa di SD 2 Bacin yang semula memperoleh rata-rata sebesar 66,67% pada siklus I dengan kategori Cukup Baik (BC) kemudian meningkat pada siklus II dengan rata-rata ketuntasan belajar klasikal menjadi 75% dengan kategori baik (B) dan pada siklus II, ketuntasan hasil belajar klasikal mencapai rata-rata 91,6% dengan kategori baik sekali (A). Model pembelajaran Discovery Learning pada materi Tema 1 Organ Gerak Hewan dan Manusia juga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.
Hal ini terbukti dengan perolehan aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 69,44%
dengan kategori Baik (B), meningkat pada siklus II sebesar 74,30% dengan kategori Baik (B) dan meningkat kembali pada siklus III sebesar 88,19 dengan kategori Baik Sekali (A). Pengamatan terhadap keterampilan siswa pada Tema 1 Organ Gerak Hewan dan Manusia juga dapat terlaksana dengan baik, dengan perolehan rata-rata pada siklus I sebesar 68,98%
dengan kategori Baik (B), meningkat pada siklus II menjadi 75% dengan kategori Baik (B) dan meningkat kembali pada siklus III sebesar 87,73% dengan kategori Sangat Baik (SB). Dengan demikian, penerapan model pembelajaran Discovery Learning dinyatakan diterima karena teruji kebenarannya dapat meningkatkan hasil belajar Tema 1 Organ Gerak Hewan dan Manusia pada siswa Kelas V Semester I SD 2 Bacin Kec. Bae Kab. Kudus tahun ajaran 2022/2023.
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti menyarankan hal-hal yaitu : bagi guru diharapkan guru lain dapat mencoba model pembelajaran ini, bagi sekolah diharapkan sekolah dapat menyediakan berbagai fasilitas penunjang dalam pembelajaran seperti ruang kelas yang nyaman, LCD, maupun media pembelajaran yang lain, dan bagi bagi peneliti diharapkan 60
70 80 90 100
Siklus I Siklus II Siklus III 67,36
73,6
89,58
70,83 75
86,11
68,75
76,4
87,5
Diagram Keterampilan Belajar Siswa
Bahasa Indonesia IPA SBdP
Vol, 2. No,2. Tahun 2022
252 guru harus memahami sintaks model Discovery Learning dengan mengaitkan berbagai isu terbaru atau kontekstual sehingga mampu memberikan pembelajaran yang kreatif dan penjelasan yang lebih menarik kepada siswa.
DAFTAR RUJUKAN
Abdul Majid. (2014). Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Abdurrahman, Mulyono. 2018. Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Agus, Cahyo. 2013. Panduan Aplikasi Teori Belajar. Jakarta. PT. Diva Press.
Agus, Suprijono. 2012. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakrta: Pustaka Pelajar
Agus Suprijono. 2014. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ahmad, Susanto. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Anas Sudijono 2015, Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Anni, Catharina Tri dan Achmad Rifa’i.
2011. Psikologi Pendidikan.
Semarang: UNNES Press.
Asis Saefuddin dan Ika Berdiati. (2014).
Pembelajaran Efektif. Bandung:
Pt Remaja Rosdakarya.
Bahrah, Sitti dan Nasaruddin. (2022).
Penerapan Pembelajaran Inquiry Terbimbing Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Tematik Selamatkan Makhluk Hidup Terhadap Peserta Didik Kelas VI. Scholaria: Jurnal Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar, Vol 2(1), 132-137.
Budiningsih, Asri. 2012. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Cintia, N. I, Kristin F, Anugraheni, I.
2018. Penerapan Model Discovery Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Hasil Belajar Siswa. Perpestif Ilmu pendidikan. 32 (1) . Universitas Kristen Satya Wacana
Dimyati dan Mudjiono. 2015. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri, dkk. 2013.
Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.
Ihsana, 2017. Belajar dan Pembelajaran.Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
M, Sudirman. 2021. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar
IPA Dengan Metode
Pembelajaran Penemuan (Discovery) Pada Siswa Kelas VI SD. Scholaria: Jurnal Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar, Vol 1 (2), 270- 278.
Mulyasa. 2014. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ngalimun, 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Banjarmasin:
Aswaja Pressindo.
Roestiyah. 2012. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta. Rineka Cipta Slameto. 2015. Belajar dan Faktor-
faktor yang Memengaruhinya.
Jakarta: Rineka Cipta
Warsono, dan Hariyanto. 2013.
Pembelajaran Aktif: Teori dan
Asesmen. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Jurnal Pendidikan & Pembelajaran Sekolah Dasar
253