46
PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM PENGEMBANGAN AKTIVITAS MENGAJAR MELALUI IN HOUSE TRAINING (IHT)
PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN POWER POINT DI SDN BAGUS 2
Monalisa, S.Pd
SDN Bagus 2 Kecamatan Marabahan Kabupaten Barito Kuala [email protected]/ 085249526484
ABSTRAK
Kenyataan di lapangan diketahui bahwa kemampuan guru di SD Negeri Bagus 2 masih lemah dalam pembuatan media pembelajaran khususnya power point, sehingga pembelajaran masih kurang menyenangkan dan monoton. Guru sebaiknya harus memahami cara menyesuaikan tingkat kemampuan dan kompetensi siswa melalui pembuatan media pembelajaran khususnya power point yang baik untuk meningkatkan proses pembelajaran. Salah satu pengembangan kemampuan guru agar proses pembelajaran lebih aktip dan menyenangkan yaitu dengan melakukan IHT pembuatan media pembelajaran power point yang dalam pelaksanaanya lebih mudah dalam analisis hasil dan tindak lanjut yang akan dilaksanakan.
Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini dilaksanakan dalam dua siklus. Subyek penelitian adalah semua guru di SDN Bagus 2 berjumlah 10 orang yang terdiri dari 6 guru kelas , 1 guru agama, dan 2 orang guru olahraga dan 1 guru Mata Pelajaran. Sumber data dalam penelitian ini adalah hasil observasi kemampuan guru dalam membuat media pembelajaran power point .
Terjadi peningkatan pada setiap siklus. Hasil kemampuan guru membuat media pembelajaran power point pada siklus I memperoleh skor nilai 79% atau kategori “Baik”, sedang kemampuan guru pada siklus II memperoleh skor 86% dengan kategori “ Sangat Baik”. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru membuat media pembelajaran power point pada siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu kemampuan guru membuat media power point dianggap berhasil jika sudah mencapai ≤ 85% mencapai kriteria
“Sangat Baik”.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa Pelaksanaan In House Training pembuatan media pembelajaran power point dapat meningkat kemampuan guru dalam pengembangan aktivitas mengajar di SDN bagus 2.
Kata Kunci : Kemampuan Guru, Aktivitas Mengajar Guru, In House Training (IHT), Media Pembelajaran, Power Point
ABSTRACT
The reality on the ground shows that the ability of teachers at SD Negeri Bagus 2 is still weak in making instructional media, especially power points, so that learning is still not fun and monotonous. Teachers should understand how to adjust the level of ability and competence of students through the creation of learning media, especially good power points to improve the learning process. One of the teacher's ability development so that the learning process is more
47
active and fun is by doing IHT making learning power point media which in its implementation is easier in the analysis of results and the follow-up that will be carried out.
School Action Research (PTS) was carried out in two cycles. The research subjects were all 10 teachers at SDN Bagus 2 consisting of 6 class teachers, 1 religion teacher, 2 sports teachers and 1 subject teacher. The source of the data in this study was the result of observing the teacher's ability to create power point learning media.
There was an increase in each cycle. The results of the teacher's ability to make power point learning media in cycle I obtained a score of 79% or the "Good" category, while the teacher's ability in cycle II obtained a score of 86% in the "Very Good" category. Based on these results, it can be interpreted that the teacher's ability to make power point learning media in cycle II has reached the specified success indicator, namely the teacher's ability to make power point media is considered successful if it has reached ≤ 85% of the "Very Good" criteria. Based on the results of the study it was concluded that the implementation of In House Training for making power point learning media can improve the ability of teachers in developing teaching activities at SDN Bagus 2.
Keywords : Teacher Ability, Teacher Teaching Activities, In House Training (IHT), Learning Media, Power Point
48 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kepala Sekolah memiliki peran strategis sebagai manajer di sekolah, ketika perencanaan pendidikan dikerjakan dan struktur organisasi persekolahannya pun disusun guna memfasilitasi perwujudan tujuan pendidikan, serta para anggota organisasi, pegawai atau karyawan dipimpin dan dimotivasi untuk mensukseskan pencapaian tujuan, tidak dijamin selamanya bahwa semua kegiatan akan berlangsung sebagaimana yang direncanakan, dan dikelola dengan baik, di antaranya adalah pengetahuan tentang manajemen. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah menetapkan 5 (lima) dimensi kompetensi yaitu: (1) kepribadian, (2) manajerial, (3) kewirausahaan, (4) supervisi, dan (5) sosial. Dasar kompetensi kepribadian ini akan sangat menentukan kompetensi lainnya, khususnya dalam melaksanakan program pendidikan nasional, propinsi, dan kabupaten/kota. Sebagai tambahan pengetahuan dan keilmuan dalam bidang perencanaan dan pelaksanaan program pendidikan, kepala sekolah harus mampu menunjukkan kinerjanya berdasarkan kebijakan, perencanaan, dan program pendidikan.
Kompetensi manajerial merupakan kompetensi kepala sekolah dalam memahami sekolah sebagai sistem yang harus dipimpin dan dikelola dengan baik, di antaranya adalah pengetahuan tentang manajemen.
Dengan kemampuan dalam mengelola ini nantinya akan dijadikan sebagai pegangan cara berfikir, cara mengelola dan cara menganalisis sekolah dengan cara berpikir seorang manajer.
Salah satu penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia adalah komponen mutu guru. Rendahnya profesionalitas guru di Indonesia dapat dilihat dari kelayakan guru mengajar.
Salah satu faktor penentu kelayakan guru mengajar adalah kemampuan guru mengembangkan media pembelajaran yang efektif dan menarik sesuai dengan materi pembelajaran yang diampunya. Untuk meningkatkan kemampuan guru membuat media pembelajaran merupakan salah satu tugas pembinaan kepala sekolah.
Pembinaan guru harus berlangsung secara berkesinambungan, karena prinsip mendasar adalah guru harus merupakan a learning person, belajar sepanjang hayat.
Sebagai guru profesional dan telah menyandang sertifikat pendidik, guru berkewajiban untuk terus mempertahankan profisionalitasnya sebagai guru
Kenyataan di lapangan diketahui bahwa kemampuan guru di SD Negeri Bagus 2 masih lemah dalam pembuatan media pembelajaran khususnya power point, sehingga pembelajaran masih kurang menyenangkan dan monoton.
Guru sebaiknya harus memahami cara menyesuaikan tingkat kemampuan dan kompetensi siswa melalui pembuatan media pembelajaran khususnya power point yang baik untuk meningkatkan proses pembelajaran.
Salah satu pengembangan kemampuan guru agar proses pembelajaran lebih aktip dan menyenangkan yaitu dengan melakukan IHT pembuatan media pembelajaran power point yang dalam pelaksanaanya lebih mudah dalam analisis hasil dan tindak lanjut yang akan dilaksanakan.
Untuk melaksanakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM), seorang guru dituntut untuk mampu membuat media pembelajaran yang inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan sehingga dapat menciptakan pembelajaran siswa aktif. Salah satu media yang perlu dikembangkan yaitu media yang memanfaatkan teknologi informasi salah satunya yaitu powerpoint. Dengan in house training pembuatan media pendidikan yang
49 menggunakan powerpoint diharapkan dapat membantu guru di SDN Bagus 2 meningkatkan kemampuannya dalam membuat media pendidikan yang menarik, efektif, inofatif dan kreatif, karena powerpoint merupakan sarana presentasi yang lengkap, mudah, menarik, efektif dan menyenangkan
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis mengangkat tema tulisan yang terkait dengan standar proses terutama tentang peningkatan kompetensi guru membuat media pembelajaran khususnya power point. Pada Pelaksanaan Penelitian Tindakan Sekolah ini judul yang dituangkan penulis dalam PTS
adalah “ IHT PENINGKATAN
KEMAMPUAN GURU DALAM
MELAKUKAN PROSES PEMBELAJARAN
MELALUI PEMBUATAN MEDIA
PEMBELAJARAN POWER POINT DI SDN BAGUS 2”.
B. Identifikasi Masalah
Setelah memperhatikan dan mengamati penjelasan dalam latar belakang tersebut, maka dapat melangkah untuk mengidentifikasikan masalah-masalah dalam pembelajaran disekolah sebagai berikut:
1. Kemampuan guru membuat powerpoint untuk media pembelajaran di SDN Bagus 2 rendah.
2. Media pembelajaran yang sudah ada di SDN Bagus 2 tidak menarik.
3. Guru di SDN Bagus 2 Banyak yang belum bisa membuat powerpoint untuk media pembelajaran yang menarik.
C. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah langkah-langkah in house training dalam Peningkatan kemampuan guru membuat powerpoint untuk media pembelajaran di SDN BAGUS 2 ?
2. Apakah in house training pembuatan media pembelajaran power point dapat meningkatkan kemampuan guru dalam melakukan proses pembelajaran di SDN BAGUS 2 ?
D. Tujuan Penelitian
Pelaksanakan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui langkah - langkah In House Training dalam meningkatkan kemampuan guru membuat powerpoint untuk media pembelajaran di SDN Bagus 2 2. Untuk meningkatkan kemampuan guru
dalam melakukan proses pembelajaran melalui pembuatan media pembelajaran power point di SDN Bagus 2.
E. Manfaat Penelitian
Penyelenggaraan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat penelitian bagi Kepala Sekolah adalah sebagai umpan balik atau feedback untuk membuat program sekolah yang menunjang pemanfaatan teknologi informasi sebagai media pembelajaran.
2. Manfaat penelitian bagi guru yaitu meningkatkan kemampuan guru dalam melakukan proses pembelajaran melalui pembuatan media pembelajaran power point 3. Manfaat bagi siswa yaitu siswa dapat belajar
dengan media pembelajaran yang menarik sehingga proses pembelajaran akan lebih bermakna . Menambah semangat untuk mengikuti pelajaran, siswa tidak merasa bosan dan menjadi senang untuk belajar, yang pada akhirnya akan berdampak positif bagi hasil belajar siswa (meningkatkan hasil belajar siswa).
50 BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori
1. Pengertian Kemampuan Guru
Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing , mengarahkan , melatih dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Nana Syaodih (1998:120 – 123), mengemukakan bahwa guru memegang peranan yang penting baik dalam perencanaan, maupun pelaksanaan kurikulum, lebih lanjut dikemukakan bahwa guru adalah perencana, pelaksana dan pengembang kurikulum bagi kelasnya, karena guru juga merupakan barisan pengembang kurikulum yang terdepan maka guru pulalah yang selalu melaksanakan evaluasi dan penyempurnaan terhadap kurikulum.
Menyadari hal di atas betapa pentingnnya untuk meningkatkan aktivitas , krativitas, kualiatas dan profesionalisme guru. Dalam hal ini hendaknya guru memiliki standar kompetensi yang memadai.
Menurut Mulyasa (2007 : 98 – 100), mengemukakan bahwa Standar kompetensi guru telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu:
kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian, kompetensi professional, dan kompetensi social
Kompetensi pedagogik mempunyai indikator : 1) menguasai karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional dan intelektual. 2) menguasai teori belajar dan prinsip pembelajaran yang mendidik terkait dengan mata pelajaran yang diampu. 3) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu. 4) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik, 5) Memanfaatkan IPTEK dalam pembelajaran yang diampu. 6) Berkomunikasi secara efektip, efektip dan santun terhadap
peserta didik. 7) menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. 8) Memanfaat hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran. 9) Melakukan tindakan reflektip untuk peningkatan kualitas mutu pembelajaran.
Kompetensi kepribadian mempunyai indikator : 1) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional indicator. 2) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa. 3) Menunjukkan etos kerja tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru , dan rasa percaya diri
Kompetensi Sosial mempunyai indicator : 1) Bersikap inklusif, bertindak obyektip, serta tidak bertindak diskriminasi karena pertimbangan jenis kelamin, agama , ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status social ekonomi. 3)Berkomunikasi secara efektip, empatik, dan santun dengan sesama pendidik. 4) Berkomunikasi dengna komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
Kompetensi professional mempunyai indikator : 1) menguasai materi, stuktur dan konsep, dan pola pikir pengembangan mata pelajaran yang di ampu. 2) Menguasai SK dan KD mata pelajaan yang diampu, Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu serta kreatif. 4) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri.
Agar dapat melakukan (be able to do) sesuatu dalam pekerjaannya, tentu saja seseorang harus memiliki kemampuan (ability) dalam bentuk pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan keterampilan (skill) yang sesuai dengan bidang pekerjaannya.
Sejalan dengan tantangan kehidupan global, peran dan tanggung jawab guru pada masa mendatang akan semakin kompleks, sehingga menuntut guru untuk senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan
51 penyesuaian penguasaan kompetensinya. Guru harus harus lebih dinamis dan kreatif dalam mengembangkan proses pembelajaran siswa.
Jika guru tidak memahami mekanisme dan pola penyebaran informasi yang demikian cepat, ia akan terpuruk secara profesional. Kalau hal ini terjadi, ia akan kehilangan kepercayaan baik dari siswa, orang tua maupun masyarakat.
Untuk menghadapi tantangan profesionalitas tersebut, guru perlu berfikir secara antisipatif dan proaktif. Artinya, guru harus melakukan pembaruan ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya secara terus menerus. Sementara itu, dalam praktik pembelajaran pun tampaknya masih terjadi keragaman (Usman Moh Uzer , 2002 : 199)
2. Aktivitas Mengajar Guru a. Pengertian Mengajar
Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar. Jika belajar dikatakan milik siswa, maka mengajar sebagai kegiatan guru.
Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan pada anak didik. Menurut pengertian ini berarti tujuan belajar dari siswa itu hanya sekedar ingin mendapatkan atau menguasai pengetahuan. Sebagai konsekuensi pengertian semacam ini dapat membuat suatu kecenderungan anak menjadi pasif, karena hanya menerima informasi atau pengetahuan yang diberikan oleh gurunya. Sehingga pengajarannya bersifat teacher centered, jadi gurulah yang memegang posisi kunci dalam proses belajar mengajar di kelas. Guru menyampaikan pengetahuan agar anak didik mengetahui tentang pengetahuan yang disampaikan oleh guru.
Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam
hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar mengajar. Pengertian ini mengandung makna bahwa guru dituntut untuk dapat berperan sebagai organisator kegiatan belajar mengajar siswa dan juga hendaknya mampu memanfaatkan lingkungan, baik yang ada di kelas maupun yang ada di luar kelas, yang menunjang kegiatan belajar-mengajar.
Senada dengan pendapat Sardiman AM (2004:48), menyebutkan bahwa :
Mengajar diartikan sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. Atau dikatakan, mengajar sebagai upaya menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi para siswa. Kondisi itu diciptakan sedemikian rupa sehingga membantu perkembangan anak secara optimal baik jasmani maupun rohani, baik fisik maupun mental.
Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2011:44-53), mengemukakan, bahwa:
Mengajar dapat diartikan sebagai : 1) Menyampaikan pengetahuan kepada siswa didik atau murid di sekolah, 2) mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui lembaga pendidikan sekolah, 3) usaha
mengorganisasi lingkungan
sehinggamenciptakan kondisi belajar bagi siswa, 4) memberikan bimbingan belajar kepada murid, 5) kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik sesuai dengan tuntutan masyarakat, 6) suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan sehari-hari.
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa mengajar adalah aktivitas kompleks yang dilakukan guru dalam menyampaikan pengetahuan kepada siswa, sehingga terjadi proses belajar. Aktivitas kompleks yang dimaksud antara lain adalah mengatur kegiatan belajar siswa, memanfaatkan
52 lingkungan (baik yang ada di kelas maupun di luar kelas), dan memberikan stimulus, bimbingan pengarahan serta dorongan kepada siswa. Lebih rinci, menurut Nasution (2010:80), mengajar terdiri atas sejumlah kegiatan tertentu, yaitu :
1. Membangkitkan dan memelihara perhatian.
2. Menjelaskan kepada murid hasil apa yang diharapkan.
3. Merangsang murid untuk mengingat kembali konsep, aturan, dan keterampilan yang merupakan prasyarat agar memahami pelajaran yang akan diberikan.
4. Menyajikan simulasi yang berkenaan dengan bahan pelajaran.
5. Memberikan bimbingan kepada murid dalam proses belajar mengajar.
6. Memberikan feedback atau balikan dengan memberitahukan kepada murid apakah hasil belajarnya benar atau tidak.
7. Menilai hasil belajar dengan memberikan kesempatan kepada murid untuk
mengetahui apakah ia telah benar menguasai bahan pelajaran itu dengan memberikan soal.
8. Mengusahakan transfer dengan memberikan contoh-contoh tambahan untuk menggeneralisasikan apa yang telah dipelajari itu sehingga ia dapat
menggunakannya dalam situasi-situasi lain.
9. Memantapkan apa yang dipelajari dengan memberikan latihan-latihan untuk
menerapkan apa yang telah dipelajari itu.
(http://www.zonareferensi.com)
b. Aktivitas mengajar Guru Dalam Proses Pembelajaran
Aktivitas mengajar guru merupakan kegiatan guru yang dilakukan selama pembelajaran. Aktivitas yang harus diperhatikan guru selama pembelajaran agar pembelajaran berjalan efektif adalah :
a) Sebelum pembelajaran dimulai guru harus memotivasi siswa untuk mengikuti prose pembelajaran.
b) Guru memulai pembelajaran dengan menjelaskan rencana pembelajaran sebagai acuan terhadap amteri yang akan diajarkan.
c) Guru menjelaskan materi pelajaran dengan cara mengkaitan materi dengan keadaan sekitar.
d) Melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
e) Menjelaskan materi dengan bahasa yang mudah dipahami.
f) Guru menjalankan aktivitas pembelajaran dengan menggunakan media dan sumber sumber belajar.
g) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan menyimpulkan materi pembelajaran.
h) Melaksankan evaluasi
i) Guru melaksanakan tindak lanjut.
(http://tisna-dj.blogspot.com)
Adapaun aktivitas yang dilakukan guru dalam melakukan pembelajaran di sekolah adalah :
• Menyajikan kegiatan yang beragam sehingga tidak membuat siswa jenuh.
Kegiatan belajar tidak hanya terbatas di dalam ruang, melainkan dapat di halaman sekolah, di sawah atau di tepi jalan.
• Menggunakan sumber belajar yang bervariasi. Disamping buku acuan dapat pula berupa majalah, surat kabar atau televisi.
• Sesekali dapat bekerjasama dengan masyarakat, praktisi, kantor-kantor, bank, pasar, station, terminal dan lain-lain, sebagai sumber informasi yang terkait dengan praktek kehidupan sehari-hari.
• Memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, karena belajar akan bermakna bila membumi/menyentuh langsung pada permasalahan lingkungan
53 sekitar siswa. Dengan demikian materi pembelajaran tidak terasa asing bagi siswa.
• Kreatif menghadirkan alat bantu pembelajaran sebagai visualisasi materi pembelajaran. Proses ini dapat memudahkan siswa untuk memahami materi pembelajaran atau dapat menolong proses berpikir siswa dalam membangun pengetahuannya.
• Menciptakan suasana ruang kelas yang menarik, misalnya pajangan hasil karya siswa, dan benda-benda lain yang mendukung proses pembelajaran. Dalam hal ini ruang kelas dapat sekaligus berperan sebagai laboratorium untuk bereksplorasi atau showroom prestasi yang dicapai siswa.
3. Pengertian Media Pembelajaran
Menurut Aunurrahman (2009 : 10 ), Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima. Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi.
Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru (komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran.
Jadi, Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran.
Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara
optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Sedangkan metode adalah prosedur untuk membantu siswa dalam menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran ( Munthe Bermawi , 2009 : 28 )
Yang termasuk perangkat media adalah: material, equipment, hardware, dan software. Istilah material berkaitan erat dengan istilah equipment dan istilah hardware berhubungan dengan istilah software. Material (bahan media) adalah sesuatu yang dapat dipakai untuk menyimpan pesan yang akan disampaikan kepada auidien dengan menggunakan peralatan tertentu atau wujud bendanya sendiri, seperti transparansi untuk perangkat overhead, film, filmstrip, dan film slide, gambar, grafik, dan bahan cetak.
Sedangkan equipment (peralatan) ialah sesuatu yang dipakai untuk memindahkan atau menyampaikan sesuatu yang disimpan oleh material kepada audien, misalnya proyektor film slide, video tape recorder, papan tempel, papan flanel, dan sebagainya.
4. Pengertian Powerpoint
Microsoft PowerPoint atau Microsoft Office PowerPoint adalah sebuah program komputer untuk presentasi yang dikembangkan oleh Microsoft di dalam paket aplikasi kantoran mereka, Microsoft Office, selain Microsoft Word, Excel, Access dan beberapa program lainnya. PowerPoint berjalan di atas komputer PC berbasis sistem operasi Microsoft Windows dan juga Apple Macintosh yang menggunakan sistem operasi Apple Mac OS, meskipun pada awalnya aplikasi ini berjalan di atas sistem operasi Xenix. Aplikasi ini sangat banyak digunakan, apalagi oleh kalangan perkantoran dan pebisnis, para pendidik, siswa, dan trainer.
Dimulai pada versi Microsoft Office System 2003, Microsoft mengganti nama dari
54 sebelumnya Microsoft PowerPoint saja menjadi Microsoft Office PowerPoint. Versi terbaru dari PowerPoint adalah versi 12 (Microsoft Office PowerPoint 2007), yang tergabung ke dalam paket Microsoft Office System 2007.
(http://tasik-
blog.blogspot.com/2009/01/pengertianpowerpo int.html.) diakses tanggal 22 Agustus 2022
Powerpoint juga merupakan sebuah alat presentasi yang menarik yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran.
Penggunaan program ini pun memiliki kelebihan sebagai berikut:
a. Penyajiannya menarik karena ada permainan warna, huruf dan animasi, baik animasi teks maupun animasi gambar atau foto.
b. Lebih merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi tentang bahan ajar yang tersaji.
c. Pesan informasi secara visual mudah dipahami peserta didik.
d. Tenaga pendidik tidak perlu banyak menerangkan bahan ajar yang sedang disajikan.
e. Dapat diperbanyak sesuai kebutuhan, dan dapat dipakai secara berulangulang. f. Dapat disimpan dalam bentuk data optik atau magnetik. (CD / Disket / Flashdisk), sehingga praktis untuk di bawa ke mana- mana.
(Microsoft powerpoint-wikepedia bahasa Indonesia. ensiklopedia; id.wikipedia. org /wiki/micrososft-PowerPoint.) diakses tanggal 22 Agustus 2022
5. Pengertian Inhouse Training a. Definisi In House Training
In House Training adalah program pelatihan / training yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan atau organisasi dengan menggunakan tempat pelatihan sendiri, peralatan sendiri, menentukan peserta dan dengan mendatangkan Trainer sendiri. Jadi, anda menyiapkan tempat (baik itu di kantor, di hotel, dll) kemudian menyediakan peralatan
dan mendatangkan Trainer yang sesuai dengan topik tertentu yang Anda butuhkan.
Pelatihan sangat diperlukan untuk diberikan kepada karyawan sebagai bagian dari persyaratan legislatif untuk kinerja industri dan standar keselamatan atau persyaratan pendidikan berkelanjutan. Hal ini pun sangat dibutuhkan untuk menjaga kualitas SDM untuk memaksimalkan potensi yang mereka miliki dan relevan dengan yang mereka hadapi dalam bekerja.
b. Tujuan Dan Manfaat In House Training In house training biasanya diselenggarakan dengan berbagai tujuan dan target tertentu. Tujuan In-House Training diantaranya:
1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang bekerja atau didayagunakan oleh instansi terkait. Hal ini diharapkan dapat mendukung target organisasi dalam upaya mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Bekerja sesuai Misi dan Visi organisasi.
2. Menciptakan interaksi antara peserta. Jika organsisasi, instansi atau perusahaan yang memiliki banyak cabang di berbagai daerah yang tersebar di Indonesia maka besar kemungkinan mereka memiliki cara kerja yang berbeda, pengalaman yang berbeda, dan kualitas yang berbeda. Dengan In House Training peserta dapat bertukar informasi sehingga bukan tidak mungkin ini cara yang paling efektif untuk menciptakan standarisasi kinerja yang paling efektif. Mana yang paling bagus, mana yang paling efektif dan mana yang terbaik bisa dibuat standar kerja di semua cabang sehingga semua cabang bisa berkembang secara merata dengan kualitas terdahsyat.
3. Mempererat rasa kekeluargaan dan kebersamaan antara karyawan. Karena mereka bekerja untuk satu naungan yang
55 sama, bukan tidak mungkin mereka tidak lagi kaku untuk sharing, bersahabat dan lebih kompak. Dengan ini keuntungan untuk perusahaan jadi sangat besar, bukan?
4. Meningkatkan motivasi dan budaya belajar yang berkesinambungan. Hal ini bisa mengeksplorasi permasalahanpermasalahan yang dihadapi di lapangan yang berkaitan dengan peningkatan efektifitas kerja, sehingga dapat mencari solusi secara bersama-sama dengan kemungkinan solusi terbaik.
(http//tikettraining.com/pengertian in house training-tujuan dan manfaatnya.html) dikses tanggal 22 Agustus 2022
B. Kerangka Berpikir
Guru harus terampil untuk memilih teori mana yang sesuai dengan mata pelajaran yang akan ia ajarkan, terlebih lagi mata pelajaran yang dianggap cukup sulit bagi siswa . Pembinaan guru harus berlangsung secara berkesinambungan, karena prinsip mendasar adalah guru harus merupakan a learning person, belajar sepanjang hayat. Sebagai guru profesional dan telah menyandang sertifikat pendidik, guru berkewajiban untuk terus mempertahankan profisionalitasnya sebagai guru (Mulyasa , 2007 : 110)
Kenyataan di lapangan diketahui bahwa kemampuan guru di SD Negeri Bagus 2 masih lemah dalam pembuatan media pembelajaran khususnya power point, sehingga pembelajaran masih kurang menyenangkan dan monoton. Guru sebaiknya harus memahami cara menyesuaikan tingkat kemampuan dan kompetensi siswa melalui pembuatan media pembelajaran khususnya power point yang baik untuk meningkatkan proses pembelajaran.
Salah satu pengembangan kemampuan guru agar proses pembelajaran lebih aktip dan menyenangkan yaitu dengan melakukan IHT pembuatan media pembelajaran power point yang dalam pelaksanaanya lebih mudah dalam
analisis hasil dan tindak lanjut yang akan dilaksanakan.
Untuk melaksanakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM), seorang guru dituntut untuk mampu membuat media pembelajaran yang inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan sehingga dapat menciptakan pembelajaran siswa aktif. Salah satu media yang perlu dikembangkan yaitu media yang memanfaatkan teknologi informasi salah satunya yaitu powerpoint. Dengan in house training pembuatan media pendidikan yang menggunakan powerpoint diharapkan dapat membantu guru di SDN Bagus 2 meningkatkan kemampuannya dalam membuat media pendidikan yang menarik, efektif, inofatif dan kreatif, karena powerpoint merupakan sarana presentasi yang lengkap, mudah, menarik, efektif dan menyenangkan
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis mengangkat tema tulisan yang terkait dengan standar proses terutama tentang peningkatan kompetensi guru membuat media pembelajaran khususnya power point.
Berikut dapat kita lihat kerangka berfikir dari Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) yang dilakukan :
Gambar 1 : Bagan Kerangka Berfikir Penelitian Tindakan Sekolah
56 C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir yang ada telah dijelaskan di atas, maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan : Bahwa melalui In House Traning ( IHT) pembuatan media pembelajaran power point maka kemampuan guru dalam melakukan proses pembelajaran di SDN Bagus 2 dapat ditingkatkan.
BAB III
METODE PENELITIAN TINDAKAN
A. Desain Penelitian Tindakan Sekolah Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) , dilaksanakan di SDN Bagus 2 pada semester ganjil 2022 / 2023.
B. Subyek dan Obyek
Subyek penelitian adalah semua guru di SDN Bagus 2 berjumlah 10 orang yang terdiri dari 6 guru kelas , 1 guru agama, dan 2 orang guru olahraga dan 1 guru Mata Pelajaran.
Obyek penelitiannya adalah instrument penilaian guru
C. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi
Lokasi penelitian dilaksanakan di SDN Bagus 2 Kecamatan Marabahan
2. Waktu Penelitian
Waktu Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan mulai 1 juli 2022 sampai dengan 30 September 2022.
3. Prosedur Penelitian 1). SIKLUS 1
a. Perencanaan 1). Sosialisasi kegiatan
2). Menyusun Tim Kerja / Panitia 3). Menyiapkan administrasi pendukung
(Daftar hadir, jadwal kegiatan, surat undangan dan notulen)
4). Membuat Instumen kemampuan guru dalam kegiatan.
b. Pelaksanaan
Dilaksanakan pada satu kali pertemuan pada hari kamis tanggal 11 Agustus 2022.
Dalam pelaksanaan In House Training Pembuatan media pembelajaran power point ini penulis bertindak sebagai pendamping sekaligus sebagai fasilitator / narasumber kegiatan dan peserta sebanyak 10 orang, Tahapan pelaksanaan yaitu :
1. Melaksanakan IHT pembimbingan media power point
2. Melaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media power point 3. Memberikan pendampingan kepada guru
saat dilaksanakan IHT c. Pengamatan / Monitoring
Hal – hal yang dilaksanakan pada tahap ini yaitu
1) Peneliti melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pembuatan media power point untuk mengetahui apakan kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan perencanaan atau tidak
2) Melakukan evaluasi diakhir pembelajaran untuk mengetahui indikator keberhasilan 3) Membagikan instrumen kepada guru untuk
mengetahui hal – hal yang sudah bagus atau aspek yang masih kurang
d. Refleksi
Refleksi dilakukan dengan menganalisis seluruh instrumen monitoring
57 serta evaluasi yang telah diisi dan diperiksa, mengetahui hal – hal yang sudah bagus atau aspek yang masih kurang sesuai dengan indikator keberhasilan. Disamping itu hasil dari refleksi ini akan dijadikan acuan untuk melaksanakan siklus selanjutnya dalam upaya meningkatkan kemampuan guru dalammembuat media pembelajaran power point. Apabila hasil komponen atau indikator yang lemah dari tiap aspek kegiatan yang terlaksana maka untuk memperbaiki dan meningkatkan hal tersebut, perlu dibuat tindak lanjut pelaksanaan kegiatan di siklus II.
2). SIKLUS II
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus 1 disusun perencanaan ulang untuk mengatasi komponen yang belum dikuasai. Berdasarkan perencanaan itu dilakukan tindakan dan sekaligus dilakukan pengamatan untuk mengetahui keberhasilan yang telah dicapai dan pada akhirnya di refleksikan. Rencana tindak lanjut untuk siklus kedua dapat dijabarkan sebagai berikut:
a) Mematangkan lagi perencanaan baik dari segi penyiapan dan pendayagunaan sumberdaya yang tersedia serta melakukan evaluasi yang berkelanjutan dalam pelaksanan kegiatan.
b) Meningkatkan lagi kerja sama dengan semua unsur yang terlibat dalam
pelaksanaan kegiatan pada Siklus II.
c) Tindak Lanjut Evaluasi Hasil Kegiatan - Meningkatkan lagi kemampuan dan
pemahaman guru dalam memasukkan suara pada media pembelajaran power point pada pembimbingan yang lebih intensif pada kegiatan siklus II;
- Meningkatkan lagi kemampuan guru dalam memasukkan video pada pembuatan media pembelajaran power point pada kegiatan siklus II
- Meningkatkan lagi kemampuan guru dalam memasukkan gambar pada pembuatan media pembelajaran power point pada kegiatan siklus II
D. Data Dan Cara Pengumpulan Data 1. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah hasil observasi kemampuan guru dalam membuat media pembelajaran power point.
Data ini diambil untuk menilai peningkatan kemampuan guru dalam membuat media pembelajaran power point yang dilaksanakan pada siklus I dan siklus II. Hal ini dilakukan untuk mengetahui aspek – aspek apa saja masih belum dikuasai oleh guru dalam membuat media pembelajaran power point.
2. Cara Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data pada PTS ini yaitu diambil dari data evaluasi hasil kemampuan guru membuat media pembelajaran power point selama IHT yang dilaksanakan pada siklus I maupun siklus II.
Untuk menghitung persentasi skor rata – rata dari kemampuan guru tersebut yaitu dengan cara perolehan total skor perolehan dibagi skor maksimum X 100 % atau bisa digunakan rumus sebagai berikut :
Persentase Skor Rata - Rata =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑥 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠 x 100%
E. Indikator Keberhasilan
Penelitian Tindakan sekolah ini dikatakan berhasil apabila hasil kemampuan guru dalam membuat media perbelajaran power point mencapai ≤ 85% dengan kategori SANGAT BAIK
Angka Presentasi Keterangan 76,00 % - 100,00 %
51,00 % - 75,00 % 26,00 % - 50,00 %
≤ 25,00 %
Sangat Baik Baik Kurang Baik Sangat Tidak
Baik
58 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian siklus I 1. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti menyusun apa saja hal yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan, diantaranya :
1). Sosialisasi kegiatan
2). Menyusun Tim Kerja / Panitia 3). Menyiapkan administrasi pendukung
(Daftar hadir, jadwal kegiatan, surat undangan dan notulen)
4). Membuat Instumen observasi kemampuan guru dalam kegiatan.
2. Pelaksanaan
Dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 11 Agustus 2022. Dalam pelaksanaan In House Training Pembuatan media pembelajaran power point ini peneliti bertindak sebagai pendamping sekaligus sebagai fasilitator / narasumber kegiatan dan peserta sebanyak 10 orang.
Adapun jadwal pelaksanaan Penelitian Tindakan Sekolah siklus I adalah sebagai berikut:
Tabel 1: Jadwal Kegiatan Siklus I Peneltian Tindakan Sekolah
Kegiatan Materi Narasumber
Teori
Pengenalan Materi power point
Monalisa, S.Pd Memasukkkan teks Monalisa, S.Pd Memasukkan suara
dan video
Monalisa, S.Pd Mengatur effect, Monalisa, S.Pd Mengganti
Background
Monalisa, S.Pd Memasukkan
Video dan gambar
Monalisa, S.Pd Praktek
mandiri dalam bimbingan
Praktek Pembuatan media pembuatan media
pembelajaran power point
Monalisa, S.Pd
Pengisian Monalisa, S.Pd
Instrumen kegiatan
Dari tabel jadwal kegiatan di atas dapat kita lihat langkah-langkah pelaksanaan pembelajarannya sebagai berikut :
1) Paparan Materi
Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan desain yang telah ditetapkan. Materi disampaikan dalam bentuk teori dan praktik, dalam setiap sesi dilakukan curah pendapat dan diskusi berkaitan dengan materi kegiatan.
Materi awal yang disampaikan adalah materi tentang pengenalan power point mengenai pengertian, fungsi dan kelebihannya, memasukkan Teks, Gambar, Suara dan Video, mengatur effect dan mengganti background a) Pengenalan power point
Pada sesi pengenalan media pembaiutan power point sebagai media pembelajaran, fasilitator / narasumber memperkenalkan secara langsung tentang pengetian, fungsi dan kelebihan penggunaan power point dalam proses belajar mengajar b). Memasukkan Teks, Gambar, Suara dan
Video, mengatur effect dan mengganti background
Pada sesi ini narasumber langsung mempraktikkan cara memasukkan Teks, Gambar, Suara dan Video, mengatur effect dan mengganti background pada tahap ini peserta diminta langsung mempraktikkan secara terbimbing cara membuat media pembelajaran power point secara terbimbing , dalam kegiatan ini fasilitator mendampingi secara penuh peserta dan di bantu oleh teman sejawat yang sudah menguasai pembuatan media power point dalam melakukan pembuatan media pembelajaran media pembelajaran power point c). Pengisian Instrumen Monitoring dan Evaluasi
Sesi tetakhir pelaksanaan kegiatan pada IHT ditutup dengan pengisian intrumen monitoring dan evaluasi yang diisi oleh peserta yang terlibat dalam kegiatan.
59 3. Observasi
Dari hasil evaluasi kegiatan In House Training Peningkatan kemampuan guru dalam membuat media pembelajaran power point pada siklus I maka didapatlah hasil kegiatan kemampuan guru dalam membuat media pembelajaran power point sebanyak 8 orang guru sebagai berikut:
Tabel 2: Rekapitulasi Evaluasi Hasil Kemampuan Guru Siklus I
Dari tabel diatas didapatkan hasil nilai rata-rata evaluasi kemampuan guru dari 10 orang guru yang dijadikan responden dalam Kegiatan Siklus I sebesar 79% dengan kategori B (Baik). Tetapi masih banyak aspek yang diobservasi memperoleh skor 2 (Kurang).
Adapun kekurangan - kekurangan yang dilakukan guru pada siklus I yaitu :
a. Guru masih belum bisa memasukkan efek pada power point.
b. Guru masih kurang bisa dalam memasukkan video pada power point.
c. Guru masih kurang bisa memasukkan suara dan gambar pada power point.
Untuk memperjelas gambaran tentang pencapaian evaluasi kemampuan guru dalam kegiatan siklus I sebagaimana terlihat pada tabel di atas, dapat dibuat ke dalam bentuk grafik di bawah ini:
Gambar 2: Rekapitulasi Hasil Kegiatan Kemampuan Guru Siklus I
4. Refleksi
Refleksi hasil evaluasi dilakukan dengan menganalisis seluruh instrumen monitoring serta evaluasi yang telah diisi dan diperiksa. Berdasarkan hasil pengamatan melalui format observasi tentang kegiatan IHT peningkatan kemampuan guru dalam melakukan proses pembelajaran melalui pembuatan media pembelajaran power point
10 30 50 70 90
R 1
R 2
R 3 R
4 R 5 R
6 R 7 R
8 R 9 R
10 62 70
877792
77 75 77 75 92
Banyak Respon
Responden
Rekapitulasi Evaluasi Hasil Kegiatan Kemampuan Guru Siklus I
R 1 R 2 R 3 R 4 R 5 R 6 R 7 R 8 R 9 R 10
60 pada siklus I ini, maka dapatlah direfleksikan hal-hal sebagai berikut :
Dapat dilihat dari rekapitulasi evaluasi hasil kegiatan kemampuan guru pada siklus I , hasil yang diperoleh dari observasi dari kemampuan guru dalam pembauatan media pembelajaran power point adalah hanya mendapat rata – rata 79% atau kategori “Baik”. Namun, kegiatan IHT yang dilakukan oleh guru pada siklus I masih terdapat kekurangannya. Hal ini terlihat dari beberapa komponen yang pelaksanaannya belum maksimal. Hal ini terlihat dari hanya sebagian aspek yang memperoleh skor 2 (kurang), sebagaimana terlihat dari beberapa komponen sebagai berikut:
a. Guru masih kurang bisa dalam memasukkan video pada power point.
b. Guru masih kurangbisa memasukkan suara dan gambar pada power point.
c. Guru masih belum bisa memasukkan efek pada power point.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada siklus I ini pun ketuntasan juga masih di bawah indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu ≤ 85 %, Untuk itu maka penelitian akan dilanjutkan dan diperbaiki disiklus selanjutnya.
Agar pelaksanaan tindakan pada siklus II dapat berjalan optimal, maka perlu dilakukan perbaikan terhadap kegiatan IHT sebagai berikut:
a) Meningkatkan lagi kemampuan dan pemahaman guru dalam memasukkan suara pada media pembelajaran power point pada pembimbingan yang lebih intensif pada kegiatan siklus II;
b) Meningkatkan lagi kemampuan guru dalam memasukkan video pada pembuatan media pembelajaran power point pada kegiatan siklus II
c) Meningkatkan lagi kemampuan guru dalam memasukkan gambar pada pembuatan media pembelajaran power point pada kegiatan siklus II
d) Pemberian pembelajaran teman sejawat untuk membantu teman – teman guru yang masih belum bisa.
B. Hasil Penelitian Siklus II 1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan siklus II ini peneliti menyusun kembali rencana pelaksanaan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam dalam mengembangkan.
Pada tahap ini peneliti menyusun apa saja hal yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan, diantaranya :
1). Sosialisasi kegiatan
2). Menyusun Tim Kerja / Panitia 3). Menyiapkan administrasi pendukung
(Daftar hadir, jadwal kegiatan, surat undangan dan notulen)
4). Membuat Instumen observasi kemampuan guru dalam kegiatan.
2. Pelaksanaan
Dilaksanakan pada hari rabu tanggal 24 Agustus 2022. Dalam pelaksanaan In House Training Pembuatan media pembelajaran power point ini peneliti bertindak sebagai pendamping sekaligus sebagai fasilitator / narasumber kegiatan dan peserta sebanyak 10 orang.
Adapun jadwal pelaksanaan Penelitian Tindakan Sekolah siklus II adalah sebagai berikut:
Tabel 3 : Jadwal Kegiatan Siklus II Penelitian Tindakan Sekolah
61 Dari tabel jadwal kegiatan di atas dapat kita lihat langkah-langkah pelaksanaan kegiatan sebagai berikut :
1) Paparan Materi
Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan desain yang telah ditetapkan. Materi disampaikan dalam bentuk teori dan praktik, dalam setiap sesi dilakukan curah pendapat dan diskusi berkaitan dengan materi kegiatan.
Materi awal yang disampaikan adalah materi tentang pengenalan power point mengenai pengertian, fungsi dan kelebihannya, memasukkan Teks, Gambar, Suara dan Video, mengatur effect dan mengganti background 2) Pengenalan power point
Pada sesi pengenalan media pembaiutan power point sebagai media pembelajaran, fasilitator / narasumber memperkenalkan secara langsung tentang pengetian, fungsi dan kelebihan penggunaan power point dalam proses belajar mengajar
a). Memasukkan Teks, Gambar, Suara dan Video, mengatur effect dan mengganti background
Pada sesi ini narasumber langsung mempraktikkan cara memasukkan Teks, Gambar, Suara dan Video, mengatur effect dan mengganti background pada tahap ini peserta diminta langsung mempraktikkan secara terbimbing cara membuat media pembelajaran power point secara terbimbing , dalam kegiatan ini fasilitator mendampingi secara penuh peserta dan di bantu oleh teman sejawat yang sudah menguasai pembuatan media power point dalam melakukan pembuatan media pembelajaran media pembelajaran power point b). Pengisian Instrumen Monitoring dan Evaluasi
Sesi terakhir pelaksanaan kegiatan pada IHT ditutup dengan pengisian intrumen monitoring dan evaluasi yang diisi oleh peserta yang terlibat dalam kegiatan.
3. Observasi
Dari hasil evaluasi kegiatan In House Training Peningkatan kemampuan guru dalam membuat media pembelajaran power point pada siklus II maka didapatlah hasil kegiatan kemampuan guru dalam membuat media pembelajaran power point sebanyak 10 orang guru sebagai berikut:
Tabel 4 : Rekapitulasi Hasil kegiatan Kemampuan Guru siklus II
Kegiatan Materi Narasumber
Teori
Pengenalan Materi power point
Monalisa, S.Pd
Memasukkan video
Monalisa, S.Pd Memasukkan
Gambar
Monalisa, S.Pd Memasukkan
Suara
Monalisa, S.Pd Praktek
mandiri dalam bimbingan
Praktek Pembuatan media pembuatan media pembelajaran power point
Monalisa, S.Pd
Pengisian Instrumen kegiatan
Monalisa, S.Pd
62 Dari tabel diatas didapatkan hasil nilai rata-rata evaluasi kemampuan guru dalam Kegiatan IHT Siklus II sebesar 86 dengan kategori A ( sangat Baik).Berarti ada peningkatan kemampuan guru dari siklus I yaitu 81 (baik) meningkat menjadi 86 (sangat baik). Dari tabel tersebut terlihat bahwa keampuan guru dalam membuat media pembelajaran power point sudah meningkat.
Semua komponen penilaian yang masih kurang di siklus I seperti memasukkan efek, memasukkan video , memasukkan gambar dan suara pada power point semuanya sudah bisa dikuasai oleh guru pada siklus II
Untuk memperjelas gambaran tentang pencapaian evaluasi kemampuan guru dalam kegiatan IHT siklus II sebagaimana terlihat pada tabel di atas, dapat dibuat ke dalam bentuk grafik di bawah ini:
Gambar 3 : Rekapitulasi hasil Kemampuan Guru Siklus II 4. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan melalui format observasi tentang kegiatan IHT peningkatan kemampuan guru dalam melakukan proses pembelajaran melalui pembuatan media pembelajaran power point pada siklus II ini, maka dapatlah direfleksikan hal-hal sebagai berikut :
Dapat dilihat dari rekapitulasi evaluasi hasil kegiatan kemampuan guru pada siklus II , hasil yang diperoleh dari observasi dari kemampuan guru dalam pembuatan media pembelajaran power point mendapat rata – rata 86% atau kategori “Sangat Baik”. Semua kegiatan IHT yang dilakukan oleh guru pada siklus II sangat meningkat. Hal ini terlihat dari beberapa komponen yang pelaksanaannya sudah maksimal seperti memasukkan efek, memasukkan video, memasukkan suara, dan gambar. Hal ini terlihat dari semua aspek yang memperoleh skor 3 (baik). Sedangkan ketuntasan pada siklus II adalah 86% ( sudah mencapai indikator keberhasilan ≤ 85) meningkat dari siklus I yang hanya mencapai 81%. Artinya pada siklus II ini kemampuan guru dalam melakukan proses pembelajaran melalui pembuatan media pembelajaran power point dikatakan sudah mencapai indicator keberhasilan. Dengan demikian bisa di katakan
80 80 97
85 92
80 80 80 87 100 10
60
R 1 R 2 R 3 R 4 R 5 R 6 R 7 R 8 R 9 R 10
Banyak Respon
Responden
Rekapitulasi Hasil Kemampuan Guru Siklus II
R 1 R 2 R 3 R 4 R 5 R 6 R 7 R 8 R 9 R 10
63 bahwa pada siklus II ini penelitian dianggap berhasil.
C. PEMBAHASAN
Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) di SDN Bagus 2 Kec. Marabahan dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I dilaksanakan pada hari kamis tanggal 11 agustus 2022 dan siklus II dilaksanakan pada hari rabu tanggal 24 Agustus 2022. Pembahasan hasil penelitian ini didasarkan pada hasil observasi kemampuan guru dalam memebuat media pembelajaran power point dilanjutkan dengan refleksi pada setiap siklus kegiatan.
Teknik analisa data pada PTS ini yaitu menggunakan perubahan kemampuan guru membuat powerpoint untuk media pendidikan pada kondisi awal sebelum atau pada awal penelitian dilakukan dengan kondisi akhir setelah penelitian dilakukan.
Indikator keberhasilan tindakan yaitu apabila 85% guru sudah dapat membuat media pembelajaran powerpoint untuk media pembelajaran. Pada saat kondisi awal sebelum tindakan diketahui bahwa terdapat 4 orang (40%) guru yang belum bias sama sekali membuat powerpoint, dan 4 orang (40 %) guru yang mulai bisa membuat powerpoint dan 1 orang (10 %) guru yang sangai bias membuat media pembelajaran poer point.
Setelah tindakan siklus 1 dilaksanakan terjadi peningkatan kemampuan guru membuat powerpoint untuk media pembelajaran sebagai berikut:
Hanya terdapat 2 orang guru (20%) yang belum bisa membuat powerpoint dari semula 4 orang atau (20%). Kemudian 5 orang guru atau 50% yang sudah mulai bisa membuat power point dan 3 orang orang guru atau 30%
yang sudah sangat mahir atau bisa membuat power point. Hasil nilai rata-rata evaluasi kemampuan guru dari 10 orang guru yang dijadikan responden dalam Kegiatan Siklus I sebesar 79% dengan kategori B (Baik). Tetapi
masih banyak aspek yang diobservasi memperoleh skor 2 (Kurang). Adapun kekurangan - kekurangan yang dilakukan guru pada siklus I yaitu :
a. Guru masih belum bisa memasukkan efek pada power point.
b. Guru masih kurang bisa dalam memasukkan video pada power point.
c. Guru masih kurang bisa memasukkan suara dan gambar pada power point.
Karena skor ketuntasan yang dilakukan pada siklus I hanya 79 % maka dianggap masih belum mencapai indikator keberhasilan dari 85% guru sudah dapat membuat media pembelajaran maka tindakan siklus I akan dilanjutkan ke siklus II.
Sedangkan pada kegiatan IHT siklus II semua komponen kemampuan membuat media pembelajaran power point sudah meningkat.
Pada siklus II ini terjadi peningkatan guru yang mampu membuat media pembelajaran power point, yaitu sebanyak 8 orang guru (80%) yang sudah sangat baik atau sangat bisa membuat media pembelajaran power point, 2 orang guru ( 25%) sudah sudah dikatagori baik membuat media power point.
Untuk hasil nilai rata-rata evaluasi kemampuan guru dalam Kegiatan IHT Siklus II sebesar 86 dengan kategori A ( sangat Baik).
Berarti ada peningkatan kemampuan guru dari siklus I yaitu 79 (baik) meningkat menjadi 86 (sangat baik). Dari hal tersebut terlihat bahwa keampuan guru dalam membuat media pembelajaran power point sudah meningkat.
Semua komponen penilaian yang masih kurang di siklus I seperti memasukkan efek, memasukkan video , memasukkan gambar dan suara pada power point semuanya sudah bisa dikuasai oleh guru pada siklus II.
Karena skor ketuntasan yang dilakukan pada siklus II sudah mencapai 86 % maka dianggap sudah mencapai indikator keberhasilan dari 85% guru sudah dapat
64 membuat media pembelajaran , untuk itu maka tindakan siklus II dianggap berhasil.
Berikut disajikan tabel perbandingan hasil rekapitulasi kemampuan siswa dalam membuat media pembelajaran power point pada siklus I dan Siklus II seperti pada tabel di bawah ini :
Tabel 5. Perbandingan hasil rekapitiulasi Kemampuan Guru Siklus I dan II
Siklus
Hasil Rekapitulasi Kemampuan Guru
Siklus I 79 %
Siklus II 86 %
Perbandingan skor perolehan kemampuan guru dalam membuat media pembelajaran power point siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 4. Grafik Perbandingan Hasil Kemampuan Guru Siklus I dan II Berdasarkan grafik di atas, terjadi peningkatan pada setiap siklus. Hasil kemampuan guru membuat media pembelajaran power point pada siklus I memperoleh skor nilai 79% atau kategori “Baik”, sedang kemampuan guru pada siklus II memperoleh skor 86% dengan kategori
“ Sangat Baik”.
Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru membuat media pembelajaran power point sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu kemampuan guru membuat media power point dianggap berhasil jika sudah mencapai ≤ 85% mencapai kriteria
“Sangat Baik”.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan
Berdasarkan analisis data dan hasil tindakan disimpulkan bahwa pelaksanaan in house training signifikan dapat Peningkatkan kemampuan guru dalam melakukan proses pembelajaran melalui pembuatan media pembelajaran power point. Data yang diperoleh menunjukan bahwa setelah diadakan penerapan tindakan berupa In House Training guru yang mampu membuat media pembelajaran powerpoint secara sederhana sebanyak 2 orang atau 20% dan guru yang mampu membuat powerpoint pada dengan sangat baik sebanyak 8 orang atau 80%. Pelaksanaan In House Training pembuatan media pembelajaran power point dapat meningkat kemampuan guru dalam pengembangan aktivitas mengajar di SDN bagus 2.
B. Saran
Karena adanya pengaruh positif dan signifikan dari Pelaksanaan In House Training terhadap kemampuan guru membuat media pembelajaran maka penulis menyampaikan beberapa saran yaitu
1. Kepada semua Kepala Sekolah disarankan melakukan in house training untuk meningkatkan kemampuan guru dalam membuat media pembelajaran dengan powerpoint sehingga guru dapat menyampaikan media pembelajaran dengan powerpoint yang atraktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan serta sesuai 75%
80%
85%
90%
Hasil Kemampuan Guru
Perbandingan Hasil Kemampuan Guru
Siklus I Siklus II
65 dengan kebutuhan serta kondisi sekolah masing-masing.
2. Kepada semua guru dapat kiranya menggunakan media powerpoint sebagai media pembelajaran yang dibuat secara mandiri dalam melaksanakan pembelajaran sehingga tercipta pembelajaran yang PAIKEM.
DAFTAR PUSTAKA
Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung:Alfabeta Mulyasa. 2007. Menjadi Guru Profesional :
Menciptakan pembelajaran Kreatif dan menyenangkan . Bandung : Remaja Rosdakarya
Munthe Bermawi. 2009 .Desain Pembelajaran.
Yogyakarta : Pustaka Insan Mandiri Nana Syaodih. 1998. Pengembangan
Kurikulum : Teori Dan praktek.
Bandung: Remaja Rosdakarya
Nasution. 2010. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.
Jakarta: Bumi Aksara Oemar Hamalik. 2011. Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara
Sardiman AM. 2004. Interaksi dan Inovasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali
Usman Moh Uzer. 2002. Menjadi Guru Profesional. Bandung : remaja Rosdakarya
http//tikettraining.com/pengertian in house training-tujuan dan manfaatnya.html
http://tisna-dj.blogspot.com/Makalah Aktivitas Guru/ 23 Agustus 2022
http://www.zonareferensi.com/ Pengertian Mengajar.html/ 23 Agustus 2022 Microsoft powerpoint-wikepedia bahasa
Indonesia. ensiklopedia; id.wikipedia.
org /wiki/micrososft-PowerPoint. / 22 Agustus 2022
http//; tasik-
blog.blogspot.com/2009/01/pengertian power point.html / 22 Agustus 2022