• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHAFAL BACAAN SALAT DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN EVERYONE IS TEACHER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHAFAL BACAAN SALAT DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN EVERYONE IS TEACHER"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHAFAL BACAAN SALAT DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN EVERYONE IS TEACHER

Cecep Bahrudin

Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya E-mail: cebahrudin@gamil.com

Abstrak

Upaya peningkatan mutu pendidikan berakibat terhadap guru termasuk yang mengampu pelajaran pendidiikan agama islam dan budi pekerti disekolah. Perubahan- perubahan yang menjadi akibat pembaharuan kurikulum, penggunaan media pembelajaran baru, metoda belajar dan proses belajar mengajar baru yang disarankan dalam kurikulum itu memerlukan penyesuaian , baik dalam hal materi pengajaran, metode dan teknik mengajar, maupun sikap mengajaranya yang berbasis konstruktivisme dan behaviorisme.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah model pembelajaran everyone is teacher yang dilakukan di awal setiap pelajaran Agama Islam dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas 7 di SMPN Satu Atap 1 Maliku menghafal bacaan dalam shalat wajib. Penelitian ini bertujuan untuk megetahui apakah model pembelajaran everyone is teacher yang dilakukan di setiap awal pelajaran dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas 7 di SMPN Satu Atap 1 Maliku dalam menghafal bacaan- bacaan dalam shalat wajib.

Penelitian ini menggunakan tindakan kelas sebanyak tiga putaran. Setiap putaan terdiri dari empat tahap yaitu : rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi dan refisi.Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN Satu Atap 1 Maliku. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.

Penggunaan model pembelajaran everyone is teacher akan lebih hidup dan bermakna bagi siswa apabila dalam pelaksanaannya melibatkan siswa sebagai sentral dan guru hanya sebagai fasilitator.Hal ini terbukti dari data yang didapat ,dimana pada siklus I yang masih menempatkan guru sebagai sentral dan siswa hanya menirukan didapat peningkatan sebesar 19 % sedangkan pada siklus II dengan menjadikan siswa sebagai sentral dan guru hanya sebagai fasilitator didapat peningkatan yang lebih tinggi yaitu sebesar 52 %

Kata Kunci : Kemampuan, Menghafal, , everyone is teacher

(2)

Pendahuluan

Pendidikan Agama Islam memiliki peran penting dalam membentuk karakter siswa yang beriman dan berakhlak Islami. Tujuan utamanya adalah membentuk siswa yang mampu mengamalkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi contoh yang baik dalam masyarakat. Dalam konteks ini, proses pembelajaran di sekolah diharapkan dapat memberikan dampak yang nyata dalam kehidupan siswa. Namun, terdapat tantangan dalam menghadapi perubahan perilaku siswa dalam mengamalkan ajaran agama Islam.

Pendidikan Islam bertujuan mengarahkan peserta didik untuk mengabdi dan beribadah sesuai dengan ajaran Islam, serta mewariskan nilai-nilai luhur Islam kepada mereka. Namun, beberapa kendala sering muncul dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam, seperti preferensi penggunaan metode ceramah oleh guru, cakupan substansi yang luas, inovasi kurikulum yang terus berkembang, dan kurangnya minat siswa terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam.

Salah satu faktor penting dalam pembelajaran adalah strategi pembelajaran yang digunakan. Guru harus mampu membangkitkan motivasi belajar siswa dan menciptakan suasana yang kondusif bagi pemahaman mereka terhadap materi ajaran. Dalam konteks ini, penulis tertarik untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif, khususnya tipe pembelajaran

"Make A Match" (mencari pasangan), dengan tujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Menurut Alvinje dkk, (2022, 147) Metode make a match dikenal sebagai model mencari pasangan lewat kartu, siswa menerima kartu yang berisi pertanyaan atau jawaban, kemudian mereka mencari pasangan yang cocok sesuai kartu yang dipegangnya.

Kelebihan dari model pembelajaran make a match, diantaranya: (1) mewujudkan kondisi pembelajaran yang mengasyikkan; (2) materi belajar disajikan lebih menarik perhatian peserta didik; (3) dapat memperbaiki hasil beljar peserta didik guna mencapai taraf ketuntasan belajar; (4) Kerjasama antarsesama peserta didik terwujud dengan dinamis (Kurniasih dan Berlin, 2015: 56). Menurut Joyce dan Weil (dalam Rusman, 2017:244) model pembelajaran merupakan perencanaan yang diterapkan untuk membuat kurikulum, menyusun perangkat pembelajaran, dan melakukan kegiatan belajar dikelas

.

(3)

Metode/Metodologi

Yang menjadi subyek Penelitian ini adalah siwa kelas 7 SMPN Satu Atap 1 Maliku. Sedangkan Objek penelitian adalah Model Pembelajaran Everyone is teacher pada siswa kelas 7 SMPN Satu Atap 1 Maliku. Tempat yang menjadi obyek penelitian ini adalah SMP Negeri Satu Atap 1 Maliku yang bertempat di Desa Sidodadi Kecamatan Maliku Kabupaten Pulang Pisau, sedangkan waktu penelitia ini dimulai dari pembuatan proposal hingga menjadi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan selama1 bulan. Juli s/d Agustusi 2023.

Tabel 1 : Jadwal Tindakan Kelas

No Keterangan Juli 2023 Agustus 2023

Mg1 Mg2 Mg3 Mg4 Mg1 Mg2 Mg3 Mg4 1 Mengajukan izin

penelitian 2 Koordinasi

dengan observer 3 Menyusun jadwal

penelitian 4 Pratindakan 5 Identifikasi

masalah 6 Perencanaan 7 Siklus 1 8 Evaluasi dan

penilaian 9 Perencanaan 10 Siklus 2 11 Evaluasi dan

penilaian

12 Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindaka kelas ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif adalah metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala,kejadian yang terjadi pada saat sekarang dengan menyimpulkan permasalahan dari deduktif ke induktif dan sebaliknya (Sujana ,1999 : 64 ).

(4)

Pelaksanaan

Siklus 1

Siklus 2 Selesai

Perencanaan Pengamatan

Pelaksanaan Refleksi

Perencanaan Pengamatan

Prosedur pelaksanan penelitian tindakan ini terdiri dari 2 siklus,di mana kedua siklus tersebut saling terkait,artinya pelaksanaan siklus 2 merupakan kelanjutan dan perbaikan dari pelaksanaan siklus I.

Dalam penelitian ini , data yang digali adalah data tentang kemampuan siswa kelas 7 dalam menghafal bacaan-bacaan dalam shalat wajib ,maka bentuk data yang perlukan adalah skor dari penilaian unjuk kerja secara lisan pada siswa yaitu berupa bacaan dalam shalat wajib. Sumber data dalam penelitian ini adalah berupa lembar penilaian unjuk kerja dengan bentuk soal berupa bacaan-bacaan dalam shalat wajib.

Teknik yang digunakan untuk pengambilan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tes unjuk kerja baik pada saat pra siklus atau sebelum pelaksanaan tindakan maupun setelah selesai tindakan .Sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti mengadakan tes unjuk kerja untuk melihat kemampuann siswa dalam menghafal bacaan-bacaan shalat yang dilaksanakan di semester I, di mana pada semester I kelas 7 memang terdapat materi shalat .Dari hasil data yang diperoleh, maka peneliti melakukan analisa , dan dari hasil analisa data, peneliti melanjutkan dengan melakukan tindakan siklus I

Gambar 1. Pelaksanaan Siklus PTK

Masalah

(5)

Menurut (Arikunto, 2015:46) Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja guru dalam proses pembelajaran sehingga terjadi peningkatan terhadap hasil belajar siswa. Adanya tuntutan mutu pendidikan yang berkualitas sangat berimbas kepada tuntutan kinerja guru dalam melakukan tugas pokoknya. Guru dituntut untuk lebih profesional dan harus mampu meningkatkan kemampuan siswa secara maksimal.Kondisi inilah yang membutuhkan tindakan kongkrit dari guru yang salah satu.

Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil

Hasil Studi awal dengan Hasil Siklus I dan II merupakan suatu analisis untuk mengetahui perkembangan kemampuan yang dicapai siswa dalam menghafal bacaan- bacaan shalat wajib. Adapun data tentang perbandingan yang dimaksud dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2 : Data nilai rata-rata kelas pada data awal,siklus I dan Siklus II

Dari data di atas maka dapat dilihat perbandingan dari hasil studi awal,tindakan siklus I dan siklus II sebagai berikut :

a. Terdapat peningkatan kemampuan atau prestasi belajar yang cukup tinggi.Berdasarkan data dari temuan awal ke siklus I dan siklus II selalu mengalami peningkatan nilai .

b. Dengan diterapkannyamodel Pembelajaran everyone is teacher vteadi awal setiap pelajaran agama Islam ,maka terdapat peningkatan rata-rata kelas dari sebelum nya yaitu 61.04 menjadi 75.13.Sedangkan dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas sebesar 85.38.Hal ini menunjukkan adanya peningkatan persentase keberhasilan dari temuan awal ke siklus II sebesar 71 %.

No ASPEK DATA AWAL SIKLUS I SIKLUS II

1. Rata-rata Kelas 61.04 75.13 85.38

2. Siswa yang berhasil 6 10 21

3. Persentase Keberhasilan

29 % 48 % 100

(6)

c. Kenaikan nilai dari siklus I ke siklus II tersebut merupakan akibat dari penambahan tindakan berupa mengambil model pembelajaran untuk mendemonstrasikan dan memimpin dalam menghafal bersama secara bergantian.

Pembahasan Temuan studi awal

Studi awal ini dimaksudkan untuk mempermudah siswa kelas 7 dalam menghafal bacaan-bacaan dalam shalat wajib yang termasuk kompetensi dasar dalam silabus kelas 7 Sekolah Menengah Pertama. Dengan kegiatan ini masalah yang dihadapi siswa berkaitan dengan menghafal bacaan-bacaan dalam shalat wajib dapat dideskripsikan dan selanjutnya dapat dipakai sebagai acuan untuk melaksanakan penelitian tindakan.

Berdasarkan data studi awal yang diperoleh dari hasil tes unjuk kerja pada siswa dapat disajikan data nilai siswa kelas 7 tentang hafalan bacaan- bacaan dalam shalat wajib. Tabel Nilai rata-rata kelas 7 tentang hafalan bacaan shalat wajib tanpa menggunakan model pembelajaran everyone is teacher di setiap awal pelajaran agama Islam.

Tabel 3 : Tanpa menggunakan model pembelajaran everyone is teacher

No ASPEK DATA AWAL

1 Rata-rata kelas 61.04

2 Siswa yang berhasil 6

3 Persentase keberhasilan 29 %

Sumber data :daftar nilai unjuk kerja tentang hafalan bacaan-bacaan shalat wajib kelas 7 sebelum tindakan. Dari data di atas dapat dilaporkan bahwa nilai rata-rata kelas tentang hafalan bacaan shalat wajib masih sangat rendah yaitu 61.04 Persentase jumlah siswa yang berhasil hanya 29 %

Siklus I

Dari hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I ,maka diperoleh sumber data daftar nilai rata-rata unjuk ker kerja kelas tentang hafalan bacaan shalat

(7)

wajib setelah menggunakan model pembelajaran everyone is teacher di setiap awal pelajaran agama Islam dan budi pekerti pada siklus I

Tabel 4 : Setelah menggunakan model pembelajaran everyone is teacher

No. ASPEK DATA

AWAL

SIKLUS I

1 Rata-rata kelas 61.04 75.13

2 Siswa yang berhasil 6 10

3 Persentase keberhasilan 29% 48 %

Berdasarkan data di atas ,maka dapat diketahui bahwa kemampuan siswa tentang hafalan bacaan-bacaan shalat wajib adalah sebagai berikut :

1. Ada peningkatan prestasi siswa dalam menghafal bacaan-bacaan shalat wajib dari data awal yang menunjukkan rata-rata 61.04 menjadi 75.13.Hal ini menunjukkan adanya kenaikan nilai sebesar 14.09.

2. Adanya kenaikan jumlah siswa yang berhasil menghafal bacaan-bacaan shalat wajib dengan nilai di atas 75.00 sebanyak 10 .dari sebelumnya yang hanya berjumlah 6.Hal ini menunjukkan adanya kenaikan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 4 siswa.

3. Adanya peningkatan nilai rata-rata kelas dan jumlah siswa yang berhasil ,maka dapat disimpulkan adanya peningkatan persentase keberhasilan.Dalam hal ini persentase keberhasilan meningkat 19 %( dari data awal 29 %.menjadi 48 %.pada siklus I).

Siklus II

Pada siklus II ini diadakan perbaikan dalam tindakan yaitu menjadikan siswa sebagai model pembelajaran yang mendemonstrasikan bacaan dan memimpin dalam menghafal secara bersama-sama dengan cara bergantian.

Adapun sumber data dafftar nilai hasil unjuk kerja pelaksanaan tindakan siklus ini dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 5 : Model pembelajaran everyone is teacher pada siklus II

No. ASPEK SIKLUS I SIKLUS II

1. Rata-rata kelas 75.13 85.38

2 Siswa yang berhasil 10 21

(8)

3. Persentase keberhasilan 48 % 100 %

Kesimpulan

Terdapat kenaikan nilai rata-rata kelas sebesar 10.25 dari siklus I yang menunjukkan rata-rata 75.13 menjadi 85.38 pada siklus II. Seluruh siswa ( 21 siswa ) mendapat nilai di atas atau sama dengan 75.00. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 11 siswa. Persentase keberhasilan siswa mencapai 100 %.Ini menunjukkan terjadinya peningkatan sebesar 52 % dari data hasil siklus I).

Referensi

Suprijono, Agus. 2016. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur penelitian : suatu pendekatan praktik.

Jakarta : Rineka Cipta.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 2017 .Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka.

Zuhairini,1983,Metodik khusus Pendidikan Agama Islam, Surabaya : Usaha Nasional

Sulaiman Rasyid,2005,Fiqh Islam, Jakarta: Sinar Baru Algensindo

Sugiyono, 2016 Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D Bandung Alfabeta

Hassan.A, 2021,Tarjamah Bulughul Maram,Bandung :CV.Diponegoro

Jexy J. Moleong,2000,Metodologi Penelitian Kualitatif,Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sudjana,Nana,1989.Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar.Bandung :Sinar Baru

Robbins, Stephen. 2009, Perilaku Organisasi, Jakarta : Salemba Empat https://educatinalwithptkdotnet.wordpress.com/2015/02/18/metode- pembelajaran-aktif-model-every-one-is-teacher-here/

Referensi

Dokumen terkait

pada guru mautun teman saat pembelajaran mengalami peningkatan dari sebelum diadakan tindakan hanya 11,54% dan setelah dilakukan tindakan dengan model pembelajaran Think

Peningkatan kreativitas siswa dapat diketahui dengan cara membandingkan dari hasil sebelum tindakan dan sesudah tindakan siklus I dan tindakan siklus II

Dari perhitungan yang dilakukan pada siklus II dengan menggunakan rumus prosentase ketuntasan belajar, diperoleh prosentase hasil tes unjuk kerja sebesar 100%.Prosentase

dengan setelah tindakan siklus I mengalami peningkatan sebesar 22,22 % dengan kategori”Rendah” dan antara setelah tindakan siklus I dengan tindakan siklus II

Data Hasil Tes Belajar Tes hasil belajar dilakukan setelah kegiatan pembelajaran pada siklus II berlangsung. Peningkatan ketercapaian pada siklus II dapat dikatakan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dari pra tindakan, siklus I, dan siklus II setelah digunakannya model pembe- lajaran Somatic, Auditory, Visualization, and

Pra siklus adalah pemaparan kondisi proses pembelajaran dan aktivitas belajar siswa sebelum dilaksanakan tindakan sebagai permasalahan awal penelitian yang

Hasil Penelitian Siklus II Tahap Perencanaan Tindakan Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I diputuskan bahwa untuk meningkatkan pembelajaran IPS tetap dilakukan dengan menggunakan