PENDAHULUAN
Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalahnya adalah apakah pemanfaatan bahan bekas sebagai media bernyanyi dapat meningkatkan keterampilan motorik halus anak usia dini. Berdasarkan rumusan masalah, solusi untuk meningkatkan keterampilan motorik halus anak adalah dengan menggunakan media bekas pada anak usia 4-5 tahun di TK Pertiwi Galesong. Langkah-langkah yang harus diperhatikan guru adalah dengan melihat keadaan perkembangan motorik halus anak, kemudian menentukan tema yang akan digunakan, kemudian menentukan tujuan pembelajaran yaitu meningkatkan.
Tujuan penelitian
Utamanya guru Kelompok A untuk melakukan penelitian tentang peningkatan keterampilan motorik halus melalui kegiatan meronce dengan menggunakan bahan bekas di TK Pertiwi Galesong. Indikator yang diamati untuk mengukur peningkatan keterampilan motorik halus melalui kegiatan roncing dengan bahan bekas. Data hasil tindakan siklus 1 Peningkatan motorik halus anak melalui kegiatan Meronce dengan menggunakan bahan bekas.
Hasil observasi aktivitas siswa dalam peningkatan keterampilan motorik halus melalui kegiatan merontion dengan menggunakan bahan bekas pada siklus II pertemuan pertama disajikan pada tabel di bawah ini. Hasil observasi aktivitas siswa dalam meningkatkan keterampilan motorik halusnya melalui aktivitas memukul dengan menggunakan bahan bekas sebagai media pada siklus II pertemuan pertama dan pertemuan kedua disajikan sebagai hasil observasi anak pada siklus II pertemuan 2. Aktivitas siswa untuk meningkatkan keterampilan motorik halus anak dengan melaksanakan kegiatan bermain peran menggunakan media materi.
LEMBAR OBSERVASI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN AKTIVITAS MERONCE MENGGUNAKAN MATERI SIKLUS I PERTEMUAN 1 DI KELOMPOK A TK PERTIWI GALESONG. LEMBAR OBSERVASI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN AKTIVITAS MERONCE MENGGUNAKAN BAHAN BEKAS SIKLUS I 2. PERTEMUAN KELOMPOK A TK PERTIWI GALESONG.
Manfaat Penelitian
KAJIAN PUSTAKA
Kajian Teori
Keterampilan motorik halus Adi merupakan kemampuan yang berkaitan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot-otot kecil dan koordinasi tangan-mata.” Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan motorik halus adalah gerakan-gerakan bagian tubuh tertentu yang menggunakan otot-otot halus. , menggunting, puzzle, bermain plastisin, menyusun balok, mewarnai dan menulis merupakan kegiatan yang dapat mengembangkan motorik halus.
A, (Claudia, dkk. 2018) menyatakan bahwa fungsi motorik halus adalah sebagai berikut: (a) melatih mobilitas jari tangan dan tangan; (b) mendorong pertumbuhan dan perkembangan motorik halus; Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri perkembangan motorik halus pada anak usia 4-5 tahun adalah mampu mengkoordinasikan mata dan tangan ketika melakukan aktivitas yang berkaitan dengan motorik halusnya, baik melipat, memotong, dll. . Berdasarkan uraian di atas, maka aspek perkembangan motorik halus anak hendaknya dikembangkan secara bertahap.
Dalam mengoptimalkan perkembangan motorik halus anak usia 4-5 tahun, banyak dilakukan kegiatan yang dapat mengembangkan motorik halus anak, misalnya saja kegiatan menari. Kertas dapat digunakan sebagai alat bermain yang dapat meningkatkan perkembangan motorik halus dan bahasa anak.
Kerangka Pikir
Berdasarkan permasalahan tersebut, cara yang efektif untuk meningkatkan perkembangan motorik halus siswa adalah dengan memanfaatkan bahan bekas. Melalui meronce, kemampuan koordinasi tangan-mata anak meningkat sehingga mendorong anak untuk meningkatkan kreativitas.
Hipotesis Tindakan
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi dan Subjek penelitian
Faktor yang Diselidiki
Prosedur Penelitian
Tahapan ini merupakan implementasi dari seluruh rencana yang dibuat, kegiatan yang dilakukan di kelas merupakan pelaksanaan tindakan yaitu. Tahapan ini merupakan kegiatan menyelidiki hasil belajar motorik halus melalui kegiatan Meronce dengan menggunakan bahan bekas anak kelompok A TK Pertiwi Galesong hasil observasi kegiatan mengajar guru dan kegiatan belajar anak siklus I yang dilakukan oleh guru dan pengamat. . Tahapan ini menganalisis keberhasilan dan kelemahan pembelajaran motorik halus melalui kegiatan Meronce dengan menggunakan bahan bekas pada siklus I dan menjadi masukan untuk perbaikan pada siklus II.
Langkah-langkah yang dilakukan pada siklus II secara umum sama dengan tahap perencanaan atau pelaksanaan pada siklus I, hanya saja dilanjutkan dari siklus I ke siklus II, sehingga dipandang perlu adanya perbaikan dan penyempurnaan terhadap pelaksanaannya.
Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi langsung dan dokumentasi proses pembelajaran melalui kegiatan meronce dengan menggunakan media yang digunakan di TK Pertiwi Galesong Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar. Tujuannya untuk mengetahui peningkatan kemampuan motorik halus anak setelah dilakukan tindakan, melalui pelaksanaan kegiatan ronce dengan menggunakan media yang digunakan, rumus yang digunakan dalam analisis. Pada kegiatan inti pertama, anak bermain balok, kemudian guru memberikan kegiatan bergiliran dimana bahan bekas dijadikan media.
Hasil observasi aktivitas siswa dalam meningkatkan keterampilan motorik halus melalui kegiatan meronce dengan materi yang digunakan pada siklus I pertemuan pertama dan pertemuan kedua disajikan pada tabel dibawah ini. Berdasarkan hasil observasi anak menggunakan bahan bekas yaitu sedotan dan tutup botol. Berdasarkan data observasi di atas terlihat bahwa peningkatan kemampuan motorik halus anak dalam menggunakan media bekas masih perlu ditingkatkan, karena masih terdapat anak yang belum mampu menggunakan media bekas sehingga anak tersebut masih memerlukan bimbingan. .
Pada kegiatan ronce, penggunaan bahan media bekas pada siklus II pertemuan I. Pemanfaatan media koran bekas yang digulung dan karton bekas yang dibentuk segitiga dilakukan oleh guru dan peneliti pada kegiatan ronce. Dengan melakukan kegiatan pembelajaran ronce dengan menggunakan media bekas, peneliti melihat kemampuan setiap anak berbeda-beda, ada anak yang mampu menyelesaikan ronce, ada anak yang mampu menyelesaikan ronce dengan bantuan guru dan ada anak yang mampu menyelesaikan ronce. belum bisa menyelesaikan ronce tersebut. Saat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media bekas, peneliti melihat kemampuan setiap anak berbeda-beda. Hasil observasi aktivitas siswa dalam meningkatkan keterampilan motorik halus melalui kegiatan meronce dengan menggunakan media abhan bekas pada siklus II pertemuan kedua disajikan pada tabel di bawah ini.
Kegiatan Meronce dengan menggunakan bahan bekas sebagai media diterapkan pada pembelajaran selama kegiatan penelitian pada Siklus I dan Siklus II. Peneliti memilih menggunakan bahan bekas sebagai media karena bahan bekas mudah didapat di lingkungan sehingga peneliti dapat berkreasi dengan apapun yang diinginkannya. Di antara anak-anak yang masuk dalam kategori kurang berkembang, pada akhirnya terdapat 7 anak yang berkembang sesuai harapan dan 5 anak berkembang sangat baik dengan menggunakan bahan-bahan yang dijadikan media dalam kegiatan tertentu.
Untuk mengetahui peningkatan keaktifan siswa pada motorik halus anak melalui pelaksanaan aktivitas bermain-main dengan menggunakan media bahan bekas, hal ini diperoleh melalui observasi, melihat hasil observasi dan evaluasi aktivitas siswa, peningkatan motorik halus anak Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, anak mampu menunjukkan tali dengan bantuan guru. Observasi pada siklus II, anak sudah mampu memasukkan senar ke dalam senar walaupun tanpa bantuan, atau dengan kata lain anak sudah mandiri dalam kegiatan merangkai, anak sudah dapat mengkoordinasikan mata dan tangan serta anak sudah dapat mengontrol gerakan tangan kanan dan kiri dengan otot polos. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa meron dengan menggunakan media bekas dapat meningkatkan keterampilan motorik halus anak di TK Pertiwi Galesong Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar.
Melalui kegiatan mencocokkan bentuk dan warna, anak-anak Kelompok B TK Harapan Kelayu dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Meningkatkan keterampilan motorik halus melalui kegiatan Meronce menggunakan bahan tanah liat di Kelompok B TK Yayasan Masyithoh Beran Bugel Kulon Progo Universitas Negeri Yogyakarta. Guru menjelaskan alat dan bahan yang akan digunakan serta mempraktikkan cara menggunakan media bekas.
Tidak : Guru tidak menanyakan perasaan anak setelah menggunakan bahan yang dijadikan media.