• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of PENINGKATAN KESUBURAN TANAH DAN HASIL PADI SAWAH MELALUI APLIKASI PUPUK ORGANIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of PENINGKATAN KESUBURAN TANAH DAN HASIL PADI SAWAH MELALUI APLIKASI PUPUK ORGANIK"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

http://jtsl.ub.ac.id 335

PENINGKATAN KESUBURAN TANAH DAN HASIL PADI SAWAH MELALUI APLIKASI PUPUK ORGANIK

Increasing Soil Fertility and Lowland Rice Yield through Organic Fertilizer Application

Itang Ahmad Mahbub*, Gindo Tampubolon, Mukhsin, Yulfita Farni

Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Jambi, Jl.Jambi -Ma Bulian KM 15, Jambi

*)Penulis korespondensi: itang_am@unja.ac.id

Abstrak

Hasil padi sawah irigasi Desa Sri Agung mengalami penurunan. Dalam empat tahun terakhir, peningkatan penambahan unit input (pupuk) tidak diikuti dengan peningkatan hasil secara ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pupuk organik terhadap parameter kesuburan tanah seperti pH, N total, C organik, P tersedia dan K tersedia. Penelitian dilakukan di sawah Desa Sri Agung. daerah Batang Asam, Kabupaten Tanjung Jabung Barat-Jambi. Penelitian dilakukan pada April hingga September 2020.

Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dengan enam perlakuan dan lima ulangan Perlakuan yang dicobakan adalah: Pupuk Rekomendasi (R), 5 jenis pupuk organik dengan dosis masing-masing 10 t ha-1 yaitu, Petroganik+R (P1), Compost Solid Decanter + R (P2), Kotoran Ayam + R (P3 ), Kotoran Sapi +R (P4) dan Kompos Limbah Industri + R (P5). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk organik secara nyata meningkatkan kandungan K tersedia tanah sawah, namun belum mampu meningkatkan pH, N total, C organik dan P tersedia tanah secara nyata. Hasil gabah giling kering tertinggi diperoleh pada +R (P1) Perlakuan Petroganik sebesar 7,52 t ha-1.

Kata Kunci : kesuburan tanah, padi sawah, pupuk organik

Abstract

The yield of irrigated paddy rice in Sri Agung Village has decreased. In the last four years, the increase in the addition of input units (fertilizers) has not been followed by an increase in economic yields. This study aimed to analyze the effect of organic fertilizers on soil fertility parameters, such as pH, total N, organic C, available P and available K. The research was conducted in the rice fields of Sri Agung Village. Batang Asam area, West Tanjung Jabung Regency-Jambi. The research was conducted from April to September 2020.

The study used a randomized block design with six treatments and five replications. The treatments tried were: Recommended Fertilizer (R), five types of organic fertilizer with a dose of 10 t ha-1 each, namely, Petroganik+R ( P1), Compost Solid Decanter + R (P2), Chicken Manure + R (P3 ), Cow Manure +R (P4) and Industrial Waste Compost + R (P5). The results showed that organic fertilizers significantly increased available K content of paddy soil but they did not significantly increase soil pH, total N, organic C and available P. The highest yield of dry milled grain (7.52 t ha-1) was obtained at +R (P1) Petroganic treatment.

Keywords: lowland rice, organic fertilizer, soil fertility

Pendahuluan

Padi merupakan salah satu komoditas strategis yang menjadi basis ketahanan pangan dan hajat hidup penduduk. Hasil berbagai kajian pada sentra

produksi padi menunjukkan bahwa kandungan bahan organik lahan sawah rata-rata kurang dari 2%, padahal kisaran optimum bahan organik tanah sawah untuk mendukung pertumbuhan tanaman harus lebih dari 3% (Hapsari dan Djoko, 2014).

(2)

http://jtsl.ub.ac.id 336 Hasil penelitian Viezelina et al. (2019) menunjukkan

bahwa status kesuburan tanah di persawahan Desa Sri Agung tergolong rendah, dan begitu juga di persawahan Desa Rawa Medang (Mahbub et al., 2018). Kedua Persawahan tersebut berada dalam satu hamparan. Kesuburan tanah di kedua persawahan tersebut tergolong rendah ditandai dari kandungan C organik 0,42% sampai 1,69% (sangat rendah sampai rendah), kandungan N total 0,05%

sampai 0,14% (sangat rendah sampai rendah, P tersedia 14,4 ppm sampai 136,6 ppm (rendah sampai sangat tinggi), KTK 5,0 me 100 g-1 sampai 8,0 me 100 g-1 (rendah) serta kejenuhan basa yang rendah (Mahbub et al., 2018; Viezelina et al., 2019).

Produktivitas tanaman sangat dipengaruhi oleh kondisi lahan. Tanaman tidak dapat berproduksi secara maksimal bila terdapat faktor pembatas seperti tingkat kesuburan tanah rendah.

Dampak penggunaan secara intensif dari pupuk anorganik akan memacu penurunan kandungan bahan organik tanah (Simanungkalit et al., 2006).

Aplikasi pupuk agrokimia yang bersifat anorganik dengan dosis tinggi tanpa disertai aplikasi bahan organik sebagai amelioran mengakibatkan kandungan bahan organik tanah sangat rendah, sehingga menjadi faktor kendala yang serius dalam meningkatkan produksi padi sawah (Bakrie et al., 2010; Rahman dan Zhang, 2018; Roba, 2018).

Aplikasi pupuk organik memiliki multi fungsi yaitu dapat menambah bahan organik tanah, menyumbangkan hara nitrogen, fosfor dan kalium serta hara tanaman lainnya. Aplikasi pupuk organik bertujuan untuk menambah pasokan nutrisi makro dan mikro serta asam-asam organik. Selain itu dalam jangka panjang memeiliki peranan sebagai amelioran untuk memperbaiki kesuburan tanah baik dari segi fisikanya dan kimianya serta biologi tanahnya. Penambahan bahan organik merupakan modifikasi rekomendasi pemupukan untuk meningkatkan produktivitas tanah sawah.

Rekomendasi pemupukan nitrogen, fosfor dan kalium pada padi sawah spesifik lokasi berpedoman pada Bagan Warna Daun (BWD) dan hasil analisis hara P dan K dengan target kenaikan produksi 2,5 t ha-1 dibandingkan dengan tanpa aplikasi pupuk 200 kg Urea ha-1 pada saat kondisi hara fosfor (P) sedang dan kalium (K ) rendah serta membutuhkan 75 kg SP36 dan 100 kg KCl ha-1 tanpa jerami atau kompos (Permentan Nomor 40/Permentan/OT.140/04/2007). Bila menggunakan pupuk majemuk diperlukan 200 kg NPK (15-15-15) ha-1 disertai dengan pupuk tunggal 145 kg Urea dan 55 kg KCl ha-1. Pemberian pupuk

kandang dengan dosisi 2 t ha-1 dapat menghasilkan gabah kering giling 7.360 kg ha-1 (7,36 t ha-1) dan lebih tinggi dari pola petani yang hanya memberikan pupuk anorganik yang menghasilkan gabah kering giling 7,2 t ha-1 (Arafah, 2011). Hasil penelitian Siwanto et al. (2015) aplikasi pupuk anorganik NPK 200 kg ha-1 dan 500 kg pupuk organik ha-1 dapat meningkatkan efisiensi N tertinggi yaitu 89,19%. Sementara itu efisiensi P adalah 69,55% dan K 92,52% pada aplikasi pupuk organik dengan dosis 750 kg ha-1 dan 300 kg pupuk anorganik ha-1.

Hasil penelitian Sujitno et al. (2014) menunjukkan bahwa perlakuan kompos ternak sapi sebesar 8,84 t ha-1 menghasilkan produktivitas tertinggi dibandingkan dengan kompos ternak domba dan pupuk organik kujang pada dosis 2 ton ha-1. Hasil penelitan Wahyuni et al. (2016) bahwa pemberian 10 t pupuk organik ha-1 disertai dengan pupuk NPK sesuai rekomendasi dapat memproduksi hasil gabah kering panen 7,0 t ha-1. Hasil penelitian Mahbub et al. (2019) bahwa dengan penambahanan bahan organik petroganik subsidi 10 t ha-1 yang dikombinasikan dengan pupuk anorganik (200 kg Urea, 75 kg SP-36 dan 100 KCl ha-1) mampu meningkatkan hasil padi 10,24%

dibandingkan dengan pemberian pupuk anorganik 200 kg Urea, 75 kg SP-36 dan 100 KCl ha-1. Upaya dalam meningkatkan produksi padi pada lahan yang memiliki bahan organik rendah perlu dilakukan aplikasi bahan organik ke dalam tanah.

Bahan pupuk organik in situ dan cukup potensial seperti kompos solid decanter (limbah padat pabrik kelapa sawit), pupuk kotoran sapi, pupuk kotoran ayam, kompos jerami padi dan kompos yang dibuat dari campuran limbah industri Pabrik Kelapa Sawit perlu dicobakan efektivitasnya dalam meningkatkan produksi padi dan kesuburan tanah.

Dengan demikian diperlukan penelitian untuk mengkaji aplikasi berbagai macam bahan pupuk organik terhadap perbaikan status kesuburan tanah dan produktivitas tanaman padi.

Bahan dan Metode

Penelitian ini dilakukan di persawahan Desa Sri Agung Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat mulai April-September 2020.

Analisis pH, C organik, N total, P tersedia dan K tersedia dilakukan di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Jambi dan BALITSA Lembang Bandung.

Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai

(3)

http://jtsl.ub.ac.id 337 September 2020. Bahan yang digunakan dalam

penelitiannya ini antara lain benih padi varietas PEPE, pupuk organik (Petroganik, Kompos Solid Decanter, Pukan Kotoran Sapi, Pukan Kotoran Ayam dan Kompos Limbah Industri yang ada di sekitar Desa Sri Agung), Urea, TSP dan KCl, pestisida, insektisida serta bahan lainnya yang digunakan untuk analisis sampel tanah dan tanaman di laboratorium. Alat yang digunakan meliputi ajir, cangkul, timbangan digital, meteran, tali rapia, plastik, karet gelang, kertas label, ember, gembor, kayu reng dan papan (untuk papan nama), paku, palu, kamera, alat-alat tulis serta peralatan lain yang digunakan untuk analisis sampel tanah dan tanaman di laboratorium.

Penelitian disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 6 perlakuan yaitu Pupuk anorganik dengan dosis sesuai Rekomendasi (R), dan 5 jenis pupuk organik dengan dosis masing-masing 10 t ha-1 ditambah pupuk anorganik Rekomendasi yaitu, Petroganik+ R (P1), Kompos Solid Decanter +R (P2), Pupuk Kandang Ayam+ R (P3), Pupuk Kandang Sapi + R (P4) dan Kompos Limbah Industri + R (P5). Setiap perlakuan ditempatkan pada 5 kelompok sebagai ulangan sehingga terdapat 30 unit percobaan. Ukuran petak percobaan 5 m x 3,8 m, dengan jarak tanam 25 cm x 25 cm pada pola jajar legowo 4:1, sehingga terdapat 240 tanaman dalam tiap petak percobaan.

Luas areal penelitian 633,6 m2. Pelaksanaan penelitian persemaian, pengolahan tanah dan pembuatan petak percobaan, pemberian pupuk organik sesuai perlakuan, penanaman, pemberian pupuk dasar dilakukan seminggu setelah tanam, pemeliharaan (penyiangan dan penyemprotan insektisida), pengamatan, panen, pengambilan sampel tanah dan analisis tanah.

Parameter yang diamati : tinggi tanaman, jumlah anakan produktif, persen gabah hampa, bobot gabah kering panen (GKP), bobot gabah kering giling (GKG), serta sifat kimia tanah pH, C, N, P dan K. Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis dengan analisis ragam uji F dengan taraf 5% dan jika mendapatkan hasil berbeda nyata maka dilakukan uji lanjut dengan metode DMRT (Duncan Multiple Range Test) menggunakan aplikasi SPSS.

Hasil dan Pembahasan Pertumbuhan dan hasil padi

Berdasarkan hasil analisis ragam pemberian pupuk anorganik dengan pupuk organik berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap tinggi tanaman dan tidak nyata pengaruhnya terhadap jumlah anakan dan anakan produktif, bobot gabah kering panen (GKP) dan bobot gabah kering giling (GKG) dan persen gabah hampa. Pengamatan terhadap parameter tanaman padi dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 menunjukkan perlakuan P1 (Petroganik 10 t ha-1 + pupuk Rekomendasi) menghasilkan rerata tinggi tanaman tertinggi (121,7 cm). Perlakuan dengan pupuk anorganik (R) mendapatkan tinggi tanaman terendah (104,8 cm).

Bobot GKG tertinggi diperoleh pada perlakuan Petroganik 10 t ha-1 + pupuk rekomendasi (P1), dengan bobot GKG yang diperoleh adalah 7,52 t ha-1 lebih tinggi diatas potensi hasil rata-rata yaitu 7,0 t ha-1. Hal ini karena pupuk organik merupakan sumber hara di dalam tanah, seperti N, P, K, Ca, Mg, S maupun hara mikro. Disamping itu, aplikasi pupuk organik bisa menonaktifkan unsur atau senyawa yang bersifat racun dan sekaligus meningkatkan ketersediaan unsur hara sehingga meningkatkan efisiensi pengambilan hara.

Tabel 1. Pengaruh pupuk anorganik dan organik terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan, anakan produktif, bobot GKP, bobot GKG dan persen gabah hampa.

Perlakuan Tinggi Tanaman

(cm)

Jumlah Anakan (batang)

Anakan Produktif

(batang)

GKP Bernas (t ha-1)

GKG Bernas (t ha-1)

Gabah Hampa

(%)

R 104,8 b 14,01 a 11,90 a 6,67 a 6.35 a 4,69 a

P1 121,7 a 14,90 a 13,48 a 7,84 a 7,52 a 3,86 a

P2 105,4 b 14,44 a 12,50 a 6,47 a 6,26 a 3,16 a

P3 116,6 ab 15,35 a 13,71 a 6,88 a 6,51 a 4,95 a

P4 110,1 ab 14,92 a 13,10 a 7,62 a 7,41 a 2,68 a

P5 116,3 ab 14,87 a 12,62 a 7,69 a 7,25 a 5,60 a

Keterangan : angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak menunjukkan hasil tidak berbeda nyata menurut uji DMRT taraf 5%.

(4)

http://jtsl.ub.ac.id 338 Peranan lain dari pupuk organik adalah memasok

bahan organik pada tanah sehingga tanah menjadi gembur, porositasnya meningkat sehingga bias menahan air lebih banyak (Lal, 2006). Selain itu juga mendorong mikroba tanah berkembang dengan baik (Salehi et al., 2017) serta meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk anorganik sehingga dapat menurunkan dosis penggunaan pupuk anorganik.

Hasil penelitian Moe et al. (2019) menunjukkan bahwa mengintegrasikan pupuk organik dan anorganik meningkatkan parameter pertumbuhan dan hasil padi Manawthukha (Oryza sativa subsp.

indica) dan Genkitsukushi (Oryza sativa subsp.

japonica) sekaligus mengurangi dosis pupuk kimia.

Tabel 1 juga menunjukkan bahwa persentase gabah hampa relatif kecil <10%, hal ini menunjukkan bahwa penambahan bahan organik/pupuk organik mampu memacu pembentukan malai berisi yang bernas. Penggunaan pupuk kimia dan pupuk organik dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman dan meningkatkan hasil serta kualitas tanaman (Masarirambi et al., 2012). Hasil penelitian Moe et al.

(2017) menunjukkan bahwa aplikasi terpadu pupuk organik dengan pupuk anorganik efektif dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil padi hibrida.

Hasil ini berpotensi besar untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia tanpa menurunkan hasil padi hibrida. Hal yang sama juga dilaporkan bahwa kombinasi pupuk organik dan anorganik dapat meningkatkan produktivitas jagung, gandun, apel dan tomat (Islam et al., 2017; Mahmood et al., 2017;

Zhao et al., 2014).

Sifat kimia tanah pH tanah

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi paket pupuk anorganik dengan pupuk organik belum menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap pH tanah (Tabel 2). Namun terdapat kecenderungan pada perlakuan yang ditambahkan pupuk organik memiliki nilai pH lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan yang tidak diberi pupuk organik. pH tertinggi terdapat P5 (Kompos Limbah Industri 10 t ha-1 + R) dengan nilai 5,78 dan pH terendah pada R (pupuk anorganik rekomendasi). Han et al. (2016) melaporkan bahwa pemupukan anorganik (NPK) menyebabkan terjadinya pengasaman tanah, sedangkan kombinasi perlakuan pupuk organik + NPK mampu meningkatkan pH tanah.

Tabel 2. Pengaruh Pupuk organik dan anorganik terhadap sifat kimia tanah sawah.

Perlakuan pH C organik N total C/N P tersedia K tersedia

…..……….%... …..………ppm………

R 5,30 a 1,40 a 0,10 a 14 a 50,66 a 26,1 b

P1 5,70 a 1,64 a 0,11 a 15 a 84,56 a 31,1 b

P2 5,76 a 1,64 a 0,10 a 17 a 67,54 a 31,0 b

P3 5,40 a 1,56 a 0,11 a 14 a 99,02 a 34,9 ab

P4 5,40 a 1,72 a 0,11 a 16 a 93,68 a 40,0 ab

P5 5,78 a 1,56 a 0,11 a 14 a 107,66 a 53,8 a

Keterangan : angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan hasil tidak berbeda nyata menurut uji DMRT taraf 5%.

Umumnya pupuk organik dengan produk sampingan ternak meningkatkan tanah pH, tetapi efeknya berbeda tergantung pada kandungan bahan organik, jumlah perlakuan, dan sifat-sifat tanah.

Proses penggenangan pada tanah sawah yang mengakibatkan nilai pH tanah akan meningkat jika tanahnya bersifat masam. Rendahnya pH tanah pada perlakuan pupuk anorganik sesuai rekomendasi (NPK) dalam penelitian ini kemungkinan disebabkan oleh pupuk tersebut pertamakali digunakan oleh tumbuhan sebagai NH4+ dan kemudian H+ dilepaskan ke dalam tanah sehingga menurunkan pH tanah.

C-organik

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi paket pupuk anorganik dengan pupuk organik belum menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap C organik tanah (Tabel 2), namun terdapat kecenderungan pada perlakuan yang ditambahkan bahan organik terjadi peningkatan C organik. Nilai C organik terendah terdapat pada perlakuan R (pupuk anorganik rekomendasi) dengan nilai 1,40%

dan nilai C organik tertinggi pada perlakuan P4 (Pupuk Kandang Sapi 10 t ha-1 + R ) dengan nilai 1,72%. Hal ini karena pemberian pupuk organik ke

(5)

http://jtsl.ub.ac.id 339 dalam tanah sawah yang mengalami penggenangan

menyebabkan proses dekomposisinya relatif lambat, sehingga akan menyebabkan meningkatnya residu bahan organik dalam tanah, dimana tanah sawah yang diberi perlakuan pupuk organik kandungan C organiknya lebih tinggi dari yang tidak diberi pupuk organik.

N-total

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi paket pupuk anorganik dengan pupuk organik belum menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap N total tanah (Tabel 2). Kandungan Nitrogen tanah sawah relatif sama berkisar 0,10- 0,11%, Hal ini karena unsur hara N bersifat mobil pada tanah sawah mudah hilang terbawa air drainase atau menguap melalui proses denitrifikasi dan volatilisasi sehingga kadarnya dalam tanah akan kembali ke keadaan semula. Dengan demikian pemupukan pada tanah sawah untuk unsur nitrogen wajib diberikan sesuai dengan rekomendasi untuk tanaman padi dan memberikannya harus bertahap untuk efisiensi.

Fosfor

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi paket pupuk anorganik dengan pupuk organik belum menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap P tanah (Tabel 2). Pada suasana tergenang di lahan sawah, ketersediaan P lebih besar dibandingkan dengan suasana aerob. Hal ini karena adanya perubahan redoks dalam tanah dan efek perubahan status Fe dalam tanah. Konsentrasi P dalam larutan tanah meningkat sejak mulai penggenangan, lalu menurun untuk semua jenis tanah, tetapi nilai tertinggi dan waktu terjadinya bervariasi tergantung sifat tanah. Ketersediaan P yang meningkat akibat penggenangan disebabkan oleh pelepasan Fosfor yang dihasilkan selama proses reduksi (Yoshida, 1981). Disamping itu meningkatnya ketersediaan P akibat adanya peran pupuk organik yang mampu mengkelasi Aluminium dan atau besi yang mengikat unsur P, sehingga P yang terikat tadi lepas ke dalam larutan tanah.

K-tersedia

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi paket pupuk anorganik dengan pupuk organik menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap K-tersedia tanah (Tabel 2). K tersedia tanah tertinggi terdapat pada perlakuan Kompos Limbah Industri 10 t ha-1 + R (P5) dengan nilai 53,8 ppm dan K tersedia terendah pada perlakuan pupuk

anorganik sesuai rekomendasi (R) dengan nilai 26,1 ppm. Berdasarkan data yang ditampilkan pada Tabel 2 terlihat terjadi penigkatan K tersedia sebesar 27,7 ppm pada perlakuan R dan P5.

Peningkatan K-tersedia dengan kombinasi pupuk organik dan anorganik sama seperti yang dilaporkan oleh Kaya (2014) dimana kombinasi dosis kompos jerami 3 t ha-1 dan 300 kg NPK ha-1 dapat meningkatkan K-tersedia tanah 35,60 ppm. Kalium pada tanah sawah akan meningkat dengan adanya proses penggenangan. Unsur hara K termasuk hara mobil, diserap oleh tanaman dari larutan tanah dalam bentuk K+. Tanaman padi sawah respon terhadap pemupukan K, karena kebutuhan K dapat tercukupi dari cadangan mineral K yang berada dalam keseimbangan dengan K dalam larutan tanah dan air irigasi serta dekomposisi bahan organik.

Kesimpulan

Pupuk organik yang dikombinasikan dengan pupuk kimia mampu meningkatkan tinggi tanaman padi, namun jumlah anakan, anakan produktif, gabah kering panen dan gabah kering giling meningkat tidak nyata. Gabah kering giling tertinggi terdapat pada perlakuan kombinasi 10 t ha-1 Petroganik+R (P1). Pupuk organik mampu meningkatkan K- tersedia tanah sebesar 27,7 ppm, namun belum mampu meningkatkan pH, C, N dan P.

Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Rektor Universitas Jambi, Dekan Fakultas Pertanian, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Jambi dan Ketua Jurusan Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Jambi yang telah memfasilitasi pelaksanaan penelitian ini.

Daftar Pustaka

Arafah. 2011. Kajian pemanfaatan pupuk organik pada tanaman padi sawah di Pinrang Sulawesi Selatan.

Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian 14(1):11-18.

Bakrie, M.M., Anas, I., Sugiyanta dan Idris, K. 2010.

Aplikasi pupuk anorganik dan organik hayati pada budi daya padi SRI (System of Rice Intensification). Jurnal Tanah dan Lingkungan 12(2):25-32.

Han, S.H., Young, J., Hwang, J., Kima, S.B. and Parka, B. 2016. The effects of organic manure and chemical fertilizer on the growth and nutrient concentrations of yellow poplar (Liriodendron tulipifera Lin.) in a nursery system. Forest Science and Technology 12:137-143.

(6)

http://jtsl.ub.ac.id 340 Hapsari, R.I. dan Djoko, R. 2014. Efektifitas beberapa

jenis bahan organik terhadap peningkatan kesuburan tanah dan hasil padi. Buana Sains 14(1):65-70.

Islam, M., Islam, S., Akter, A., Rahman, M. and Nandwani, D. 2017. Effect of organic and inorganic fertilizers on soil properties and the growth, yield and quality of tomato in Mymensingh, Bangladesh.

Agriculture 7(3):18, doi:10.3390/agriculture7030018.

Kaya, E. 2014. Pengaruh pupuk organik dan Pupuk NPK terhadap pH dan K-tersedia tanah serta serapan K, pertumbuhan dan hasil padi sawah (Oryza sativa L). Buana Sains 14(2):113-122.

Lal, R. 2006. Enhancing crop yields in the developing countries through restoration of the soil organic carbon pool in agricultural lands. Land Degradation

& Development 17:197-207.

Mahbub, I.A., Tampubolon, G. dan Mukhsin 2019.

Optimalisasi Produktivitas Padi Sawah Melalui Pengelolaan Pupuk Anorganik dan Organik.

Prosiding Semirata BKS-PTN Wilayah Barat Bidang Ilmu Pertanian, halaman 1187-1192.

Mahbub, I.A., Tampubolon, G. dan Mukhsin. 2018.

Optimalisasi Produktivitas Padi Sawah Melalui Evaluasi Status Kesuburan Tanah (Studi Kasus di Desa Rawa Medang Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat). Prosiding Seminar Nasional Fakultas Pertanian Universitas Jambi.

Mahmood, F., Khan, I., Ashraf, U., Shahzad, T., Hussain, S., Shahid, M., Abid, M. and Ullah, S. 2017.

Effects of organic and inorganic manures on maize and their residual impact on soil physico-chemical properties. Journal of Soil Science and Plant Nutrition 17:22-22.

Masarirambi, M.T., Mandisodza, F.C., Mashingaidze, A.B. and Bhebhe E. 2012. Influence of plant population and seed tuber size on growth and yield components of potato (Solanum tuberosum).

International Journal of Agriculture and Biology 14:545-549.

Moe, K., Seinn, M., Htwe, A.Z., Kajihara, Y. and Yamakawa, T. 2019. Effects of integrated organic and inorganic fertilizers on yield and growth parameters of rice varieties. Rice Science 26(5):309- 318.

Moe, K., Win, M.K., Win, K.K. and Yamakawa, T. 2017.

Combined effect of organic manures and inorganic fertilizers on the growth and yield of hybrid rice (Palethwe-1). American Journal of Plant Sciences 8:1022-1042.

Permentan Nomor 40/Permentan/OT.140/04/2007 ].

2017. Tentang Rekomendasi Pemupukan N, P dan K Pada Padi Sawah Spesifik Lokasi. Acuan Penetapan Rekomendasi Pupuk N, P dan K Pada Lahan Sawah Spesifik Lokasi (Per Kecamatan). Jakarta.

Rahman, K.M.A. dan Zhang, D. 2018. Effect of fertilizer broadcasting on the excessive use of inorganic fertilizer and environmental sustainability.

Sustainability 10(3):759, doi:10.3390/su10030759.

Roba, T.B. 2018. Review on the effect of mixing organic and inorganic fertilizer on productivity and soil fertility. Open Acces Library Journal 5:e4618.

Salehi, A., Fallah, S. and Sourki, A. 2017. Organic and inorganic fertilizer effect on soil CO2 flux, microbial biomass, and growth of Nigella sativa L. International Agrophysics 31:103-116.

Simanungkalit, R.D.M., Suriadikarta, D.A., Saraswati, R., Setyorini, D. dan Hartatik, W. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Bogor: Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Siwanto T, Sugiyanta, dan Melati, M. 2015. Peran pupuk organik dalam peningkatan efisiensi pupuk anorganik pada padi sawah (Oryza sativa L.). Jurnal Agronomi Indonesia 43(1):8-14.

Sujitno E, Kurnia, dan Fahmi, T. 2014. Penggunaan berbagai pupuk organik pada tanaman padi dilahan sawah irigasi. Prosiding Seminar Nasional Pertanian Organik: 211-216.

Virzelina, S., Tampubolon, G. dan Nasution, H. 2019.

Kajian status unsur hara Cu dan Zn pada lahan padi sawah irigasi semi teknis: studi kasus di Desa Sri Agung Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Jurnal Agroecotania 2(1):11-26, doi:10.22437/agroecotania.v2i1.7900.

Wahyuni S, Rianto, S., Muanisah, U. dan Setyanto, P.

2016. Pemanfaatan pupuk organik untuk meningkatkan produksi tanaman padi gogorancah.

Proceeding Biology Conference 13(1):752-756.

Yoshida, S. 1981. Fundamental of Rice Crop Science.

International Rice Research Institute, Los Baños, Laguna, Philippines, 269.

Zhao, Z., Zhang, H., Li,C., Zhao, Q. and Cao, L. 2014.

Quantifying nitrogen loading from a paddy field in Shanghai, China with modified DNDC model.

Agriculture, Ecosystems & Environment 197:212- 221.

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 8 menunjukkan bahwa perlakuan T1 takaran pupuk organik 10 ton/ha berbeda sangat nyata dengan T0 tanpa pupuk organik namun berbeda tidak nyata dengan perlakuan T2 takaran pupuk