Journal of Classroom Action Research
http://jppipa.unram.ac.id/index.php/jcar/index
___________
Email: [email protected]
Copyright © 2023, Awaludin et al.
This open access article is distributed under a (CC-BY License)
Peningkatan Keterampilan Kolaborasi Melalui Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) Pada Peserta Didik
Maulana Al Awaludin1*, Joni Rokhmat1, Muhammad Juaini1
1 Program Studi Profesi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Mataram, Indonesia DOI: https://doi.org/10.29303/jcar.v5i3.5631
Received : 10 Juni 2023 Revised : 13 Agustus 2023 Accepted : 15 Agustus 2023 Abstract: This research was conducted with the aim of improving collaboration skills through the implementation of a project-based learning model, namely the Project Based Learning (PjBL) model for class IV students at SDN 2 Cakranegara. This research is action research (Classroom Piercing Research) which consists of two cycles. This research uses a questionnaire to determine the improvement in students' collaboration skills in using the Project Based Learning (PjBL) model. The questionnaire used in this research was a closed questionnaire based on answers from respondents. This research uses descriptive analysis research. Descriptive analysis was carried out on the results of the questionnaire shown to students so that it could be seen how students' collaboration skills were improved by using the Project Based Learning (PjBL) model. This research used analysis with the percentage score which can be determined by reading the contents of the instrument sheet. The higher the percentage of a statement or indicator, the greater the level of implementation. The classroom action research process consists of several stages: 1) initial observation of learning as research data; 2) make a learning plan (planning); 3) action, which is carried out between cycles until learning is completed; 4) observing how actions are implemented in each learning cycle. After making observations, the researcher evaluated each component of learning outcomes as material for recording improvements in the next cycle; 5) assemble reflections as a basis for determining the continuation of the cycle. The results of this research show that the Project Based Learning (PjBL) model has been proven to be able to increase students' collaboration skills by 13%, namely 76% in cycle 1 and an increase of 89%
in cycle 2. The use of the Project Based Learning (PjBL) model is suitable for application in learning.
Keywords: Collaboration Skills, Classroom Action Research, Project Based Learning.
Abstrak: Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan kolaborasi melalui implementasi model pembelajaran berbasis proyek yaitu model Project Based Learning (PjBL) pada peserta didik kelas IV SDN 2 Cakranegara.
Penelitian ini merupakan action research (Penelitian Tindikan Kelas) yang terdiri dari dua siklus. Penelitian ini menggunakan angket untuk mengetahui peningkatan terhadap keterampilan kolaborasi peserta didik dalam penggunaan model Project Based Learning (PjBL). Angket yang digunakan dalam penelitian ini angket tertutup yang didasari oleh jawaban dari reponden. Penelitian ini menggunakan penelitian analisis deskriptif.
Analisis deskriptif dilakukan terhadap hasil angket yang ditunjukan kepada peserta didik sehingga dapat diketahui bagaimanakah peningkatan keterampilan kolaborasi peserta didik dengan penggunaan model Project Based Learning (PjBL). Penelitian ini digunakan analisis dengan presentase skor dapat diketahui dengan membaca isi yang ada dalam lembar instrument. Semakin tinggi presentase suatu pernyataan atau indicator dapat dipastikan semakin besar tingkat keterlaksanaan. Proses penelitian tindakan kelas terdiri
dari beberapa tahapan : 1) observasi awal pembelajaran sebagai data penelitian; 2) membuat rencana pembelajaran (planning); 3) tindakan (action), yang dilakukan di antara siklus sampai pembelajaran selesai; 4) mengamati cara pelaksanaan tindakan pada setiap siklus pembelajaran. Setelah melakukan observasi, peneliti mengevaluasi setiap komponen hasil belajar sebagai bahan catatan perbaikan pada siklus berikutnya; 5) merangkai refleksi sebagai dasar untuk menentukan kelanjutan siklus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model Project Based Learning (PjBL) telah terbukti dapat meningkatkan keterampilan kolaborasi peserta didik sebesar 13% yaitu 76% pada siklus 1 dan meningkat 89% pada siklus 2. Penggunaan model Project Based Learning (PjBL) cocok diterapkan dalam pembelajaran.
Keywords: Keterampilan Kolaborasi, Penelitian Tindakan Kelas, Project Based Learning.
Pendahuluan
Pendidikan abad ke-21 adalah pembelajaran yang mempersiapkan generasi abad 21 untuk menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan global, yang dimana pada abad ini kemajuan teknologi dan informasi berkembang sangat pesat dan mempengaruhi segala bidang kehidupan manusia, salah satunya dalam bidang pendidikan (Ramdani, et al., 2021;195). Pendidikan merupakan suatu bagian dari usaha untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan manusia dalam memajukan pembangunan bangsa dan negara (Insani, et al., 2023;71). Pendidikan abad ke-21 menjadi topik hangat yang selalu dibahas di dunia pendidikan. Keterampilan abad-21 akan membuat peserta didik memiliki daya jual (marketability), kemampuan bekerja (employability), dan kesiapan menjadi warga negara yang baik (readiness for citizenship) (Hadisaputra, et al., 2019; 669).
Setidaknya terdapat 4 poin besar dalam keterampilan abad ke-21 yaitu communication skill, collaboration skill, creative thinking skill, dan critical thinking skill and problem solving atau keempat poin tersebut lebih dikenal dengan 4C (Yustiqvar, et al., 2019; 139).
Perlu diketahui bahwa pendidikan abad 21 saat ini memiliki peran yang penting karena berkaitan dengan tantangan abad 21 yang harus dihadapi peserta didik (Ramdani & Setiadi, 2022; 95). Berkaitan dengan tantangan abad 21, peserta didik perlu dibekali aspek atau keterampilan kecakapan hidup seperti keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah, kolaborasi, berpikir kritis, dan kemampuan berkomunikasi. Seorang pendidik memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan abad 21. Pendidik dituntut agar mampu mengembangkan kemampuan tersebut pada peserta didik melalui berbagai macam strategi, teknik dan model pembelajaran (Nuzalifa, 2021:49). Salah satu aspek kecakapan dalam pembelajaran abad 21 adalah keterampilan kolaborasi. Keterampilan kolaborasi merupakan salah satu kemampuan pendidikan abad 21 yang dimaknai lebih dari sekedar belajar merencanakan sesuatu dan bekerja sama, melainkan
juga mencakup dalam mendengarkan secara aktif, merespon dengan baik, menyampaikan gagasan dengan jelas yang bertujuan untuk suatu kesepakatan yang sama dalam memecahkan masalah (Nuzalifa, 2021:45).
Keterampilan kolaborasi memiliki kelebihan dibandingkan dengan kerja individu karena terjadi pembagian kerja secara efektif, penggabungan berbagai macam informasi dari beraneka macam sumber pengetahuan, perspektif, pengalaman, meningkatkan karakter tanggung jawab dan peningkatan solusi yang distimulasi oleh anggota kelompok lainnya (Partono, et al, 2021:49-50). Selain itu, Hole (2015:1973) menjelaskan bahwa keterampilan kolaborasi juga disebut sebagai transferable skills artinya bahwa keterampilan tersebut akan selalu berguna di luar konteks yang ditekuni (seluruh konteks kehidupan) sehingga penting untuk selalu dikembangkan. Octaviana, et al (2022:2348) menyatakan bahwa keterampilan peserta didik dalam melakukan kerjasama ataupun berdiskusi penting untuk dilatih sejak dini agar peserta didik menjadi mahir dalam melakukan kegiatan yang bersifat kolaboratif, namun fakta yang ada disekolah menunjukkan bahwa keterampilan peserta didik dalam berkolaborasi tersebut masih rendah.
Berdasarkan data hasil observasi yang dilaksanakan pada kelas IV C di SDN 2 Cakaranegara kegiatan pembelajaran berlangsung beberapa peserta didik tidak terlibat dan tidak berkontribusi secara aktif dalam diskusi kelompok serta keterampilan kolaborasi peserta didik masih rendah. Proses pembelajaran bekelompok peserta didik dibagi dalam kelompok belajar. Pembagian kelompok dilakukan secara acak oleh guru sesuai dengan keinginan peserta didik tanpa mempertimbangkan tingkat kemampuan dan kebutuhan belajarnya. Hal tersebut terlihat dari data angket diperoleh bahwa kemampuan kolaborasi peserta didik masih perlu dikembangkan, karena 56%
peserta didik memiliki kemampuan bekerja sama, 69%
peserta didik yang mampu beradaptasi dalam berbagai peran dan tanggung jawab, 61% peserta didik yang memiliki empati dan perspektif yang berbeda
dan hanya 58% peserta didik yang mampu berkompromi dengan anggota kelompok demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Kurangnya tingkat kolaborasi, tanggung jawab terhadap tugas, sikap menghormati dan menghargai pendapat teman ketika proses pembelajaran kurang efektif.
Sebagai upaya dalam meningkatkan keterampilan abad 21, terutama pada keterampilan kolaborasi salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran di dalamnya. Model pembelajaran kooperatif adalah model yang dalam kegiatan belajar mengajarnya dengan kelompok kecil, peserta didik belajar dan bekerjasama untuk mencapai pada pengalaman belajar yang optimal baik pengalaman individu maupun kelompok (Ali, 2021:249). Salah satu model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) yang dapat mendukung untuk meningkatkan keterampilan kolaborasi peserta didik adalah Project Based Learning.
Menurut Maharani, et al (2023; 352) model project based learning (PjBL) adalah model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik untuk meningkatkan aktivitas yang nyata dalam proses pembelajaran sehingga dapat menghasilkan suatu proyek untuk mencapai suatu kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang didasari dari suatu latar belakang masalah yang kemudian dilanjutkan dengan investigasi agar peserta didik memperoleh pengalaman baru. Selain itu menurut Khanifah menyatakan (2019:3) Project Based Learning merupakan model pembelajaran yang mana menekankan pada penggunaan sebuah kegiatan atau proyek sebagai media pendukung pembelajaran. Para siswa diharapkan untuk bisa melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
Project Based Learning memiliki karakteristik sesuai dengan arahan Kemendikbud (Khanifah, 2019:4) sebagai berikut : (a) peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja, (b) adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik (c) peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan yang diajukan, (d) peserta didik secara kolaboratif bertanggung jawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan, (e) proses evaluasi dijalankan secara kontinyu, (f) peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan, (g) produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kuanntitatif; dan (h) situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.
Pada model pembelajaran project based learning, peserta didik terlibat secara aktif dalam memecahkan suatu permasalahan yang diberikan oleh guru dalam bentuk sebuah proyek (Aryana, et al., 2020: 125). Peserta didik secara aktif mengelola pembelajaran dengan bekerja secara nyata untuk menghasilkan produk riil. Melalui penerapan project based learning dapat mereduksi kompetensi di dalam kelas dan dapat mengarahkan peserta didik untuk lebih berkolaboratif. Dengan diterapkannya model pembelajaran project based learning diharapkan mampu meningkatkan keterampilan kolaborasi peserta didik, yang awalnya peserta didik pasif menjadi aktif dalam kelompok sehingga proses pembelajaran lebih efektif dan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang lebih optimal.
Metode Penelitian
Metode penelitian tindakan kelas ini menggunakan PTK Kolaboratif. Pelaksanaan PTK Kolaboratif ini melibatkan beberapa pihak didalamnya yaitu mahasiswa PPG Prajabatan, Guru Pamong dan Dosen Pembimbing Lapangan. Pada pelaksanaannya penelitian ini terdiri dari 2 siklus pembeljaran dan sumber dalam penelitian ini berasal dari peserta didik dan guru. Variable dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu variable bebas berupa Model Project Based Learning (PjBL) dan variable terikat berupa motivasi belajar. Teknik pengumpulan data motivasi belajar menggunakan angket, dan lembar observasi.
Penelitian ini menggunakan angket untuk mengetahui peningkatan terhadap keterampilan kolaborasi peserta didik dalam penggunaan model Project Based Learning (PjBL). Angket yang digunakan dalam penelitian ini angket tertutup yang didasari oleh jawaban dari reponden. Dipandang dari jawaban yang diberikan, penelitian ini menggunakan angket langsung. Sedangkan dipandang dari bentuk angket, penelitian ini menggunakan angket/ kusioner bentuk skala sikap. Adapaun skor yang diberikan untuk mengungkap motivasi belajar dalam penggunaan Model Project Based Learning (PjBL) menggunakan 4 alternatif jawaban yang skala skor 1-4.
Penelitian ini menggunakan penelitian analisis deskriptif. Analisis deskriptif dilakukan terhadap hasil angket yang ditunjukan kepada peserta didik sehingga dapat diketahui bagaimanakah peningkatan keterampilan kolaborasi peserta didik dengan penggunaan model Project Based Learning (PjBL). Penelitian ini digunakan analisis dengan presentase skor dapat diketahui dengan membaca isi yang ada dalam lembar instrument. Semakin
tinggi presentase suatu pernyataan atau indicator dapat dipastikan semakin besar tingkat keterlaksanaan.
Proses penelitian tindakan kelas terdiri dari beberapa tahapan : 1) observasi awal pembelajaran sebagai data penelitian; 2) membuat rencana pembelajaran (planning); 3) tindakan (action), yang dilakukan di antara siklus sampai pembelajaran selesai; 4) mengamati cara pelaksanaan tindakan pada setiap siklus pembelajaran. Setelah melakukan observasi, peneliti mengevaluasi setiap komponen hasil belajar sebagai bahan catatan perbaikan pada siklus berikutnya; 5) merangkai refleksi sebagai dasar untuk menentukan kelanjutan siklus. Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan metode
kuantitatif dan kualitatif untuk menganalisis data penilaian pada setiap siklus.
Peneliti analisis menggunakan teknik kualitatif lugas untuk mencakup tahapantahapan tersebut, padahal data hasil observasi yang dilakukan selama proses tindakan pembelajaran bersifat kualitatif : 1) merangkai data, 2) meringkas, 3) mengklasifikasikan, dan menyimpulkan.
Hasil dan Pembahasan
Setelah dilakukan hasil analisis deskriptif oleh peneliti diperoleh hasil peningkatan keterampilan kolaborasi dalam penerapan model Project Based Learning yang dijelaskan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Distribusi Skor Penerapan Model PjBL dalam Meningkatkan Keterampilan Kolaborasi Siswa Kelas IV C Indikator Frekuensi
Siklus 1 Persentase
Siklus 1 Frekuensi
Siklus 2 Persentase
Siklus 2 Persentase Peningkatan
1 217 79% 247 90% 11%
2 150 73% 176 86% 13%
3 156 76% 174 85% 9%
4 159 77% 191 93% 16%
Jumlah 682 76% 788 89% 13%
Perolehan skor perindikator kleterampilan kolaboratif disajikan pada Gambar 1.
0 50 100 150 200 250
I II III IV
217
150 156 159
247
176 174
191 Perolehan Skor Perindikator Pada Penerapan PjBL
Siklus 1 Siklus 2
Gambar 1. Perolehan skor per indikator keterampilan kolaborasi pada penerapan model PjBL Berdasarkan data hasil penelitian yang telah
didapatkan penggunaan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) menunjukkan adanya peningkatan proses keterampilan berkolaborasi antar
peserta didik dengan peningkatan sekitar 13% yang telah didapatkan. Hal tersebut dapat kita lihat berdasarkan tabel dan grafik yang ada menunjukkan bahwa persentase siklus 1 memperoleh hasil sebesar
76% dengan kategori baik, kemudian meningkat pada siklus kedua sebesar 89% dengan kategori sangat baik.
Secara khusus hasil penelitian dapat dirincikan menjadi empat poin indicator yaitu saling ketergantungan sifat yang positif, akuntabilitas dan tanggungjawab personal individu, keterampilan komunikasi dan keterampilan bekerja dalam kelompok.
Hasil Penelitian pada Siklus I
Pada proses pelaksanaan siklus I hasil yang didapatkan pada setiap indicator yang ada memiliki persentase yang cukup bervariasi. Variasi nilai yang didapatkan tersebut tergantung dari kemampuan dan kesiapan belajar dari setiap peserta didik yang ada di dalam kelas. Adapun nilai persentase yang didapatkan pada setiap indikatornya yaitu : 1) saling ketergantungan sifat yang positif memperoleh nilai sebesar 79% dengan skala deskriptif memperoleh kategori baik; 2) akuntabilitas dan tanggungjawab personal individu memperoleh nilai sebesar 73%
dengan skala deskriptif memperoleh kategori baik; 3) keterampilan komunikasi memperoleh nilai sebesar 76% dengan skala deskriptif memperoleh kategori baik; dan 4) keterampilan bekerja dalam kelompok memperoleh nilai sebesar 77% dengan skala deskriptif memperoleh kategori baik.
Hasil Penelitian pada Siklus II
Penyebaran angket dan pelaksanaan observasi yang dilakukan pada siklus I, peneliti mulai melakukan kegiatan refleksi bersama tim kolaborator terkait kekurangan dan tantangan yang diahadapi pada saat pelaksanaan siklus I dan akan diperbaiki pada pelaksanaan siklus II. Berdasarkan pelaksanaan penelitian pada siklus yang ke II, peneliti mulai mendapatkan nilai yang bervariasi dibandingkan pada siklus I pada setiap indicator yang ada. Variasi nilai yang berbeda-beda ini menunjukkan adanya peningkatan pada hasil pelaksanaan PjBL terhadap keterampilan kolaborasi peserta didik kelas IV.
Adapun peningkatan nilai persentase yang didapatkan pada siklus II setiap indikatornya yaitu : 1) saling ketergantungan sifat yang positif meningkat sebesar 11% dengan perolehan nilai sebesar 90%
dengan skala deskriptif memperoleh kategori sangat baik; 2) akuntabilitas dan tanggungjawab personal individu meningkat sebesar 13% dengan perolehan nilai sebesar 86% dengan skala deskriptif memperoleh kategori sangat baik; 3) keterampilan komunikasi meningkat sebesar 9% dengan perolehan nilai sebesar 85% dengan skala deskriptif memperoleh kategori sangat baik; dan 4) keterampilan bekerja dalam kelompok meningkat sebesar 16% dengan perolehan
nilai sebesar 93% dengan skala deskriptif memperoleh kategori sangat baik.
Pelaksanaan proes kegiatan pembeljaran yang dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran project based learning yang sesuai dengan sintak pada model tersebut kegiatan penelitian dapat terlaksana dengan baik untuk meningkatkan keterampilan kolaborasi antar peserta didik. Mengacu pada framework kemampuan kolaborasi menurut Alfaeni, et al (2022:147) menjelaskan bahwa terdapat empat Indikator dalam keterampial kolaborasi yaitu : saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, keterampilan komunikasi, keterampilan bekerja dalam kelompok. Berdasarkan indikator tersebut terdapat peningkatan kemampuan kolaborasi siswa sesudah melakukan pembelajaran melalui model project based learning pada gambar 1.
Keterampilan kolaborasi anak dapat dirangsang melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model project based learning atau berbasis proyek. Fathurrohman dalam (Mariamah, et al., 2021:129) mendefinisikan project based learning (PjBL) merupakan jenis kegiatan belajar berupa proyek atau aktifitas pembelajaran agar tercapai berbagai kompetensi yaitu kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Disisi lain Saefudin (Maemanah 2021:129) mendefinisikan project based learning adalah cara belajar yang menerapkan problematika untuk tindakan pertama kali yang harus dilakukan dalam menghimpun dan menyatukan informasi yang baru didapat dengan pengalamannya saat beraktitas secara konkrit.
Berdasarkan hasil analisis kemampuan kolaborasi siswa menunjukan peningkatan kemampuan kolaborasi siswa, kondisi awal sebelum menggunakan model pembelajaran project based learning memperoleh persentase rata-rata 61% dengan jumlah peserta didik yang dimiliki. Keterampilan kolaborasi tersebut dapat dikatakan baik, kemudian setelah diberikannya saat diberi pembelajaran melalui model project based learning (PjBL) pada siklus I hasil yang diperoleh persentase 76% sehingga adanya peningkatan sebesar 15% namun keterampilan kolaborasi peserta didik yang diinginkan oleh peneliti adalah sekitar 81-100% oleh sebab itu perlu dilaksanakannya tindakan siklus II.
Peningkatan hasil persentase keterampilan kolaborasi peserta didik pada siklus I dan II mengalami peningkatan yang yaitu sebesar 13% yang semulanya 76%, kemudian meningkat menjadi 89% di siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan kolaborasi peserta didik meningkat dan termasuk kategori sangat baik. Hasil dari pengamatan penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan, menujukkan
bahwa terdapat peningkatan keterampilan kolaborasi peserta didik kelas IV SDN 2 Cakranegara dengan menerapkan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL).
Kesimpulan
Peningkatan hasil persentase keterampilan kolaborasi peserta didik pada siklus I dan II mengalami peningkatan yang yaitu sebesar 13% yang semulanya 76%, kemudian meningkat menjadi 89% di siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan kolaborasi peserta didik meningkat dan termasuk kategori sangat baik. Hasil dari pengamatan penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan, menujukkan bahwa terdapat peningkatan keterampilan kolaborasi peserta didik kelas IV SDN 2 Cakranegara dengan menerapkan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL).
References
Alfaeni, D., Nurkanti, M., & Halimah, M. (2022).
Kemampuan Kolaborasi Siswa Melalui Model Project Based Learning Menggunakan Zoom Pada Materi Ekosistem. Bioedukasi (Jurnal Pendidikan Biologi), 13(2), 143-149.
Ali, I. (2021). Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Dalam Pengajaran Pendidikan Agama Islam, Jurnal Mubtadiin, 7(1), 247-264.
Aryana, E. N., Dewi, N. K., & Khair, B. N. (2020).
Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning (PJBL) Terhadap Kemampuan Membuat Kolase Anorganik. Journal of Classroom Action Research, 2(1), 118-127.
Hadisaputra, S., Gunawan, G., & Yustiqvar, M. (2019).
Effects of Green Chemistry Based Interactive Multimedia on the Students' Learning Outcomes and Scientific Literacy. Journal of Advanced Research in Dynamical and Control Systems (JARDCS), 11(7), 664-674.
Hole, N.T (2015). Developing Collaboration As a Transferrable Skills in Biology Tertiary Education. Literacy Information and Computer Education Journal, 6(3): 1971-1975.
Insani, S. P., Darmiany, D., Nurmawanti, I., & Witono, A. H. (2023). Kreativitas Guru di Abad 21 dalam Mengatasi Kejenuhan Belajar Matematika Siswa. Journal of Classroom Action Research, 5(3), 66-72.
Khanifah, L. N. (2019). Pengaruh Penggunaan Model Project Based Learning Dan Keterampilan Kolaborasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Pada Tema Cita-Citaku.
Jurnal Review Pendidikan Dasar : Jurnal Kajian Pendidikan Dan Hasil Penelitian, 5(1), 900–908.
https://doi.org/10.26740/jrpd.v5n1.p900-908 Maharani, F., Asrin, A., & Widodo, A. (2023). Pengaruh
Model Project Based Learning Terhadap Keaktifan Belajar dan Retensi Siswa. Journal of Classroom Action Research, 5(1), 347-355.
Mariamah, S., Bachtiar, M. Y., & Indrawati, I. (2021).
Penerapan Project Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Kolaborasi Anak Usia Dini. Jurnal Profesi Kependidikan, 2(1), 125- 130.
Nuzalifa, Y. U. (2021). Penerapan Model Pembelajaran Think Pair Share (Tps) Berbasis Lesson Study Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Keterampilan Kolaborasi Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI), 4(1), 50.
Octaviana, F., Wahyuni, D., & Supeno, S. (2022).
Pengembangan E-LKPD Untuk
Meningkatkan Keterampilan Kolaborasi Siswa SMP Pada Pembelajaran IPA. Edukatif:
Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(2), 2345-2353.
Partono., Wardhani, H. N., Setyowati, N.I., Tsalitsa, A., Putri, S.N. (2021). Strategi Meningkatkan Kompetensi 4C (Critical Thinking, Creativity, Communication,& Collaborative). Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan, 14(1), 41-52.
Ramdani, A. R., & Setiadi, D. S. (2022). Validitas E- Modul Terintegrasi Pendekatan STEM Berorientasi PBL pada Pembelajaran Biologi. Journal of Classroom Action Research, 4(3), 92-97.
Ramdani, A., Jufri, A. W., Gunawan, G., Fahrurrozi, M.,
& Yustiqvar, M. (2021). Analysis of Students' Critical Thinking Skills in terms of Gender Using Science Teaching Materials Based on The 5E Learning Cycle Integrated with Local Wisdom. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 10(2), 187-199.
Yustiqvar, M., Hadisaputra, S., & Gunawan, G. (2019).
Analisis penguasaan konsep siswa yang belajar kimia menggunakan multimedia interaktif berbasis green chemistry. Jurnal Pijar Mipa, 14(3), 135-140.