• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KUALITAS BUAH JAMBU MADU ( Syzygium aqueum ) DENGAN APLIKASI GEL LIDAH BUAYA ( Aloe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENINGKATAN KUALITAS BUAH JAMBU MADU ( Syzygium aqueum ) DENGAN APLIKASI GEL LIDAH BUAYA ( Aloe "

Copied!
64
0
0

Teks penuh

Peningkatan kualitas buah jambu madu (Syzygium aqueum) dengan menggunakan gel lidah buaya (Aloe chinensis L.) dan kitosan sebagai bahan pelapis yang dapat dimakan. “Peningkatan kualitas buah jambu madu (Syzygium aqueum) dengan menggunakan gel lidah buaya (Aloe chinensis L.) dan kitosan sebagai bahan pelapis yang dapat dimakan.” Daftar jenis pengujian kadar vitamin C Hari ke 8 setelah pengaplikasian Edible Coating pada suhu ruang.

PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang 1.1.Latar Belakang

  • Perumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Hipotesis Penelitian
  • Manfaat Hasil Penelitian

Bahan tambahan yang baik untuk meningkatkan lapisan lidah buaya yang dapat dimakan adalah kitosan kulit udang. Penerapan gel lidah buaya dengan food coating dengan penambahan gliserin dapat memperpanjang dan menjaga kualitas jambu madu selama penyimpanan (Zafika, et al., 2015). Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian tentang penerapan kombinasi gel lidah buaya (Aloevera Chinensis) dan kitosan jambu udang pada buah jambu madu (Syzygium aqueum) untuk memperpanjang umur simpan buah jambu madu (Syzygium aqueum) selama penyimpanan. .

Mengetahui konsentrasi gel lidah buaya yang baik sehingga menghasilkan bahan pelapis yang dapat menjaga kualitas buah jambu madu selama penyimpanan. Mengetahui kombinasi konsentrasi gel lidah buaya dan kitosan yang baik dari cangkang udang sehingga menghasilkan bahan pelapis yang dapat menjaga kualitas buah jambu madu selama penyimpanan. Untuk mengetahui karakteristik susut bobot, warna dan kandungan vitamin C buah jambu madu diaplikasikan dengan bahan pelapis dapat dimakan menggunakan gel lidah buaya dan kitosan cangkang udang.

Hipotesis penelitian ini adalah penerapan kombinasi gel lidah buaya dan kitosan cangkang udang dapat menjaga kualitas buah jambu madu selama penyimpanan. Memberikan informasi kepada masyarakat, petani dan pemerintah untuk meningkatkan nilai ekonomi dari cangkang udang dan gel lidah buaya.

TINJAUAN PUSTAKA

  • Taksonomi Jambu Madu
  • Penanganan Panen Jambu Madu
    • Kemasakan Buah Jambu Madu
    • Cara Panen dan Waktu Panen Jambu Madu
    • Pencucian
    • Grading
    • Pengepakan
    • Pengangkutan
    • Pemasaran
  • Edible Coating Gel Lidah Buaya
  • Kitosan Kulit Udang

Daun jambu madu berbentuk memanjang dengan ujung meruncing (semakin runcing ujungnya). Kulit buah jambu madu mengkilat dan halus, daging buah bertekstur agak keras hingga padat dengan rasa asam hingga manis yang menyegarkan. Buah jambu madu merupakan produk utama dari pohon ini yang dimanfaatkan manusia sebagai makanan (Cahyono, 2010).

Biji jambu madu berukuran besar, berwarna putih dan bentuknya bulat tidak beraturan serta bagian dalam bijinya berwarna ungu. Tanaman jambu madu yang berasal dari bibit cangkokan mulai berbunga dan berbuah pada umur 3-4 tahun, tergantung varietas, kesuburan tanah, kondisi iklim dan teknik budidaya. Jambu madu dipanen dengan cara memotong batang buahnya menggunakan gunting pangkas yang tajam.

Dengan cara ini percepatan proses penguapan air pada jambu madu dapat dicegah sehingga buah yang baru dipetik tidak layu dan kusut (Kurnianti, 2013). Pencucian buah jambu madu dilakukan dengan air bersih dan air mengalir. Lalu cuci dengan Brogdex Neutral Cleaner dalam bentuk cair. Fungsi transportasi adalah untuk mengangkut barang (jambu madu) dari gudang penyimpanan atau sentra produksi ke lokasi pemasaran. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengangkutan buah jambu madu adalah sebagai berikut: 1) Menyusun kemasan dalam pengangkutan dengan tertib dan rapi, 2) Kondisi alat angkut harus baik agar tidak terjadi keterlambatan dalam pengiriman. barang, 3) Penanganan bongkar muat dalam pengangkutan buah terlaksana dengan baik. kehati-hatian, 4) Penggunaan jenis alat angkut harus disesuaikan dengan tujuan pengiriman buah, 5) Kelengkapan ruang pendingin untuk keperluan pengiriman jarak jauh berhari-hari (Pertiwi, dkk., 2012).

Pada dasarnya pemasaran buah jambu biji madu tidak terlalu sulit karena pasarnya sangat luas, mulai dari konsumen keluarga, hotel, restoran, pasar tradisional, supermarket bahkan industri pengolahannya. Faktor penting dalam pemasaran jambu madu adalah diperolehnya harga yang tinggi pada saat dijual (Samad, 2006). Harga yang tinggi dapat dicapai dengan memperbaiki sistem pemasaran yaitu dengan memperhatikan lembaga pemasaran yang berperan dalam proses pemasaran jambu madu sampai ke konsumen dan lebih cepat sampai ke konsumen dengan nutrisi yang sesuai.

Selain itu, pemeriksaan cepat terhadap informasi pasar mengenai harga berbagai jenis jambu madu juga harus dipertimbangkan. Masa panen lidah buaya sekitar 10-12 bulan setelah tanam (BST) sehingga dalam setahun tanaman ini dipanen sebanyak 4 kali (setiap 3 bulan). Aktivitas antiinflamasi gel lidah buaya disebabkan oleh senyawa mannose-6-fosfat yang terkandung dalam lidah buaya acemannan (Davis, et al., 1994).

Gel lidah buaya ini juga terbukti mampu menurunkan aktivitas enzim pada dinding sel anggur sehingga mengurangi reaksi warna dan melembutkan teksturnya. Selain itu, senyawa anti mikroba yang terkandung dalam gel lidah buaya ternyata mampu mencegah penyebaran mikroba pada buah anggur.

Tabel 1. Komponen Bioaktif Yang Terkandung Pada Aloe vera L.
Tabel 1. Komponen Bioaktif Yang Terkandung Pada Aloe vera L.

METODOLOGI PENELITIAN

  • Waktu dan Tempat Penelitian
  • Alat dan Bahan
  • Metode Penelitian
  • Metode Analisa
  • Pelaksanaan Penelitian
    • Pembuatan Kitosan dari Serbuk Kulit Udang
    • Pembuatan Gel Lidah Buaya
    • Pembuatan Larutan Kombinasi Kitosan dan Gel Lidah Buaya
    • Pengambilan Sampel Jambu Madu
    • Pelapisan (Edible coating) Jambu Madu
    • Penyimpanan
    • Uji Organoleptik
    • Uji Warna Buah Jambu Madu
    • Uji Kadar Vitamin C
    • Uji Kadar Gula Reduksi

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu: pembuatan kitosan dari cangkang udang, pembuatan gel lidah buaya, pembuatan larutan kombinasi kitosan dan gel lidah buaya, pengambilan sampel buah jambu madu, pelapisan buah jambu madu dan bahan-bahannya. penyimpanan. Untuk memperoleh Gel Lidah Buaya dengan sifat pelapisan yang baik, disiapkan daun lidah buaya yang sehat, matang dan segar. Daun lidah buaya dicuci bersih dan disikat halus, kemudian dibilas dengan aquades lalu ditiriskan dan dikeringkan. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan lendir berwarna kuning yang dapat menurunkan kualitas gel dan menimbulkan bau tidak sedap pada gel lidah buaya.

Masukkan 10 kg daun lidah buaya ke dalam wadah yang sudah terpasang dan potong bagian bawah daun lidah buaya sekitar 1 cm, kupas kulit lidah buaya hingga melampaui sel parenkim bagian luar, lalu bilas daging lidah buaya. daun dengan air mengalir. air beberapa kali dan tiriskan, lalu gel lidah buaya direndam dalam asam sitrat 10%. Pembuatan larutan gabungan kitosan dan gel lidah buaya berlangsung dalam beberapa tahapan proses sebagai berikut (Isnawati, dkk., 2015). Tambahkan 930 ml gel lidah buaya + 70 ml gliserin ke setiap perlakuan dan aduk hingga homogen.

Buah jambu madu yang digunakan untuk pengambilan sampel dipilih berdasarkan tingkat kematangan dan kondisi fisik yang seragam berupa warna kulit merah. Proses pengangkutan jambu madu yang sudah dipanen adalah dengan cara menutup buah dengan styrofoam dan juga menutupnya dengan koran untuk mencegah terjadinya benturan fisik. Prosedur pelapisan dilakukan dengan cara mencelupkan buah jambu biji bersama madu ke dalam larutan kombinasi kitosan dan gel lidah buaya yang ditentukan sesuai perlakuan.

Durasi perendaman jambu madu dalam larutan tersebut adalah 30 detik dan harus menutupi buah jambu madu secara menyeluruh. Selama proses penyimpanan diamati kondisi fisik dan kimia buah jambu madu, selanjutnya dilakukan pengamatan sesuai dengan parameter pengamatan. Parameter pengujian meliputi tekstur dan warna buah jambu madu yang dilakukan sebanyak 4 kali dengan interval 2 hari (sebelum pelapisan hingga 10 hari setelah pelapisan).

Kadar vitamin C diukur sebanyak dua kali selama penelitian (satu hari setelah pengaplikasian Edible Coating dan 8 hari setelah pengaplikasian Edible Coating). Pengukuran kadar vitamin C sebelum pengaplikasian Edible Coating dilakukan dengan menguji kadar vitamin C pada satu buah jambu madu, sedangkan kadar vitamin C diuji 8 hari setelah pengaplikasian Edible Coating pada setiap buah sampel. Pengujian kandungan vitamin C dilakukan dengan menimbang sampel seberat 10 gram, digerus dalam mortar dengan penambahan aquades 100 ml kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 250 ml.

HASIL DAN PEMBAHASAN

  • Susut Bobot
  • Uji Organoleptik
    • Tekstur Buah Jambu Madu
    • Warna Buah Jambu Madu
  • Uji Warna Dengan Chromameter
  • Uji Kadar Vitamin C
  • Uji Kadar Gula Reduksi

Data pengaruh pengaplikasian pelapisan buah jambu madu terhadap tekstur buah jambu madu yang disimpan pada suhu ruang dan suhu lemari es dapat dilihat pada Tabel 5. Hasil analisis data statistik warna buah jambu madu pada daftar sidik jari varietas dapat dilihat pada Tabel 6. Gambaran umum daftar cetak varietas Uji organoleptik : warna buah jambu biji pada suhu ruang dan suhu lemari es.

Dari Tabel 6 terlihat bahwa penerapan Edible Coating memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap uji organoleptik terhadap warna buah jambu madu, baik disimpan pada suhu kamar maupun pada suhu lemari es. Data pengaruh aplikasi pelapisan buah jambu madu terhadap warna buah jambu madu dapat dilihat pada Tabel 7. Rangkuman daftar sidik jari pengujian perbedaan warna buah jambu madu menggunakan kromometer pada suhu ruangan dan suhu lemari es.

Dari Tabel 8 terlihat bahwa penerapan Edible Coating tidak memberikan pengaruh nyata terhadap uji warna buah jambu madu dengan Kromameter, baik disimpan pada suhu kamar maupun suhu lemari es. Data pengaruh aplikasi pelapisan pada buah jambu madu terhadap uji warna buah jambu madu menggunakan Kromameter dapat dilihat pada Tabel 9. Dari Tabel 9 dapat diketahui warna buah jambu madu pada suhu ruang dan suhu lemari es yang disimpan tergolong merah (18o - 54o).

Rangkuman daftar berbagai pengujian kandungan vitamin C buah jambu biji pada suhu ruangan dan suhu lemari es. Tabel 10 menunjukkan bahwa pengaplikasian Edible Coating tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kandungan vitamin C buah jambu madu, baik disimpan pada suhu ruangan maupun suhu lemari es. Data pengaruh pelapisan buah jambu madu terhadap uji kandungan vitamin C buah jambu madu disajikan pada Tabel 11.

Rangkuman daftar pengujian perbedaan kadar gula reduksi buah jambu biji pada suhu ruang dan suhu lemari es. Dari Tabel 12 terlihat bahwa penerapan Edible Coating memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap pengujian kadar gula reduksi buah jambu madu yang disimpan pada suhu ruang, sedangkan pengaruhnya tidak nyata pada yang disimpan pada suhu lemari es. Data pengaruh penerapan pelapisan buah jambu madu terhadap uji kadar gula reduksi buah jambu madu dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 3. Rataan  Susut  Bobot  Buah  Jambu  Madu  (%)  Sebagai  Akibat  Aplikasi  Edible Coating
Tabel 3. Rataan Susut Bobot Buah Jambu Madu (%) Sebagai Akibat Aplikasi Edible Coating

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Novalina, 2010. Pengaruh konsentrasi NaOH dan KOH terhadap laju deasetilasi kitin limbah cangkang udang, Jurnal Penelitian Kimia Vol. 1. Syarifuddin.2015. Laju Deasetilasi Kitosan dari Cangkang Moluska Darah dengan Penambahan NaOH Secara Bertahap. Jurnal Penelitian Kimia 1 (1). Pengaruh perbedaan konsentrasi ramuan pelapis makanan terhadap sifat kimia dan kerusakan mikrobiologis tomat (Lycopersium esculentum.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tahapan deproteinisasi menggunakan enzim protease pada kitin dari cangkang kepiting (Portunus Pelagicus). Pembuatan kitosan dari cangkang udang putih (Penaeus merguiensis) dan penerapannya sebagai pengawet alami udang segar. Penerapan pelapis makanan berbahan dasar tepung sagu dengan tambahan vitamin C pada paprika: Preferensi konsumen dan kualitas mikrobiologis.

2012. Pengaruh Perbedaan Jenis Lahan dan Penerapan Tanaman Terhadap Produksi Jambu Air Delima, Jurnal Ilmu Pertanian, Vol. 2011. Pemanfaatan kepala udang sebagai sumber pigmen dan kitin pada pakan ternak. Jurnal Industri Agribisnis dan Peternakan1(1).

Gambar

Tabel 1. Komponen Bioaktif Yang Terkandung Pada Aloe vera L.
Gambar 1. Struktur Kimia Kitosan   (Sumber :Roberts, 1992)
Tabel 2. Rangkuman  Daftar  Sidik  Ragam  Susut  Bobot  pada  Suhu  Ruang  dan  Suhu Kulkas
Tabel 3. Rataan  Susut  Bobot  Buah  Jambu  Madu  (%)  Sebagai  Akibat  Aplikasi  Edible Coating
+7

Referensi

Dokumen terkait

SIMPULAN Lama perendaman ekstrak bawang merah tidak berpengaruh nyata terhadap tanaman stek pucuk jambu madu deli hijau terhadap semua parameter pengamatan namun lama perendaman 2 jam