• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Layanan Perpustakaan Digital Menggunakan Sistem WALK THRU Untuk Mendukung Program Kampus Hijau

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Peningkatan Layanan Perpustakaan Digital Menggunakan Sistem WALK THRU Untuk Mendukung Program Kampus Hijau "

Copied!
43
0
0

Teks penuh

Pendahuluan

Latar Belakang

Permasalahan

Tujuan

Manfaat

Landasan Teori

  • Pengertian Perpustakaan
  • Pengertian Kualitas Pelayanan
  • Layanan Berbasis Pengguna
  • Program Kampus Hijau
  • Sistem Walk Thru

Kurangnya koleksi, kurangnya kualitas layanan yang dirasakan adalah beberapa faktor yang dikeluhkan pengunjung. Pelayanan yang dilakukan dengan benar sesuai dengan keinginan dan harapan pembaca akan memberikan dampak yang lebih baik bagi perusahaan. Menurut Kotler (1997:49) mengungkapkan bahwa kualitas pelayanan adalah ciri-ciri umum dan karakteristik dari suatu produk atau jasa yang mempengaruhi kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat.

Kualitas pelayanan yang baik sering dikatakan sebagai salah satu faktor terpenting bagi keberhasilan suatu perusahaan, karena dapat mendatangkan beberapa manfaat. Berdasarkan hasil sintesa berbagai penelitian, Tjiptono merumuskan enam kriteria persepsi kualitas pelayanan yang baik, yaitu sebagai berikut. Jika pelayanan yang diterima sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas pelayanan juga akan memuaskan.

Kelima karakteristik tersebut merupakan kesatuan dari suatu pelayanan terpadu dalam arti pelayanan tidak akan menjadi besar jika komponen-komponennya tidak ada. Menciptakan lingkungan kampus yang hijau dengan menjadikannya sebagai ruang yang nyaman untuk kegiatan belajar, penelitian, diskusi dan lain sebagainya merupakan keharusan mutlak bagi setiap kampus. Pengertian eco-campus/green campus dalam konteks pelestarian lingkungan bukan sekedar lingkungan kampus yang penuh dengan pepohonan hijau, atau kampus yang penuh dengan kehijauan, atau mungkin karena jaket kampus almamater yang dimaksud adalah green. , Tapi lebih dari itu. Ecocampus berisi sejauh mana warga kampus dapat secara efektif dan efisien menggunakan sumber daya yang ada di lingkungan kampus, misalnya dalam penggunaan kertas, perlengkapan kantor, penggunaan listrik, air, tanah, pengelolaan limbah, dll.

Pemusnahan sampah kertas dengan cara dibakar seperti yang biasa dilakukan bukanlah solusi dari permasalahan sampah, justru akan menimbulkan masalah baru berupa pencemaran udara, dengan keluarnya karbondioksida yang dapat mengakibatkan peningkatan dalam pemanasan global. Oleh karena itu, kami berharap tersedianya tong sampah di lingkungan kampus, serta upaya pemisahan antara sampah organik dan anorganik. Menggunakan konsep 4R (Reduce, Recycle, Reuse and Repair atau Recovery) merupakan pilihan yang tepat dan bijak dalam mengatasi masalah sampah, bahkan di lingkungan kampus sekalipun.

Hingga saat ini, terdapat kecenderungan banyak lahan di lingkungan kampus yang belum dimanfaatkan secara optimal bahkan cenderung terbengkalai atau dibiarkan sebagai lahan tidur atau ruang terbuang sia-sia. Selain itu, keberadaan vegetasi/tanaman dapat memberikan nilai estetika/keindahan tersendiri bagi lingkungan kampus. Oleh karena itu, efisiensi penggunaan air menjadi sangat penting bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk di lingkungan kampus.

Berbagai parameter/indikator sebagaimana diuraikan di atas pada dasarnya disusun atas dasar pertimbangan-pertimbangan ilmiah, khususnya yang berkaitan dengan fenomena alam dan fakta yang terjadi bahwa lingkungan hidup manusia saat ini sedang mengalami kemunduran dan kerusakan yang luar biasa, serta laju penyusutan sumber daya alam. sumber daya dengan intensitas tinggi yang wajar menyebabkan terjadinya Pemanasan Global. Oleh karena itu, program ini juga bertujuan untuk melestarikan lingkungan dan mendayagunakan sumber daya alam dan lingkungan, yang pada gilirannya diharapkan dapat mengurangi atau mengurangi pemanasan global.

Metode dan Teknik Penelitian

  • Metode Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Metode dan Teknik Analisis Data
  • Kerangka Berpikir

Jadi, kumpulan karya ilmiah yang disajikan adalah kumpulan karya ilmiah 3 tahun terakhir (di rak layanan), serta kumpulan karya ilmiah 3 tahun (tersedia). Setelah mencoba sistem Walk Thru, penulis sangat yakin pelayanan bagian karya ilmiah akan lebih optimal. Pertama, karena layanan Walk Thru bersumber dari koleksi yang berbentuk digital (file), maka terdapat pemanfaatan teknologi infrastruktur seperti komputer dan internet pada setiap pos layanan Walk Thru, mengerahkan sumber daya perpustakaan yang ahli dan berpengalaman seperti dan informasi sistem organisasi yang lebih terorganisir dalam basis data.

Penulis berpendapat bahwa gagasan layanan perpustakaan sistem Walk Thru merupakan inovasi yang belum diterapkan oleh perpustakaan di Indonesia. Hal ini terutama berkaitan dengan dampak dan efektifitas sistem layanan Walk Thru Perpustakaan dalam kaitannya dengan fungsi dan tugas Perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi penggunanya dan mendukung visi dan misi lembaga induknya, guna melihat apakah Walk Thru Melalui sistem pelayanan yang cukup efisien dan efektif diterapkan di Perpustakaan untuk menjangkau kampus.hijau. Peningkatan kualitas layanan di perpustakaan dengan pelayanan sistem Walk Thru menuju kampus hijau merupakan hal yang harus diperhatikan universitas dengan kualitas layanan yang tinggi, perpustakaan akan memiliki banyak pengunjung dan kemudian mendapatkan pengakuan dan penilaian oleh pihak perpustakaan. masyarakat.

Upaya peningkatan kualitas layanan dengan sistem layanan Walk Thru di perpustakaan tidak lepas dari aktivitas pustakawan sehari-hari. Sediakan anggaran khusus, jangan lupa cantumkan anggaran “Promosi Perpustakaan” dalam DIP (project checklist) Perpustakaan. Konsep penerapan program sistem Walk Thru terintegrasi diperlukan untuk kampus hijau dan membangun komitmen berkelanjutan untuk meningkatkan pelayanan dan kepedulian terhadap pengguna.

Kami perlu memperbarui dan memantau standar secara berkala agar kami dapat mengantisipasi perubahan layanan dengan layanan sistem Walk Thru dan mengembangkan tujuan layanan yang berkelanjutan. Penyajian layanan dengan sistem Walk Thru layanan, peraturan dan jam kerja perpustakaan serta pemberitahuan setiap perubahan. Selain komitmen perpustakaan terhadap layanan dengan sistem Walk Thru, tentu juga diharapkan komitmen pengguna perpustakaan.

Pengguna informasi/pembeli kemudian dapat mengambil pesanan mereka dan berjalan ke pintu keluar jalur Walk Thru (Gambar 3). 3 kiri = Berjalan melalui pos pengiriman di sebelah barat perpustakaan 3 Kanan = urutkan pos koleksi di sebelah timur perpustakaan. Upaya dari gagasan Walk Thru Service System di Perpustakaan UM untuk mewujudkan kampus hijau adalah membangun fasilitas baru untuk pelayanan pengunjung yang seharusnya dilakukan di dalam gedung dan diubah di luar gedung yaitu di Perpustakaan UM yang asri lokasi taman dengan pepohonan hijau.

Pembahasan

Kondisi Kekinian

Kondisi Layanan Perpustakaan UM saat ini mulai menunjukkan kepadatan pengguna yang ingin memenuhi kebutuhan informasinya. Tidak hanya dari dalam kampus sendiri, banyak pengguna dari luar universitas juga sangat tertarik dengan layanan perpustakaan. Pada bagian Karya Ilmiah (Disertasi, Tesis dan Disertasi) rata-rata jumlah pengunjung per hari adalah 200 orang, dengan jumlah petugas pada bagian tersebut sebanyak 4 orang pustakawan, kapasitas meja dan kursi baca hanya mampu menampung sekitar 84 orang. pengguna.

Demikian juga dengan sistem peminjaman dan fotokopi koleksi karya ilmiah tetap dicatat pada resi baca/fotokopi.

Solusi Yang Pernah Diterapkan

Sebelum disimpan, kumpulan karya ilmiah tersebut dipindai, tetapi hanya abstraknya, bukan teks lengkapnya. Perluasan area layanan Karya Ilmiah dan penambahan fasilitas meja baca/komputer belum selesai.

Perbaikan Solusi Terdahulu

Partisipasi

Tokoh masyarakat yang berpengalaman kemungkinan besar akan dimintai bantuan dalam meningkatkan kualitas layanan perpustakaan. Petugas di pos 1 (informasi pemesanan) akan segera mengidentifikasi informasi pemesanan dari pengguna sesuai dengan database yang tersedia di komputer pelayanan. Setelah user menyatakan informasi pemesanan sesuai dengan yang dibutuhkan, petugas di pos pemesanan segera mengirimkan detail pemesanan ke pos 2 (administrasi/keanggotaan) dan pos 3 untuk ditindaklanjuti.

Petugas di pos 2 (administrasi/keanggotaan) akan memproses administrasi pelanggan/pengguna yaitu identitas pengguna (kartu mahasiswa/pengajar/pegawai) jika pengguna berasal dari lingkungan kampus UM. Juga pada item 2, beberapa pengguna dikenakan biaya administrasi, untuk artikel atau majalah berbayar, dan biaya penggantian compact disk (CD) sebagai tempat menyimpan file informasi pesanan mereka. Di stasiun 3, petugas menyiapkan data pesanan dan melakukan proses penyimpanan data ke CD/CD.

Jika dilakukan di taman Perpustakaan UM, maka petugas di pos 1 (informasi pemesanan) akan segera mengidentifikasi informasi pemesanan dari pengguna sesuai dengan database yang tersedia di komputer layanan. Jika upaya permodelan ini benar-benar dilakukan di Perpustakaan UM, secara tidak langsung dapat mengubah pengembangan layanan ke arah yang baru, yakni berbasis ramah lingkungan.

Langkah Strategis Walk Thru

Penutup

Referensi

Dokumen terkait

“Pendapat Hakim Pengadilan Agama Marabahan Tentang Pembagian Wasiat Wajibah Untuk Anak Perempuan Dari Saudara Kandung Yang Meninggal Dunia Lebih Dahulu Dari Pewaris”. Dede

Pada penelitian sebelumnya telah banyak digunakan metode untuk klasifikasi penyakit hepatitis dengan teknik data mining, diantaranya penelitian yang dilakukan